Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KARYA ILMIAH

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA


DOSEN PENGAMPU: Dr.SARMADAN,S.Pd.M.Pd.

DISUSUN OLEH :

1. Fazri Kartika Astuti (C1A022015) 6. Herwin Simbolon (C1A02201)


2. Cesilia Barnabas (C1A022083) 7. Genta Mulya
Dharma(C1A022101)
3. Herlina Limbong (C1A022094) 8. Billy Sebastian (C1A022135)
4. Rojelita Catrina Simarmata (C1A022171) 9. Luthfi Fadhulah (C1A022149)
5. Radika Putra Darmansyah (C1A022114)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jambi,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Makalah................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Ilmiah.................................................................... 3
B. Ciri-ciri Karya Ilmiah........................................................................ 3
C. Jenis-Jenis Karya Ilmiah.................................................................... 4
D. Etika Dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah................................... 9
E. Teknik Menyusun Karya Tulis Ilmiah............................................... 10
F. Sikap-Sikap Ilmiah............................................................................. 11
G. Berbagai Kendala Dalam Proses Penulisan Penelitian Karya Ilmiah 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................ 13
B. Saran.................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu
hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek
tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema
seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun,
tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah
sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian
lanjutan.Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar
menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang)
ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya
dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah.
Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara
menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik
penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan “menyanyi” saja,
tetapi juga harus gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah
mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau
kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan
penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan
pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya
semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan ( Azwardi, 2008 :
111). Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut
bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2) karangan semi ilmiah atau
ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah. Yang tergolong ke dalam karangan
ilmiah - karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi;

1
yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini,
feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot,
opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel,roman,dan naskah drama.Ketiga jenis
karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki
aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak
terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantara
keduanya.
Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 90) memaparkan bahwa
ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut
pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis,
dan disertasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Karya Ilmiah
2. Apa-apa saja Ciri-ciri dari Karya Ilmiah
3. Apa-apa saja jenis-jenis dari Karya Ilmiah
4. Bagaimana etika dan kode etik Karya Ilmiah
5. Bagaimana tehnik menyusun Karya Ilmiah
6. Bagaimana Sikap-sikap Ilmiah dalam penulisan Karya Ilmiah
7. Apa-apa saja kendala dalam proses penulisan penelitian Karya Ilmiah

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari karya ilmiah
2. Mengetahui ciri-ciri dari karya ilmiah
3. Mengetahui jenis-jenis dari karya ilmiah
4. Mengetahui bagaimana etika dan kode etik karya ilmiah
5. Mengetahui bagaimana tehnik menyusun karya ilmiah
6. Mengetahui bagaimana sikap-sikap ilmiah dalam penulisan karya ilmiah
7. Mengetahui kendala-kendala dalam proses penulisan penelitian karya
ilmiah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Ilmiah


Kata ilmiah‖ dalam berbagai kesempatan seringkali dipandang sebagai sesuatu
yang rumit, terbatas, milik pihak tertentu dan tentu saja sulit dilakukan. Temu
ilmiah, misalnya terbatas pada ahli-ahli dalam bidang tertentu. Karya ilmiah juga
sering dipahami sebagai karya yang dihasilkan oleh pihak-pihak tertentu yang
sudah memiliki kader keilmuan tertentu pula. Para penulis karya ilmiah biasanya
pakar atau ahli dalam suatu bidang tertentu. Para guru, karena dalam beberapa hal
membatasi diri, seperti sulit memasuki wilayah ini, sehingga setiap kali mengikuti
seminar atau pelatihan karya ilmiah tidak dipandang sebagai bagian dari dunianya.
Padahal guru adalah ilmuwan yang ahli pada bidangnya dan diharuskan
menghasilkan karya pada bidang tersebut. Padahal dunia keilmuan pada level
manapun mengandung kadar keilmiahan dan dapat diraih oleh siapa pun sesuai
dengan bidangnya. Dengan kata lain, karya ilmiah sesungguhnya harus menjadi
bagian dari keseharian para guru sebagai seorang ilmuwan. Karya tulis ilmiah
adalah sebuah karya tulis yang disajikan secara ilmiah dalam sebuah forum atau
media ilmiah. Karakteristik keilmiahan sebuah karya terdapat pada isi, penyajian,
dan bahasa yang digunakan. Isi karya ilmiah tentu bersifat keilmuan, yakni
rasional, objektif, tidak memihak, dan berbicara apa adanya. Isi sebuah karya
ilmiah harus fokus dan bersifat spesifik pada sebuah bidang keilmuan secara
mendalam. Kedalaman karya tentu sangat disesuaikan dengan kemampuan sang
ilmuwan. Bahasa yang digunakan juga harus bersifat baku, disesuaikan dengan
sistem ejaan yang berlaku di Indonesia. Bahasa ilmiah tidak menggunakan bahasa
pergaulan, tetapi harus menggunakan bahasa ilmu pengetahuan, mengandung hal-
hal yang teknis sesuai dengan bidang keilmuannya. Namun, terlepas dari semua
kerumitan dan nuansa-nuansa ―seram‖ yang diciptakan di kepala guru,
sebetulnya penulisan karya ilmiah merupakan kegiatan yang sama dengan proses
penulisan pada umumnya. Kegiatan menulis pada dasarnya kegiatan

