Anda di halaman 1dari 10

RESUME

BAHASA INDONESIA

KARANGAN ILMIAH

Disusun Oleh:

Nama : Nadia Sefina

NIM : 21032018

Prodi : Biologi NK

Dosen : Dr. Amril Amir, M.Pd.

Sesi : 202121280196

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
1. Hakikat Karangan Ilmiah

Menulis karya ilmiah merupakan salah satu cara bagi para akademisi baik tenaga pengajar, siswa dan
mahasiswa, peneliti, praktisi ataupun ilmuwan untuk memaparkan gagasan, pemikiran, atau temuan
sehingga dapat disebarkan dan dikomunikasikan kepada sesama ilmuwan ataupun masyarakat luas
lainnya. Menurut Wardani, dkk. (2007:1.6) ciri-ciri karangan ilmiah itu antara lain adalah sebagai berikut
ini.

1. Dari segi isi, karangan ilmiah biasanya berisikan tentang pengetahuan yang dapat berupa
gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan satu masalah;

2. Sebuah karangan ilmiah ditulis dengan mengikuti sistematika tertentu. Karena itu, karangan
ilmiah bersifat sistematis;

3. pengetahuan yang disajikan di dalam karangan ilmiah berdasarkan pada fakta atau data empirik,
dan bertolak dari teori-teori yang dikemukakan pakar (telah diakui kebenarannya);
4. Sebuah karangan ilmiah bersifat objektif, baik dari segi kebenaran data dan fakta yang disajikan,
maupun dari segi kejujuran dalam penulisannya;
5. Bahasa yang digunakan di dalam karangan ilmiah adalah ragam bahasa baku, menggunakan
istilah-istilah teknis, dan istilah yang digunakan harus bermakna denotatif.

Dari kelima ciri (karakterisitik) karangan ilmiah itu dapat dijelaskan bahwa sesungguhnya karangan
ilmiah itu berbeda dari jenis karangan lainnya karena karangan ilmiah berisikan tentang pengetahuan
Selain itu, sebuah karangan ilmiah juga harus ditulis dengan mengikuti tata cara penulisan (sistematika)
tertentu, yang dapat membedakan karangan ini dari jenis karangan yang lainnya.

Bagian kepala biasanya untuk sebuah karangan ilmiah dinamakan pendahuluan. Pendahuluan
berisikan tentang latar belakang masalah (alasan pemilihan masalah), metode (tata cara yang digunakan
untuk memecahkan dan membahas masalah), dan tujuan penulisan. Batang tubuh mengacu kepada isi dari
sebuah karangan ilmiah. Pada bagian isi ini dipaparkan secara panjang lebar ide atau gagasan atau
pemecahan suatu masalah itu secara panjang lebar berdasarkan pada data, fakta empirik dan teori yang
relevan. Bagian bawah (kaki) mengacu pada bagian akhir sebuah karangan limiah, yang biasa juga
disebut dengan bagian penutup. Pada bagian ini dikemukakan simpulan yang diperoleh, dan saran-saran
yang dikemukakan sehubungan dengan permasalahan yang dibahas.

Selanjutnya, sebuah karangan ilmiah harus mengandung kebenaran yang objektif, dan kejujuran
dalam penulisan. Kebenaran berdasaerkan fakta dan data yang ditemukan di lapangan, bukan kebenaran
yang sifatnya normatif. Kebenaran yang objektif itu juga harus disampaikan secara objektif, secara jujur
dan akurat, tanpa keberpihakan

Contoh 1

Di setiap kota, para pelancong akan mencari makanan khas kota tersebut. Nah, lalu ditanyalah di
mana yang paling enak atau yang paling beda. Contohnya di Bandung, siapa yang tidak kenal dengan
batagor Ihsan atau batagor Riri, mie bakso Akung, lotek Kalipa Apo, atau kue Kartika Sari. Semuanya
dicari dan diburu orang karena menampilkan sesuatu yang berbeda dalam soal rasa maupun kemasannya.
(dikutip dari buku Menginstall Nyali, h.73) ”Bukan termasuk karangan ilmiah”.

Contoh 2

Berdasarkan hasil beberapa jajak pendapat (tracer study) yang dilakukan perguruan tinggi di
Indonesia, kompetensi sarjana di dunia kerja dibagi dua aspek. Pertama, aspek teknis berhubungan
dengan latar belakang keahlian atau keahlain yang diperlukan di dunia kerja. Kedua, aspek nonteknis
yang mencakup motivasi, adaptasi, komunikasi, kerjasama dalam tim, pemecahan persoalan, manajemen
stres dan kepemimpinan. (dikutip dari makalah Pengembangan Soft Skills di Perguruan Tinggi, h. 11)
”Termasuk karangan ilmiah”

