Anda di halaman 1dari 25

DOSEN PENGAMPU

ROZA ALMUSTARI, M.Pd

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KARANGAN ILMIAH :KUTIPAN/ ACUAN ”

OLEH:

Kelompok 10

Kurnia wasiah (12210921523)

Putri amanda (12210921614)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI, SEMESTER 1/A FALKUTAS


TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN
SYARIF KASIM RIAU

1444 H /2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menserima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 9 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Makalah................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Ilmiah.................................................................... 3
B. Ciri-ciri Karya Ilmiah........................................................................ 3
C. Jenis-Jenis Karya Ilmiah.................................................................... 4
D. Etika Dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah................................... 9
E. Teknik Menyusun Karya Tulis Ilmiah............................................... 10
F. Sikap-Sikap Ilmiah............................................................................. 11
G. Berbagai Kendala Dalam Proses Penulisan Penelitian Karya Ilmiah 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................ 13
B. Saran.................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu
hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek
tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema
seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun,
tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah
sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian
lanjutan. Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan
sekadar menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi
(penyumbang) ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan
tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-
tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib
menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi
juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan
“menyanyi” saja, tetapi juga harus gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah
disini adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya
didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang
pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah
(paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan
penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan
penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan
(Azwardi, 2008: 111). Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan
karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2)
karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah. Yang
tergolong ke dalam karangan ilmiah - karangan ilmiah antara lain makalah,

1
laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain
adalah artikel, editorial, opini, feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan
non ilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan
naskah drama. Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda.
Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang
menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah
adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi
ilmiah berada diantara keduanya.
Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994: 90) memaparkan bahwa
ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut
pengelompokan itu, dikenal ragam karya ilmiah seperti; makalah, skripsi, tesis,
dan disertasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Karya Ilmiah
2. Apa-apa saja Ciri-ciri dari Karya Ilmiah
3. Apa-apa saja jenis-jenis dari Karya Ilmiah
4. Apa saja Definisi dan Jenis Kutipan
5. Apa saja Teknik Mengutip dalam Kutipan
6. Apa saja Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari karya ilmiah
2. Mengetahui ciri-ciri dari karya ilmiah
3. Mengetahui jenis-jenis dari karya ilmiah
4. Mengetahui Definisi dan Jenis Kutipan
5. Mengetahui Teknik Mengutip dalam Kutipan
6. Mengetahui Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Ilmiah


Menurut Brotowidjoyo (195:8-9), “Karya Ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan
yang baik dan benar”. Sementara menurut Eko Susilo, M. (1995:11), karangan
ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isinya dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya
atau keilmuannya.
Sementara itu, menurut Wikipedia bahasa Indonesia, karya ilmiah (scientific
paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
B. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu:
1. Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.
Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat
terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan
simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak
lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan substansi

3
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua
karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar
pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan
adanya abstrak.
3. Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan
dengan menggunakan gaya bahasa impersPonal, dengan banyak
menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama
atau kedua.
4. Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan
struktur yang baku.
C. Jenis-Jenis Karya Ilmiah
Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat
berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan
praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain
yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Adapun
jenis Karya Ilmiah adalah,

1. Makalah
Menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan.
Makalah adalah karya tulis ilmiah paling sederhana. Makalah, adalah
karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan atau menyajikan
suatu masalah, sebagai hasil penelitian data di lapangan yang bersifat
empiris-objektif atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu
pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara
tertulis oleh mahasiswa dan aturannya tidak seketad makalah para ahli

4
karena bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan dan kemudian dengan
tarikan teoritis; menggabungkan cara pikir deduktif-induktif atau
sebaliknya. 
2. Kertas Kerja
Kertas kerja adalah makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius,
biasanya disajikan dalam lokakarya. Kertas kerja pada prinsipnya sama
dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan
tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau
lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’
tersebut, kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi,
kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional,
empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
3. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasar pendapat orang lain dimana karya ilmiah yang ditulis berdasarkan
hasil penelitian lapangan, didukung data dan fakta empiris-objektif, baik
berdasarkan penelitian langsung; observasi lapangan atau penelitian di
laboratorium, atau studi kepustakaan dan dipertahankan di depan sidang
ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu
(S1) untuk memperoleh gelar Sarjana. Bobotnya 6 satuan kredit semster
(SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen
pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga
mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian
skripsi. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke
arah sumbangan material berupa penemuan baru.
4. Tesis
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi
pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim
penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis
mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya
secara analisis kristis. Karya tulis ilmiah ini sifatnya lebih mendalam

