Anda di halaman 1dari 21

K

arya ilmiah merupakan karya tulis yang sengaja dibuat untuk memecahkan suatu
masalah. Biasanya berisi mengenai fakta, data serta solusi mengenai isu yang
diangkat.
 Karya ilmiah memiliki beberapa ciri antara lain:
1. Ditulis secara sistematis.
2. Ditulis berdasarkan penalaran yang logis sehingga apa yang ditulis oleh penulis sesuai dengan
akal sehat
3. Tulisan didukung oleh data yang objektif. Maksudnya, data yang teruji kebenarannya secara
empiris.
4. Objektif, yakni ditulis atau dibukukan untuk individu atau kelompok kelompok tertentu.
5. Argumentasi teori yang benar, sahih dan relevan.
6. Mengaitkan argumentasi empirik dengan teoretis.

 Fungsi umum dari karya tulis ilmiah.


1. Fungsi Untuk Pendidikan
Pada saat penulis berada di bangku sekolah menengah atas, penulis pernah mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler, karya ilmiah remaja, dari sini penulis belajar banyak tentang dasar penulisan,
mengajak penulisnya, untuk berpikir kritis, menuliskan pemikiran atau hasil percobaan ilmiah,
kemudian mempertanggungjawabkan hasilnya.
2. Fungsi Untuk Penelitian
Pada setiap masa, ilmu pengetahuan semakin berkembang, sesuai dengan pertumbuhan sosial
masyarakat. Dari sini, karya tulis ilmiah dimanfaatkan untuk mengembangkan penelitian
seseorang, dengan menghadirkan pengetahuan-pengetahuan baru, setelah memperoleh data-data
yang akurat, diolah, disimpulkan, kemudian diterapkan dalam kehidupan.
3. Fungsi Fungsional
Karya tulis ilmiah ditulis oleh penulis dari berbagai disiplin ilmu. Penjelasan arti fungsi fungsional
berarti, karya tulis ilmiah dapat menjadi media pengembangan pengetahuan sebagai bahan
tinjauan pustaka, untuk kebutuhan dari berbagai disiplin ilmu.

 Manfaat Karya Tulis Karya Tulis Ilmiah


1. Dapat melatih pengembangan keterampilan membaca yang efektif.
2. Sebagai pengenalan terhadap aktivitas kepustakaan
3. Mendapatkan kepuasan intelektual
4. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
5. Sebagai bahan acuan atau penelitian pendahuluan untuk peneliti selanjutnya
6. Dapat melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
 Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
1. Artikel
Artikel adalah sebuah karya tulis yang isinya berupa gagasan atau fakta yang dapat membujuk,
meyakinkan, mendidik, serta menghibur pembacanya.
2. Makalah
Makalah adalah jenis karya tulis yang bersifat ilmiah. Biasanya, makalah ditulis untuk keperluan
terkait dengan pendidikan. 
3. Skripsi
Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah
berupa paparan tulisan hasil penelitian mahasiswa strata satu (S-1), yang membahas fenomena
atau permasalahan tertentu dengan menggunakan kaidah yang berlaku. 
4. Tesis
Tesis kurang lebih serupa dengan skripsi pada mahasiswa strata satu (S-1), tetapi tesis
menganalisis topic dengan lebih kompleks, sehingga esensi ilmiahnya lebih kuat dan lebih
kompleks jika dibanding dengan skripsi. Tesis dibuat sebagai syarat kelulusan untuk meraih gelar
magister atau master yang ditempuh oleh mahasiswa pasca sarjana (S-2)

Sumber :

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6077792/karya-ilmiah-pengertian-ciri-ciri-dan-
struktur-penulisannya
KARYA ILMIAH
Sistematika dan Kebahasaan Karya Ilmiah

Oleh : Eni Kusrini, S.Pd.