3
menyampaikan atau menyajikan gagasan atau pikiran, informasi, kehendak,
kepentingan dan berbagai pesan kepada pihak lain dalam bahasa tulis. Kegiatan
menulis karya ilmiah tentu dipahami sebagai kegiatan menyampaikan
pengetahuan dan temuan baru dalam suatu bidang ilmu dalam bahasa tulis. Karya
ilmiah juga biasanya menggunakan media ilmiah, seperti jurnal ilmiah atau forum
ilmiah. Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak
kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika) (DeProter, 1999:179). Peran otak
kanan (emosi) dalam kegiatan menulis adalah memberikan semangat, melakukan
spontanitas, memberi warna emosi, memberikan imajinasi, membuat gairah,
memberikan nuansa unsur baru, dan memberikan corak kegembiraan dalam
tulisan sedangkan peran otak kiri (logika) dalam menulis adalah membuat
perencanaan (outline), menggunakan tatabahasa, melakukan penyuntingan,
mengerjakan penulisan kembali, dan melakukan penelitian tanda baca. Camel
Bird (2001:32) menyatakan bahwa seorang penulis di depan komputer itu ibarat
kucing yang terperangkap di balkon; mereka kadang menulis paling baik ketika
mereka terjebak dalam bahaya, menjerit untuk menyelamatkan hidup mereka. Jika
saya mengurung siswa-siswa saya di balkon, kadang saya mendapat hasil berupa
suara mereka. Sebuah karya tulis yang baik tentu yang komunikatif, maksudnya
pesan yang disampaikan dipahami pembaca sebagaimana maksud si penulis.
Tulisan yang komunikatif disampaikan melalui bahasa-bahasa yang tersusun
sistematis, mudah dicerna, tidak berteletele, dan tidak bermakna ganda (ambigu).
Menulis karya ilmiah, dengan bahasa lain, adalah menyusun kalimat-kalimat
bermakna dalam sebuah rangkaian informasi yang berguna untuk pembaca.
Mengingat semua ilmuwan –termasuk guru—memiliki pemikiran dan gagasan
keilmuan, maka menulis karya ilmiah menjadi keniscayaan bagi seorang guru.
Guru harus melakukan proses kreatif ini dan menyampaikan setiap temuan atau
masalah yang dihadapi di ruang kelas atau proses pembelajaran dalam sebuah
karya yang keilmiahannya dapat dipertanggungjawabkan. Bagi guru, seharusnya,
menulis karya ilmiah menjadi sebuah kebutuhan mengingat dengan cara inilah
para guru dapat mengomunikasikan gagasan dan persoalan pembelajaran yang
setiap hari digelutinya. Karya ilmiah seharusnya bukan pekerjaan yang ditakuti

4
atau dijauhi, mengingat setiap guru membutuhkan berkomunikasi akademik.
Karya tulis ilmiah tidak selamanya berawal dari hasil penelitian. Karya tulis
ilmiah juga dapat dihasilkan dari pemikiran-pemikiran mendalam yang dilengkapi
dengan kajian kepustakaan.
B. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Dari apa yang telah kita ketahui bahwasannya karya ilmiah merupakan karya yang
disusun dengan memperhatikan dan menggunakan prinsip prinsip keilmuan.
Karya ilmiah sendiri bisa berupa makalah, artikel ilmiah, laporan akhir, naskah
publikasi, laporan penelitian, laporan penelitian. Namun tentunya dari masing
masing jenis karya ilmiah tersebut jelas bahwa antara karya ilmiah yang satu
berbeda dengan yang lainnya. Dapat dikatakan bahwasannya ada dua pandangan
tentang pengertiannya. Yaitu, bahwa karya ilmiah mesti didasarkan pada
penelitian dan bahwa karya ilmiah tidak harus didasarkan pada hasil penelitian
asal berupa suatu analisis yang tajam atau hasil pemikiran yang serius dan
dikerjakan oleh ahlinya.

