Anda di halaman 1dari 11

Ragam Menulis

1. Tulisan Karya Ilmiah

Pengertian Karya Ilmiah

Seperti yang telah dipaparkan pada bagian pendahuluan,karya ilmiah merupakan karya tulis yang
menyajikan gagasan,deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara
objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan/atau
bukti-bukti empirik.

Dalam hal ini, karya tulis ilmiah dapat dikatakan sebagai hasil rangkaian gagasan yang
merupakan hasil pemikiran yang didasarkan pada fakta, peristiwa, dan gejala yang disampaikan
secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara
ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Tujuannya untuk memberitahukan
sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk
mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang
terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat
tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Meskipun tersebut
sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, namun tujuannya adalah sebagai upaya
pengembanga dari tema terdahulu. Hal semacam ini disebut juga dengan penelitian lanjutan.

Dilihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraian karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah
dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun lapor penelitian didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja membayangka ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu
didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan (Azward 2008).

Menurut Mailani, karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan.
Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang
diperoleh melalui suatu penelitian.

Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan
menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu ilmiah,
sistematika penulisan yang disepakati. Dalam karya tulis ilmiah, ciri-ciri keilmiahan dari suatu
karya harus dapat dipertanggungjawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah
mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik
notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. ilmiah
harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa
diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek
dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus
dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang
harus disampaikannya.

Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal, yaitu:

1. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membua pernyataan tersebut.

2. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan
apakah dalam makalah,buku, seminar, lokakarya, dan sebagainya.

3. Harus dapat diidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta
tempat domisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak
diterbitkan, maka harus disebutkan tempat, waktu, dan lembaga yang melakukan kegiatan
tersebut.

Ciri-ciri karya ilmiah;

Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah
sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:

1. Objektif

Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan
yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan
berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat
mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

2. Netral

Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-
kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-
pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau memengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

3. Sistematis

Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola
pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan
cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

4. Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif.
Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau
bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan) Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam
karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan
yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang
berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti
orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

6. Tidak Pleonastis

Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak
berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).

7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal

Dalam menulis karya ilmiah tidak boleh menggunakan bahasa ragam santai. Oleh sebab itu,
bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam formal, yaitu bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

Jenis-jenis karya ilmiah;

1. Karya ilmiah pendidikan

Karya ilmiah pendidikan digunakan sebagai tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai
persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:

a. Paper (Karya Tulis)

Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau
resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh
dosen kepada mahasiswanya (Djuroto dan Supriadi).

Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata
kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak diperdalam dengan
beberapa bab antara lain, Bab I Pendahuluan, Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau
Analisis, dan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

b. Praskripsi
Praskripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan
mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang
akademik atau setingkat Diploma 3 (D-3) (Djuroto dan Supriadi, 2002: 24). Yang Format
tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan
penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian); Bab II Gambaran Umum
(menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dengan permasalahan Bab III Deskripsi Data
(memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian); Bab IV Analisis (pembahasan data
untuk menjawab masalah penelitian); Bab V Penutup (kesimpulan penelitian dan saran).

c. Skripsi

Menurut Arifin, skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta-
fakta empiris-objektif baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun
penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar
sarjana S-1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah, yaitu
logis dan empiris (Djuroto).

d. Tesis

Tesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi, tesis merupakan
syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).

Penulisan tesis bertujuan mensintesiskan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi guna
mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini
terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu
hal yang menjadi tema tesis tersebut.

e. Disertasi

Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan
oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci.

Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan


senat guru besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi, disertasi berisi tentang hasil
penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap
suatu hal yang dijadikan tema dari disertasi tersebut. Penemuan tersebut bersifat orisinil dari
penulis sendiri, penulis disertasi berhak menyandang gelar Doktor.

2. Karya ilmiah penelitian

Karya ilmiah penelitian terdiri dari beberapa jenis karya ilmiah. Menurut Fuad,yang termasuk
karya ilmiah penelitian di antaranya:

a. Makalah Seminar
Makalah seminar meliputi naskah seminar dan naskah bersambung.