 Sistematika/Struktur Penulisan Karya Ilmiah


1. Bagian Awal
 Halaman Judul
Pada halaman ini, dituliskan judul penelitian dengan lengkap sehingga pembaca dapat
mengetahui garis besar isi makalah.
 Kata Pengantar atau ucapan terima kasih
Bagian ini berisi rasa syukur penulis, ucapan terima kasih, dan harapan penulis.
 Daftar isi
Daftar isi menggambarkan keseluruhan isi pokok karya ilmiah.
 Daftar Lampiran
Daftar lampiran mencantumkan seluruh lampiran yang ada di dalam karya ilmiah.
2. Bagian Isi
a. Bab Pendahuluan
 Latar belakang
Latar belakang berisi alasan membuat penelitian.
 Batasan masalah
Batasan masalah menjelaskan kedalaman ilmu dan area pembahasan
 Rumusan masalah
Dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya atau pernyataan
 Tujuan
Berisi tujuan umum secara singkat apa yang ingin dicapai
 Manfaat
Dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat.
b. Bab Pembahasan
 Kajian Teoretis
Berisi teori-teori penguat yang digunakan dalam penelitian.
 Pembahasan
Isi dari karya ilmiah
c. Bab Penutup
 Simpulan
Berisi kesimpulan hasil penelitian
 Saran
Berisi hal-hal yang potensial dikembangkan lagi dalam penelitian berikutnya
3. Bagian Penutup
 Daftar Pustaka
Memuat sumber-sumber pustaka yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah/penelitian/karya
ilmiah lainnya.
 Lampiran
Memuat pelengkap penelitian, misalnya catatan data, catatan proses pelengkap, dan bukti-bukti
tambahan.

 Unsur Kebahasaan Karya Ilmiah


1. Menggunakan kata impersonal
Dalam menulis karya ilmiah, kamu tidak boleh menggunakan kata ganti “saya” atau “kami”. Oleh
karena itu, kata ganti yang diperbolehkan dalam penulisan karya ilmiah harus bersifat umum
seperti “penulis” atau “peneliti”.
2. Menggunakan kalimat pasi
Dalam menulis karya ilmiah, kalimat yang digunakan bukan kalimat aktif, melainkan kalimat pasif.
Contohnya, bila kamu ingin menulis “penulis melakukan observasi di terminal”, lebih baik ditulis
“observasi dilakukan di terminal”
3. Menggunakan bahasa reproduktif
Selanjutnya, kalimat yang kamu tulis harus menggunakan bahasa yang lugas dan tidak ambigu
atau bermakna ganda. Hal ini bertujuan agar pembaca dapat memahami isi penelitian dengan
mudah serta memiliki pemahaman yang sama oleh peneliti
4. Menggunakan bahasa denotative
Bahasa yang kamu tulis dalam karya ilmiah sebaiknya adalah bahasa denotatif atau bahasa yang
memiliki arti dan makna sebenarnya. Hal ini memiliki tujuan agar pembaca mampu memahami
karya ilmiahmu dengan mudah
5. Menggunakan kata baku
Resensi
Pengertian, Tujuan, Jenis Resensi dan Unsur-unsur Resensi
Oleh : Eni Kusrini, S.Pd.

Resensi adalah penilaian terhadap sebuah karya yang dapat memberikan gambaran mengenai suatu isi 
karya, agar dapat memberikan pertimbangan kepada pembaca/penonton untuk ikut menikmati atau tidak.

Tujuan Resensi
 membantu pembaca untuk memahami gambaran serta penilaian umum sebuah karya dengan
ringkas.
 Memahami kelebihan dan kelemahan karya yang akan diresensi.
 memahami latar belakang serta alasan suatu karya dibuat
 memberi masukan pada pembuat karya berupa kritik dan saran.
 mengajak pembaca untuk berdiskusi mengenaik katrya yang diresensi
 memberi pemahaman serta informasi dengan komprehensif pada pembaca, mengenai karya yang
diresensi tersebut.
 menguji kualitas karya dan membandingkan dengan karya lainnya.

Jenis Resensi
 Resensi deskriptif adalah resensi yang membahas secara detail setiap bagian atau babnya.
 Resensi informatif adalah resensi yang isinya hanya berupa informasi mengenai hal penting dari
keseluruhan isi buku secara umum.
 Resensi evaluatif, adalah resensi yang menyajikan penilaian presensi tebtang isi buku atau hal-hal
yang berkaitan dengan buku. Informasi tentang buku hanya dijadikan sekilas bahkan hanya
dijadikan sebagai ilustrasi.
 Resensi informatif – evaluatif, yaitu resensi yang merupakan perpaduan dari dua jenis resensi
tersebut. Resensi ini disamping menyajikkan semacam ringkasan buku dan hal-hal yang penting
yang ada di dalam buku. Resensi ini dinilai paling ideal karena bisa memberikan laporan yang
lebih lengkap dan memadai.
 Resensi kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan
tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

Unsur-unsur Resensi
1. Terdapat Judul

Hal utama yang harus diperhatikan saat menulis resensi adalah menentukan judul.