Karya ilmiah memiliki beberapa kriteria ataupun ciri ciri, sebab ciri ciri yang ada
ini akan menjadi struktur khas dan unik dari karya ilmiah tersebut. Adapun ciri
ciri dari karya ilmiah yaitu:

1. Mengacu pada teori yang kemudian disajikan sebagai landasan berpikir


didalam pembahasan masalah.
2. Menggunakan bahasa yang lugas, yang dimaksud adalah tidak emosional
dan dipastikan bermakna tunggal.
3. Logis, sebab disusun dengan berdasarkan urutan yang konsisten dan sesuai
dengan hasil penelitian atau pengkajian yang dilakukan.
4. Efektif, sebab dibuat ringkas dan juga padat.
5. Efisien, yang dimaksud adalah sangat teliti dalam pemilihan kata dan
hanya mempergunakan kata kata yang mudah dipahami dan langsung ke
pembahasan atau inti pembahasan saja.

5
6. Objektif atau berdasarkan dengan fakta yang ada, karena setiap informasi
yang ditulis dan disajikan di dalam karya tulis ilmiah ini adalah hasil dari
penelitian dan tentunya bisa dibuktikan.
7. Sistematis, sebab penyusunan dari bagian satu ke bagian yang lainnya
akan mengikuti standar yang ada, setiap langkah direncanakan secara
terkendali, konseptual dan procedural. misalnya dimulai dari bagian satu
ke bagian yang lainnya. Bagian yang lainnya akan mengikuti standar yang
ada. Misalnya dimulai dari pembahasan masalah, metodepenelitian, hasil
penelitian, dan kesimpulan.

Berdasarkan ciri ciri karya ilmiah yang ada, dapat disimpulkan bahwasannya
karya tulis baru bisa disebut dengan karya tulis itu jika memenuhi ciri ciri yang
ada. Penyusunan untuk ciri ciri ini tidak bisa asal menulis saja, perlu didahului
dengan penelitian dan mencatat hasilnya lalu dituangkan ke laporan ilmiah.

C. Jenis-Jenis Karya Ilmiah


Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat
berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan
praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain
yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Adapun
jenis Karya Ilmiah adalah,

1. Makalah
Menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan.
Makalah adalah karya tulis ilmiah paling sederhana. Makalah, adalah
karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan atau menyajikan
suatu masalah, sebagai hasil penelitian data di lapangan yang bersifat
empiris-objektif atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu
pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara

6
tertulis oleh mahasiswa dan aturannya tidak seketad makalah para ahli
karena bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan dan kemudian dengan
tarikan teoritis; menggabungkan cara pikir deduktif-induktif atau
sebaliknya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan Ketika akan Menyusun kerangka
makalah.
A.Menentukan tema karya tulis
B.Pendahuluan
1.Latar belakang masalah
2.Perumusan masalah
3.Tujuan penelitian
C.Isi
D.Penutup
1.Kesimpulan
2.Saran

2. Kertas Kerja
Kertas kerja adalah makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius,
biasanya disajikan dalam lokakarya. Kertas kerja pada prinsipnya sama
dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan
tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau
lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’
tersebut, kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi,
kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional,
empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimwwwwpulan, atau
kemanfaatannya.
3. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasar pendapat orang lain dimana karya ilmiah yang ditulis berdasarkan
hasil penelitian lapangan, didukung data dan fakta empiris-objektif, baik
berdasarkan penelitian langsung; observasi lapangan atau penelitian di

