Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KARYA ILMIAH DAN CARA BERFIKIR ILMIAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh:

Widyastitin Hidayah (12690004)

Finda Setiani (12690011)

Fikri Addin Salimy (12690014)

Alif Nury (12690020)

Rois Sobri (12690041)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA

2012/ 2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya ilmiah merupakan suatu bentuk karya tulis yang bersifat ilmiah yang
disusun secara sistematis dan logis yang dibuat oleh seorang penulis atau peneliti.
Karya ilmiah mengungkapkan suatu kebenaran tentang suatu objek penelitian untuk
disampaikan kepada pembaca. Maka sudah umumnya suatu karya tulis ilmiah
mengangkat tema yang baru (aktual) atau belum pernah ditulis orang lain ataupun
kalau sudah pernah ditulis oleh orang biasanya bersifat penelitian lanjutan.

Sebagai orang yang berkecimpung di dalam dunia sains, ilmuan ataupun


mahasiswa dituntut untuk bukan hanya sekedar menerima ilmu tetapi juga memberi
sumbangan ke dalam dunia ilmu. Hal tersebut diwujudkan dengan melakukan
penelitian dalam berbagi bidang kehidupan kemudian menuliskan hasil penelitiannya
dalam sebuah laporan yang dikenal dengan istilah karya ilmiah. Dari hal tersebut ilmuan
ataupun mahasiswa secara otomatis dituntut untuk pandai dalam mengolah kata dan
data sehingga penelitian dapat tersampaikan secara formal di dalam lembaran-
lembaran kertas.

Di era sekarang banyak mahasiswa yang kesulitan dalam membuat karya ilmiah
terutama dalam hal mencari masalah dan dalam hal penulisan laporan yang tidak jarang
mahasiswa menghabiskan berratus-ratus lembar kertas karena kerangka laporannya
selalu ada kekurangan setelah diajukan ke pembimbing. Perlu adanya kepekaan
terhadap kondisi lingkungan sekitar dan informasi yang luas untuk dapat menentukan
tema yang baik dan aktual serta perlu kemampuan menulis termasuk pengetahuan
dalam wawasan bahasa Indonesia.
Hal-hal yang secara singkat diuraikan di atas melatarbelakangi terhadap
penulisan makalah ini selain dari sisi lain sebagai tugas dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia yang diberikan kepada tim penulis.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalh ini memuat rumusan makalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari Karya Ilmiah?


2. Apa-apa saja ciri-ciri dari Karya Ilmiah?
3. Bagaimana etika dan kode etik Karya Ilmiah?
4. Bagaimana teknik menyusun Karya Ilmiah?
5. Bagaimana sikap-sikap Ilmiah dalam penulisan Karya Ilmiah?
6. Apa-apa saja kendala dalam proses penulisan penelitian Karya Ilmiah?
7. Bagaimana menumbuhkan cara berfikir ilmiah?

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalh ini yaitu :
1. Membantu pembaca dalam masalah penulisan karya ilmiah
2. Melatih penulis dalam membuat karya tulis
3. Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Ilmiah
Karya Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan
hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Karya ilmiah juga biasa disebut
karangan ilmiah. Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang
baik dan benar. Menurut Dr. Wahyu Wibowo dalam bukunya yang berjudul Tata
Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah, karya ilmiah didefinisikan sebagai tulisan yang
didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian, dan perenungan dalam
bidang keilmuan tertentu: disusun menurut metode tertentu dengan penulisan
yang santun, baik, dan benar; atau, berdasarkan kaidah baku ragam bahasa tulis.

Berdasarkan dalam kajian permasalahnnya, karya tulis ilmiah dapat dibedakan


menjadi beberapa bentuk: (a) laporan penelitian, yaitu tulisan yang melaporkan
hasil percobaan, peninjauan, atau observasi sementara; (b) karya tulis akademik,
berupa skripsi, tesis, dan disertasi; dan (c) buku teks, yaitu diktat atau buku-buku
ilmiah yang digunakan sebagai penunjang bahasa ajar (Ekosusilo, 1991; Wibowo,
2008).

B. Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Ciri Karya Ilmiah meliputi :

1. Objektif.

Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap
pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.

Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas
dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun
kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak,
membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

3. Sistematis.

Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila


mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa
mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

4. Logis.

Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar
induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data
digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori
atau hipotesis digunakan pola deduktif.

5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).

Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus


faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang
emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti
orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan
perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

6. Tidak Pleonastis

Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-


katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

C. Etika dan Kode Etik Karya Ilmiah

Etika dan kode etik yang lazim ditumbuh budayakan dalam penulisan karya
ilmiah harus diikuti. Hak cipta dan paten dari segi hukum harus diikuti dan difahami
dengan baik. Penulis harus memahami etika penulisan karya ilmiah secara baik.
Kode etik adalah norma-norma yang telah diterima dan diakui oleh masyarakat dan
citivitas akademik perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini
berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan,
dan penyebutan sumber data ataupun informan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah, yaitu:

1. Istilah asing dicetak miring dan dituliskan dengan benar.


Misal: downlinknya –> downlink-nya.
2. Penggunaan kata “dimana”.
Misal:
…tehnik dimana digunakan (salah) ..tehnik yang digunakan (benar)
3. Sebaiknya tidak menggunakan kata ‘kita’,’saya’ (kata ganti orang) dalam karya
ilmiah. Misal: ...dapat kita asumsikan…(salah) …dapat diasumsikan …(benar)

4. Menggunakan kalimat pasif. Misal: dapat diasumsikan.

5. Persamaan diberi nomor sesuai bab dan urutan serta tidak dicetak tebal.
6. Gambar, tabel, persamaan, dan pernyataan/kutipan diberi sumber acuannya.
7. Kekonsistenan dalam penulisan.
Misal:
…perkembangan selular… (kalimat ke 2) …seluler…(kalimat ke 10)
8. Tulislah kata dengan lengkap. Misal: & –> dan yg –> yang
9. Singkatan diikuti kepanjangannya dan untuk kalimat berikutnya cukup
singkatannya saja.
Misal: MU (mobile unit)… (kalimat ke 3)
…perawatan perangkat MU tidaklah terlalu sulit. (kalimat ke 10)
10. Gunakan EYD

Misal: bilangan 10,000 km –> 10.000 km


…didapat… –> …diperoleh… …terdiri dari…–> …terdiri atas
11. Penggunaan huruf besar di awal kalimat. Penempatan titik (.) dan koma (,) yang
sesuai.
12. Ikuti tata cara/format penulisan karya ilmiah yang berlaku (yang dikeluarkan
oleh institusi)
misal:> ukuran margin> ukuran kertas> jenis huruf
13. Cek penulisan sebelum diserahkan

D. Teknik Menyusun Karya Ilmiah


Teknik penilisan karya ilmiah perlu mengikuti suatu aturan yang berlaku.
Terdapat dua cara yang dapat di¬ikuti, yaitu model Turabian (1973) dan model
American Psychological Association [APA] (1988). Model Turabian menggunakan
catatan kaki (footnote) untuk menunjukkan referensi, dan menggunakan istilah-
istilah ibid, op cit, dan loc cit. Model APA tidak menggunakan catatan kaki seperti
dalam model Tura¬bian, tetapi setiap referensi ditunjukkan oleh nama penulis dan
tahun penerbitan. Jika kutipan merupakan kutipan langsung, artinya kata demi kata
diambil dari sumbernya, ditunjukkan juga nomor halaman sumbernya.
1. Tata Tulis
Penulisan ilmiah di samping harus menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, juga harus dapat menggunakan bahasa itu sebagai sarana
komunikasi ilmu. Penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam
tulis-menulis, harus pula ditunjang oleh penerapan peraturan ejaan yang
berlaku dalam bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Yang Disempurnakan.
Di samping penggunaan bahasa, penulis dituntut untuk memenuhi persyaratan-
persyaratan tertentu yang berhubungan dengan teknik penulisan ilmiah.
Persyaratan itu menyangkut cara mengutip, cara membuat catatan kaki, cara
menyingkat catatan kaki, dan cara menyusun sumber bacaan menjadi daftar
bacaan.
2. Kutipan
Mengutip dari kutipan harus dihindari. Tetapi dalam keadaan ter¬paksa,
misalnya sulitnva menemukan sumber aslinya, mengutip dari kutipan bukanlah
merupakan suatu pelanggaran. Apabila seorang penulis terpaksa mengutip dari
kutipan, Ia harus bertanggung jawab terhadap ketidaktepatan dan
ketidaktelitian kutip¬an yang dikutip. Selain itu pengutip wajib mencantumkan
dalam catatan kaki bahwa Ia mengutip sumber itu dari sumber lain. Kedua
sumber itu dituliskan dalam catatan kaki dengan dibubuhi keterangan "dikutip
dari".
3. Catatan Kaki
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku,
sebagai penghargaan terhadap karya orang lain. Penomoran catatan kaki
dilakukan dengan menggunakan ang-ka Arab (l, 2, dan seterusnya) di belakang
bagian yang diberi ca-tatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda
baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau
seluruh tulisan. Namun sebaiknya untuk lebih efektif berurut untuk seluruh
tulisan. Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang
diberi keterangan (catatan kaki langsung) dan diteruskan de¬ngan teks, Unsur-
Unsur Catatan Kaki :

Untuk buku:

1. Nama pengarang (editor, penerjemah), ditulis dalam urutan diikuti koma


(,).
2. Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas) dan
digarisbawahi.
3. Nama atau nomor seri, kalau ada.
4. Data publikasi:
a. Jumlah jilid, kalau ada
b. Nomor cetakan, kalau ada
c. Kota penerbit, diikuti titik dua (:)
d. Nama penerbit, diikuti koma (,)
e. Tahun penerbitan c, d, e diletakkan diantara tanda kurung ( ... )
5. Nomor jilid kalau perlu
6. Nomor halaman, diikuti titik (.)