2. Profil Buku
Unsur resensi selanjutnya adalah profil buku. Profil tersebut meliputi identitas buku seperti judul, nama
pengarang, penerbit, jumlah halaman, kota penerbit, informasi cetakan ke berapa, dan harga buku.

3. Terdapat Ulasan dan Sinopsis

Sinopsis adalah ringkasan singkat tentang isi buku.

4. Melampirkan Kekurangan Buku

Memang betul tujuan utama membuat resensi adalah mempromosikan sebuah buku.

5. Kelebihan Buku

Selain kekurangan, resensi juga berisi keunggulan dari karya seseorang.


Kaidah Kebahasaan Resensi
Teks resensi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan seperti berikut.
1. Banyak menggunakan konjungsi penerang, seperti bahwa, yakni, yaitu.
2. Banyak menggunakan konjungsi temporal: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya
3. Banyak menggunakan konjungsi penyebababan: karena, sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal
ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya,

Latihan Soal!

Carilah contoh resensi di internet. Analisislah apakah contoh yang Anda cari sudah sesua dengan kaidah
kebahasaan resensi?
Drama
Pengertian, Ciri-ciri, Unsur-unsur Drama
Oleh : Eni Kusrini, S. Pd.

 Pengertian Teks Drama

Menurut etimologi, istilah drama berangkat dari bahasa Yunani yaitu “draomai”, yang mana memiliki arti
sebagai yang berbuat, berlaku, bertindak, dan beraksi. Drama pada dasarnya merupakan bagian dari
bentuk karya sastra berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan dalam bentuk
tindakan atau perbuatan. 

 Ciri-ciri Teks Drama

Ciri-ciri dari teks drama yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu:


1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh narator maupun tokoh.
2. Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.
3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh aktor atau aktris yang
memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.
4. Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.
5. Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.
6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.
7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
8. Teks drama tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu.

 Unsur-Unsur Drama

1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik, berarti unsur yang berada di dalam sebuah teks drama. Unsur-unsur intrinsik ini adalah
sebagai berikut:

a. Tokoh dan Penokohan


Tokoh dalam teks drama memiliki arti sebagai karakter rekaan yang ada dalam sebuah cerita drama.
Sementara itu, penokohan atau karakterisasi dalam teks drama merupakan sebuah gambaran yang
menceritakan karakter tokoh tersebut.

b. Latar (Setting)
Latar atau setting dalam teks drama yaitu sebuah aspek ruang atau tempat, waktu, hingga suasana
terjadinya peristiwa dalam sebuah teks drama.
c. Alur
Alur dalam teks drama adalah sebuah rangkaian peristiwa yang terjalin pada sebuah teks sastra, dengan
berlandaskan hukum sebab dan akibat. Alur sendiri dapat dipahami sebagai pola dan keterkaitan peristiwa
untuk menggerakkan cerita ke arah pertikaian dan penyelesaian cerita tersebut.

d. Tema
Tema dalam teks drama adalah suatu gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur lainnya, misalnya
seperti tokoh, alur, dan latar cerita dengan wujud sebuah dialog.

e. Amanat
Amanat dalam teks drama yaitu suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca teks
drama atau penonton pementasan drama.

2. Unsur Ekstrinsik
Selanjutnya, unsur ekstrinsik teks drama dapat diartikan semua unsur yang berada di luar teks drama,
tetapi memiliki peran dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik ini adalah sebagai
berikut:
a. Biografi atau riwayat hidup pengarang teks drama
b. Falsafah hidup pengarang teks drama
c. Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi dalam pembuatan naskah atau teks drama
Drama
Jenis, Kebahasaan, dan Struktur Teks Drama
Oleh: Eni Kusrini, S. Pd.

