Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Karya Ilmiah


1.1 Konsep Karya Ilmiah Karya ilmiah adalah suatu tulisan yang memuat kajian suatu
masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Kaidah-kaidah keilmuan
itu mencakup penggunaan metode ilmiah dan pemenuhan prinsip-prinsip keilmiahan,
seperti: objektif, logis, empiris, sistematis, lugas, jelas, dan konsisten. Karya ilmiah dapat
dipilah menjadi dua, (i) karya ilmiah yang ditulis dengan berdasar pada hasil penelitian,
dan (ii) karya ilmiah yang ditulis dengan berdasar pada hasil pemikiran serius. Baik jenis
(i) maupun (ii), dalam penulisannya tetap menggunakan metode analisis masalah yang
bersifat mendekati kebenaran (ilmiah).

1.2 Manfaat Penulisan Karya Ilmiah Ada beberapa manfaat dari kegiatan penulisan karya
ilmiah bagi seseorang. Manfaat itu di antaranya
(1) Sarana Pengembangan Pemikiran Tahap-tahap perkembangan kognitif seseorang
membutuhkan dukungan. Dukungan itu ialah pembiasaan diri untuk menyadari dan
membedakan antara pemikiran atau gagasan dengan segala sesuatu tentang dunia
nyata; tentang peristiwa-peristiwa, tentang berbagai kondisi atau keadaan. Dengan
demikian, diperlukan pula penciptaan simbol-simbol dan menyadari keberadaannya di
samping objek peristiwa itu sendiri. Langkah itu memungkinkan seseorang untuk
melakukan eksplorasi atas pengalaman-pengalaman nyata yang tidak mungkin
ditampung karena keterbatasan seseorang.
(2) Sarana untuk menyimpan, mengorganisasi, dan mensintesiskan gagasan. Kemampuan
pikir untuk mengingat atau menyimpan seluruh pengalaman sangat terbatas. Di
samping itu, pikiran kita juga sangat terbatas kemampuannya untuk
mengorganisasikan seluruh pengalaman itu. Apalagi, jika kita ingin
mensintesiskannya. Dengan menulis, kita akan lebih mapu berfokus pada pemikiran-
pemikiran kita, sekaligus juga menemukan saling hubungan antarmateri (informasi
dan gagasan) yang
kita tulis. Hal itu akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru yang berharga untuk
dijawab dan membantu kita untuk menemukan cara baru dalam penyelesaian masalah.
(3) Sarana untuk membantu menemukan kesenjangan dalam logika atau pemahaman;
Melalui kegiatan menulis, kita dapat menemukan adanya kesulitan dan atau
kekurangan pengetahuan kita tentang berbagai teori atau konsep. Dengan
ditemukannya kesulitan atau kekurangan itu, kita dimungkinkan untuk menyadari dan
kemudian menemukan alur pemahaman kita terhadap suatu masalah, konsep, atau
teori. Setidaknya, kita bisa menyadari adanya berbagai isu yang patut dipikirkan dan
mengkajinya melalui pembacaan ulang berbagai teori baru.
(4) Sarana untuk membantu mengungkap sikap kita terhadap suatu masalah. Melalui
kegiatan menulis, kita akan memperoleh kejelasan letak atau kedudukan kita di
tengah-tengah permasalahan yang dikaji. Melalui kegiatan ini kita dimungkinkan
untuk melihat secara objektif kelemahan dan kekuatan dari berbagai perspektif yang
berbeda-beda.
(5) Sarana untuk berkomunikasi. Melalui kegiatan menulis kita dapat menata berbagai
informasi yang adakalanya bertentangan dan berserakan. Melalui kegiatan ini kita bisa
menyusun konsep, kategori, dan mengorganisasikan berbagai konsepsi yang simpang-
siur menjadi pola-pola yang mudah dipahami. Kata-kata sebagai simbol dari pikiran
atau emosi dapat kita gunakan untuk menyampaikan pikiran, emosi, dan memotivasi
tindakan. Dengan tulisan, akhirnya kita dapat menyampaikan gagasan, pikiran, dan
perasaan kita kepada orang lain.

2. Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah


Ciri-ciri karya ilmia hal yang harus dipahami mengenai karya ilmiah ialah ciri-cirinya:

1. Reproduktif

Artinya karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau penulis harus diterima dan dimaknai oleh
pembacanya sesuai dengan makna yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa langsung
memahami konten dari karya ilmiah.