1) Naskah Seminar

Naskah seminar adalah karya ilmiah yang berisi uraian dari topik yang membahas suatu
permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil
penelitian atau pemikiran murni dari penulis dalam membahas atau memecahkan permasalahan
yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.

2) Naskah Bersambung

Naskah bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis
ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul dengan pokok bahasan (topik)
yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat
pengumpulan data penelitian dalam waktu berbeda. yang

b. Laporan Hasil Penelitian

Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara
relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil
dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.

c. Jurnal Penelitian

Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri atas karya ilmiah yang isinya berupa hasil penelitian
dan resensi buku. Jurnal penelitian ini harus ditulis secara teratur dan sebaiknya mendapatkan
nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (International Standard Serial Number).

2. Tulisan Artikel

Pengertian Artikel

Artikel adalah sebuah jenis tulisan yang berisi pendapat atau pandangan seseorang yang disertai
data dan fakta terhadap sebuah isu aktual, ditulis dengan bahasa yang singkat, jelas dan
sederhana, untuk kemudian dimuat di surat kabar, majalah, situs internet, dan sebagainya.

Perlu diingat bahwa artikel memang hampir sama dengan be rita. Tetapi berita hanya bertaburan
fakta atau informasi, tanpa ada opini atau pandangan dari penulisnya. Justru menjadi sesuatu
yang 'haram' apabila dalam berita, opini si penulis atau wartawan me warnai tulisannya. Berita
hanya melaporkan saja, baik secara lisan maupun tulisan dari sebuah peristiwa "yang menarik"
atau perlu diketahui dan penting bagi masyarakat.

dan kepentingan si penulis atau wartawan dari media tersebut. Meskipun memang kenyataannya,
berita kadang tidak bebas Kenapa berita yang ini ditampilkan, sementara peristiwa yang itu tidak
diberitakan, semua itu karena berbagai pertimbangan dan epentingan si penulis berita, dalam hal
ini wartawan atau redaksi media tersebut.

Media mempunyai visi dan misi yang berbeda-be da, sehingga fokus pemberitaannya pun pasti
akan berbeda. Artikel biasanya ditulis oleh penulis luar atau di luar wartawan atau redaktur
media tersebut. Artikel menjadi sarana bagi masyarakat luas untuk aktif menuangkan gagasan
atau opininya mengenal peristiwa atau kejadian yang tengah terjadi.

Masyarakat tidak hanya bersifat pasif, hanya bertindak sebagai pembaca saja, melainkan bisa
mewarnai opini public yang berkembang dengan tulisan-tulisannya yang segar. Bagi sebagian
kalangan, artikel sering dimanfaatkan sebagai sarana untuk aktulisasi diri atau menunjuk kan
bahwa dirinya ada dan perlu diperhitungkan untuk kepentingan tertentu.

Untuk lebih memahami lagi apa itu artikel, akan lebih baik lagi kalau kita memahami terlebih
dahulu pengertian fakta, intrepretasi, dan opini. Menurut Djuroto dan Suprijadi,bahwa fakta
adalah kenyataan yang ada sesuai dengan data yang sebenarnya. Interpretasi adalah hasil
pemikiran berupa penafsiran, pengertian, atau pemahaman. Sedangkan opini merupakan
pendapat atau pan dangan seseorang atau kelompok terhadap masalah atau peristiwa yang
terjadi.

Berita merupakan gabungan antara fakta dan intrepretasi seorang wartawan terhadap fenomena
atau peristiwa yang terjadi. Sedangkan, pendapat atau opini seseorang terhadap sebuah peris tiwa
adalah komentar yaitu berupaya untuk memberikan opini atas peristiwa atau opini yang terjadi
berdasarkan nalar berpikir yang dimilikinya. Artikel pada umumnya berusaha meracik antara
fakta atau kejadian yang sebenarnya dengan penafsiran atau interpretasi untuk kemudian
memberikan opininya sekaligus solusi terhadap peristiwa itu dalam bahasa tulisan.

Ciri-Ciri Artikel ;

1. Tulisan di surat kabar, tabloid, majalah atau media online yang bukan berbentuk berita, tapi
opini.

2. Nama penulis dan profesi atau institusinya tempatnya mengabdi selalu dimunculkan dalam
tulisan.

3. Menyoroti isu atau peristiwa aktual saat ini. Ada yang menye but artikel adalah kepanjangan
tangan dari berita atau ulasan dari berita yang tengah hangat diperbincangkan.