5
daripada skripsi. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu
atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuanbaru’. Tesis atau
Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian
dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi,
terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa
merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen,
mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil
kesimpulan dan rekomendasi. Dalam penulisannya dituntut kemampuan
dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak
sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen
pembimbing menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama
dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.
5. Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor
(PhD) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan
disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor
atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi adalah karya ilmiah yang
ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang
dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar
Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan
merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan
pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang
berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah. Disertasi
ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis
mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid
dengan analisis terinci. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan)
menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta
menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan
baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang

6
sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf
yang tinggi.
6. Artikel
Artikel, merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di
majalah, surat kabar, dan sebagainya. Artikel adalah sebuah karangan
prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu,
persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas.
Artikel merupakan: karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan
yang tak tentu panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan,
mendidik, atau menghibur; sarana penyampaiannya adalah surat kabar,
majalah, dan sebagainya; wujud karangan berupa berita.
Artikel mempunyai dua arti: (1) barang, benda, pasal dalam undang-
undang dasar atau anggaran dasar; (2) karangan, tulisan yang ada dalam
surat kabar, majalah, dan sebagainya. Tetapi, kita akan lebih jelas lagi
dengan penguraian Webster`s Dictionary yang mengartikan bahwa artikel
adalah a literary compositon in a journal (suatu komposisi atau susunan
tulisan dalam sebuah jurnal atau penerbitan atau media massa). Sejak
tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel
bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subjektif mengenai
masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang
mendukung pendapatnya.
7. Esai
Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan
makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi,
pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya.
Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain
semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai
analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain, sebuah esai tidak
hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman;
ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman

7
tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis
esai.
8. Opini
Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada
keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang
nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang;
apa yang dipikirkan seseorang; penilaian
9. Fiksi
Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa
kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak
boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik,
klimaks, setting dan sebagainya adalah hal-hal penting yang memerlukan
perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga data) yang
asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi memungkinkan
kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun sebuah ‘kebenaran’
yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan
kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki pengarang
fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi
pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan
tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi
makna. Para pendukung tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis,
dramawan dan kadang penyair pun sering dimasukkan ke dalam golongan
ini.

Karya ilmiah ada dua jenis, yaitu:


1. Karangan ilmiah, yaitu salah satu jenis karangan yang berisi
serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya.
2. Laporan ilmiah, yaitu suatu wahana penyampaian berita,
informasi, pengetahuan atau gagasan dari seseorang kepada orang
lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk

8
tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan
suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran
yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun
peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah.
Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah
yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan telnologi yang
sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu
dan dalam kesempatan tertentu.
D. Definisi dan Jenis Kutipan
1. Definisi Kutipan
Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan
mengutip pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan
gagasannya dengan menyampaikan gagasan para ahli. Oleh karena itu,
kutipan didefinisikan sebagai pinjaman kalimat atau pendapat dari
seorang pengarang atau ucapan seorang pengarang yang terkenal baik
dalam buku ataupun majalah (Keraf, 1994: 179).
2. Jenis Kutipan
Kutipan digolongkan menjadi dua jenis, antara lain:
a) Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan
mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi
kalimat dari sumber teks asli.
b) Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat yang
mengambil inti sarinya saja.
Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan
langsung dan tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda
berdasarkan cara mengutipnya, kutipan langsung secara utuh mengutip
teks yang akan dijadikan rujukan, sedangkan kutipan tidak langsung hanya
mengambil pokok pikiran atau inti sarinya saja.
F. Teknik Mengutip dalam Kutipan

9
Teknik mengutip digolongkan menjadi teknik mengutip berdasarkan
bentuknya dan ternik mengutip berdasarkan penulisan sumbernya.
1) Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
a. Kutipan Langsung
Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola
penulisan yang masing-masing pola ditentukan oleh banyaknya
teks yang dikutip. Untuk teks yang tidak lebih dari 4 baris,
maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.
b. Kutipan terintegarasi dengan teks;
c. Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip;
d. Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan
pun ditulis 2 atau 1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks
utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
2) Mencantumkan sumber referensi.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut. Pembelajaran sebagai
suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh Dimyati
dan Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran
merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional
untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar.“
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan
sebagai berikut.
1. Kutipan dipisahkan dari teks utama;
2. Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;
3. Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Strategi pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan
Sunendar (2009: 8) memiliki pengertian, Pola keterampilan pembelajaran
yang dipilih pengajar untuk melaksanakan program belajar keterampilan
berbahasa Indonesia. Program tersebut dirancang dapat diciptakan situasi
pembelajar yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas mental