 Jenis-jenis Drama
1. Berdasarkan Ada Tidaknya Naskah
a. Drama tradisional, adalah jenis drama yang sering kali tidak memakai teks atau naskah drama.
b. Drama modern, adalah jenis drama yang banyak memakai teks atau naskah drama.

2. Berdasarkan Bentuk Sastra Percakapannya


a. Drama puisi, adalah jenis drama yang percakapannya dibuat berupa puisi atau mengandung banyak
unsur dari puisi.
b. Drama prosa, adalah jenis drama yang percakapannya dibuat berupa prosa.

3. Berdasarkan Sajian Isinya


a. Drama tragedi, adalah jenis drama yang menyajikan tokohnya dalam keadaan sedih atau muram. Drama
ini biasanya terjadi karena tokoh tersebut sedang berada suatu situasi yang gawat. Dalam situasi yang
merugikan tersebut, bisa jadi dapat mengantarkan tokoh ke dalam keputusasaan dan kehancuran. Drama
tragedi sering juga disebut dengan drama serius. Drama serius biasa dipahami sebagai drama yang
menggambarkan pertikaian antar tokoh dan kekuatan yang luar biasa. Akhir dari drama serius umumnya
akan terjadi malapetaka atau kesedihan yang ditimpa tokoh utama.
b. Drama komedi, adalah jenis drama ringan yang menghibur. Meskipun penuh dengan lelucon atau
humor, drama ini sering kali memuat tentang sindiran. Berbeda dengan drama tragedi, drama komedi
biasanya memiliki akhir yang bahagia.
c. Drama tragedi komedi, adalah jenis drama yang menggunakan alur sedih atau duka cita, akan tetapi
akhir dari drama ini memberikan kebahagiaan kepada tokoh utamanya.

4. Berdasarkan Kuantitas Percakapannya


a. Drama pantomim, adalah jenis drama yang dipentaskan dengan tidak banyak memakai kata-kata.
Drama ini lebih memaksimal penggunaan gerakan tubuh dari para tokohnya.
b. Drama mini kata, adalah jenis drama yang dipentaskan hanya dengan menggunakan sedikit kata-kata.
Drama ini biasanya memaksimal penggunaan gerakan tubuh dari para tokoh dan banyak bunyi dari mulut
para tokoh, tetapi bunyi yang dihasilkan tidak berupa kata-kata.
c. Drama monolog, adalah jenis drama yang menampilkan drama dengan hanya satu tokoh utama yang
bermonolog atau berbincang sendiri sepanjang pementasan.
d. Drama dialog, adalah jenis drama yang mementaskan para tokohnya untuk berdialog dengan
menggunakan kata-kata.

5. Berdasarkan Besarnya Pengaruh Unsur Seni Lainnya


a. Drama opera, adalah jenis pementasan drama yang mengutamakan seni suara dan musik.
b. Drama sendratari, adalah jenis pementasan drama yang mengutamakan seni tari.
c. Drama tablo, adalah jenis pementasan drama yang tidak banyak tindakan atau dialog.
6. Berdasarkan Bentuk-Bentuk Lainnya
a. Drama absurd, adalah jenis pementasan drama yang secara sadar mengabaikan atau melanggar
konvensi alur, penokohan, dan tematik.
b. Drama baca, adalah jenis teks drama yang hanya cocok untuk dibaca dan tidak cocok untuk
dipentaskan.
c. Drama borjuis, adalah jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan kaum
bangsawan.
d. Drama domestik, adalah jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan rakyat biasa.
e. Drama liturgis, adalah jenis teks drama yang dipentaskan bersamaan dengan upacara kebaktian gereja.
f. Drama satu babak, adalah jenis pementasan drama yang hanya memiliki satu babak dan satu tema
dengan jumlah aktor atau aktris yang sedikit, dan memiliki alur yang ringkas.
g. Drama rakyat, adalah jenis pementasan drama yang muncul dan berkembang dalam festival rakyat.
Drama ini biasanya banyak dipentaskan di wilayah pedesaan.