Untuk Artikel dalam Majalah Berkala:


1. Nama pengarang
2. Judul artikel, di antara tanda kutip(")
3. Nama majalah, digarisbawahi.
4. Nomor majalah jika ada.
5. Tanggal penerbitan.
6. Nomor halaman.
Catatn kaki singkat menggunakan “Ibid”, (Singkatan dari Ibidum, artinya
sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan
catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar,
digarisbawahi, diikuti titik ( . ) dan koma ( , ) lalu nomor halaman. “op. cit.”
(Singkatan dari opere citati, artinya dalam karya yang telah dikutip),
dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi
telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya: nama
pengarang, op. cit, nomor halaman. “loc, cit”. (Singkatan dari loco citati,
artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang
sama: nama pengarang loc. cit. (tanpa nomor halaman).

4. Daftar Pustaka
Daftar pustaka bermaksud mentabulasi atau mendaftarlcan semua
sumber bacaan baik yang sudah dipublikasikan seperti buku, majalah, surat
kabar, maupun yang belum dipublikasikan seperti paper, skripsi, tesis, dan
disertasi. Melalui daftar pustaka ini pembaca dapat mengetahui sumber-
sumber apa saja yang dipergunakan dalam penulisan karya ilmiah itu tanpa
membaca seluruh tulisan terlebih dahulu. Berdasarkan daftar pustaka itu
pembaca yang berpengalaman akan dapat mengira mutu pembahasan
tulisan tersebut, karena tujuan utama dari daftar pustaka adalah untuk
mengidentifikasikan karya ilmiah itu sendiri.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun pustaka:
a. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
b. Nama penulis diurut menurut abjad.
c. Gelar penulis tidak dicantumkan walaupun dalam buku yang dikutip
penulis mencantumkan gelar.
d. Daftar pustaka diletakkan pada bagian terakhir tulisan
e. Masing-masing sumber bacaan diketik dengan jarak baris satu spasi.
f. Jarak masing-masing sumber bacaan dua spasi.
g. Baris pertama diketik dari garis tepi (margin) tanpa indensi dan untuk
baris-baris berikutnya digunakan indensi empat ketukan

5. Sistematika Karya Ilmiah


Sistematika penulisan karya ilmiah bersumber dari Wikipedia Indonesia
yaitu sebagai berikut:
a. Bagian Pembuka
Cover
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Isi
b. Bagian Isi
Pendahuluan
Latar belakang masalah.
Perumusan masalah.
Pembahasan/pembatasan masalah
Tujuan penelitian.
Manfaat penelitian.
Pembahasan teori
Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
Pengajuan hipotesis
c. Metodologi penelitian
Waktu dan tempat penelitian
Metode dan rancangan penelitian
Populasi dan sampel.
Instrumen penelitian.
Pengumpulan data dan analisis data.
d. Hasil Penelitian

Jabaran varibel penelitian.

Hasil penelitian.

Pengajuan hipotesis.

Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil


yang didapatnya.

e. Bagian penunjang

Daftar pustaka.

Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.

Daftar Tabel

E. Sikap-Sikap Ilmiah dalam Menulis Karya Ilmiah


Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang
harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi
sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk
dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya,
kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau
mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang
lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan
keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham
atau tidak sesuai.
4. Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan
apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang
lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas
sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang
berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada
ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau
pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori
atau dalil yang ada.
7. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin
membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang
ilmunya.
F. Kendala dalam Penulisan Karya Ilmiah
Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah
sebagai berikut :

1. Salah dalam menyusun struktur pelaporan


2. Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak
(plagiat)
3. Salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan
4. Penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar
5. Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan
berkesan seenaknya sendiri)
6. Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang
berubah-ubah)

G. Cara Menumbuhkan Budaya Berfikir ilmiah


Berbagai usaha dapat dilakukan utntuk memunculkan budaya ilmiah yang dapat
bermanfaat dalam proses penyusunan karya ilmiah, diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan sikap berdaya kritis dan terbuka terhadap berbagai
permasalahan yang terjadi di lingkungannya
2. Membantu memberikan alternatif penyelesaian beberapa persoalan sosial
budaya seperti kenakalan remaja, dekadensi moral, dan lain-lain melalui
kegiatan penelitian
3. Membangun dan meningkatkan kesadaran bahwa kemajuan bangsa dapat
dicapai melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Meningkatkan kesedaran akan pentingnya pendidikan
5. Melestarikan lingkungan dan sumber daya alam yang ada
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan kepada penguraian yang ada dapat diambil kesimpulan bahwa


Karya Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-
hasil penelitian ilmiah yang disusun secara sistematis dan logis yang memenuhi tata
aturan bahasa tulis yang baik dan benar serta ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
oleh pihak tertentu.
Untuk melakukan penelitian ilmiah perlu ditumbuhkan sikap berfikir ilmiah
dengan bersikap kritis terhadap problematika yang muncul di lingkungan sekitar.
Dengan sikap berfikir ilmiah akan memudahkan seseorang dalam mencari tema atau
masalah untuk dijadikan suatu penelitian dan dilanjutkan dengan penulisan karya
ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai