Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Merancang Informasi, Tujuan, dan Esensi dalam Karya Ilmiah”

DISUSUN OLEH :
1. NOVITA
2. WINDA
3. FIRMAN
4. RAFLY
5. JEFRI
6. NABIL
7. RANTI

SMA NEGERI 9 MUARO JAMBI


KABUPATEN MUARO JAMBI
DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2023
A. Menentukan Informasi Penting dalam Karya Ilmiah
Tujuan penulisan karya ilmiah adalah untuk memublikasikan suatu ilmu pengetahuan
kepada masyarakat. Salah satu forum yang sering dijadikan tempat untuk tujuan itu
adalah diskusi.
Tujuan dari karya ilmiah adalah :
1. Melatih ide tersurat atau hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah yang
sistematis dan metodologis.
2. Makalah ilmiah yang telah ditulis, harapannya akan menjadi transformasi
pengetahuan antara sekolah dan masyarakat.
3. Untuk membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa.
Pembuktian dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dan itu bisa dilihat
dalam bentuk karya ilmiah. Selain itu juga untuk melatih keterampilan dasar
dalam melakukan penelitian.

B. Menyajikan Hasil Karya Ilmiah dalam Diskusi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah adalah sesuatu yang harus
diselesaikan atau dipecahkan. Melalui forum diskusi, masalahmasalah itu 
iharapkand apat terselesaikan lebih baik karena melibatkan banyak orang.
Dalam diskusi resmi, seperti seminar, masalah itu dipaparkan oleh seorang atau
beberapa orang yang ditunjuk khusus oleh panitia berdasarkan keahlian ataupun
penguasaannya terhadap masalah itu. Orang tersebut dinamakan dengan pemakalah
atau narasumber.

Berikut langkah-langkah menyajikan makalah dalam forum diskusi resmi.


1. Tampillah sebagai pemakalah setelah mendapat izin dari moderator.
2. Kalau tidak diperkenalkan oleh moderator, perkenalkan diri dengan rendah hati.
3. Sampaikan masalah umum dari isi makalah yang akan dipaparkan.
4. Jelaskan pokok-pokok isi makalah dengan bahasa yang lugas.
5. Sertakan ilustrasi dan fakta-fakta penting yang menyertai penjelasan di atas.
6. Akhiri paparan dengan menyampaikan simpulan.
C. Menganalisis Sistematika dan Kebahasaan Karya Ilmiah
Menganalisis Sistematika Karya Ilmiah
Isi karya ilmiah memang dapat berkaitan dengan banyak hal, sepanjang hal-hal
tersebut bukan sesuatu yang imajinatif. Masalah-masalah dalam karya ilmiah
mencakup berbagai hal yang bersifat empiris (pengalaman nyata), mulai dari masalah
keagamaan, bahasa, budaya, sosial, ekonomi, politik, alam sekitar, dan sebagainya.
Pada dasarnya, makalah terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian tubuh dan
pelengkap. Bagian tubuh terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup.
Bagian pelengkap terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka.

Dalam menganalisis sistematika karya ilmiah harus berdasarkan struktur karya ilmiah.
Berikut struktur yang terdapat dalam karya ilmiah yang sudah dipaparkan pada ulasan
Mengidentifikasi Struktur Karya Ilmiah Yang Dibaca
1.    Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan berisikan dasar-dasar penelitian ilmiah dilakukan, masalah
yang diangkat, dan mekanisme penyelesaian masalah itu.
2.    Isi dan Pembahasan
Bagian isi dan pembahasan ini bisa terdiri dari satu atau lebih bab. Jumlah bab pada
bagian ini bergantung seberapa pelik pembedahan dan pembahasan dari bahan
penelitian.
3.    Kesimpulan
Bagian kesimpulan berisikan kesimpulan dari hasil analisis pada bagian isi dan
pembahasan. Kesimpulan yang disampaikan pada bagian ini berupa penjelasan singkat
dan padat mengenai hasil analisis

Yang harus dipahami dalam Karya tulis ilmiah adalah ciri – cirinya. Berikut ciri-
ciri karya tulis ilmiah
1.    Reproduktif
Artinya karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau penulis harus diterima dan dimaknai oleh
pembacanya sesuai dengan makna yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa
langsung memahami konten dari karya ilmiah.
2.    Tidak Ambigu
Ciri ini ada kaitannya dengan reproduktif. Sebuah karya ilmiah harus memberikan
pemahaman secara detil dan tidak dikemas dengan bahasa yang tidak
membingungkan. Dengan begitu, maksud dari karya ilmiah itu bisa langsung diterima
oleh pembacanya.

3.    Tidak Emotif


Artinya, karya ilmiah ditulis tidak melibatkan aspek perasaan dari penulisnya. Sebab,
karya ilmiah harus memaparkan fakta yang didapatkan dari hasil analisis penelitian,
bukan dari perasaan subjektif dari penulisnya.

4.    Menggunakan Bahasa Baku


Menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami. Penggunaan bahasa baku itu
meliputi setiap aspek penulisannya. Mulai dari penulisan sumber, teori, hingga
penulisan kesimpulan. Ketidakbakuan pada tulisan karya ilmiah hanya akan membuat
pembacanya bingung dan apa yang ingin disampaikan dalam tulisan tidak dipahami
pembaca.

5.    Menggunakan Kaidah Keilmuan


Penulisan karya ilmiah harus menggunakan kaidah keilmuan atau istilah-istilah
akademik dari bidang penelitian si penulis. Hal itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa
peneliti atau penulisnya memiliki kapabilitas pada bidang kajian yang dibahas dalam
karya ilmiah. Penggunaan kaidah atau istilah ilmiah itu juga menjadi takaran seberapa
ahli peneliti pada bidang keilmuannya.

6.    Bersifat Dekoratif


Artinya penulis karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang memiliki satu
makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis dan
kecermatan penelitian. Kedua hal itu penting karena karya ilmiah harus bisa
menyampaikan maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis tanpa
membingungkan.
7.    Terdapat Kohesi
Artinya karya ilmiah harus memiliki kesinambungan antar bagian dan babnya dan
bersifat straight forward maksudnya ialah tidak bertele-tele atau tepat sasaran. Sebuah
karya ilmiah setiap bagian atau babnya harus memiliki alur logika yang saling
bersambung. Selain itu, penyampaiannya harus tepat sasaran dengan apa yang ingin
disampaikan.

8.    Bersifat Objektif


Karya ilmiah harus bersifat objektif. Hal ini sangat penting karena karya ilmiah tidak
dibuat berdasarkan perasaan penulisnya. Karya ilmiah harus menunjukkan fakta-fakta
dan data-data dari hasil analisisnya. Jadi, tidak memiliki kecondongan subjektifitas.

9.    Menggunakan Kalimat Efektif


Dan, penulisan karya ilmiah harus menggunakan kalimat efektif. Ciri ini berkaitan
dengan semua ciri sebelumnya. Tujuan penggunaan kalimat dalam karya ilmiah agar
pembaca tidak dipusingkan dengan penggunaan kalimat yang berputar-putar.
Penggunaan kalimat seperti itu hanya akan membuat pembaca bingung.

Menganalisis Kebahasaan Karya Ilmiah yang Dibaca


Objektivitas suatu karya ilmiah, antara lain, ditandai oleh pilihan  kata yang bersifat
impersonal. Hal ini berbeda dengan  teks lain yang bersifat nonilmiah, semacam novel
ataupun cerpen yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang
digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti.
Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermakna denotatif.
Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkan  secara eksplisit untuk
mencegah timbulnya pemberian makna yang lain. Untuk itu, dalam karya ilmiah kita
sering mendapatkan definisi atau batasan dari kata atau istilah-istilah yang digunakan.
Misalnya, jika dalam karya itu digunakan kata seperti frasa atau klausa, penulis itu
harus terlebih dahulu menjelaskan arti kedua kata itu sebelum ia melakukan
pembahasan yang lebih jauh. Hal tersebut penting dilakukan untuk menyamakan
persepsi antara penulis dengan pembaca atau untuk menghindari timbulnya
pemaknaan lain oleh pembaca terhadap maksud kedua kata itu.
Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan
konsep asalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami
penambahan-penambahan makna.  Adapun makna konotasi adalah makna yang telah
mengalami penambahan. Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran
seseorang terhadap suatu hal.

Berikut Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah


1.    Pilihan kata yang digunakan di dalam karya ilmiah harus bersifat impersonal.
Yang dimaksud dengan pilihan kata yang digunakan di dalam karya ilmiah bersifat
impersonal adalah kata ganti yang digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum,
seperti menggunakan kata ganti seperti penulis atau peneliti.
2.    Karya ilmiah banyak menggunakan kalimat pasif.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan/tindakan atau
aktivitas. Subjek pada kalimat pasif berada sebelum predikatnya.
Contoh :
Aku disekolahkan oleh pamanku ke salah satu akademi keperawatan terbaik di kota
Indramayu
 3.    Bahasa yang digunakan di dalam karya ilmiah harus reproduktif.
Sedangkan penggunaan bahasa yang reproduktif adalah dalam penyampaian informasi
dalam karya ilmiah harus menggunakan kata-kata dan kalimat yang ganda.
4. Ragam bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah harus lugas dan mengungkapkan
denotatif.
Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan terdekat denotatif yaitu
makna yang terkandung dalam kata-katanya harus ada untuk mencegah timbulnya
pemberian makna yang lain. Untuk itu, dalam karya ilmiah kita sering mendapatkan
defnisi atau batasan dari kata atau istilah-istilah yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.puriedukasi.com/2021/02/merancang-informasi-tujuan-dan-esensi.html

Anda mungkin juga menyukai