Contoh 3

Nanda, sebut saja temanku ini dengan nama itu. Aku belum lama mengenalnya. Awalnya akau
sangat tidak simpatik dengan intonasi suaranya, lagaknya bak seseorang yang harus dituruti segala
perkataannya. Huh... sungguh sangat menyebalkan. Biasanya bilamana aku berhadapan dengan orang
semacam ini, aku cenderung sekedarnya saja, biasanya niatan untuk membantu tidak akan muncul. Aku
akan dapat bersikap baik pada seseorang bilamana dia menghargaiku sebagai manusia, menggunakan
etika kesopanan yang tulus, bukan basa-basi. (dikutip dari kumpulan cerpen Aisyah) ”Bukan karangan
ilmiah”

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan karangan ilmiah adalah
karya tulis yang bersifat keilmuan. Karya tersebut disusun secara sistematis menurut kaedah-kaedah
tertentu berdasarkan hasil berfikir ilmiah dan metode ilmiah. Kaedah-kaedah dimaksud dapat berupa
kaidah-kaidah keilmuan, kebakuan bahasa, kekonsistenan, keobjektifan, kelogisan, kejelasan,
kebermaknaan, tata tulis, dan lain-lain

Berdasarkan pengertian di atas, yang dapat dikategorikan sebagai karangan ilmiah adalah makalah,
artikel, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Hal itu disebabkan karena masing-masing karya
tulis tersebut dikembangkan dengan menggunakan metode ilmiah.
Makalah merupakan karangan ilmiah yang ditulis untuk memenuhi tugas-tugas perkuliahan atau
untuk seminar. Penelitian ilmiah merupakan karya tulis yang lebih ditujukan untuk mengembangkan ilmu
atau menguji kebenaran ilmu (teori). Skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian merupakan karya tulis
sebagai hasil dari suatu penelitian. Sripsi, tesis, dan disertasi ditulis pada akhir program suatu studi untuk
mendapatkan gelar tertentu. Skripsi ditulis untuk mendapat gelar kesarjanaan oleh mahasiswa setingkat S-
l. Tesis ditulis untuk meraih gelar magister (master) oleh mahasiswa setingkat S-2. dan disertasi ditulis
untuk memperoleh gelar doktor oleh mahasiswa setingkat S-3.

2. Ciri- Ciri Karangan Ilmiah

Apa pun jenis dan seberapapun kadar keilmiahan sebuah karya yang ditulis oleh seorang ilmuwan
atau akademisi, sebuah karya tulis dapat dianggap sebagai karangan ilmiah jika mempunyai beberapa ciri
tertentu, Pada umumnya, ciri-ciri tersebut meliputi beberapa hal sebagai berikut, yaitu:

1. Sifat keilmuan

Ciri utama karangan ilmiah adalah sifat keilmuannya. Ciri ini merupakan pembeda utama antara
karangan ilmiah dengan karya tulis nonilmiah.

2. Objektif

Yang dimaksud dengan objektif adalah mengungkapkan segala sesuatu seperti apa adanya. Setiap
fakta dan data diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi, tidak
direkayasa.

3. Netral

Aspek kenetralan ini mengacu kepada setiap pernyataan, pengungkapan, atau penilaian yang
terbebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kepentingan
kelompok.

4. Sistematis

Aspek sistematis ini mengacu kepada pola penyajian yang bersifat baku, bukan beku. Sebuah
karangan ilmiah menguraikan dan menyajikan sesuatu secara berurutan. Sebagai contoh adalah
skripsi, tesis, atau disertasi. Masing-masing tulisan ilmiah tersebut terdiri dari bagian awal,
tengah, dan akhir.

5. Logis
Kelogisan ini mengacu kepada pola penalaran yang digunakan penulis, misalnya pola penalaran
induktif atau deduktif. Kalau penulis bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan
pola induktif, sebaliknya, kalau penulis bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis
digunakanlah pola deduktif.

6. Menyajikan fakta

(Bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus
bersifat faktual, yaitu menyajikan segala sesuatu berdasarkan fakta dan data.

3. Jenis Karangan Ilmiah

Telah dijelaskan bahwa karangan ilmiah merupakan karya tulis yang menonjolkan sifat keilmuan,
dihasilkan dengan landasan berpikir ilmiah, menggunakan metode ilmiah, dan disajikan secara
sistematis. Berdasarkan batasan tersebut, secara umum, karangan ilmiah dapat diklasifikasi atas tiga
klasifiksi utama, yaitu:

1. Makalah

Makalah merupakan suatu karangan ilmiah yang membahas suatu permasalahan secara tuntas
berdasarkan satu kerangka berpikir, yaitu berpikir induktif atau berpikir deduktif. Biasanya penulisan
makalah dimaksudkan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Berdasarkan tujuan tersebut, maka pada
umumnya jenis makalah dapat dibedakan atas tiga, yaitu:

1) Makalah tugas perkuliahan,


2) Makalah tugas akhir, dan
3) Makalah seminar.