7. Berdasarkan Sarana Penyajiannya


a. Drama panggung, adalah jenis drama yang diperankan oleh aktor dan aktris di atas panggung.
b. Drama radio, adalah jenis drama yang disiarkan di radio. Drama ini hanya bisa didengarkan oleh para
pendengarnya.
c. Drama televisi, adalah jenis drama yang hampir sama dengan drama panggung. Namun, drama ini
ditampilkan melalui media televisi.
d. Drama film, adalah jenis drama yang ditampilkan pada sebuah layar lebar seperti bioskop.
e. Drama wayang, adalah jenis drama yang diiringi pagelaran wayang.
f. Drama boneka, adalah jenis drama yang memakai boneka dalam pementasannya.

 Kebahasaan Teks Drama


1. Teks drama berisi dialog.
2. Banyak menggunakan tanda petik pada dialog
3. Pada bagian prolog dan epilog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang ketiga, yaitu seperti
dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya.
4. Pada bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua, misalnya
yaitu aku, saya, kami, kita, dan kamu.
5. Teks drama banyak memakai konjungsi temporal atau keterangan waktu, misalnya yaitu sebelum,
sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, dan lain sebagainya.
6. Teks drama banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, misalnya seperti
menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat, dan lain sebagainya.
7. Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh, misalnya seperti merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami, dan
lain sebagainya.
8. Teks drama banyak menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana,
misalnya yaitu ramai, bersih, baik, gagah, kuat, dan lain sebagainya.
 Struktur Teks Drama
1. Prolog
Bagian pertama dari struktur teks drama adalah prolog. Prolog dapat dipahami sebagai kata pendahuluan
atau kata-kata pembuka yang memiliki peran sebagai pengantar. Prolog sendiri biasanya berisi penjelasan
gambaran umum tentang tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau berbagai hal yang terjadi dalam drama.
Dalam pementasan drama, prolog sering kali disampaikan oleh narator atau bisa disebut juga dengan
dalang, terkadang juga prolog secara khusus disampaikan oleh tokoh tertentu dalam drama.
2. Dialog
Bagian kedua dari struktur teks drama yaitu dialog. Dialog dapat didefinisikan sebagai sebuah percakapan
atau pembicaraan antara dua orang atau lebih. Dalam struktur teks drama, dialog menjadi unsur yang
memiliki peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan sebuah pementasan drama dibangun dengan
menggunakan setiap dialog antar tokohnya.
Dalam teks drama, dialog juga dapat menyampaikan gambaran tentang perasaan dari para tokoh. Hal ini
yang menjadikan pementasan drama perlu diperankan oleh aktor atau aktris yang dapat menjiwai karakter
dan perasaan dari tokoh yang diperankan. Selain itu, aktor dan aktris juga harus mampu mengucapkan
dialog dari tokoh yang diperankan, misalnya dengan menggunakan suara yang sesuai dengan perasaan
dan watak dari karakternya.
3. Epilog
Bagian ketiga dari struktur teks drama yaitu epilog. Epilog pada dasarnya adalah kata penutup dalam
sebuah teks drama, yang mana fungsi dari epilog untuk mengakhiri sebuah pementasan drama. Dalam
pementasan drama, epilog biasanya memuat simpulan atau amanat atau isi pokok dari teks drama. Sama
seperti prolog, epilog umumnya disampaikan oleh narator atau dalang. Namun, bisa jadi karena kebutuhan
pementasan epilog disampaikan oleh tokoh dalam drama tersebut.
Novel dan Puisi
Disusun oleh : Eni Kusrini, S.Pd.

A. Novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan
orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.

Unsur-unsur Novel
 Alur
Alur adalah pola pengembangan cerita yang dibentuk oleh sebab akibat. Secara umum, alur dibagi menjadi
beberapa bagian, seperti pengantar situasi cerita, pengungkapan kejadian, konflik, klimaks atau
penyelesaian konflik.
 Latar
Latar merupakan gambaran mengenai peristiwa yang terjadi pada novel. Di mana berkaitan dengan
waktu, tempat, dan suasana.
 Tokoh
Tokoh merupakan para pelaku yang berperan di dalam novel.
 Penokohan
Penokohan merupakan penyajian watak-watak tokoh dalam cerita tersebut. Di mana bisa dilihat dari
perilaku tokoh, dialog, pilihan-pilihan tokoh, deskripsi atau penjelasan penulis.
 Gaya bahasa
Gaya bahasa cara penulis dalam menyampaikan cerita dalam novel. Biasanya menggunakanm majas atau
diksi tertentu.
 Amanat
Amanat merupakan pesan moral yang terdapat dalam sebuah novel.
Unsur-unsur ekstrinsik novel

