ILMIAH
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Eksany Nur Fadilah
2. Endru Yuda Muslim
3. Giardo Nur Alfajianzah
4. Frans Liman Dibrata
A. Latar Belakang
Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya
penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam
menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam
penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang
memungkinkan proses penyampaian pesan yang besifat reproduktif dan
impersonal. Bahasa yang dipergunakan harus jelas dimana pesan mengenai
objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang
disampaikan sedemikian rupa sehingga si penerima betul-betul mengerti
akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika berfikir, tata bahasa yang
tidak cermat merupakan pencerminan dari logika berfikir yang tidak
cermat pula. Oleh sebab itu langkah pertama dalam menulis karangan
ilmiah yang baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar.
Demikian juga penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita
harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin
disampaikan.
Pernyataan ilmiah yang kita pergunakann dalam tulisan harus
mencakup beberapa hal. Pertama, harus dapat kita identifikasikan orang
yang membuat penyataan tersebut. Kedua, harus dapat kita identifikasikan
media komunikasi ilmiah dimana perrnyataan itu disampaikan apakah itu
makalah, buku, seminar, localkarya, dan sebagainya. Ketiga, harus dapat
kita identifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut
beserta tempat berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya
pernyataan ilmiah itu tidak diterbitkan melainkan disampaikan dalam
bentuk makalah untuk seminar atau lokalkarya maka harus disebutkan
tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang
berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain. Catatan kaki
dipergunakan sebagai pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan
penulis yang tercantum di dalam teks atau sebagai petunjuk sumber;
tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika
dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/
halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan; tempat menya-
takan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
Selain itu karya tulis ilmiah juga memiliki beberapa syarat. Seperti
harus ditulis secara sistematis, memiliki sistematika tertentu yang sudah
disepakati (Abidin, dkk, 2017). Abstrak merupakan salah satu bagian dari
karya tulis ilmiah yang harus ada. Mahmudi, 2013 mengungkapkan bahwa
abstrak merupakan bagian dari karangan ilmiah yang menungkapkan
penelitian secara singkat dan abstrak sehingga pembaca dapat mengetahui
isi penelitian dari bagian ini saja. Dijelaskan juga abstrak berisi latar
belakang masalah, teori utama yang digunakan, metode penelitian,
pengumpulan dan pengolahan data, hasil akhir penelitian. Kemudian
ditulis dalam satu halam, spasi satu, tidak terdapat identitas, terdapat kata
kunci tiga sampai empat kata kunci, disajikan dalam 200 kata dan dalam
bahasa Inggris. Abstrak biasanya memuat judul, masalah dalam penelitian,
tujuan, metode, dan hasil yang dilengkapi simpulan atau rekomendasi dari
hasil penelitian. Panjang intisari maksimal 300 kata dilengkapi tiga sampai
lima buah kata kunci. Abstrak harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris dengan mengikuti ketentuan yang sama.
Dalam suatu karya atau naskah ilmiah, abstrak biasanya
ditempatkan sesudah judul naskah dengan maksud untuk memberikan
gambaran secara ringkas tentang isi naskah. Oleh karena itu, abstrak sering
juga disebut ringkasan singkat (short summary). Informasi di dalam
abstrak diharapkan dapat memotivasi pembaca untuk membaca isi naskah
secara utuh. Dengan perkatan lain, abstrak diharapkan dapat menggoda
dan meyakinkan pembaca bahwa isi naskah itu menarik dan penting
dibaca. Isi abstrak memberikan informasi yang menjadi bahan
pertimbangan bagi pembaca untuk melanjutkan atau tidak membaca
keseluruhan isi naskah.
Dalam menulis karya tulis ilmiah yang menjadi masalah umum
adalah tidak lepas dari kesalahan penulisan. Kesalahan penulisan bisa jadi
merupaka kesalahan berbahasa atau kekeliruan berbahasa. Marhamah dan
Sabardila, 201) membedakan istilah kesalahan berbahasa (error) dengan
kekeliruan berbahasa (mistakes). Disebutkan bahwa kesalahan berbahasa
penyimpangan yang sitematis, konsisten dan mengambarkan kemampuan
seseorang pada tahap tertentu, sedangkan kekeliruan bahasa adalah bentuk
penyimpangan yang berada pada wilayah performa/perilaku bahasa.
Dalam hal ini akan dibahas pembahasan sistematik penulisan dari segi
abstrak dan teknik notasi ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penulisan abstrak yang baik dan benar?
2. Bagaimana teknik notasi ilmiah yang baik dan benar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana penulisan abstrak yang baik dan benar.