2. Artikel

Pada hematnya antara makalah dengan artikel terdapat kesamaan. Hal ini disebabkan karena proses
penyusunan kedua jenis tulisan tersebut menggunakan kerangka berpikir yang sama, yaitu pola berpikir
deduktif atau induktif, kecuali untuk artikel yang ditulis berdasarkan hasil suatu penelitian.

Artikel merupakan jenis karangan ilmiah yang dimaksudkan untuk dipublikasikan melalui media cetak
umum (Koran, majalah, atau tabloid) atau media cetak kusus (jurnal). Akibat sasaran atau tujuannya
penulisannya adalah untuk publikasi, maka pola atau sistematika penulisannya sangat dipengaruhi oleh
segala ketentuan yang ditetapkan oleh media target.

3. Laporan penelitian

Landasan berpikir laporan penelitian tidak hanya pada satu pola berpikir saja, yaitu deduktif atau induktif,
akan tetapi didasarkan kepada kedua pola berpikir tersebut. Gabungan kedua pola pikir ilmiah inilah yang
akan melahirkan metode ilmiah yaitu logiko, hipotesiko. dan verivikatif. Dengan kata lain, laporan
penelitian selalu melalui tahapan pengajuan masalah, kajian teori, hipotesis/pertanyaan, verifikasi data,
dan kesimpulan. Akibat adanya perbedaan ini, maka proses menghasilkan makalah jauh lebih mudah
daripada proses menghasilkan laporan penelitian. Akan tetapi, hasil dari penulisan laporan penelitian jauh
lebih bermakna.

4. Langkah atau Tahap Penulisan Karangan Ilmiah

Tahapan Penulisan Karya Ilmiah

Menulis karya ilmiah tidak dapat dipisahkan dari prosedur ilmiah dan metode ilmiah, yaitu suatu metode
yang dilandasi oleh tiga hal utama, yaitu logiko, hipotiko, dan verikatif data. Berdasarkan metode
tersebut, menurut Sudjana (1998), biasanya prosedur yang akan ditempuh dalam menulis karya ilmiah
adalah sebagai berikut, yaitu:

1) Merumuskan permasalahan,
2) Mengajukan hipotesis atau pertanyaan penelitian,
3) Verifikasi atau analisis data, dan
4) Penarikan kesimpulan.

Sejalan dengan pendapat Sudjana tersebut, Graves dan McCrimmon (dalam Akhadiah dkk, 1990)
mengemukakan bahwa pada umumnya kegiatan menulis terdiri dari tiga tahap. Ketiga tahap tersebut
adalah (1) tahap persiapan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan.

1. Tahap Persiapan

Pada umumnya hal-hal yang dipikirkan, diperhatikan, dipersiapkan, dan dilaksanakan pada tahap
persiapan meliputi beberapa aspek. Pada karangan ilmiah berdasarkan hasil penelitian, hal-hal tersebut
diantaranya adalah

1) Merencanakan topik tulisan


2) Menetapkan topik tulisan,
3) Membatasi topik tulisan,
4) Merumuskan topik tulisan,
5) Menetapkan tujuan penulisan,
6) Mempertimbangkan calon pembaca,
7) Membuat kerangka atau rancangan tulisan,
8) Memperdalam landasan teori,
9) Menulis instrumenttasi penelitian,
10) Mengumpulkan data,
11) Menganalisis data,
12) Merumuskan simpulan,
13) Mempersiapkan sarana pendukung.

2. Tahap Penulisan

Tahap penulisan adalah tahap yang dimaksudkan untuk menghasilkan tulisan jadi, walaupun tulisan jadi
tersebut masih dalam bentuk draf tulisan (tulisan kasar). Pada tahap penulisan ini juga terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan, dipikirkan, dan dilaksanakan. Pada hematnya, hal-hal tersebut berkaitan
dengan dua hal utama, yaitu (1) masalah kebahasaan dan (2) masalah nonkebahasaan.

a. Perihal Kebahasaan

Kenyataan riil selama ini, menginformasikan bahwa persoalan kebahasaan merupakan persoalan yang
cukup mendasar di dalam setiap penulisan karya ilmiah. Banyak penulis yang menyatakan pemikirannya
tidak dengan bahasa yang baik dan benar. Ketidakbaikan dan ketidakbenaran penggunaan bahasa tersebut
dapat dicermati dari berbagai aspek, misalnya: (1) ejaan, (2) diksi, (3) aspek morfologis, (4) kalimat, dan
(5) logika penalaran,

b. Perihal Nonkebahasaan

Beberapa masalah nonkebahasaaan tersebut yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut: (1)
keyakinan diri, (faktor penunjang), (2) Faktor penghambat, dan (3) (tata tulis).