10
dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan
berbahasa indonesia yang terdiri atas keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung
adalah teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan
seringkali justru gagasan yang ingin dikutip terletak di akhir atau bahkan
di tengah. Menulis semua teks tersebut tentu dapat menggangu konsentrasi
pembaca selain juga akan membuat halaman lebih banyak. Untuk
menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan adalah memberikan titik
elipsis atau tiga titik (...) pada bagian yang akan dihilangkan. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut
Aunurrahman (2009:34) adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar
dalam diri sendiri. Seorang dikatakan telah mengalami proses belajar
apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut,
maka dilakukan penghilangan seperti ini:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut
Aunurrahman (2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
b. Kutipan Tak Langsung
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini
bisa dilihat dari teknis penulisannya berikut.
1. Terintegarasi dengan teks utama;
2. Tidak diapit oleh tanda kutip;
3. Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi,
begitupun jika 1,5 atau 2 spasi;
4. Mencantumkan sumber kutipan.
Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka terlihat perbedaannya.
Perhatikan contoh berikut. Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan

11
(figure of thought) merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggaya bahasa
yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah kata-kata yang
mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna yang tersirat.”
c. Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya
Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
1. Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan
digunakan pada artikel atau karangan yang dimuat di koran ataupun
majalah yang tidak memungkinkan penulisan rujukan dengan pola
catatan kaki. Semua itu dilakukan karena body note memudahkan
dalam proses tata letak baik pada koran, majalah maupun buku. Hal ini
karena body note memiliki pola pengutipan yang terintegrasi dengan
teks.
Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup
ditulis nama akhirnya saja dan ditulis tanpa gelar. Untuk tahun terbit
yang ditulis adalah tahun terbit yang ada pada katalog buku yang lazim
ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini
adalah halaman teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman
karangan kita sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan
tanda kurung dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah
dengan dengan titik dua. Adapun, jika nama di dalam, maka didalam
tanda kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk kemudian
ditulis tahun serta halaman yang dijeda dengan titik dua. Perhatiakan
contoh berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan
bisa diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung
pada bagaimana penulis menetapkan sumber kutipan tersebut.
2. Catatan Kaki (Foot Note)
Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan
seprti pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun,

12
ada juga beberapa peneitian ilmiah yang menggunakan catatan kaki
daam menyampaikan sumber rujukannya.
Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk
mngetahui secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang
penulis. Hal ini dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki
menyerupai unsur dalam daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan
nomer petunjuk dan halaman. Perhatikan unsur catatan kaki dengan
penjelasannya sebagai berikut.
a. Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab
yang menggantung diatas dan berurutan secara
berkesinambungan. Dalam perurutan ini, ada dua cara yang
mengabaikan bab sehingga nomor petunjuk berurutan dari bab
1 sampai bab terakhir. Ada juga yang nomor petunjuknya
setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
b. Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan
dengan gelar yang tidak dicantumkan
c. Judul karangan
d. Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak
miring dan jika bersumber dari majalah, koran, atau internet
maka diapit dengan tanda kutip.
e. Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit.
Ketiga hal itu berada didalam tanda kurung dengan nama kota
diawal yang diikuti dengan titik dua untuk kemudian ditulis
nama penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit
dengan nama penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini
berbeda dengan sumber yang berasal dari jurnal, majalah atau
koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal, majalah, atau
koran tersebut dicetak miring diikuti oleh tanggal penerbitan.

13
Khusus untuk internet, hal yang disampaikan adalah nama
laman ( website) diikuti tanggal pengaksessan.
f. Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat
kata halam ini dengan hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti
oleh halaman referensi yang dirujuk. Setelah itu, barulah
kemudian diakhiri dengan tanda titik.
1. Contoh dari buku
Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008),
hlm. 5.
2. Contoh non buku
Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh
Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli,”Dikutip dari
http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari
2013.
Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12
Desember 2013.
Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan
dari internet adalah nama pengarang dalam laman yang di kunjungi
tidak ada. Jika tetap ingin dijadikan sebagai sumber rujukan, maka
pada nama pengarang cukup ditulis dengan istilah anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan
mencantumkan seluruh unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika
sumber kutipan yang dikutip lebih dari sekali. Maka, kutipan-
kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan istilah ibid.,loc. Cit, dan
op. Cit.
Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada
tempat yang sama. Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang
telah dikutip berasal dari sumber rujukan yang sama tanpa dijeda
oleh kutipan lain

14
Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman
tersebut berbeda. Jika halamannya sama, maka cukup ditulis
dengan Ibid.
Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti pada karya yang
telah dikutip. Sedangkan Loc. Cit. Berarti pada tempat yang telah
dikutip. Dengan demikian jelas secara harfiah bahwa Op. Cit.
Diunakan jika ada kutipan yang berasal dari buku dengan sumber
yang sama, akan tetapi akan dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc.
Cit. Digunakan jika ada kutipan yang sama dan berasal dari bukan
buku yakni bisa jurnal, majalah, koran, maupun internet, akan
tetapi telah dijeda oleh kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:
1. Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran
Kelompok, (Bandung: Alfabeta,2009) hlm. 17
2. Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and
(CIRC)”diunduh dari http://gurupkn.wordpress.com pada
tanggal 10 Januari 2013.
3. Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.
4. Kiranawati, Loc. Cit.
Dari contoh tersebut, nomor 3 merupakan rujukan yang bersumber
dari buku dan merujuk pada buku Isjoni. Nama dalam Op. Cit.
Maupun Loc. Cit. Harus ada agar tidak tertukar dengan rujukan
lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan kedua puluh lima,
maka jika dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu pembaca
akan kebingungan. Adapun Loc. Cit. Mengapa tidak ada
halamannya, ini disebabkan karena memangdalam internet tidak
ada jumlah halaman. Hal yang sama bisa saja terjadi pada Op. Cit.
Jika halaman yang dirujuk ternyata sama dengan kutipan
sebelumnya.
G. Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan

15
Membuat karangan bukan hanya menyampaikan beberapa pendapat ahli untuk
kemudian digabungkan antara satu pendapat dengan pendapat lain. Hal ini bila
dilakukan, maka karya tersebut akan terlihat dangkal, Sebab, dengan demikian
apa bedanya dengan guru yang menugaskan siswanya untung mengkliping?
Hal inilah yang sering terjadi pada mahasiswa yang sedang menyusun
skripsinya atau menulis pemula.
Karangan yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat
ahli mengenai suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi
berdasarkan cara pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog
intelektual anatara sumber rujukan dengan penulis. Berikut ini akan
disampaikan beberapa kiat yang akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Menerangkan Kutipan
Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk membahas
kembali kutipan yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan
mengkaaitkan antara kutipan dengan pembahasan yang dibahasnya.
Perhatikan contoh berikut.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua
pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran)
yang bersifat arbitrer. Dari pendapat ini jelas bahwa bahasa merupakan
alat komunikasi primer yang ditandai dengan bunyi dan itu hanya
dihasilkan oleh alat ucap manusia, bukan hewan. Adapun bunyi itu
bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan antara bhasa dengan
benda yang disimbolkannya.
2. Memperkuat Gagasan dengan Kutipan
Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka
sebaliknya dalam memperkuat gagasan ini, kutioan diletakkan setelah
pendapat penulis. Sehingga kutipan tersebut seakan-akan menjadi dall

16
pembenaran atas pendapat penulis. Sebagai contoh, perhatika paragraf
ini:
Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Manusia akan mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi tanpa adanya bhasa. Dapat dilihat bagi
mereka yang tunarungu dan wicara. Mereka hanya bisa menggerakkan
tangan untuk memberikan bahasanya. Dari sini, dapat disimpulkan
bahwa bahasa merupakan alat primer untuk berkomunikasi. Hal ini
senada dengan pendapat Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), yang
memberikan pengertian bahasa menjadi dua. Pengertian pertama
menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang perpergunakan simol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
3. Menyimpulkan Beberapa Kutipan
Dalam menyimpulkan beberapa kutipan, syarat utamanya adalah
kutipan-kutipan tersebut harus satu satu konsep atau sederajat sehigga
memungkinkanpenyampulan. Hal ini terjadi pada penjabaran
mengenai definisi yang biasanya tidak cukup dengan satu kutipan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Pengertian bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1),
dibagi menjadi dua. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran)
yang bersifat arbitrer. Adapun menurut Santoso (1990:1), bahasa
adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara
sadar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat
komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan alat
ucap manusia yang dilakukan secara sadar dengan simbol-simbol yang
bersifat arbitrer.
4. Membandingkan Beberapa Kutipan