2. Untuk mengetahui bagaimana teknik notasi ilmiah yang baik dan
benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penulisan Abstrak
Disebutkannya abstrak sebagai ringkasan singkat (short summary)
menunjukkan bahwa abstrak memiliki kesamaan, tetapi juga berbeda dengan
ringkasan (summary). Kedua-duanya memberikan informasi kepada pembaca
tentang isi suatu naskah (buku, skripsi, tesis, disertasi, atau makalah). Dilihat
dari panjang atau jumlah katanya, abstrak lebih singkat yang berarti informasi
yang diberikan melalui abstrak lebih sedikit dibandingkan dengan ringkasan.
Perbedaan ini jelas terlihat dari penyajiannya; abstrak terdiri atas satu kalimat
dengan jumlah sekitar 200 kata, sedangkan ringkasan terdiri atas beberapa
paragraf yang panjangnya antara 10 - 25%. Ringkasan mendes kripsikan
gagasan-gagasan yang ada dalam naskah dengan susunan dan alur berpikir
seperti dalam naskah aslinya. Dengan membaca ringkasan, pembaca mungkin
merasa sudah mendapatkan informasi yang cukup tentang isi naskah tanpa
harus membaca keseluruhan isi naskah, kecuali untuk gagasan/bagian tertentu
yang dianggap perlu didalami lebih lanjut. Sedangkan abstrak tidak
memberikan isi gagasan yang lengkap serta tidak mengikuti sistematika dalam
naskah aslinya tetapi secara singkat memberikan pokok-pokok gagasan yang
dibicarakan dalam naskah aslinya.
Dilihat dari isinya, abstrak dapat dikategorikan ke dalama dua jenis:
(a) abstrak bersifat deskriptif dan (b) abstrak bersifat informatif.. Abstrak
deskriptif menggambarkan hanya tujuan dan ruang lingkup isi tulisan tetapi
tidak menyebutkan hasil dan kesimpulan isi tulisan. Sedangan abstrak yang
bersifat informatif memberikan penjelasan tentang latar belakang masalah,
masalah, pendekatan/metode, hasil, dan kesimpulan isi tulisan. Oleh karena
unsur-unsurnya lebih banyak, maka abstrak informatif lebih panjang dari
abstrak deskriptif. Tulisan-tulisan dalam jurnal ilmiah biasanya menggunakan
abstrak informatif.
Walaupun abstrak informatif terdiri atas satu paragraf dengan jumlah
sekitar 200 kata, informasi dalam abstrak diharapkan mencakup (a) latar
belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) pendekatan atau metode, (d)
hasil, dan (e) kesimpulan pembahasan. Masing-masing unsur itu disebutkan
secara ringkas tetapi mudah dipahami. Pertama, latar belakang masalah
menyebutkan situasi/kondisi yang menimbulkan masalah dan perlu untuk
dikaji secara ilmiah. Latar belakang ini hendaknya sungguh-sungguh aktual
dan menarik bagi pembaca yang dinyatakan dalam dua atau tiga kalimat.
Keberhasilan dalam menggambarkan latar belakang masalah itu dengan
menarik, mendorong pembaca meneruskan membaca abstrak sampai selesai,
dan keseluruhan isi n askah. Sebaliknya, kegagalan menarik perhatian
pembaca melalui latar belakang masalah ini, dapat membuat pembaca tidak
melanjutkan membacanya.
Kedua, rumusan masalah menyatakan hal pokok yang dibahas atau
pertanyaan yang akan dijawab dalam tulisan berikutnya. Masalah hendaknya
dirumuskan dengan singkat tanpa rincian, walaupun dalam isi tulisan masih
dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan. Sudah barang tentu rumusan
masalah terkait langsung dengan latar belakang masalah yang diuraikan
sebelumnya. Biasanya masalah tersebut dirumuskan hanya dalam satu kalimat
pendek.
Ketiga, pendekatan atau metodologi yang digunakan dalam mengkaji
masalah itu disebutkan yang utama saja , misalnya menyebutkan populasi
tetapi tidak menyebutkan teknik sampling dan jumlah sampel. Dalam
menuliskan tentang metodologi dihindari rumus-rumus statistik dalam
pengolahan dan analisis data, jadi sangat bersifat deskriptif dan singkat.
Keempat, hasil berisi inti jawaban atau temuan yang diperoleh dari
pembahasan yang dilakukan. Hasil hendaknya disebutkan secara nyata tetapi
tidak rinci dan kalau perlu dapat mencantumkan data kuantitatif. Hendaknya
tetap dijaga agar informasi singkat tentang hasil itu menimbulkan keinginan
pembaca mengetahui lebih rinci dan lengkap sehingga menggugahnya
membaca isi naskah secara lengkap. Apabila rumusan hasil dituliskan secara
lengkap dapat mengurangi motivasi pembaca membaca isi naskah secara
lengkap karena merasa telah mengetahui hasilnya dengan m,embaca abstrak.
Kelima, kalau hasil kajian menggambarkan temuan atau sintesis dari
pembahasan, maka kesimpulan menujukan arti dan implikasi hasil kajian.
Kesimpulan, termasuk saran yag diajukan atas dasar hasil / temuan kajian.
Sudah barang tentu kesimpulan menjawab pertanyaan atau masalah yang
dikemukakan sebelumnya. Mengingat ketentuan dalam menulis abstrak,
khususnya berkaitan dengan panjangnya abstrak, kesimpulan dirumuskan
secara padat tetapi menggambarkan inti kajian.
Uraian tentang latar belakang, masalah, pendekatan/metode, hasil, dan
kesimpulan disusun secara ringkas, terintegrasi, koheren, dan informatif dalam
satu paragraf yang utuh dan berdiri sendiri. Abstrak tidak memuat informasi
yang tidak terdapat dalam tulisan yang utuh dan ditulis setelah tulisan selesai
disusun. Oleh karena itu, sebelum menulis abstrak sebaiknya naskah
lengkapnya dibaca beberapa kali sehingga abstrak yang ditulis dapat
memberikan informasi yang utuh.
Uraian abstrak biasanya diikuti dengan pencantuman kata-kata kunci
yang berjumlah paling sedikit tiga kata/frase. Kata-kata kunci itu
mencerminkan konsep-konsep utama yang dibahas dalam tulisan itu. Tidak
harus setiap kata kunci tertera pada uraian abstrak tetapi harus terlihat pada isi
tulisan. Kata-kata kunci yang dimaksud adalah konsep bukan semua istilah
yang dipakai dalam tulisan itu.
Jurnal tertentu mempersyaratkan menuliskan abstrak setiap tulisan
dalam bahasa Inggris. Untuk memenuhi itu, penulis hendaknya menyusun
abstrak tersebut dengan menyusunnya dalam bahasa Inggris, bukan dengan
menerjemahkan versi bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris kata demi
kata. Juga hendaknya dihindari menerjemahkannya dengan menggunakan
Trans Tool, program komputer, karena hasilnya sangat buruk dilihat dari
pilihan kata dan kaidahkaidah bahasa Inggris.
Manfaat Kutipan
a. untuk menegaskan isi uraian
b. untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat
oleh penulis
c. untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang
lain sebagai milik sendiri
Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah pengambilan bagian tertentu dari tulisan
orang lain tanpa melakukan perubahan ke dalam tulisan kita. Syarat
kutipan langsung adalah sebagai berikut:
a. Tidak boleh melakukan perubahan terhadap teks asli yang dikutip
b. Menggunakan tiga titik berspasi [. . . ]jika ada bagian yang dikutip
dihilangkan
c. Menyebutkan sumber sesuai dengan teknik notasi yang digunakan.
d. Bila kutipan langsung pendek (tidak lebih empat baris) dilakukan
dengan cara :
- Integrasikan langsung dalam tubuh teks
- Diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks
- Diapit oleh tanda kutip
e. Bila kutipan langsung panjang (lebih dari empat baris) dilakukan
dengan cara”
- Dipisahkan dengan spasi (jarak antarbaris) lebih dari teks
- Diberi jarak rapat antarbaris dalam kutipan
12. Buku yang terdiri dari beberap jilid yang mempunyai judul umum
namun tiap jilid mempunyai subjudul sendiri.
Russell G. Davis (ed.), Planning Education ofr Development. Vol
II: Issues and Problem in the Planning of Education in Developing
Countries (Cambridge, Harvard University, 1980). P.p. 76.
13. Dokumen
RI, Undang-Undang Dasar 1945, Bab VII, Pasal 19, Ayat 1.
14. Situs Internet
Thorndike, R.L., History of Infleunces in Develompment of
Intelligence Theory & Testing,
(http://www.Indiana.edu/~intel/Thorndike.html), 1998, hal. 1.
Traditional Intelligence Theories,. (http://edweb.gsn.org/edref.mi.
hst.html), 2000, hal. 1 Report of Task Force established by Board
of Scientific Affairs of American Psychological Assciation,
(http://www.cycau.com/Organ/ Upstream/ IQ/apa/html),
20/08/2000, hal. 13
3. Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan rujukan penulis selama ia melakukan
dan menyusun penulisan baik sebagai penunjang maupun sebagai data.
Ada beberapa teknik penulisan daftar pustaka. Semua teknik yang dipilih
dapat menyesuaikan dengan pedoman yang kita pilih. Namun demikian
pada dasarnya daftar pustaka digunakan untuk pembantu pembaca
mengenal ruang lingkup penulis, memberikan informasi kepada pembaca
untuk memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap dan mendalam
daripada kutipan yang digunakan penulis, dan membantu pembaca
memilih refrensi dan materi dasar studinya.
Teknik penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut:
a. Baris pertama dimulai pada margin kiri, baris kedua dan
selanjutnya dimulai dengan 3 ketukan ke dalam.
b. Jarak antarbaris 1,5 spasi
c. Diurutkan berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga
penulis.
d. Jika penulis yang sama menulis lebih dari satu karya tulis yang
dikutip, nama penulis nama penulis harus ditulis berulang.
e. Urutan penulisan: nama penulis diawali nama keluraga penulis,
tahun terbitan, judul karya tulis dengan menggunakan huruf
kapital di awal kata, dan data publikasi berisi nama kota dan
nama penerbit karya yang dikutip
PENUTUP
1. Kesimpulan
Abstrak yang diperlukan melengkapi naskah untuk dimuat
dalam jurnal ilmiah, mempunyai persyaratan seperti panjang (jumlah
kata), isi, dan susunannya. Panjang abstrak berkisar 200 kata yang disusun
dalam satu paragraf yang terintegrasi. Berbeda dengan ringkasan, abstrak
memuat secara singkat tentang latar belakang, metode, hasil, dan
kesimpulan kajian yang disusun secara padat dan koheren.Oleh karena
panjang abstrak terbatas maka hasil dan kesimpulan kajian ditulis secara
padat dan singkat tetapi menarik untuk diketahui. Di samping itu, uraian
abstrak memuat kata-kata kunci isi yang menjadi bahasan dan naskah.
Walaupun telah tersebut dalam uraian abstrak, untuk mempertegas dan
menarik perhatian pembaca, kata-kata kuci itu disusun secara terpisah
pada akhir abtrak. Abstrak berfungsi untuk memberikan gambaran ringkas
tentang isi naskah dan disusun sedemikian rupa untuk menggugah
pembaca untuk membaca isi naskah secara keseluruhan.
Penulisan ilmiah baik berupa karya tulis maupun karya ilmiah
lainnya juga sangatlah luas untuk dipelajari yaitu mulai dari penyiapan,
struktur format, aturan penulisan sampai pada penggunaan gaya bahasa.
Namun hal yang sangat penting adalah latihan dan membiasakan diri
untuk menulis, karena menyampaikan teori penulisan sama saja dengan
menyampaikan teori cara berenang. Teori ini tidak akan dapat bermanfaat
apabila tidak langsung dipraktekan atau latihan. Dari latihan akan muncul
pengalaman-pengalaman dan akan semakin baik. Banyak buku yang
membahas teori penulisan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Pada
dasarnya, sekiranya kita menggunakan pernyataan orang lain dalam tulisan
kita, kutipan yang dipinjam itu dapat berupa “kutipan langsung” atau
“kutipan tidak langsung”. Kutipan langsung merupakan pernyataan yang
kita tulis dalam karya ilmiah dalam susunan kalimat aslinya tanpa
mengalami perubahan sedikit pun. Sedangakan dalam kutipa tidak
langsung kita mengubah susunan kalimat yang asli dengan susunan
kalimat kita sendiri.
2. Saran
Agar abstrak dapat memenuhi fungsinya, penulis hendaknya
meperhatikan ketentuan-ketentuan menyusun dan menulis abstrak
termasuk dalam pemilihan kata yang efisien dan tepat, penyusunan kalimat
yang syarat makna, penataan kalimat-kalimat menjadi sebuah paragraf
yang koheren. Hal yang juga sangat penting ialah penggunaan bahasa yang
baku serta komunikatif. Abstrak ditulis sesudah naskah selesai ditulis
secara lengkap dan perlu diperiksa kembali untuk melihat apakah abstrak
itu telah dapat menggambarkan isi pokok naskah secara singkat tetapi
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, Arsyad Maidar G., dan Ridwan, Sakura H. 1989. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
American Psychological Assosciation. 2001. Publication Manual of The
American Psychological Assosiantion. Ed. ke-5 Washingtn, D.C.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 2002. Penulisan Karangan Ilmiah. (Ed. Ke-2).
Jakarta: Akademika Pressindo.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende-
Flores: Penerbit Nusa Indah.
Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta : Puspa
Swara
Surisasumantri, Jujun S. 2000. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer Jakarta:
Sinar Harapan,
Turabian, Kate L. 1996. A Manual for Wrting of Term Papers, Theses, and
Disertation. (Ed. Ke 6). Chicago: The University of Chicago Press.
Akhadiah, Sabarti., Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1988. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta:
Grasindo.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Effendi, S. 1987. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende:
Nusa Indah.
Parera, J.D. 1982. Menulis Tertib dan Sistematis. Jakarta: Erlangga.
Ramlan,M. dkk. 1992. Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar.
Yogyakarta: Andi Offset.
Soeparno, Haryadi, dan Suhardi. 1997. Bahasa Indonesia untuk Ekonomi.
Yogyakarta: Ekonisia.