4. Menjunjung tinggi etika dan toleransi.

5. Artikel berisi opini dan pandangan (views) dari penulisnya yang berlandaskan fakta dan data
aktual.

6. Ditulis sendirian, tidak berdua atau berkelompok.


7. Karena terbatas ruang dan waktu, artikel harus jelas, padat dan objektif.

8. Dibuat oleh penulisnya secara jernih dan tidak emosional ber lebihan.

9. Terbuka terhadap masukan atau pendapat orang lain.

10. Menggunakan kaidah penulisan ilmiah populer.

Jenis-jenis Artikel ;

1. Artikel Eksploratif

Artikel jenis ini berusaha mengungkapkan fakta berdasarkan kajian dari penulisnya. Jenis artikel
ini lebih cocok digunakan untuk menguraikan penemuan-penemuan baru. Biasanya penulis yang
berprofesi sebagai peneliti cocok mengungkapkan hasil penemuan nya dalam bentuk tulisan atau
artikel dengan mengambil jenis artikel ini.

2. Artikel Eksplanatif

Artikel jenis ini berusaha menerangkan sesuatu untuk dapat dipahami pembacanya. Dengan
membaca tulisan ini pembaca akan memahami terhadap sebuah fenomena. Dengan kata lain,
jenis ar tikel ini memberikan pencerahan pada masyarakat yang mungkin saja saat ini mengalami
kebingungan tentang sebuah peristiwa yang dihadapinya.

3. Artikel Deskriptif

Artikel jenis ini menggambarkan suatu permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat,
sehingga dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dalam beberapa hal, artikel ini mirip
dengan laporan atau reportase. Biasanya artikel ini mirip feature karena menuliskan perjalanan
penulis ketika mengunjungi tempat tertentu. Tentu saja tempat yang mempunyai nilai estetika
atau keindahan atau bisa saja ke tempat yang mempunyai nilai sejarah tinggi.

4. Artikel Prediktif

Artikel jenis ini berisi perhitungan, prediksi, atau ramalan tentang sesuatu hal yang akan terjadi
di kemudian hari. Tetapi jenis artikel ini bukan berisi ramalan yang tanpa dasar atau bukan juga
berdasarkan intuisi belaka penulisnya, melainkan hasil dari berbagai analisis terhadap data dan
fakta yang ada.

3. Tulisan Fiksi

Fiksi adalah cerita atau latar yang berasal dari imajinasi dengaan kata lain, tidak secara ketat
berdasarkan sejarah atau fakta. Fiksi biasa diekspresikan dalam beragam format, termasuk
tulisan, pertunjukan langsung, film, acara televisi, animasi, permainan video, dan permainan
peran. Walaupun istilah ini awalnya dan lebih sering digunakan untuk bentuk sastra naratif,
termasuk novel, novella cerita pende, dan sandiwara. Fiksi biasanya digunakan dalam arti paling
sempit untuk segala “narasi sastra”.

Karya fiksi merupakan hasil dari imajinasi kreatif jadi kecocokannya dengan dunia nyata
biasanya diasumsikan oleh audiensnya. Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan
kebenaran yang berlaku di dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi hukum, moral, agama,
logika, dan sebagainya. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata tapi bisa saja terjadi di
dunia fiksi. Dengan demikian, fiksi umumnya tidak diharapkan untuk hanya menampilkan tokoh
yang merupakan orang nyata atau deskripsi yang akurat secara faktual.

Adapun unsur-unsur intrinsik karya fiksi sebagai berikut:

1. Tema

Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam
cerita. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis cerita. Tema dalam cerpen
dapat terjabar dalam setiap satuan peristiwa dalam cerita, misalnya melalui tingkah laku atau
jalan hidup pelakunya.

Tema juga dapat berarti ide dasar atau ide pokok atau gagasan yang menjiwai seluruh
karanggan yang ditujukan. Ada beberapa contoh tema misalnya tema kemerdekaan, ramadhan,
idul fitri, natal, global warming, penghijauan, sekolah, tempu dulu dan tema lainnya.