17
Untuk membandingkan beberapa kutipan sebetulnya hampir sama
dengan menyimpulkan yakni konsep sama. Namun dalam
membandingkan beberapa kutipan ini, dari kesamaan tersebut penulis
dituntut untuk mengidentifikasikan perbedaan yang ada antara satu
kutipan dengan kutipan lain. Jadi yang dibandingkan adalah persamaan
dan perbedaan. Perhatikan contoh berikut:
Pengertian bahasa menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Hal ini
sedikit berbeda dengan yang disampaikan oleh Wibowo (2001:3), yang
menyampaikan definisi bahasa sebagai sebagai sistem simbol bunyi
yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang
bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasa
bunyi yang yang dihasilkan oleh perasaan dan pikiran.
Pendapat Wibowo senada dengan Keraf dalam Smarapradhipa
(2005:1), yang memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama
menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Dalam penulisan - penulisan ilmiah −baik penulisan artikel -artikel
ilmiah, karya-karya tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi−
seringkali dipergunakan kutipan -kutipan untukmenegaskan isi uraian,
atau untuk membuktikan apa yang dikatakan.Kutipan adalah pinjaman
kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan
seseorangyang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah. Selain itu kutipan jugadapat diambil dalam bentuk
lisan misal melalui media elektronika seperti TV, radio, internet,
danlain sebagainya.
Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah
karangan.Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah

18
mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya.
Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah
mengambilkarangan-karangan atau pendapat orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat tersebut dari diri
sendiri.Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat
pembuktian, dan kejujuranmenggunakan sumber penulisan. Kutipan
merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam penulisan karya
ilmiah. Dalam penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti
oleh setiap penulis karya ilmiah tanpa kecuali.Dengan menggunakan
kutipan, seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk
menyelidikisuatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh
penulis lain, penulis cukup mengutip karyaorang lain tersebut.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB II, maka dapat
disimpulkan bahwa, karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang baik dan
benar.Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti diketahui oleh
calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah
yang akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling tidak harus
mengetahui etika dan kode etik dalam penulisan karya ilmiah, tehnik penyusunan
karya ilmiah yang baik dan benar dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah
serta harus menjalani dan menerima berbagai kendala dan masalah dalam proses
penulisan karya ilmiah, karena itu merupakan suatu pemebelajaran ketika akan
membuat karya ilmiah yang kedua ketiga dan selanjutnya. Karya ilmiah
mempunyai beberapa jenis seperti, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi,
artikel, esai, opini, dan fiksi. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara
lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk
mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta
untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.

20
Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan
mengutip pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya
dengan menyampaikan gagasan para ahli. Kutipan dibagi menjadi kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung. Teknik mengutip dalam kutipan diantaranya
teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan teknik mengutip berdasarkan
penulisan sunbernya yang didalamnya terdapat body note dan foot note. Kiat-kiat
dalam mengutip diantaranya menerangkan kutipan, memperkuat gagasan dengan
kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan membandingkan beberapa kutipan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan
dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan
dan masukan yang bersifat membangun.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiahdemosainscreative.wordpress.com/
2009/02/23/tata-cara-penulisan-karya-ilmiah/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-jenis-
karya-ilmiah-sikap-ilmiah-dan-kesalahan-dalam-penulisan-ilmiah/ hakikat
karya ilmiah, ciri-ciri, jenis karya ilmiah, sikap ilmiah dan kesalahan
dalam penulisan ilmiah. Maret
hamdanimulya.2010.pengertiankaryailmiah.http://www.capeds.co.cc/2010/04/
pengertian-karya-ilmiah.html. selasa, 27 april 2010
rosmini S.Pd sihombing di. Definisi
karyailmiah.http://sihombingruben.blogspot.com/2010/03/definisi-karya-
ilmiah.html.rabu, 10 maret 2010
http://14april92.blogspot.com/2012/01/makalah-karya-tulis-ilmiah-
bindonesia.html
Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru,
Dosen, Praktisi dan Umum). Jakarta: PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai