Anda di halaman 1dari 40

TEKNIK PENULISAN KARYA

ILMIAH (Resume)
MENYUSUN KARYA ILMIAH

Dosen :
Drs. Wagiman Abuna, M.Si
Konsep Karya Ilmiah
Karya ilmiah terbentuk dan kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan
ilmiah berari bersifat ilmu. Dengan demikian karya ilmiah berarti kerja atau hasil kerja
berdasarkan ilmu atau kerja yang bersifat ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang
diperoleh berdasarkan metode-metode ilmiah. Metode ilmiah dilakukan untuk
mendapatkan kebenaran ilmiah. Oleh karena itu, karya ilmiah harus berisi kebenaran ilmiah.
Jadi, karya ilmiah adalah karya yang disusun dengan menggunakan metode ilmiah untuk
mendapatkan kebenaran ilmiah.
Kebenaran ilmiah akan tercapai apabila diperoleh dan pemikiran yang rasional (logis) dan
dapat dibuktikan secara empiris. Pemikiran yang rasional merpakan pemikiran yang disertai
dengan penalaran yang logis (diterima akal sehat). Penalaran yang ilmiah harus di sertai
dengan informasi (pengetahuan) yang terpercaya. Sedangkan empiris maksudnya pemikiran
yang diserti dengan bukti-bukti dan fakta-fakta.
Karakteristik Karya Ilmiah
Sesuai dengan uraian di atas, karya ilmiah berkarakteristik:
 objektif, artinya karya ilmiah hams relistis, apa adanya, sesuai objeknya, tidak ada
rekayasa, dan tidak pula memasukkan unsur-unsur subjektivitas penulis.
 faktual, artinya karya ilmiah harus didasarkan pada fakta dan dapat pula dibuktikan
 rasional dan logis, artinya karya ilmiah harus dapat diterima secara akal dan berisi
penalaran-penalaran ilmiah
 ilmiah, artinya karya ilmiah hams didasarkan pada bidang keilmuan dan prosedur
ilmiah
 sistematis, artinya karya ilmiah harus disusun dengan menggunakan sistematika
yang baik, dan
 manfaat, artinya karya ilmiah harus mempunyai manfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan secara teoritis dan pihak-pihak yang memerlukan, bahkan
bermanfaat secara universal, dan bermanfaat praktis
Pola Pikir dalam Penulisan Karya Ilmiah
Pola pikir dalam karya ilmiah mempunyai peranan yang sangat penting karena sebuah
karya ilmiah selalu didasarkan pada hasil berpikir ilmiah. Pola pikir dalam karya ilmiah
dipilih menjadi dua, yaitu pola pikir bersifat deduksi (cara berpikir deduktif) dan pola
pikir induksi (cara berpikir deduktif). Pola pikir deduktif merupakan pola pikir ilmiah
yang didahului dengan pernyataan umum yang berupa kesimpulan terhadap suatu
objek atau pernyataan teoritis dan sebuah teori tertentu kemudian ditindak lanjuti
dengan pemyataan khusus yang diperoleh dan analisis objek, argument-argumen,
bukti-bukti, dan hal lain yang aktual, realistis, dan logis.
Sedangkan pola pikir induktif merupakan pola pikir yang didahului dengan pemyataan
khusus yaitu hal yang bersifat aktual, realistis, dan objektif kemudian ditanik sebuah
pernyataan umum (simpulan).
Sumber-sumber Gagasan Penyusunan Karya Ilmiah
Sumber gagasan penysunan karya ilmiah yang dimaksudkan di sini adalah bahan
penulisan. Bahan penulisan adalah berbagai informasi baik teoritis maupun realistis-
empiris yang menimbulkan inspirasi untuk menyusun karya ilmiah. Sumber-sumber
informasi dapat diperoleh dan hal-hal seperti diuraikan di bawah ini.
• Inferensi atau pengalaman
Profesi yang kita tekuni, aktivitas yang kita jalani, dan pekerjaan yang kita kerjakan
pasti memunculkan persoalan-persoalan. Kerap kali dalam benak kita mempunyai
gagasan untuk mengembangkan aktivitas tersebut menjadi lebih baik, maju, dan
berkualitas. Sering pula, ketika kita menjalani kegiatan, pekerjaan, dan profesi
menemui masalah dan terlintas cara memecahkannya. Gagasan, cara memecahkan
masalah, dan hal-hal baru yang kita dapatkan dan aktivitas itu dapat kita pakai
sebagai bahan untuk menulis karya ilmiah. Sumber yang kita peroleh seperti itu
berarti bersumber dan pengalaman sehari-hari.
• Observasi
Sumber penulisan karya ilmiah dapat diperoleh pula dan observasi. Observasi yang
dimaksud adalah pengamatan terhadap suatu objek, kejadian, atau fenomena
tertentu. Kegiatan observasi itu dilakukan dengan terjun langsung atau melibatkan
diri ke dalam objek, peristiwa, dan fenomena yang diamati. Proses observasi harus
dilakukan dengan sadar (terencana) dan terukur.
• Pustaka
Sumber pustaka maksudnya adalah sumber yang diperoleh dan buku dan media cetak
lainnya. Untuk mendapatkan bahan penulisan karya ilmiah dan sumber ini harus
melalui proses membaca kritis.
•  Deduksi dari suatu teori
Yang dimaksudkan deduksi dan suatu teori adalah pernyataan-pernyataan umum dan
suatu kesimpulan suatu teori tertentu yang sudah umum dan diyakini kebenarannya.