2.Tidak Ambigu

Ciri ini ada kaitannya dengan reproduktif. Sebuah karya ilmiah harus memberikan
pemahaman secara detil dan tidak dikemas dengan bahasa yang tidak membingungkan.
Dengan begitu, maksud dari karya ilmiah itu bisa langsung diterima oleh pembacanya.

3. Tidak Emotif

Artinya, karya ilmiah ditulis tidak melibatkan aspek perasaan dari penulisnya. Sebab,
karya ilmiah harus memaparkan fakta yang didapatkan dari hasil analisis penelitian, bukan
dari perasaan subjektif dari penulisnya.

4. Menggunakan Bahasa Baku

Menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami. Penggunaan bahasa baku itu meliputi
setiap aspek penulisannya. Mulai dari penulisan sumber, teori, hingga penulisan
kesimpulan. Ketidakbakuan pada tulisan karya ilmiah hanya akan membuat pembacanya
bingung dan apa yang ingin disampaikan dalam tulisan tidak dipahami pembaca.
5. Menggunakan Kaidah Keilmuan

Penulisan karya ilmiah harus menggunakan kaidah keilmuan atau istilah-istilah akademik
dari bidang penelitian si penulis. Hal itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa peneliti atau
penulisnya memiliki kapabilitas pada bidang kajian yang dibahas dalam karya ilmiah.
Penggunaan kaidah atau istilah ilmiah itu juga menjadi takaran seberapa ahli peneliti pada
bidang keilmuannya.

6. Bersifat Dekoratif

Artinya penulis karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang memiliki satu
makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis dan
kecermatan penelitian. Kedua hal itu penting karena karya ilmiah harus bisa
menyampaikan maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis tanpa
membingungkan.

7. Terdapat Kohesi

Artinya karya ilmiah harus memiliki kesinambungan antar bagian dan babnya dan bersifat
straight forward maksudnya ialah tidak bertele-tele atau tepat sasaran. Sebuah karya
ilmiah setiap bagian atau babnya harus memiliki alur logika yang saling bersambung.
Selain itu, penyampaiannya harus tepat sasaran dengan apa yang ingin disampaikan.

8. Bersifat Objektif

Karya ilmiah harus bersifat objektif. Hal ini sangat penting karena karya ilmiah tidak
dibuat berdasarkan perasaan penulisnya. Karya ilmiah harus menunjukkan fakta-fakta dan
data-data dari hasil analisisnya. Jadi, tidak memiliki kecondongan subjektifitas.

9. Menggunakan Kalimat Efektif

Dan, penulisan karya ilmiah harus menggunakan kalimat efektif. Ciri ini berkaitan dengan
semua ciri sebelumnya. Tujuan penggunaan kalimat dalam karya ilmiah agar pembaca
tidak dipusingkan dengan penggunaan kalimat yang berputar-putar. Penggunaan kalimat
seperti itu hanya akan membuat pembaca bingung.

3. JENIS JENIS KARYA TULIS ILMIAH


Karya tulis ilmiah memiliki isi yang bervariatif tergantung pada jenis karyanya. Berikut
jenis-jenis karya ilmiah:
1. Artikel ilmiah
Artikel ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang berisi artikel tentang suatu penelitian
maupun penjelasan atas suatu ilmu pengetahuan. Dilansir dari Newton Gresham Library,
artikel ilmiah menyajikan temuan penelitian oleh para peneliti dan ilmuan dengan
referensi karya sebelumnya pada bidang studi yang sama. Baca juga: Perbedaan antara
Topik dan Judul dalam Karya Ilmiah Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email
kamu. Daftarkan email Makalah Arifin E Zanal dalam buku berjudul Dasar-Dasar
Penulisan Karangan Ilmiah: Lengkap dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang Benar
Untuk Perguruan Tinggi (2000) menyebutkan bahwa makalah adalah karya tulis ilmiah
yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang
bersifat empiris dan obyektif.

Data empiris terebut biasanya dianalisis secara obyektif dan logis oleh pembuat makalah
sesuai dengan bidang ilmu pengetahuannya. Makalah adalah karya tulis yang paling
sering dibuat mulai dari siswa sekolah dasar hingga mahasiswa perguruan tinggi.

2. Kertas kerja
Kertas kerja adalah karya ilmiah yang menganalisis data yang bersifat empiris dan
obyektif seperti halnya makalah. Perbedaanya adalah kertas kerja menganalisis data
secara lebih mendalam juga terperinci. Hal tersebut dilakukan karena kertas kerja
biasanya menjadi bahan diskusi dalam sidang maupun seminar ilmu pengetahuan.

3. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa di tingkat
Sarjana (S1). Skripsi berisi penelitian serta pembahasan suatu topik dalam bidang ilmu
pengetahuan tertentu. Penelitian tersebut dapat berupa hasil penelitian lapangan, kajian
pustaka, maupun hasil eksperimen. Penelitian dan pembuatan skripsi biasanya dilakukan
oleh mahasiswa tingkat akhir yang dibimbing oleh Dosen. Baca juga: Tata Cara
Penulisan Judul Karya Ilmiah yang Baku

4. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa di tingkat
magister (S2). Dilansir dari SUNY Empire State College, tesis memfokuskan ide
penulisnya serta informasi yang diperoleh selama penelitian. Tidak seperti skripsi yang
bersifat luas dan umum, tesis membahas suatu topik bidang ilmu pengetahuan dengan
lebih mendalam dan terperinci. Tesis dikerjakan oleh mahasiswa dengan dibimbing oleh
dosen.

5. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa di
tingkat doctoral (S3). Disertasi berisi pembahasan tentang suatu penelitian yang dianggap
baru dan original dengan topik yang dipilih sendiri oleh penulisnya. Istilah disertasi
berasal dari bahasa Latin “dissertare” yang memiliki arti untuk berdebat. Sehingga dalam
disertasi dimasukkan berbagai pandangan tentang topik yang diteliti. Adapun penulis
harus membuat argument yang kuat dan didukung dengan data empiris yang sah dalam
pemaparan penelitian disertasi

4. Ciri Ciri Bahasa Ilmiah


beberapa ciri-ciri karakter dari ragam bahasa ilmiah menurut Chaer sebagai berikut:

1. Lugas Segala sesuatu yang disampaikan secara langsung dan tidak berbelit-belit serta
kalimat yang berbunga-bunga

2. Mematuhi Kaidah Gramatika Kalimat-kalimat ilmiah sesuai dengan kadiah tata bahasa
yang terlah ditetapkan

3. Efektivitas Kalimatnya Terpenuhi Semua informasi dalam kalimat yang disampaikan oleh
penulis (pengucap) sama persis dengan apa yang diterima oleh pembaca (pendengar).

4. Kosa Kata yang Digunakan Menggunakan bahasa baku dan sesuai kaidah pemilihan kata
(diksi) yang tepat.

5. Kalimatnya Bebas dari Ketaksaan (ambigu) Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan
makna ganda (memiliki dua arti)

6. Bebas dari Makna Kias dan Figura Bahasa Kalimat yang digunakan memiliki makna yang
lugas.

7. Mematuhi Persyaratan Penalaran Kalimat-kalimat yang digunakan dapat diterima oleh


akal pikiran.

8. Mematuhi dan Menerapkan Kaidah Kalimat yang digunakan harus mematuhi dan
menerapkan serta sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku mengenai aturan
ketatabahasaan.

Ragam Bahasa Ilmiah


Dikutip dari Makalah Kongres Bahasa: Variasi Ragam Bahasa dalam Kehidupan Remaja
oleh Oktavina Lestari P, ragam bahasa ilmiah juga dibedakan berdasarkan media atau sarana,
penutur, sikap penutur, dan pokok permasalahan. Secara lebih rinci dijelaskan sebagai
berikut:

a. Berdasarkan Media Ragam bahasa berdasarkan media dibagi menjadi ragam lisan dan
ragam tulisan. Ragam lisan digunakan oleh penutur untuk melakukan komunikasi.
Sedangkan, bahasa tulis dijabarkan dalam bentuk tulisan melalui huruf-huruf sebagai
unsurnya.

b. Berdasarkan Penutur Ragam penutur dibedakan berdasarkan ragam daerah dan ragam
pendidikan penutur. Ragam daerah berarti terjadinya perbedaan pada setiap logat bahasa
sesuai daerah asal penutur. Sedangkan, ragam pendidikan penutur merupakan pembeda
antara kalangan pendidikan dengan non pendidikan dalam pelafalannya.
c. Berdasarkan Sikap Penutur Ragam bahasa ilmiah juga dapat dibedakan dengan lawan
bicara yang ditemui. Sebagai contoh seperti lawan bicara di muka umum, orang yang
dihormati, komunikasi resmi, dan wacana teknis tentunya memiliki ragam bahasa berbeda
yang digunakan.

d. Berdasarkan Pokok Permasalahan Penggunaan ragam bahasa ilmiah juga dibedakan pada
lingkungan, agama, dan profesi. Setiap tempat akan memiliki pemilihan kata yang disesuaikan
dengan keadaannya.

Anda mungkin juga menyukai