Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LANGKAH-LANGKAH MENULIS ILMIAH DAN PENGGUNAAN REFERENSI

Oleh:
Fatimah Juhro (1031201017)
Fitri Rahma Dianti (1031201019)
Gina Daniah (1031201021)
Inayah Nur Oktaviana (1031201011)
Indah Silviah Putri (1031201057)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS M.H THAMRIN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “LANGKAH-LANGKAH MENULIS ILMIAH DAN PENGGUNAAN
REFERENSI”

Makalah ini berisikan materi yang akan membahas mengenai bagaimana langkah-
langkah dalam menulis ilmiah serta bagaimana cara menggunakan dan menempatkan
referensi dalam karya tulis.

Kami menyadari keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan pembaca.

Jakarta, April 2022

i
DAFTAR ISI

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu per- masalahan.
Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data
yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini
menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara
ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah
berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah
timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari
penelitian tersebut.

Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah
mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan
penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai
dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan
sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai
premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.

Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa
hal, yaitu:
1. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut.
2. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan
disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya.
3. Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah
tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya
publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka harus disebutkan tempat, waktu
dan lembaga yang melakukan kegiatan tersebut.

Cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis ilmiah disebut
teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada
dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama.

1
Kutipan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua jenis yaitu kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan pernyataan yang
kita tulis dalam karya tulis ilmiah susunan kalimat aslinya tanpa mengalami
perubahan sedikit pun. Kutipan tak langsung merupakan kutipan pendapat atau
pernyataan orang lain dengan melakukan perubahan kalimat yang dikutip disesuaikan
dengan bahasa penulis itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Karya Ilmiah

Karya ilmiah terdiri dari dua kata yaitu: karya dan ilmiah. Karya menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pekerjaan, hasil perbuatan, buatan,
ciptaan (terutama hasil karangan). Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu dan secara
ilmu pengetahuan, memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Ilmiah diartikan
sebagai hal yang berlandaskan kepada ilmu pengetahuan. Dalam membuat sesuatu
yang bersifat ilmiah seseorang harus memiliki landasan yang kuat atau dikenal
dengan istilah teori.

Menurut Setiawan, karya ilmiah merupakan buah pemikiran seorang ilmuwan


yang melakukan kepustakaan, mengumpulkan pengalaman, penelitian dan didapat
dari pengetahuan orang sebelumnya dengan tujuan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Karya merupakan hasil pemikiran ilmiah pada suatu
disiplin ilmu tertentu disusun berdasarkan fakta, tidak bersifat emosional dan disusun
secara sistematis, ilmiah, logis, dan kompherensif. Logis berarti fakta, keterangan,
dan informasi memiliki argumentasi yang dapat diterima oleh akal. Sistematis
artinya, tulisan didapatkan berdasarkan urutan yang bertahap. Komprehensif berarti
fakta, gejala, dan peristiwa, ditelaah secara menyeluruh hubungan dengan fakta
dengan lainnya.

2.1.1. Ciri Karya Ilmiah


Dilihat dari substansi atau isinya, ciri-ciri karya ilmiah yaitu:
 Berisi fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya,
 Didukung oleh teori yang ada
 Bersifat objektif.

Adapun dilihat dari teknik penulisannya karya ilmiah memiliki ciri-ciri:


 Menggunakan ragam bahasa Indonesia ilmiah
 Mengikuti sistematika yang sudah ditentukan

3
 Menggunakan acuan/ teori yang jelas.

2.1.2. Sistematika Karya Ilmiah

Sistematika karya ilmiah secara umum paling sedikit berisikan bagian-


bagian yang sudah baku yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan
kepustakaan.

1. Bagian pengenalan

Pengenalan ada dua jenis yaitu bagian pengenalan yang bersifat


umum dan bagian pengenalan yang bersifat khusus. Bagian pengenalan
dalam masing-masing bentuk karya ilmiah adalah tidak sama. Bagian
pengenalan pada jenis karya ilmiah yang berbentuk buku berbeda dengan
bagian pengenalan bentuk makalah, kertas kerja, artikel, skripsi, tesis,
disertasi, dan laporan penelitian. Bagian pengenalan yang perlu dijelaskan
adalah judul, nama penulis (baris kepemilikan), abstrak, kata kunci,
prakata dan kata pengantar (Doyin dan Wagiran, 2009: 19).