7
laboratorium, atau studi kepustakaan dan dipertahankan di depan sidang
ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu
(S1) untuk memperoleh gelar Sarjana. Bobotnya 6 satuan kredit semster
(SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen
pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga
mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian
skripsi. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke
arah sumbangan material berupa penemuan baru.
4. Tesis
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi
pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim
penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis
mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya
secara analisis kristis. Karya tulis ilmiah ini sifatnya lebih mendalam
daripada skripsi. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu
atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuanbaru’. Tesis atau
Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian
dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi,
terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa
merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen,
mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil
kesimpulan dan rekomendasi. Dalam penulisannya dituntut kemampuan
dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak
sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu
dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada
dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan
mandiri.
5. Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor
(Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan
disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor

8
atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi adalah karya ilmiah yang
ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang
dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar
Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan
merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan
pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang
berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah. Disertasi
ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis
mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid
dengan analisis terinci. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan)
menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta
menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan
baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang
sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf
yang tinggi.
6. Artikel
Artikel, merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di
majalah, surat kabar, dan sebagainya. Artikel adalah sebuah karangan
prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu,
persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas.
Artikel merupakan: karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan
yang tak tentu panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan,
mendidik, atau menghibur; sarana penyampaiannya adalah surat kabar,
majalah, dan sebagainya; wujud karangan berupa berita.
Artikel mempunyai dua arti: (1) barang, benda, pasal dalam undang-
undang dasar atau anggaran dasar; (2) karangan, tulisan yang ada dalam
surat kabar, majalah, dan sebagainya. Tetapi, kita akan lebih jelas lagi
dengan penguraian Webster`s Dictionary yang mengartikan bahwa artikel
adalah a literary compositon in a journal (suatu komposisi atau susunan
tulisan dalam sebuah jurnal atau penerbitan atau media massa). Sejak

9
tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah artikel
bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau pendirian subjektif mengenai
masalah yang sedang dibahas disertai dengan alasan dan bukti yang
mendukung pendapatnya.Langkah Langkah Menyusun paragraf dalam
artikel:
A.menentukan judul artikel
B.menentukan topik permasalahan
C.menentukan tujuan penulisan artikel
D.menentukan jenis artikel yang akan di tulis
E.membuat kerangka paragrafnya
F.membuat paragraf pembukanya
G.membuat paragraf pengembangannya
H.membuat paragraf penutupnya
7. Esai
Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan
makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi,
pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya.
Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain
semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai
analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain, sebuah esai tidak
hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman;
ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman
tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis
esai.
8. Opini
Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada
keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang
nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang;
apa yang dipikirkan seseorang; penilaian
9. Fiksi

10
Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa
kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak
boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik,
klimaks, setting dan sebagainya adalah hal-hal penting yang memerlukan
perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga data) yang
asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi memungkinkan
kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun sebuah ‘kebenaran’
yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan
kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki pengarang
fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi
pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan
tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi
makna. Para pendukung tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis,
dramawan dan kadang penyair pun sering dimasukkan ke dalam golongan
ini.

Karya ilmiah ada dua jenis, yaitu :


1. Karangan ilmiah, yaitu salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian
hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya.
2. Laporan ilmiah, yaitu suatu wahana penyampaian berita, informasi,
pengetahuan,atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini
dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang
disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini
berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian,
pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan
ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah
yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan telnologi yang sengaja
disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam
kesempatan tertentu.

D. Etika Dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah

11
Setiap penulis memiliki gagasan dan hasil pikirannya yang diungkapkan
dalam berbagai pernyataan atau kalimat. Berbagai pernyataan dari gagasan dan
hasil pikirannya tersebut harus bisa dihormati dan dihargai sebagai miliknya.
Etika penulisan ilmiah adalah norma atau standar aturan perilaku yang harus
dilakukan (dan yang tidak boleh dilakukan) oleh penulis tentang baik (dan
buruknya) cara penulisan ilmiah. Dalam hal ini, yang dinilai bukanlah benar (true)
dan salahnya (false) suatu karya tulis ilmiah, melainkan baik (dan buruknya) cara
penulisan ilmiahnya serta penulis yakin 1.26 Teknik Penulisan Ilmiah  tahu baik
(buruk) baginya. Seorang penulis bisa saja telah menulis dengan benar suatu karya
tulis ilmiah, tetapi tetap ada risiko bisa melanggar etika penulisan ilmiah. Oleh
karena itu, etika penulisan ilmiah bertujuan agar penulis dapat mengetahui bahwa
walaupun ia memiliki kebebasan dan bisa bertindak secara mandiri (otonom)
dalam menulis karya tulis ilmiah, penulis harus mampu
mempertanggungjawabkan apa yang ditulisnya sehingga (1) standar kualitas karya
tulis ilmiah dapat terpelihara dan terjaga serta (2) masyarakat terlindungi dan
terjaga kepentingannya masing-masing dan terlindungi dari kemungkinan dampak
negatifnya. Dengan demikian, penulis, di samping memiliki hak kebebasan untuk
mengungkapkan pemikirannya sehingga dihormati dan dihargai orang lain, juga
memiliki kewajiban mempertanggungjawabkan apa yang ditulisnya.