Unsur ekstrinsik adalah semua unsur pembentuk novel yang berasal dari luar. Berikut unsur-unsur
ekstrinsik:
1. Nilai yang terdapat pada novel
Nilai yang terdapat pada novel merupakan nilai-nilai sebuah novel, seperti nilai budaya, moral, sosial dan
agama.
2. Latar belakang pengarang
Dalam sebuah novel pastinya terdapat latar belakang penulis. Latar belakang pengarang merupakan
semua hal yang terkait dengan pemahaman dan motivasi penulis.
3. Latar belakang masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan segala hal di masyarakat yang memengaruhi alur cerita novel.

Ciri-ciri Novel
Sebuah novel memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Alur cerita kompleks
2. Durasi membacanya cukup lama. 
3. Pada umumnya novel terdiri dari 400 halaman atau jumlah kata lebih dari 35.000 kata
4. Cerita sebuah novel panjang, banyak kalimat yang diulang
5. Novel ditulis dengan suatu narasi dan deskripsi untuk menggambarkan suasana

B. Puisi
Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik
dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara
cermat.
Puisi dibedakan menjadi dua, puisi lama dan puisi baru.

1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan berikut ini:
 Jumlah kata dalam 1 baris.
 Jumlah baris dalam 1 bait.
 Persajakan (rima).
 Banyak suku kata di tiap baris.
 Irama

Ciri-ciri puisi lama:

1. Tak diketahui nama pengarangnya.


2. Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut.
3. Sangat terikat akan aturan-aturan, misalnya seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
ataupun rima.

2. Puisi Baru
Berbeda dengan puisi lama, puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan, dan
bentuknya lebih bebas daripada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Ciri-ciri puisi baru:
1. Mempunyai bentuk yang rapi, simetris.
2. Persajakan akhir yang teratur.
3. Menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.
4. Umumnya puisi 4 seuntai.
5. Setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
6. Setiap gatranya terdiri dari dua kata dan 4-5 suku kata.

Jenis-jenis Puisi
1. Puisi Naratif
Dalam puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi menjadi
dua macam, yakni balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang
perkasa ataupun tokoh pujaan.
Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Sedangkan
romansa adalah jenis puisi cerita yang memakai bahasa romantik yang berisi kisah percintaan,
yang diselingi perkelahian dan petualangan.

2. Puisi Lirik
Pada jenis puisi lirik terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, serenada dan ode. Elegi
adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Contohnya Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang
mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.
Sedangkan serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada" sendiri
bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
Sementara itu, ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang umumnya tokoh yang
dikagumi, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Contohnya seperti Diponegoro karya Chairil Anwar
dan Ode buat Proklamator karya Leon Agusta

3. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda,
atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi
deskriptif, misalnya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu
keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.

Sedangkan puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap
keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau
ketidak beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam
puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan penyair terhadap suatu hal.
SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP

1. Sebutkan jenis-jenis proposal semiformal/nonformal


2. Tuliskan sistematika penulisan proposal!
3. Jelaskan ciri-ciri karya ilmiah!
4. Berikan 4 contoh karya ilmiah!
5. Jelaskan pengertian resensi!
6. Apa manfaat menulis resensi?
7. Apakah yang Anda ketahui tentang monolog dalam sebuah drama?
8. Jelaskan apa itu babak dalam drama!
9. Tuliskan jenis-jenis puisi!
10. Buatlah sebuah puisi dengan tema “persahabatan”!
PROPOSAL
Disusun oleh : Eni Kusrini, S.Pd.

Proposal merupakan usulan kegiatan yang dituangkan dalam bentuk  tulisan berisi rancangan kegiatan
yang rinci dan sistematis. Kata proposal dalam bahasa Inggris yaitu “to porpose”, memiliki arti mengajukan.
Proposal dibuat memang ditujukan sebagai pengajuan rencana kegiatan yang jelas dan detail supaya
mendapat persetujuan. Di dalam proposal biasanya juga sudah ditampilkan secara rinci dana yang akan
dibutuhkan.

