Anda di halaman 1dari 17

Nama Sekolah : SMK Santo Aloisius Ruteng

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI TKRO-TP-MM

Tahun Pelajaran : 2021/2022

Guru Mata Ajar : Angela Ngare, S.Pd.

BAB V

KD:

3.5 Menganalisis sistematika dan kebahasaan karya ilmiah.

4.5 Mengonstruksi sebuah karya ilmiah dengan memerhatikan isi, sistematika, dan kebahasaan.

Tujuan:

1. Siswa mampu mengidentifikasi kebahasaan karya ilmiah.


2. Siswa mampu mengumpulkan dan mengidentifikasi data berkenaan dengan informasi
yang akan disusun dalam bentuk karya ilmiah.
3. Siswa mampu menulis karya ilmiah dengan memerhatikan isi, sistematika, dan
kebahasaan.
4. Siswa mampu mempresentasikan, menanggapi, merevisi, menilai karya ilmiah hasil kerja
dalam diskusi ilmiah.

Pembelajaran 1

A. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan Karya Ilmiah.

Berikut ini beberapa pengertian karya ilmiah.

1. Zaenal Arifin (2008: 1-2), menyatakan bahwa karya ilmiah adalah penyajian fakta yang
ditulis sesuai metodologi penulisan yang baik dan benar.
2. Suhardjono (2010: 2), menyatakan bahwa, karya ilmiah merupakan laporan tertulis
tentang hasil kegiatan ilmiah.
3. Menurut KBBI Pendidikan Edisi ke V, karya ilmiah merupakan karya tulis yang dibuat
dengan prinsip-prinsip ilmiah, berdasarkan data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian
pustaka).

1
Ciri-ciri karya ilmiah sebagai berikut.

1. Karya ilmiah menyajikan fakta secara objektif secara sistematis.


2. Menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu, atau
pemecahan terhadap suatu masalah.
3. Menyajikan pengetahuan yang didasarkan pada data atau pada teori-teori yang telah
diakui kebenarannya.
4. Mengandung kebenaran yang objektif (hasil sebenarnya) serta kejujuran dalam penulisan
(hasil karya sendiri bukan plagiat).
5. Selain istilah-istilah yang bersifat denotatif/makna yang sebenarnya dari suatu kata atau
istilah yang dapat ditemukan dalam KBBI, karya ilmiah disusun menggunakan bahasa
baku yang banyak menggunakan istilah teknis.
6. Karya ilmiah ditulis dengan skema tertentu.
7. Karya ilmiah tidak emotif atau tidak menimbulkan/membangkitkan emosi.

Tujuan penulisan karya ilmiah sebagai berikut.

1. Melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitian secara sistematis dan


metodologis dalam bentuk tulisan ilmiah.
2. Transformasi pengetahuan antara sekolah dan masyarakat, atau orang-orang yang
berminat membacanya.
3. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Adapun manfaat penulisan karya ilmiah sebagai berikut.

1. Mengembangkan kemampuan/keterampilan membaca dan menulis yang efektif.


2. Melatih mengorganisasikan fakta dan data secara jelas dan sistematis.
3. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
4. Sebagai bahan acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya untuk topik yang serupa.

2
Penjelasan pada setiap bagian dapat dilihat pada tabel berikut.

BAGIAN AWAL PENJELASAN

Halaman judul Pada halaman ini, dituliskan judul penelitian dengan lengkap sehingga
pembaca dapat mengetahui garis besar isi makalah. Halaman ini juga
memuat jenis dan tujuan laporan, nama penyusun, logo lembaga, nama
lembaga, kota, dan tahun penyusun laporan.

Kata pengantar Bagian ini berisi ungkapan rasa syukur penulis, ucapan terima kasih,
atau ucapan terima harapan penulis, tempat, bulan, tahun, dan identitas penulis.
kasih

Daftar isi Daftar isi menggambarkan keseluruhan isi pokok laporan dengan
mencantumkan secara jelas urutan bab dan subbab beserta halaman tempat
bab atau subbab.

Daftar lampiran

BAGIAN ISI PENJELASAN

3
Bab Pendahuluan

Latar belakang Berisi penjelasan singkat tentang masalah yang akan diteliti dalam ruang
lingkup bidang studi yang ditekuni oleh peneliti.

Batasan masalah Menjelaskan kedalaman ilmu dan area pembahasaan.

Rumusan masalah Dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya.

Tujuan Tujuan umum mengaambarkan secara singkat apa yang ingin dicapai
melalui penelitian.

Tujuan khusus merupakan perincian tujuan umum yang lebih spesifik dan
mengacu pada pertanyaan-pertanyaan ilmiah.

Manfaat Dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara
akurat.

Bab Pembahasan

Kajian teoretis -. Berisi teori-teori penguat yang digunakan dalam penelitian.

-. Berisi landasan dalam penulisan karya ilmiah.

-. Berisi penelitian-penelitian yang telah dibahasa ahli-ahli sebelumnya.

Pembahasan -. Menguraikan segala yang dibahas dalam penelitian.

-. Membuat metodologi penelitian mencakup teknik dan prosedur


penelitian/penulisan karya ilmiah.

-. Memuat hasil-hasil pembahasan.

Bab Penutup

Simpulan Berisi penyimpulan hasil penelitian.

Saran Berisi hal-hal yang potensial dikembangkan lagi dalam penelitian


berikutnya.

BAGIAN PENJELASAN
PENUTUP

Daftar pustaka Memuat sumber-sumber pustaka yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah.

4
Lampiran Memuat pelengkap penelitian, misalnya catatan data, bukti-bukti tambahan
(seperti surat izin dan sejenisnya).

Kebahasaan Karya Ilmiah.

1. Reproduktif, artinya maksud yang ditulis oleh penulisnya diterima dengan makna yang
sama oleh pembaca.
2. Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda.
3. Tidak emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan/emosi penulis.
4. Tidak salah tafsir, artinya menggunakan ejaan, kata, kalimat, dan paragraf yang baku.
5. Istilah kelimuan, artinya penggunaan istilah disesuaikan dengan persoalan yang dibahas.
6. Denotatif, artinya dalam karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang hanya
memiliki satu makna.
7. Rasional, artinya penulis harus menunjukkan keruntutan pikiran yang logis, alur
pemikiran yang lancer, dan kecermatan.
8. Kalimat efektif, artinya kalimat itu mudah dimengerti oleh pembaca.

B. Mengonstruksi Karya Ilmiah Berdasarkan Isi, Sistematika, dan Kebahasaan.

Berikut langkah-langkah untuk mengonstruksi karya ilmiah.

1. Memilih tema tulisan


Tema merupakan pokok pembahasaan dalam karya ilmiah. Pilihlah tema yang mudah dan
dikuasai. Misalnya, tema pendidikan karakter di sekolah, penyalahgunaan narkotika di
kalangan pelajar, pergaulan bebas, dll.
2. Menulis dengan kerangka
Misalkan tema tentang prestasi belajar siswa, maka poin-poin yang dibuat menjadi
kerangka adalah sebagai berikut.
- Ada apa dengan prestasi belajar siswa?
- Mengapa prestasi belajar siswa menurun?
- Bagaimana cara mengatasinya?
3. Membuka paragraf pembuka dengan baik
Paragraf pembuka berfungsi sebagai penjelas permasalahan yang dibahas dalam karya
ilmiah agar pembaca mudah memahami permasalahan.
4. Menuliskan gagasan pokok secara gamblang (jelas dan mudah dimengerti)
5. Menyimpulkan isi karya ilmiah dengan pernyataan yang kuat
Isi karya ilmiah harus dapat disimpulkan dengan pernyataan yang kuat pada bagian
penutup karena isi karya ilmiah mengandung kebenara yang faktual.

5
6. Menyunting
Penyuntingan dilakukan pada struktur dan kaidah.

Uji Kompetensi

1. Jelaskan jenis-jenis karya ilmiah yang kamu ketahui!


2. Ciri kebahasaan dalam karya ilmiah diantaranya adalah istilah keilmuan dan denotatif.
Jelaskan dan berilah contoh kata atau kalimat dari kedua ciri tersebut!
3. Buatlah satu karya ilmiah artikel dengan tema bebas dengan memerhatikan isi,
sistematika, dan kebahasaan.

6
BAB VI
KD:

3.6 Menganalisis kebahasaan resensi setidaknya dua karya yang berbeda.

4.6 Mengonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerita pendek atau novel yang sudah
dibaca.

Tujuan:

1. Siswa mampu mengidentifikasi kebahasaan resensi.


2. Siswa mampu mengonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerpen atau novel.
3. Siswa mampu mempresentasikan, menanggapi, merevisi, menilai karya ilmiah hasil kerja
dalam diskusi ilmiah.

Pembelajaran 1

A. Menganalisis Kebahasaan Resensi

Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda resentie atau bahasa Latin recensio
(recensere), yang berarti memeriksa kembali. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
review. Semua kata itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resensi adalah mempertimbangkan, mengulas, dan menilai
sebuah buku. Resensi berisi ulasan, tanggapan, penilaian, dan apresiasi seseorang terhadap
sebuah buku.

Tujuan resensi adalah memberikan informasi atau pemahaman yang mendalam tentang
apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah karya, terutama buku. Resensi juga bertujuan
mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena
atau problema yang muncul dalam sebuah buku. Selain itu, resensi memberikan pertimbangan
kepada pembaca apakah buku yang diresensi pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau
tidak. Secara khusus, resensi bertujuan untuk memberikan informasi singkat kepada pembaca
tentang buku yang baru terbit, seperti judul karya, pengarang, alasan membuat karya, dan
kaitannya dengan karya-karya sejenis yang sudah ada.