2. Penokohan

Penokohan berkaitan dengan bagaimana sifat-sifat tokoh itu digambarkan dalam cerita
tersebut oleh pengarang. Ya kayak mengetahui sifat-sifat teman kamu. Ada yang baik hati, ada
yang jahil, dan juga ada yang super rajin, hingga sampai ada yang baik hati dan tidak sombong.

Contoh lagi saat kita berpapasan dengan seseorang di suatu tempat, tak hayal lagi kita tergoda
untuk berpikir. Jika yang lewat adalah seseorang gadis, mungkin kita berpkir, “cantik banget.”
Atau “kalem sekali pembawaannya.”

Persepsi-persepsi di atas timbul akibat dari gadis tersebut. Bentuk tubuh, cara dia berbicara,
penampilan wajahnya, reaksinya terhadap lingkungan dan sebagainya. Sayangnya dalam novel,
penulis tak dapat menampilkan segi visual seperti ini. Senjata novelis hanya kata-kata.

3. Latar/setting

Dalam arti luas, latar meliputi aspek ruang, aspek waktu, dan aspek suasana saat kejadian atau
peristiwa itu terjadi berikut penjelasan dari ketiga aspek:

a. Aspek Ruang
Aspek ruang merupakan gambaran tempat atau lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita.
Misalnya si A pergi kerumah temannya yang bernama si B dan di sana ternyata mewah, lalu si A
pulang dan menceritakan kepada ibunya. “maa, tadi aku ke rumah B, tamannya itu bagus sekali,
pas buka pintu gerbang langsungg terlihat kolam ikan di tengah-tengah tamannya, ada juga
patung anak kecil lagi pipis, terus di pinggirnya ada sederetan bunga mawar yang mengitari
taman itu maa”.

b. Aspek waktu

aspek waktu meliputi waktu cerita dan waktu penceritaan. Misalnya : waktu menunjukkan
pukul setengah dua siang, aku melangkahkan kakiku berjalan-jalan di taman ini bersama si B.

c. Aspek suasana

Aspek suasana adalah suasana sekeliling saat terjadinya peristiwa yang menjadi pengiring
atau latar belakang kejadian. Misalnya: terik mataharipun tak terasa panasnya ketika berada di
taman yang dipenuhi pepohonan rindang dan bunga-bunga mawar yang bermekaran. Begitu
nyaman, tak ingin aku cepat-cepat pergi dari taman ini.

4. Alur Cerita

Alur cerita adalah jalinan atau rangkaian peristiwa dalam suatu cerita. Ada tiga alur dalam
fiksi: alur maju, alur mundur, serta alur kilas-balik (flashback). Yang mesti diingat, dalam
sebuah karya fiksi selalu satu jenis alur yang digunakan. Terkadang penulis sengaja
mencampurkan dua jenis alur dalam ceritanya.

Alur dibangun oleh narasi, deskripsi, dialog, dan aksi/laku (action) dari tokoh-tokoh cerita.
Alur yang baik akan sangat membantu pembaca untuk menangkap gambaran utuh dari cerita
yang disuguhkan. Bagi penulis, penguasaan alur cerita sangat menolong agar tidak kehilangan
jejak, atau mentok di tengah jalan.

Sebaiknya sebelum mulai menulis dibuat terlebih dahulu draf alur ceritanya. Hal ini untuk
memudahkan kita saat menulis nanti. Walaupun begitu, kita tidak diharuskan terlalu kaku
memegang draf awal dari alur tersebut. Karena biasanya ketika menulis, pergerakan alur cerita
akan berkembang dengan sendirinya.

Kamu bisa menulis draf awal sebuah alur cukup dengan beberapa kalimat saja, paling banyak
lima kalimat. Tentunya tidak terlalu ribet, kan.