Bagian pertama dalam karya ilmiah adalah judul. Judul adalah


identitas tulisan yang utama, sekaligus merupakan kepala karangan. Judul
itu ibarat wajah seseorang, jika menarik maka orang akan penasaran, lalu
berusaha berkenalan. Oleh karena itu, seorang penulis harus membuat
judul dengan berbagai pertimbangan dan memperhatikan syarat pemilihan
judul. Judul harus memenuhi syarat sebagai berikut (1) mencerminkan isi
karangan, (2) berupa pernyataan, bukan pertanyaan atau kalimat, (3) tidak
terlalu pendek, tidak terlalu panjang, (4) menarik atau menimbulkan
keingintahuan pembaca.

Bagian kedua setelah judul adalah baris kepemilikian. Pada bagian


ini, biasanya dituliskan nama penulis beserta nama lembaga. Nama penulis
tidak disertai gelar atau pangkat, jika penulis lebih dari satu harus
dicantumkan semua. Pangkat dan gelar dapat dicantumkan pada bagian
biografi pengarang jika ada. Istilah yang lain dalam bagian pengenalan
adalah abstrak. Abstrak adalah ringkasan tulisan. Dalam abstrak tercakupi
seluruh bagian isi karangan, dari pendahuluan sampai penutup.
Selanjutnya setelah abstrak, ada kata kunci. Kata kunci adalah kata-kata

4
atau istilah yang dianggap penting dan mutlak harus diketahui pembaca
dalam sebuah karya ilmiah. Judul, identitas kepelimilikan, abstrak, dan
kata kunci adalah bagian pengenalan pada artikel. Sementara untuk karya
ilmiah lainnya, pada bagian pengenalan berisi praktata/kata pengantar.

2. Inti

Inti sebuah karya tulis ilmiah terdiri dari bagian pendahuluan,


bagian isi, dan bagian penutup.

a) Bagian pendahuluan:

Bagian pendahuluan setidaknya berisi latar belakang


masalah dan rumusan masalah. Untuk karya ilmiah berbentuk
skripsi, tesis, desertasi dan laporan penelitian. Bagian pendahuluan
berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan
manfaat.

Latar belakang masalah menerangkan tentang mengapa


topik yang dinyatakan pada judul itu diteliti/dikaji? Untuk
menerangkan tersebut perlu dijelaskan dahulu pengertian rumusan
topik yang dipilih untuk diteliti, baru kemudian diterangkan
argumen yang melatarbelakangi pemilihan topik itu. Dalam hal ini
dapat dikemukakan, misalnya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, antara teori dan praktik (Doyin dan Wagiran 2009:
107). Selain itu, bagian ini juga mengemukakan buku/penelitian
terdahulu yang yang telah dibaca yang juga memasalahkan topik
yang sama atau relevan. Dengan demikian, dapat ditunjukkan
bahwa topik yang dipilih itu memang masih layak untuk diteliti.

Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu


dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab. Rumusan masalah
harus terkait dengan judul penelitian. Sementara tujuan harus
terkait dengan rumusan masalah. Jika, rumusan masalah adalah
kalimat pertanyaan, maka tujuan menggunakan kalimat
pernyataan.

b) Bagian isi:

5
Untuk karya ilmiah yang berbentuk buku, makalah, dan
artikel konseptual bagian isi berisi persoalan inti atau materi inti
yang ingin disajikan. Untuk karya ilmiah berupa artikel penelitian,
skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian bagian isi berupa
landasan teoretis, metodologi, hasil, dan pembahasan.

Landasan teoretis berisi teori-teori atau konsep yang


dipergunakan dalam membahas masalah dalam karya ilmiah.
Bagian metodologi berisi cara ilmiah untuk mendapatkan data
secara akurat dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sementara,
bagian hasil berisi tentang jawaban dari rumusan masalah
berdasarkan data yang diperoleh. Sedangkan pembahasan berisi
hasil kajian masalah (kajian data dan teori)

c) Bagian penutup:

Untuk semua jenis karya imiah, penutup berisi simpulan


dan saran. Simpulan yag dimaksud di sini adalah inti hasil tulisan
itu sendiri. Saran yang baik harus berangkat dari temuan. Karena
itu, saran tidak boleh menyimpang dari isi karya ilmiah. Saran
dapat ditulis secara langsung ditujukan kepada pihak-pihak
tertentu yang berkepentingan dengan tulisan yang dimaksud.

d) Bagian kepustakaan:

Bagian yang terakhir dari karya tulis ilmiah adalah dafar


pustaka. Daftar pustaka adalah daftar referensi yang dijadikan
rujukan dalam penulisan karya ilmiah.

2.1.3. Jenis-jenis Karya Ilmiah

Finoza dalam Ahmad (2016:98) mengklasifikasikan karangan menurut


bobot isinya ke dalam tiga jenis, yaitu: (1) karangan ilmiah; (2) karangan
semi-ilmiah atau ilmiah popular; dan (3) karangan non-ilmiah. Karangan yang
tergolong ke dalam karangan ilmiah, antara lain makalah, laporan, skripsi,
tesis, dan 27 disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah, antara lain

6
artikel, editorial, opini, feature, dan reportase; dan yang tergolong ke dalam
karangan non-ilmiah, antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen dan
semua karangan non fiksi lainnya.

2.2. Langkah-langkah Menulis Karya Ilmiah

Proses dan penulisan karya ilmiah tentu berbeda untuk setiap jenis karya
ilmiah. Namun, secara umum proses dan tahapan penulisan karya ilmiah bisa
dirumuskan sebagai berikut:

1. Persiapan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini yaitu:

 memilih topik,
 mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan pembaca, dan
 mengidentifikasi dan menyusun ide-ide.

Ketika menyiapkan diri untuk menulis, mahasiswa perlu untuk berpikir


tentang tujuan penulisan: apakah tujuannya menghibur, menginformasikan
sesuatu, atau mempersuasi? Selain itu, mahasiswa juga perlu
mempertimbangkan siapa yang akan membaca tulisannya dan bentuk tulisan
yang akan disusunnya. Menyesuaikan siapa yang akan membaca tulisan,
penting agar tema dan diksi bisa disesuaikan dengan pembaca.
Berikut ini, beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan penulis dalam
menemukan alur pikir.

a) Masalah atau topik apa yang akan ditulis?


b) Apakah sesuai program studi?
c) Apakah pentingnya masalah atau topik itu?
d) Apakah tujuan menulis topik atau masalah itu?
e) Apakah manfaat kajian atau tulisan ini bagi pembaca?
f) Bagaimanakah cara mengkaji atau menganalisisnya?
g) Adakah konstribusi keilmuan yang ditawarkan?
h) Apa yang baru dalam tulisan

2. Studi pustaka pendukung

7
Karya ilmiah harus didukung oleh teori, sehingga karya tersebut bisa
meyakinkan pembaca dan tentu saja bernilai ilmiah. Sebelum menulis karya
ilmiah, seorang penulis perlu menyiapkan, atau memastikan referensi yang
akan mendukung karya ilmiah yang ditulisnya tersedia atau tidak.

3. Membuat draf
Pada tahap pembuatan draf ini, mahasiswa hanya diminta untuk
mengekpresikan ide-ide mereka secara umum. Draf ini masih bersifat tentatif,
artinya masih bisa berubah. Pada tahap membuat draf ini, waktu lebih
difokuskan pada pengungkapan ideide. Untuk memudahkan membuat draf
sebaiknya sebelum langkah ini, susunlah kerangka karangan terlebih dahulu.
Kerangka karangan penting agar tulisan yang dibuat tetap berfokus kepada
topik yang dibahas.

4. Merevisi

Pada tahap ini, mahasiswa meninjau kembali isi draf yang telah ditulis.
Merevisi bagian yang rumpang, sehingga karangan tetap berfokus pada sebuah
gagasan pokok Merevisi bukanlah mengganti isi karangan, tetapi kegiatan ini
lebih berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, dan
penyusunan kembali isi karangan sesuai dengan kebutuhan atau keinginan
pembaca. Ada pun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Baca kembali keseluruhan tulisan. Jangan lakukan kegiatan ini,


tepat setelah menyelesaikan draf! Hal ini, agar pikiran lebih
objektif untuk menilai tentang isi karangan.
2) Selain, merevisi sendiri; langkah selanjutnya yang dapat
dilakukan adalah berbagi pengalaman tentang draf kasar
karangan dengan teman.
3) Tahap terakhir adalah mengubah atau merevisi tulisan dengan
memperhatikan reaksi, komentar atau masukan yang ada.

5. Menyunting

8
Pada tahap menyunting hal yang diperbaiki adalah aspek kebahasaan.
Tujuannya adalah untuk membuat karangan lebih mudah dibaca orang lain.
Aspek-aspek yang diperbaiki adalah penggunaan huruf besar, ejaan, struktur
kalimat, tanda baca, istilah dan kosakata serta format karangan. Menyunting
karangan bisa dilakukan dengan membaca membaca cepat. Tandailah
bagianyang penulisannya tidak tepat! Di sinilah kebermaknaan pembelajaran
tata tulis yang meliputi ejaan, tanda baca, dan penggunaan struktur atau istilah.
Menyunting juga bisa dilakukan dengan teknik peer editing.
Mahasiswa bisa bertukar hasil tulisan dengan teman, kemudian saling
menyunting tulisan. Menemukan kesalahan orang lain terbukti lebih mudah,
dibandingkan menemukan kesalahan penulisan pada tulisan sendiri. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis bahwa teknik peer
editing dapat membantu siswa dalam memperbaiki struktur kebahasaan sebuah
tulisan.