 Jenis-jenis Proposal

1. Jenis proposal berdasarkan tujuan


Berdasarkan tujuan dibuatnya, ada empat jenis proposal, yaitu:
a. Proposal Penelitian
Proposal penelitian yang biasanya digunakan oleh mereka yang berada di lingkungan pendidikan.  
Biasanya lebih banyak dibuat oleh para mahasiswa atau dosen. Proposal ini terdiri dari proposal penelitian
untuk disertasi, tesis, skripsi, atau yang lainnya.
Proposal ini dibuat ketika seseorang hendak melakukan sebuah penelitian. Sehingga apa yang hendak
diteliti dan bagaimana prosedur penelitian serta teori yang dipakai akan dijelaskan dalam proposal ini.
Tentu saja bagi mereka yang hendak melaksanakan sebuah penelitian, proposal menjadi gerbang
utamanya.

b. Proposal Proyek
Proposal proyek yang biasa dipakai dalam kegiatan bisnis. Proposal proyek ini berisi tentang serangkaian
rencana kegiatan pembangunan yang akan dilakukan. Isinya pun macam-macam, mulai dari tujuan proyek
dilaksanakan, siapa saja yang terlibat, sampai dengan dana yang dibutuhkan dalam proyek.
c. Proposal Kegiatan
Proposal kegiatan yaitu proposal yang dibuat untuk sebuah kegiatan tertentu. Isi dari proposal kegiatan ini
adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang maupun kelompok.
d. Proposal Bisnis
Proposal bisnis yang biasa dipakai dalam kegiatan bisnis pribadi maupun kelompok. Seperti proposal
mendirikan usaha, proposal kerja sama antar perusahaan, serta proposal lain dengan tujuan bisnis.

2. Jenis proposal berdasarkan formatnya


Selain berdasarkan tujuannya, berdasarkan format penulisan dan strukturnya, proposal juga memiliki
beberapa jenis, di antaranya yaitu:
a. Proposal Formal
Merupakan jenis proposal resmi atau baku. Proposal jenis ini memiliki struktur yang baku pula, dan harus
ada di setiap proposal. Bahasa yang dipakai juga menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Ada tiga
bagian utama yang biasanya digunakan untuk menyusun proposal formal, yaitu pendahuluan, isi, dan data
pelengkap proposal.
b. Proposal Semi Formal
Yaitu proposal yang strukturnya tidak terlalu lengkap atau tidak selengkap proposal formal. Meski tidak
selengkap proposal formal, namun bentuk proposal semi formal masih menggunakan bahasa yang baku.
c. Proposal Non-Formal
Yaitu proposal yang lebih fleksibel dari kedua jenis sebelumnya. Proposal non-formal tidak baku ataupun
resmi. Karena tidak memiliki struktur resmi atau baku, proposal non-formal sering dibuat dalam bentuk
memorandum atau surat saja.

 Tujuan dibuatnya proposal.


1. Menyampaikan kepada pihak lain tentang rencana diselenggarakannya suatu kegiatan
2. Memberikan penjelasan langsung kepada pihak-pihak terkait tentang acara dan agendanya
3. Memperoleh dukungan serta izin dari pihak terkait yang dibutuhkan dalam acara.
4. Memberikan rincian kegiatan sebagai gambaran acara pada panitia
5. Meyakinkan para donatur untuk memberikan sumbangan atau donasinya bagi terselenggaranya
acara.
 Fungsi Proposal.

1. Fungsi proposal kegiatan lebih ditekankan untuk menyelenggarakan sebuah acara tertentu. Misal
untuk diskusi, pelatihan, seminar, lomba, tasyakuran, pentas, dan lain sebagainya. Fungsi adanya
rencana tertulis dalam proposal jelas sebagai pegangan demi terselenggaranya kegiatan dengan
lancar.
2. Fungsi proposal usaha atau bisnis, yaitu sebagai gambaran mengenai bagaimana usaha dan bisnis
akan dijalankan. Dengan adanya proposal, diharapkan setiap pihak yang terlibat sudah mempunyai
gambaran mengenai seluk beluk usaha yang hendak dijalankan, baik dari segi kebutuhan maupun
analisis keuntungan finansialnya.
3. Fungsi proposal proyek, yaitu sebagai bagian awal atau dasar bagi pemilik proyek untuk melakukan
tender. Baik itu proyek dari perorangan maupun lembaga swasta dan pemerintah. Proposal ini jelas
sebagai gambaran untuk menilai bagaimana  proyek akan dijalankan.
4. Fungsi proposal penelitian ini biasanya berguna sebagai langkah awal melakukan riset. Penelitian ini
bisa dilakukan dalam berbagai bidang, seperti sosial, budaya, politik, seni, agama, sains, ekonomi,
dan penelitian jenis lainnya.