Sifat etika penulisan ilmiah terdiri atas kejujuran (honesty), bebas dari
plagiarisme, menjunjung hak cipta, keabsahan (validity), serta keterandalan
(reliability: accuracy and consistency). 1. Kejujuran (Honesty) Kejujuran adalah
sifat dan syarat dasar yang harus dimiliki oleh penulis. Penulis yang
mengungkapkan hasil dari suatu metode ilmiah atau aplikasi ilmiah harus bebas
dari berbagai pengaruh dan tekanan mana pun. Penulis dituntut untuk
mengungkapkan apa adanya secara baik agar tidak menyimpang dari kaidah yang
sudah baku sehingga tulisannya dapat lebih mudah dapat
dipertanggungjawabkannya. 2. Bebas dari Plagiarisme Sifat berikutnya adalah
bebas dari plagiarisme. Penyusunan karya tulis ilmiah harus bebas dari
plagiarisme, yaitu penggunaan suatu gagasan, hasil, pernyataan, ataupun kalimat

12
orang lain yang diakui sebagai karya tulisnya tanpa menyebutkan sumbernya.
Pencantuman sumber itu sangat penting guna memberikan penghargaan kepada
penulisnya berupa pengakuan yang semestinya atas tulisan tersebut. Pengakuan
tersebut dapat dengan menyebutkan sumber kutipannya, seperti nama penulis,
tahun terbitan, dan halaman yang dikutip.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah yaitu
1. Istilah asing dicetak miring dan dituliskan dengan benar
2. Penggunaan kata “dimana”
3. Sebaiknya tidak menggunakan kata ‘kita’, ‘saya’(kata ganti orang)
dalam karya ilmiah
4. Menggunakan kalimat pasif
5. Persamaan diberi nomor sesuai bab dan urutan serta tidak dicetak tebal
6. Gambar, tabel, persamaan, dan pernyataan atau kutipan diberi sumber
7. Acuannya
8. Kekonsistenan dalam penulisan
9. Singkatan diikuti kepanjangannya dan untuk kalimat berikutnya cukup
Singkatannya saja
10. Tulislah kata dengan lengkap
11. Gunakan ejaan yang disempurnakan
12. Penggunaan huruf besar di awal kalimat. Penempatan titik (.) Dan koma
(,)yang sesuai
13. Ikuti tata cara / format penulisan karya ilmiah yang berlaku ( yang
dikeluarkan oleh Instansi)
14. Cek penulisan sebelum diserahkan
E. Teknik Menyusun Karya Tulis Ilmiah
Penulisan karya ilmiah harus memenuhi tatacara teknik penulisan yang berlaku
secara umum. Antara lain:
1. Kutipan terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Kutipan langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk asli
yang dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda bacanya.
Kutipan langsung tidak dibenarkan lebih dari satu halaman.

13
Kutipan langsung dipergunakan hanya untuk hal-hal yang penting
saja seperti definisi atau pendapat seseorang yang khas. Kutipan
langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam
teks skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik (“) dan
diberi nomor kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). Ini
dimaksudkanjika diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan
memudahkan pembaca. Kutipan yang lebih dari empat baris
diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan tidak
dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi. Kutipan
terjemah Al-Quran dianggap seperti kutipan langsung yang lebih
dari empat baris dan tidak ditulis miring serta tidak menyebut kata
Artinya;
b. Kutipan tak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya
mengambil isinya saja, seperti saduran, atau ringkasan. Dalam
kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberi tanda petik,
ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber
pengambilannya; Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli
dalam bidangnya; Kutipan Tafsir dan Hadis harus bersumber pada
kitab asli (sumber primer); Kutipan dapat bersumber dari internet
atau CD dengan mencantumkan situs dan menunjukkan print-
outnya.
2. Catatan Kaki (Footnote)
Merupakan catatan pada bagian kaki halaman teks yang menyatakan
sumber sesuatu kutipan atau pendapat mengenai sesuatu hal yang
diuraikan dalam teks;
a. Catatan kaki dapat berfungsi sebagai tambahan yang berisi
komentar atau penjelasan yang dianggap tidak dapat dimasukkan di
dalam teks.
b. Catatan kaki diketik satu spasi dan dimulai langsung dari margin
kiri untuk tulisan Latin dan margin kanan untuk tulisan Arab,
dimulai pada ketukan kelima di bawah garis catatan kaki.