6. Mempublikasikan

Tahap akhir proses menulis ialah mempublikasikan hasil tulisan dalam


bentuk buku, jurnal, laporan, atau tulisan lain.

2.3. Penggunaan Referensi

Cara menulis referensi atau daftar pustaka dari berbagai sumber tidak sama,
ada aturan dari setiap sumber yang digunakan. Untuk cara menulis referensi karya
tulis yang umum dan benar, pakai format 'NATAJUKOPEN' yakni singkatan dari
nama - tahun - judul - kota - penerbit.
Untuk tanda pemisah dari cara menulis referensi atau daftar pustaka yang
umum, menggunakan titik (.) kecuali kota dan penerbit menggunakan tanda titik dua
(:). Namun untuk instansi tertentu atau universitas biasanya punya panduan khusus
tentang format kepenulisan.
1. Referensi Buku
1. Penulisan nama dibalik dan dipisah dengan tanda koma
2. Nama depan cukup ditulis dengan huruf pertamanya saja
3. Cara menulis daftar pustaka pada penulisan nama pengarang tanpa
menggunakan gelar
4. Penulisan nama pengarang lebih dari satu orang menggunakan tanda koma
untuk memisahkannya

9
5. Cara menulis daftar pustaka pada penulisan judul buku dicetak miring
6. Judul buku setiap awal kata menggunakan huruf kapital, kecuali kata tugas
7. Daftar pustaka disusun berdasarkan alfabet
8. Jarak antar judul 1.5-2
9. Sambungan daftar pustaka menjorok ke dalam 5-7 ketukan dan spasi 1
10. Jika ada nama penulis yang memiliki lebih dari satu judul buku, tulis satu
kali saja.
11. Namun, pada judul kedua beri tanpa (______) lalu tulis sesuai formatnya.
2. Referensi Jurnal
1. Penulisan nama dibalik dan dipisah dengan tanda koma.
2. Nama depan cukup ditulis dengan huruf pertamanya saja. Cara menulis
daftar pustaka pada penulisan nama pengarang tanpa menggunakan gelar.
3. Penulisan nama pengarang lebih dari satu orang menggunakan tanda koma
untuk memisahkannya.
4. Tulis tahun penerbitan jurnal.
5. Penulisan Judul artikel jurnal tidak dicetak miring.
6. Judul jurnal ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf awalnya.
7. Nama jurnal beserta volumenya dicetak miring.
8. Tuliskan edisinya jika ada. Tambahkan juga alamat artikel jurnalnya jika
mengambil dari internet.
9. Daftar pustaka disusun berdasarkan alfabet.
10. Jarak antar judul 1.5-2
11. Sambungan daftar pustaka menjorok ke dalam 5-7 ketukan dan spasi 1
12. Jika ada nama penulis yang memiliki lebih dari satu judul artikel jurnal,
tulis satu kali saja.
13. Namun, pada judul kedua beri tanpa (______) lalu tulis sesuai formatnya.
3. Referensi Internet
1. Tulis nama web atau situs beritanya terlebih dahulu, tanpa nama pengarang
atau penulis.
2. Cantumkan tanggal artikel berita dibuat atau diunggah dengan format
(tahun, tanggal, dan bulan).
3. Tulis judul artikel berita lengkap tanpa dicetak miring.

10
4. Catumkan tanggal dan waktu akses dengan format (tanggal, bulan, tahun,
dan pukul).
5. Terakhir cara menulis daftar pustaka bisa tambahkan alamat artikel berita internet
lengkapnya.
6. Jarak antar judul 1.5-2.
7. Sambungan daftar pustaka menjorok ke dalam 5-7 ketukan dan spasi 1.
8. Jika ada situs web internet yang dicantumkan lebih dari satu judul artikel, tulis satu
kali saja.
9. Namun, pada judul kedua beri tanpa (______) lalu tulis sesuai formatnya.
2.4.

11
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

12
DAFTAR PUSTAKA

https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id/wp-content/uploads/sites/6/2018/03/MODUL-
PENULISAN-KARYA-TULIS-ILMIAH.pdf

http://repository.iainpare.ac.id/2197/1/Suhartina%20Rev.1%20-%20BUKU
%20KARYA%20ILMIAH.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai