Bahasa
Indonesia
Konvensi Naskah dan Sistematika Karya Tulis
Ilmiah
Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah
digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian.
Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari
bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama
dalam sebuah paragraf atau alinea. Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus
memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa,
sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik. Namun, ada hal yang lebih
penting dari semua hal yang telah diuraikan di atas. Sebuah karangan juga menuntut suatu
persyaratan lain yaitu persyaratan formal; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari
karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini
meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia
kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi naskah.
Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang
sudah lazim, dan sudah disepakati.
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara
formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu
karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-
formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-
syarat formalnya.
1) Pengertian Konvensi
Konvensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis yangmerupakan aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyenggaaraan Negara meskipun tidak tertulis.
Konvensi (convention) dapat merujuk pada:
2. Pengertian Naskah
Naskah merupakan salah satu objek kajian filologi, Naskah sendiri memiliki sedikit
perbedaan pengertian, tetapi tidak keluar dari pengertian pokoknya. Berikut dibahas
beberapa pengertian naskah menurut para ahli.
1) Menurut Poerwadarminta naskah adalah karangan tulisan tangan baik yang asli maupun
salinannya.
2) Menurut Djamaris naskah adalah semua peninggalan tertulis nenek moyang pada kertas
lontar, kulit kayu, dan rotan.
3) Menurut Baroroh-Baried naskah adalah semua bahan tulisan tangan dari bahasa latin
codex, jamaknya codies.
4) Menurut Baried naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan
pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau.
5) Menurut Onions naskah dapan dianggap padanan kata mautranskrip.
6) Dalam KBBI naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan.
7) Menurut Lala H.S. naskah adalah karangan yang ditulis tangan; karya tulis dengan
tangan atau diketik yang digunakan sebagai dasar pencetakan naskah itu.
Apabila kita pahami lebih jauh, naskah erat kaitannya dengan artikel karena naskah
merupakan bagian dari artikel. Selanjutnya artikel merupakan bagian dari karya tulis ilmiah.
Dengan demikian, karya tulis ilmiah terdiri dari berbagai naskah yang dimuat dalam artikel
baik hasil penelitian maupun nonpenelitian. Untuk membuat sebuah naskah yang baik,
sebelumnya kita harus membuat kerangka karangan terlebih dahulu. Dalam kerangka
karangan akan terlihat bab-bab, sub-sub bab yang mengandung ide-ide pokok dari suatu
naskah. Setelah itu pengembanganpun akan mudah dilakukan dan naskah yang dihasilkan
sistematis.
Selain hal di atas, dalam pembuatan naskah juga harus memperhatikan struktur
kalimat dan pilihan kata/diksi, agar naskah yangkita tulis itu jelas, teratur dan menarik untuk
di baca. Hal terpenting lainnya adalah naskah harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti
persyaratan formal. Persyaratan formal mensyaratkan naskah supaya bentuk atau wajah
tampak menarik dan indah. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan
kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan yang umum disebut
konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan
ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada
halaman judul:
1) Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ekonomi pada
3) Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk
Mahasiswa (NIM), misalnya:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
2. Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu
semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu
halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
3. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah
ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi
persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan
untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan
lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan.
Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata
letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara
margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademik pembimbing materi/teknis,
pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara
simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah
disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika
skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh
semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal
pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Adapun hal-hal yang perlu dihindari dalam penulisan lembar pengesahan adalah
sebagai berikut.
1) Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
2) Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
3) Tulisan melampaui garis tepi.
4) Menulis nama tidak lengkap.
5) Menggunakan huruf yang tidak standar.
6) Tidak mencantumkan gelar akademis.
4. Kata Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar
adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap
karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah
harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut:
1) Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
3) Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal
dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang
baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain
yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang
sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Adapun hal-hal yang harus dihindari pada saat penulisan kata pengantar adalah
sebagai berikut.
1) Menguraikan isi karangan.