14
c. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1
Arab sampai habis, dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab
baru.
d. Cara penulisannya secara berurutan: nama pengarang (tanpa gelar
dan tidak dibalik), koma, judul sumber/buku dengan huruf kapital
setiap awal kata kecuali kata tugas, koma, jilid/juz, koma, kurung
buka kemudian tempat/kota penerbit, titik dua, nama penerbit,
koma, tahun terbit kemudian kurung tutup, koma, nomor cetakan,
koma, dan nomor halaman diakhiri dengan titik.
e. Judul buku dengan huruf miring (italic), kecuali berbahasa Arab,
maka ditulis dengan huruf tebal (bold) dan halaman ( ) bisa
disingkat dengan hlm. atau ( ) (dalam bahasa Arab), contoh: 1.
Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional
dalam Abad 21, (Yogyakarta: Safiria Insania Press dan UII, 2003),
Cet. 1, hlm. 15.
f. Nama pengarang yang jumlahnya terdiri dari dua orang, maka
kedua nama itu ditulis. Apabila lebih dari dua orang, hanya
disebutkan nama pengarang yang pertama dan setelah koma
dituliskan singkatan et. al. ditulis dengan huruf miring (italic) atau
dkk., atau wa akhoruna (dalam bahasa Arab). Contoh: Djaali, Pudji
Mulyono dan Ramly, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan,
Jakarta: PPS Universitas Negeri Jakarta, 2000. penulisan dalam
ootnote sebagai berikut: 2Djaali, et. al., Pengukuran dalam Bidang
Pendidikan, (Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta, 2000), hlm.10.
g. Kumpulan karangan yang dirangkum oleh editor, yang dianggap
pengarangnya atau yang dicantumkan dalam catatan kaki nama
editor saja. Caranya di belakang nama editor itu dicantumkan
“(ed.)” dengan italic (ed.). Bila editornya lebih dari satu maka
diberi tambahan “s” (eds.), sedangkan untuk bahasa Arab ditulis
dengan ( ). Contohnya: 3Darmu’in (ed.), Pemikiran Pendidikan
Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 125. 10 4Harun

15
Nasution dan Azyumardi Azra (eds.), Perkembangan Modern
dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm. 125.
h. Apabila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman yang
sama maka cukup dengan “Ibid.” (dicetak miring) atau ( ) (dicetak
tebal dalam bahasa Arab) tanpa menyebutkan halamannya lagi.
Ibid. singkatan dari Ibidem yang berarti pada tempat yang sama.
Sedangkan bila dari sumber yang sama dikutip lagi pada halaman
yang berbeda, maka dalam catatan kaki ditulis: Ibid., lalu
disebutkan halamannya, contoh: 5 Ismail SM (eds.), Paradigma
Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 20. 6
Ibid. (bila mengutip halaman yang sama). 7 Ibid., hlm. 30 (bila
mengutip pada halaman yang berbeda).
i. Apabila dari sumber tersebut dikutip lagi tetapi telah diselingi oleh
kutipan dari sumber lain, maka pada catatan kaki ditulis: Nama
pengarang, judul buku/sumber (jika ada lebih dari satu buku),
op.cit., (italic) atau ( ) (dicetak tebal dalam bahasa Arab) diikuti
dengan hlm. Adapun op.cit. singkatan dari “opere citato” yang
artinya dalam karangan yang telah disebut. Sedangkan apabila dari
halaman yang sama dikutip lagi tetapi telah diselingi kutipan dari
sumber lain, maka ditulis loc.cit atau ( ) dicetak tebal dalam bahasa
Arab). Tanpa menyebutkan halaman. Loc.cit. adalah singkatan dari
“loco citato” yang artinya pada tempat yang telah dikutip). Contoh:
8Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2001), hlm. 21. 9Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas, (Bandung:
Pustaka, 1986), hlm. 65. 10Mustaqim, op.cit., hlm. 30. 11Fazlur
Rahman, Loc.cit.
j. Kutipan yang berasal dari buku yang berbentuk bunga rampai
(antologi) atau umpulan tulisan dari beberapa penulis, cara
penulisannya sebagai berikut: nama penulis, koma, tanda petik (“),
judul tulisan, tanda petik (“), koma, dalam, nama editor, koma,
judul buku (italic), koma, kurung buka, tempat terbit, titik dua,