 Sistematika Proposal

Dalam buku E Modul Bahasa Indonesia terbitan Kemdikbud dijelaskan bahwa ada beberapa sistematika proposal
yang harus dipatuhi. Komponen atau unsur-unsur dalam proposal adalah:

1. Nama Kegiatan (Judul)


Nama kegiatan yang akan dilaksanakan tercermin dalam judul proposal.
2. Latar Belakang
Latar belakang proposal berisi alasan perlunya diadakan kegiatan tertentu.

3. Tujuan Kegiatan
Penyusunan proposal harus merumuskan tujuan kegiatan yang membawa manfaat bagi
masyarakat bahkan pemerintahan. Jika mengenai kegiatan yang bersifat hiburan, perlu
pendekatan atau agenda acara yang memiliki tujuan yang jelas dan berfaedah.
Perlu dipastikan juga bahwa target yang akan dicapai dan nilai tambah yang diperoleh dapat
dirasakan oleh pembaca proposal. Maka, tujuan harus dijabarkan supaya tampak manfaatnya.

4. Tema
Tema acara atau konsep acara juga perlu dijelaskan. Pastikan tema memuat hal yang mendasari
kegiatan tersebut.

5. Peserta Kegiatan
Jelaskan segmentasi peserta kegiatan. Rancang siapa yang akan dilibatkan dalam kegiatan
tersebut.

6. Tempat dan Waktu Kegiatan


Tentu saja dalam proposal harus dituliskan secara jelas kapan dan dimana kegiatan akan
dilaksanakan.

7. Kepanitiaan
Penyelenggara atau susunan panitia harus dicantumkan dalam proposal dan ditulis secara rinci.
Hal ini agar bisa diketahui siapa saja yang bertanggungjawab dalam kegiatan.
8. Rencana Anggaran Kegiatan
Susun anggaran biaya yang logis dan realistis, serta memperhatikan keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran.

9. Penutup
Setiap penulisan proposal tentu harus memiliki penutup sebagai akhir dari suatu kepenulisan.
Biasanya berisi ucapan terima kasih dan harapan dari pihak penyelenggara kegiatan.
ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 KELAS XI TBSM 1&2

Kerjakan soal di bawah ini dengan tepat!

1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang proposal!


2. Tulis dan jelaskan 2 jenis proposal!
3. Apa tujuan pembuatan karya ilmiah?
4. Berikan 5 contoh karya ilmiah!
5. Tuliskan sistematika penulisan karya ilmiah!

ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 KELAS XI TBSM 1&2

Kerjakan soal di bawah ini dengan tepat!

1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang proposal!


2. Tulis dan jelaskan 2 jenis proposal!
3. Apa tujuan pembuatan karya ilmiah?
4. Berikan 5 contoh karya ilmiah!
5. Tuliskan sistematika penulisan karya ilmiah!

ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 KELAS XI TBSM 1&2

Kerjakan soal di bawah ini dengan tepat!

1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang proposal!


2. Tulis dan jelaskan 2 jenis proposal!
3. Apa tujuan pembuatan karya ilmiah?
4. Berikan 5 contoh karya ilmiah!
5. Tuliskan sistematika penulisan karya ilmiah!

ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 KELAS XI TBSM 1&2

Kerjakan soal di bawah ini dengan tepat!

1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang proposal!


2. Tulis dan jelaskan 2 jenis proposal!
3. Apa tujuan pembuatan karya ilmiah?
4. Berikan 5 contoh karya ilmiah!
5. Tuliskan sistematika penulisan karya ilmiah!

Anda mungkin juga menyukai