3. Tahap Perbaikan

Tahap perbaikan atau tahap perevisian merupakan tahap akhir dari suatu kegiatan menulis karya ilmiah.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari dua tahapan terdahulu. Sesuai dengan namanya (perbaikan), maka
pada hematnya kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah “menghaluskan” draf tulisan. Tujuan dari
tahap ini adalah untuk lebih menyempurnakan tulisan, sehingga dapat lebih memperlancar
pengkomunikasian topik tulisan dari penulis kepada pembaca. Pada tahap pascapenulisan ini juga terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, dipikirkan, dan dilaksanakan. Hal-hal tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut:

1) Revieuwer,
2) Aspek dan bentuk perbaikan,
3) Penulisan kembali.

Contoh karya tulis ilmiah tentang pendidikan & kesehatan

Pengaruh Tidur Siang Untuk Kesehatan Tubuh

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan sesuatu yang harus dijaga oleh setiap insan. Seseorang tidak akan bisa melakukan
aktivitas apapun apabila tubuhnya tidak sehat. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam menjaga kesehatan
tubuh kita. Salah satunya dengan cara menjaga asupan gizi yang dimakan.

Selain itu, olahraga juga sangat perlu untuk dilakukan. Sebagai tambahan, tidur pada siang hari juga
mempunyai beberapa manfaat.

2. Rumusan Masalah

a. Apa saja yang bisa kita lakukan dalam menjaga kesehatan?

b. Bagaimana pengaruh tidur siang terhadap kesehatan tubuh?

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh serta memahami pengaruh
tidur siang bagi kesehatan tubuh.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Cara Menjaga Kesehatan

Menjaga kesehatan merupakan sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Cara-cara yang bisa dilakukan untuk
menjaga kesehatan di antaranya sebagai berikut:
 Penuhi kebutuhan mineral danjuga vitamin tubuh

 Konsumsi makanan yang memenuhi empat sehat lima sempurna

 Olahraga teratur

 Tidur yang cukup

 Jauhi minuman yang beralkohol.

2. Pengaruh Tidur Siang

Tidur siang sering dilakukan seseorang pada usia dini. Akan tetapi, aktivitas tersebut juga banyak
dilakukan oleh usia dewasa. Pengaruh tidur siang terhadap kesehatan tubuh di antaranya yaitu:

 Bisa menurunkan tekanan darah

 Menghilangkan rasa lelah

 Bisa menurunkan rasa gelisah dan juga sedih.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Tidur siang adalah salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Kegiatan
tersebut mempunyai beberapa manfaat. Akan tetapi, tidur siang harus dilakukan sesuai dengan waktu
yang tepat.

Jika aktivitas tersebut dilakukan dengan berlebih, maka akan menimbulkan efek buruk lain. Sehingga,
segala aktivitas haruslah dilakukan sesuai dengan porsinya masing-masing. Jangan sampai justru akan
menurunkan kebugaran tubuh.

Contoh Artikel Kesehatan

Contoh Tanda Terima Uang

Ayo Jangan Malas Cuci Tangan Biar Hidup Sehat

Dalam hal menjaga kesehatan tubuh dapat diawali dari halyang sangat sederhana. Misalnya seperti
mencuci tangan sebelum melakukan apapun. Maka upayakan dimulai sejak saat ini jadikanlah mencuci
tangan sebagai salah satu bagian dari gaya hidup anda yang sehat.
Dimana hal yang harus kita ketahui bahwa tangan merupakan sebuah organ dari tubuh yang sangat vital
yang dapat dipergunakan untuk menunjang berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu dengan tangan kita dapat menciptakan berbagai karya-karya indah. Namun, hal yang harus
dipahami juga bahwa dari tangan juga berbagai jenis penyakit yang dapat menular.

Dari berbagai benda yang kita sentuh sehari hari mungkin ada yang telah terinveksi virus, untuk
mencegah virus tersebut menular hendaknya kita selalu mencuci tangan.

Manfaat dari rajin mencuci tangan ini khususnya dalam kesehatan memang sudah sangat diakui sejak
lama. Namun nyatanya, masih terdapat orang yang tidak melakukan hal tersebut.

Kuman dan virus masuk dalam tubuh utamanya terjadi karena tangan kita yang telah terinfeksi kuman,
bakteri yang didapat oleh kegiatan sehari hari yang tidak lepas dari berbagai benda yang kita tidak tahu
kadar kebersihannya.

Maka dengan itu kita harus selalu mengawali rutinitas seperti hendak makan, minum, belajar, melakukan
pekerjaan diupayakan untuk selalu mencuci tangan terlebih dahulu supaya bisa mencegah penyakit yang
bisa saja akan menyerang anak. Maka dari itu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas apapun sangat
dianjurkan sejak dini.

Anda mungkin juga menyukai