2) Mengungkapkan perasaan berlebihan.
3) Menyalahi kaidah bahasa.
4) Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
5) Kurang meyakinkan.
6) Kata pengantar terlalu panjang.
7) Menulis kata pengantar semacam sambutan.
8) Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
5. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi
karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup
penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk
merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku
yang bersangkutan. Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun
tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang
digunakan.
6. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum
dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan:
judul gambar, dan nomor halaman.
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik
pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan
data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau
diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan
pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
a) Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas
dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-
bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan
dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan (manafsirkan)
dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis
perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi,
teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
b) Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk
mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif
atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata
kias sangat diperlukan). Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda,
menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku,
menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara
benar. Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf:
kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata
transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran
yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial).
3. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi
karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang
tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca
bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus
disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu
pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
1) Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan
argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan
perkembangan dalam tubuh karangan itu.
2) Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari
pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain).
6) Keterangan tambahan
a. Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu
dibalik.
b. Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk
menggantikan nama pengarang.
c. Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di
belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
d. Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
e. Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama
belakang pengarang.
2. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang
tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi
secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam
lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-
lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk
lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
3. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun
secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan
penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan
penggunaannya dalam pembahasan.
3. Absrak
Abstrak adalah versi tulisan (isi artikel) yang lebih pendek dan harus berisi semua
informasi yang dibutuhkan pembaca. Informasi tersebut meliputi: (1) tujuan penelitian; (2)
metodologi penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan; (3) hasil yang diperoleh; dan
(4) pentingnya dan/atau implikasi temuan penelitian. Karena pembaca seringkali hanya
4. Pendahuluan
Bagian ini mengkaji temuan dan simpulan dari penelitian sebelumnya untuk
membantu menjelaskan mengapa penelitian ini sangat menarik dan penting untuk dilakukan.
Pendahuluan disusun dari topik umum ke topik khusus, dan diringkas sedemikian rupa; tidak
perlu menggunakan elemen tertentu. Batasi diskusi pada konsep yang relevan. Kontribusi
penelitian penting juga harus disorot. Dalam paragraf terakhir pendahuluan harus ada
pernyataan tentang tujuan dan asumsi penelitian. Paragraf terakhir ini dapat berfungsi
sebagai penghubung ke bagian selanjutnya, yaitu metode. Aspek penting lainnya yang perlu
dipertimbangkan ketika mempersiapkan pendahuluan adalah penyertaan pustaka (kutipan).
Ada beberapa cara untuk membuat sitasi. Misalnya:
Riki (2020) menyatakan bahwa….
Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia (Riki, 2020)
6. Hasil
Pada kebanyakan jurnal ilmiah, penulisan hasil dan pembahasan dijelaskan secara
terpisah. Cara umum untuk melaporkan hasil adalah melalui tabel dan gambar. Gambar
termasuk di dalamnya adalah grafik, foto, diagram, diagram alur, dan informasi visual
7. Diskusi
Dalam bagian diskusi perlu dilakukan interpretasi terhadap hasil yang diperoleh. Di
mana posisi hasil penelitian kita dibandingkan dengan yang dipublikasikan sebelumnya?
Jika tidak kompatibel, mengapa? (Apakah data yang digunakan cukup kuat?) Apakah
penelitian kita menghasilkan sesuatu yang baru (novelty)? Apakah penelitian kita
mendapatkan hasil yang tidak terduga? Batas sampel, keunikan sampel, usia subjek, dll.
juga harus didiskusikan. Akhirnya, saran untuk penelitian yang akan dilakukan di masa
depan harus disebutkan.
8. Simpulan
Simpulan harus sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada kasus tertentu, simpulan
adalah bagian dari diskusi.
Daftar Pustaka
H.S, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.
Maryani, Yani, dkk. 2005. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Rukiati, E., Yasniwarti, Asis Saefudin, Badrudin, dan Yena Sumayana. 2014. Bahasa