16
nama penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup, koma, dan
halaman. Contoh: 17Abdul Wahid, “Pendidikan Islam
Kontemporer: Problem Utama, Tantangan dan Prospek”, dalam
Ismail SM (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 278. 11
k. Kutipan yang berasal dari majalah yang yang ditulis sebagai
berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---”),
koma, nama majalah ditulis italic, koma, volume, koma, nomor
edisi, koma, bulan, koma, tahun terbit, koma, dan nomor halaman.
Contoh: 18Novel Ali, “Kejahatan SebagaiAkibat Lumpuhnya
Pendidikan Moral”, Panji Masyarakat, XXXV, 789, April, 1994,
hlm. 66.
l. Kutipan yang berasal dari surat kabar, cara penulisannya sebagai
berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---”),
koma, nama surat kabar ditulis miring (italic), koma, tempat terbit,
koma, tanggal, bulan dan tahun terbit, koma, diakhiri dengan
nomor halaman sesuai sumbernya. Contoh: 19Nasirudin,
“Pendidikan Agama Setengah Hati”, Suara Merdeka, Semarang, 4
Juli 2003, hlm. VI.
m. Kutipan yang berasal dari karya ilmiah yang tidak/belum
diterbitkan, cara penulisannya sebagai berikut: nama pengarang,
koma, judul karangan ilmiah dengan diapit tanda petik (“---”),
koma, disebutkan skripsi, tesis atau disertasi, koma, kurung buka,
nama kota penyimpanan, titik dua, nama tempat penyimpanan,
koma, tahun penulisan, koma, kurung tutup, koma, nomor
halaman, dan keterangan tidak diterbitkan yang disingkat dengan
“t.d.” sedangkan untuk bahasa Arab ditulis dengan ( ) Contoh:
20Nasirudin, “Asketisisme Hasan al-Bashri (Tinjauan Sosio-
Historis)”, Tesis Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
(Yogyakarta: Perpustakaan Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2000), hlm. 23, t.d.

17
n. Kutipan yang berasal dari buku/kitab yang asli dan terjemahnya,
angka kutipan diletakkan dibelakang terjemah; sedangkan kutipan
yang berasal dari buku/kitab berbahasa asing tanpa terjemah maka
angka kutipan diletakkan dibelakang kutipan tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk membedakan antara terjemahan dari
penerjemah dan penulis skripsi sendiri.
o. Sumber kutipan yang tidak ada tempat terbitnya maka tempat
terbitnya ditulis dengan singkatan tt.p. atau ( ) dalam bahasa Arab),
jika tidak ada penerbitnya maka nama penerbit ditulis dengan
singkatan t.p. ( ) (dalam bahasa Arab) dan jika tidak ada tahun
terbitnya maka ditulis t.t. atau ( ) (dalam bahasa Arab). Sedang
untuk singkatan ( ) menggunakan ( ) dan singkatan ( )
menggunakan huruf ( ).
p. Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya
adalah sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit
tanda petik (“---“), koma, nama situs, koma, nomor halaman.
Contoh: 12 21Ahmad Sapari, “Kurikulum Berbasis Kompetensi”,
http://www.surya.co.id/30052002/ 12pini.phtml,v.

F. Sikap-Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah
attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap
secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan.
3 Kompenen Sikap : Komponen kognitif, afektif dan tingkah laku.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang
senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu
bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada
dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka
melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan.

18
Sikap Ilmiah : sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam
melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau menerima
serta merubah atau menambah suatu ilmu.
Enam macam sikap ilmiah menurut Prof Harsojo :
1. Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya
2. Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran
mutlak ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa
postulat, secara
priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori dalam
ilmu sering untuk mematahkan teori yang lain
3. Sikap skeptis, adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataan-
pernyataan
yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya
4. Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak
menyerah pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena
memang belum selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian
adalah sikap seorang ilmuwan
5. Kesederhanaan, adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan
membuktikan
6. Sikap tidak memihak pada etik

Diederich mengidentifikasikan komponen sikap ilmiah sebagai berikut


1. Selalu meragukan sesuatu.
2. Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah.
3. Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental.
4. T e k u n.
5. Suka pada sesuatu yang baru.
6. Mudah mengubah pendapat atau opini.
7. Loyal etrhadap kebenaran.
8. Objektif
9. Enggan mempercayai takhyul.

19
10. Menyukai penjelasan ilmiah.
11. Selalu berusaha melengkapi penegathuan yang dimilikinya.
12. Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.
13. Dapat membedakan antara hipotesis dan solusi.
14. Menyadari perlunya asumsi.
15. Pendapatnya bersifat fundamental.
16. Menghargai struktur teoritis
17. Menghargai kuantifikasi
18. Dapat menerima penegrtian kebolehjadian dan,
19. Dapat menerima pengertian generalisasi

Sikap ilmiah harus dimiliki seorang peneliti, adalah sebagai berikut :

1. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi


Seorang peneliti harus selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
objek yang terdapat di lingkungannya (peduli terhadap lingkungannya).

2. Jujur
Seorang peneliti harus dapat menerima apa pun hasil penelitiannya, dan
tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3. Objektif
Seorang peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak boleh
dipengaruhi oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan
(fakta) yang ada.
4. Berpikir secara Terbuka
Seorang peneliti mau menerima kritik dari orang lain, dan mendengarkan
pendapat orang lain.
5. Memiliki Kepedulian
Seorang peneliti mau mengubah pandangannya ketika menemukan bukti
yang baru.
6. Teliti

20
Seorang peneliti dalam melakukan penelitian harus teliti dan tidak boleh
melakukan kesalahan, karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.
7. Tekun
Seorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika menghadapi
masalah dalam penelitiannya.
8. Berani dan Santun
Seorang peneliti harus berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi.

G. Berbagai Kendala Dalam Proses Penulisan Penelitian Karya Ilmiah


Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah. Rata-rata kesalahan penulisan karya
ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’
dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu menyangkut banyak hal, dapat
berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri.

Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah


adalah sebagai berikut :

1. Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,


2. Salah dalam menyusun struktur pelaporan,
3. Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan
menjiplak (plagiat),
4. Salah dalam menuliskan bagian kesimpulan,
5. Penggunaan bahasa indonesia yang belum baik dan benar,
6. Tata cara penulisan “daftar pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan
berkesan seenaknya sendiri),
7. Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin
yang berubah-ubah).

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB II, maka dapat
disimpulkan bahwa, karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang baik dan
benar.Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti diketahui oleh
calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah
yang akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling tidak harus
mengetahui etika dan kode etik dalam penulisan karya ilmiah, tehnik penyusunan
karya ilmiah yang baik dan benar dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah
serta harus menjalani dan menerima berbagai kendala dan masalah dalam proses
penulisan karya ilmiah, karena itu merupakan suatu pemebelajaran ketika akan
membuat karya ilmiah yang kedua ketiga dan selanjutnya. Karya ilmiah
mempunyai beberapa jenis seperti, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi,
artikel, esai, opini, dan fiksi. Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara
lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk
mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta
untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Bagi penulis, menulis
karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan
menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara
sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping
menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan
dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan
dan masukan yang bersifat membangun.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
.http://demosainscreative.wordpress.com/2009/02/23/tata-cara-penulisan-karya-
ilmiah/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-jenis-
karya-ilmiah-sikap-ilmiah-dan-kesalahan-dalam-penulisan-ilmiah/ hakikat karya
ilmiah, ciri-ciri, jenis karya ilmiah, sikap ilmiah dan kesalahan dalam penulisan
ilmiah. maret 13
hamdanimulya.2010.pengertiankaryailmiah.http://www.capeds.co.cc/2010/04/
pengertian-karya-ilmiah.html. selasa, 27 april 2010

rosmini,s.pd.,sihombing di. definisi


karyailmiah.http://sihombingruben.blogspot.com/2010/03/definisi-karya-
ilmiah.html.rabu, 10 maret 2010
http://14april92.blogspot.com/2012/01/makalah-karya-tulis-ilmiah-
bindonesia.html

Anda mungkin juga menyukai