Menganalisis kebahasaan resensi mempunyai manfaat yang sangat besar. Manfaat


tersebut adalah analisis teks dapat digunakan untuk memberikan panduan kepada masyarakat
apakah buku yang dianalisis itu berkualitas atau tidak.

Selain itu, menganalisis kebahasaan resensi dapat meningkatkan keterampilan dalam


memberikan sebuah penilaian logis terhadap karya-karya yang ada serta memberikan motivasi
kepada penulis buku agar semakin produktif.

Langkah-langkah yang harus kamu lakukan jika membuat analisis resensi adalah:
7
1. Membaca secara menyeluruh resensi.
2. Membuat criteria/standar analisis.
3. Menganalisis sesuai dengan kriteria.
4. Merevisi hasil analisis.

Kaidah Resensi

1. Berfokus pada tokoh tertentu.


Sebuah resensi menggambarkan tokoh tertentu. Hal ini dimaksudkan agar karakter tokoh
dapat dijadikan fokus oleh pembaca/penulis. Oleh karena itu, dapat member nilai didik
bagi pembacanya.
2. Menggunakan pendapat pribadi secara langsung.
Resensi memuat pendapat pribadi pembaca/penulis, yang berisi opini terhadap karya
yang dikritik.
3. Menggunakan klausa pendukung untuk mengemas informasi kepada pembaca.
Kaidah ini terutama bertujuan untuk mengemas pendapat penulis yang hendak
disampaikan kepada pembaca agar terkesan lebih santun.
4. Menggunakan gaya bahasa yang bersifat metafora.
Metafora menurut KBBI adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti
yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau
perbandingan. Contohnya kata “Tulang Punggung” atau pada kalimat “Gadis itu adalah
tulang punggung keluarga.” Dengan gaya bahasa metafora (perbandingan), kritik
terhadap karya tertentu akan terasa lebih halus dibandingkan dengan komentar langsung.

8
9
10
Pembelajaran 2

B. Mengonstruksi Resensi dari Buku Kumpulan Cerpen atau Novel

Resensi mempunyai struktur sebagai berikut.

1. Identitas buku.
2. Pembukaan.
3. Isi.
4. Penutup.

Berikut penjelasan terperinci setiap bagian tersebut.

Struktur Penjelasan
Identitas buku Diisi dengan judul, tahun terbit, kota terbit, penerbit, tebal halaman,
dan identitas lainnya dengan terperinci.
Pembukaan Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan pengarang
buku, seperti namanya atau prestasinya. Ada juga novel yang pada
pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi novel
tersebut.

Isi Pada bagian resensi ini, penulis resensi (peresensi) mengawali dengan
sinopsis atau ulasan singkat isi buku (novel). Tujuannya untuk memberi
gambaran secara global tentang apa yang ingin disampaikan dalam
tubuh resensi. Jika sinopsisnya telah diperkenalkan, peresensi
kemudian mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi buku/novel
tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang bergantung pada
kepekaan peresensi.

Penutup Bagian akhir resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituju buku
itu. Selanjutnya, diberikan penjelasan juga apakah memang buku itu
cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh pengarang ataukah
tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis.

11
Dengan mengetahui struktur, kamu dapat mengonstruksi resensi, baik buku fiksi maupun
nonfiksi. Berikut contoh resensi buku kumpulan cerpen (resensi 1) dan novel (resensi 2).

12
13
Uji Kompetensi

1. Buatlah resensi dari novel atau kumpulan cerita pendek karya sastrawan Indonesia
dengan memperhatikan panduan berikut.
a) Identitas buku.
b) Pembukaan.
c) Isi.
d) Penutup.\

2. Revisilah jika kamu menemukan kesalahan.

14
BAB VII

KD:

3.7 Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton.

4.7 Mendemonstrasikan sebuah naskah drama dengan memerhatikan isi dan kebahasaan.

Tujuan:

1. Siswa mampu mengidentifikasi isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton.
2. Siswa mampu merancang pementasan dan mendemonstrasikan drama sebagai seni
pertunjukan.
3. Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap pementasan drama kelompok lain.

Pembelajaran 1

A. Menganalisis Kebahasaan Drama.

Drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan
sebagainya. Jadi kata drama dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Secara umum,
drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh
aktor dan aktris. Pementasan naskah drama dikenal dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa
drama berupa cerita yang diperagakan para pemain di panggung.

Pada umumnya, drama mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam
arti sempit. Dalam arti luas, drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang
dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup manusia
dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung.

Untuk menganalisis drama, unsure kebahasaan menjadi hal yang utama. Langkah-
langkah yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebahasaan naskah drama adalah sebagai
berikut.

1. Membaca naskah drama secara terperinci.


2. Memahami isi dan alur yang dipaparkan.
3. Memahami konflik-konflik di dalamnya.
4. Memperhatikan nilai/pesan yang hendak disampaikan.

Kaidah Drama

1. Prolog, yaitu pembicaraan awal yang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dan situasi,
atau dapat juga disebut sebagai pengantar untuk masuk ke bagian awal drama.

15
2. Dialog, yaitu bagian dari drama yang berupa percakapan atau obrolan antara satu tokoh
dan tokoh yang lain. Dialog juga merupakan bagian yang sangat dominan dalam drama.
3. Tokoh, yaitu pemegang peran dalam drama. Tokoh-tokoh dalam drama adalah sebagai
berikut.
a. Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang berperan utama sebagai tokoh sentral.
b. Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang berperan sebagai penentang tokoh sentral
(tokoh protagonis), baik ide-ide maupun sikap-sikapnya.
c. Figuran, yaitu tokoh yang kehadirannya mendampingi tokoh utama atau
merupakan pelengkap.

Pembelajaran 2

B. Mendemonstrasikan Drama Berdasarkan Isi dan Kebahasaan.

Salah satu bentuk kegiatan menghargai karya sastra, dalam hal ini drama, adalah dengan
mendemonstrasikannya. Drama dapat didemonstrasikan setelah dibaca dengan baik. Dengan kata
lain, mendemonstrasikan drama dapat dimaknai sebagai mementaskan naskah drama. Beberapa
pelaku (kru) dalam pentas drama adalah sebagai berikut.

1. Penulis skenario, menulis teks drama mulai dari ide cerita, alur cerita, dialog,
hingga latar yang lengkap tergambar dalam skenario.
2. Sutradara, bertanggung jawab terhadap keseluruhan proses pembuatan drama
yang meliputi skenario, akting para aktor/aktris, pemgambilan gambar,
perekaman suara sampai selesai, dan pengubahan dari yang tadinya hanya berupa
teks menjadi petunjukan.
3. Pemain (aktor/aktris), berperan sebagai pemeran utama, pendamping, atau
tambahan yang harus menjiwai peran yang dimainkan.
4. Juru kamera, menguasai teknik-teknik pengambilan gambar yang diikuti gerak.
5. Produser, bertanggung jawab atas pembuatan drama mulai dari pengurusan
perizinan, distribusi, sampai peredaran.
6. Narator, bertugas menceritakan gambaran isi cerita kepada penonton.
7. Penata artistik, meliputi penata suara, penata busana, penata rias, dan latar yang
mendukung pementasan drama.

Berikut adalah langkah-langkah mendemonstrasikan drama.

1. Membaca dan memahami teks drama.


2. Menghayati watak tokoh yang akan diperankan.
a. Mengucapkan dialog dengan lafal yang jelas.
b. Membaca dialog dengan memperhatikan kecukupan volume suara.
c. Membaca dialog dengan tekanan yang tepat.

16
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan dialog drama adalah sebagai
berikut.

a. Penggunaan bahasa, baik secara pelafalan maupun intonasi, harus relevan. Logat
yang diucapkan hendaknya disesuaikan dengan asal suku atau daerah, usia, atau
status sosial tokoh yang diperankan.
b. Ekspresi tubuh dan mimik muka harus disesuaikan dengan dialog. Bila dialog
menyatakan kemarahan, ekspresi tubuh dan mimik pun harus menunjukkan rasa
marah.
c. Untuk lebih menghidupkan suasana dan menjadikan dialog lebih wajar dan
alamiah, para pemain dapat melakukan improvisasi di luar naskah.

3. Memahami teknik bermain drama.


4. Menciptakan peran.
Hal-hal berikut dapat membantu untuk menciptakan peran.
a. Kumpulkan tindakan-tindakan pokok yang harus dilakukan oleh pemeran dalam
pementasan.
b. Kumpulkan sifat-sifat tokoh, termasuk sifat yang paling menonjol.
c. Carilah ucapan atau dialog tokoh yang memperkuat karakternya.
d. Ciptakan gerakan mimik atau gestur yang mampu mengekspresikan watak tokoh.
e. Ciptakan intonasi yang sesuai dengan karakter tokoh.

Uji Kompetensi

1. Tontonlah pementasan drama dari media elektronik atau tontonlah film kesukaanmu.
2. Analisislah pemeran (aktor/aktris) beserta karakternya dalam drama/film yang kamu
tonton.
3. Carilah informasi tentang kru atau orang yang terlibat dalam drama tersebut.

17

Anda mungkin juga menyukai