Jenis- jenis alur:

1. Alur Maju

Alur maju atau biasa juga disebut alur lurus. Alur ini mempunyai tahapan yang lurus mulai
dari perkenalan, pembeberan mula, konflik, klimaks, antiklimaks, penyelasaian. Biasanya
penulis-penulis yang menggunakan alur ini adalah penulis-penulis pemula. Dengan menulis
menggunakan alur ini, akan terbangun kebiasaan menulis bagi mereka karena penggunaan alur
ini tidak terlalu sulit. Dan alur ini kebanyakan digunakan terhadap cerita-cerita yang mudah
untuk dicerna, seperti cerita-cerita untuk anak-anak. Tetapi, bukan berarti alur ini tidak bisa
digunakan untuk cerita-cerita serius, seperti roman, drama, dll.

2. Alur Mundur

Alur mundur/sorot balik adalah alur yang memulai cerita dengan penyelesaian. Alur ini lebih
sering kita temui pada cerita-cerita yang menggunakan setting waktu di masa lampau. Seorang
penulis yang menggunakan alur ini harus pintar dalam menyusun cerita agar cerita tidak
membingungkan pembaca. Tips bagi Anda yang ingin menggunakan alur ini dalam cerita adalah
buatlah penyelesaian yang sederhana tapi bermakna dalam cerita Anda. Lalu, berikan gambaran
yang jelas pada penyelesaian cerita tentang keseluruhan cerita.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang (point of view) aadalah cara atau kedudukan seorang pengarang di dalam
sebuah cerita. Sudut pandang dalam cerita ada dua macam:

A. sudut pandang orang pertama berarti pengarang berada di dalam sebuah cerita, yang biasanya
ditandai dengan penggunaan kata ganti orang pertama (saya, aku, dan gue “bahasa gaul”). Ada
dua tipe sudut pandang orang pertama, yakni:

- Sudut pandang orang pertama pelaku utama. Apabila menggunakan sudut pandang ini,
pengarang akan mendapatkan dirinya menjadi tokoh utama yang benar-benar memahami tokoh
utama. Cerita yang menggunakan sudut pandang ini akan lebih banyak mengisahkan tentang si
aku/saya.

- Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan. Apabila menggunakan sudut pandang ini,
pengarang akan menempatkan dirinya menjadi tokoh utama yang menceritakan tokoh lainnya.
Dengan kata lain, dalam cerita yang menggunakan sudut pandang ini, si aku sebagai tokoh utama
akan lebih banyak mengisahkan tokoh lainnya.

B. sudut pandang orang ketiga. Jika seorang pengarang menggunakan sudut pandang orang
ketiga, berarti si pengarang tidak ikut dalam sebuah cerita dan hanya berdiri di luar cerita. Ciri-
ciri sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata ganti orang ketiga dalam sebuah cerita
misalnya” dia, ia. Atau nama tokoh disebutkan langsung. Ada dua macam sudut pandang orang
ketuga:

- Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat. Dalam cerita yang menggunakan sudut pandang
ini maka pengarang hanya mengetahui permasalahann atau konflik tokoh-tokoh ceritanya sebatas
fisik mereka. Contohnya gerak-gerik tokoh, mimik wajah tokoh, pakaian tokoh, dan lain
sebagainya. Apabila menggunakan sudut pandang ini, tidak wajar apabila si pengarang
mengetahui konflik batin tokoh-tokoh ceritanya.

- Sudut pandang orang ketiga serbatahu. Dalam cerita yang menggunakan sudut pandang ini,
maka pengarang mengetahui segala hal yang dialami dan dirasa tokoh-tokoh ceritanya. Tidak
hanya mengetahui fisik, pakaian, maupun gerak-gerik tokoh-tokohnya tetapi juga mengetahui
konflik batin, masa lalu, penyesalan, dan segala hal yang hanya terjadi dalam batin tokoh-tokoh
ceritanya.

DAFTAR PUSTAKA

Suhendi,S.Sos.,M.M., CARA DASYAT MENULIS ARTIKEL, Bekasi : Gramata Publishing, 2014

Dr.H.Dalman,M.pd. , Menulis Karya Ilmiah , -Ed.1,-Ed. 3, -Jakarta : Rajawali Pers, 2013.

A.Bimo Wirawan , MENJADI PENULIS MAHIR DALAM 7 LANGKAH , - Edisi Pertama -


Yogyakarta; Penerbit Pelangi Multi Aksara Yogyakarta,2008.

Anda mungkin juga menyukai