Penulis karya ilmiah berkeinginan untuk membuktikan simpulan teori tersebut pada hal
lain.
•  Kebijakan - kebijakan
Kebijakan-kebijakan tertentu dapat manjadi bahan penulisan karya ilmiah. Yang
dimaksudkan dangan kebijakan adalah ketentuan-ketentuan tentang suatu hal yang
diberikan atau diberlakukan oleh pihak tertentu. Kebijakankebijakan tersebut
menimbulkan dampak tertentu pada pthak lain. Pihak lain ada yang setuju, ada yang
menolak, ada pula yang tidak mendapatkan pengaruh apa pun. Hal tersebut dapat
dipakai sebagai bahan untuk menyusun karya ilmiah.
•  Laporan Penelitian
Sumber dan laporan penelitian adalah sumber yang merupakan laporan dari suatu
penelitian yang pernah dilakukan oleh orang lain. Penelitian itu telah dibukukan
menjadi sebuah karya ilmiah. Dengan membaca laporan penelitian tersebut diharapkan
kita akan memperoleh masalah lain yang dapat kita jadikan sebagai karya ilmiah.
Prosedur Penyusunan Karya Ilmiah
Sitematika Penyusunan Karya Ilmiah dan Teknik Penyusunannya
Bagian Awal
1. Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah:
2. Halaman sampul
3. Halaman judul
4. Abstrak
5. Kata Pengantar
6. Daflar Isi
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
Karya Ilmiah adalah karya dalam bidang ilmu pengetahuan (Science) dan teknologi yang
bersifat ilmiah
Sifat-sifat karya ilmiah ditentukan berdasarkan dua (2) hal pokok (Jones, 1960):
Sifat fakta yang disajikan:
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang objektlf; fakta yang dapat dibuktikan benar
atau tidaknya → Karya ilmiah
Bila Fakta yang disajikan berupa fakta pribadi yang bersifat subjektif (tidak objektif); fakta yang
tidak dapat dibuktikan benar tidaknya 4 Karya non ilmiah
Cara Penulisan Karya:
Karya Ilmiah adalah karya yang ditulis secara ilmiah, yaitu karya yang ditulis menuruti prosedur
karya ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karya yang tidak ditulis secara ilmiah
Bentuk Umum Karya Tuis Ilmiah
Menurut bentuknya, karya tulis ilmiah dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Kaya llmiah berbentuk makalah
Umumnya disusun untuk penulisan dalam publikasi ilmiah, misalnya: Jurnal Ilmu
Pengetahuan, Prosiding Seminar dan Konferensi, Bulletin / Majalah Ilmu
Pengetahuan, Surat Kabar, dli.
Ciri pokok karangan berbentuk makalah adalah:
• Singkat
• Memuat pokok-pokok pikiran dan permasalahan
• Tidak mempunyai daftar isi
2. Karya ilmiah berbentuk Report / Laporan ilmiah yang dibukukan Biasanya ditulis
untuk melaporkan hasil-hasil penelithn, observasi atau investigasi yang dibuat
oleh satu orang atau sekelompok orang. Laporan ilmiah ini terdiri dari 2 jenis:
Batang Tubuh dan Karangan Ilmiah
• Pembukaan → Ditulis sebagai Pendahuluan
• Isi
• Penutup → Ditulis sebagai Kesimpulan dan Saran
Untuk Jelasnya, ringkasan batang tubuh makalah ilmiah sbb:
1. Pendahuluan
Ditulis latar belakang singkat dan judul, kondisi-kondisi sekitar judul dan alasan
pemilihan judul
2. Hal / masalah yang ingin dikemukakan
Hal-hal tersebut, bila perlu dipisahkan dalam sub-sub topik tertentu
3. Tindakan yang telah dilakukan
Dituliskan bila penulis melakukan tindakan-tindakan khusus untuk memecahkan
masalah. Contoh: Pengamatan Lapangan, Pengukuran, Pengambilan contoh-
contoh di lapangan dll.
Batang Tubuh dan Karangan Ilmiah (Lanjutan)
4. Evaluasi dan komentar
Mengungkapkan buah pikiran penulis tentang hal yang diutarakan di depan, juga
hal-hal dan hasil pemikiran induktif dan deduktif penulis. Kesimpulan yang
didapat agar diulas dengan bukti-bukti mengapa dan bagaimana. Saran-saran
yang ditulis diberikan alasan mengapa saran tersebut perlu.
Kesimpulan dan Saran (Penutup), atau Ucapan Tenima Kasih Bagian ini hanya
merupakan resume / ringkasan dan kesimpulan dan saran yang dituliskan di
depan pada bab pembahasan.
MEMBACA KRITIS
 Proses pematangan sintesis melalui teknik membaca:
1. Membaca sumber secara cepat dan kritis
2. Menyarikan gambaran umum dan ancangan yang dipilih oleh sumber rujukan
berkaitan dengan topik yang sedang digarap
3. Mencatat pokok pikiran yang mengkaitkan gagasan dasar penulisan dengan sumber
rujukan yang dibacanya
4. Mencatat reaksi atau kritik penulis terhadap teori yang diajukan dalam sumber
rujukan
 Teknik membaca
Seorang penulis dianggap sebagai penulis yang baik jika Ia berhasil mengumpulkan
berbagai informasi dan menyampaikannya secara jelas dan makul. Untuk itu penulis harus
dapat menganalisis sumber rujukan dengan membaca secara cermat dan kritik Penulis juga
akan dianggap ahli dibidangnya jika mampu untuk:
5. Menarik kesimpulan dari berbagai opini yang bertentangan
6. Mempertimbangkan berbagai data yang berbeda dan berasal dari sumber yang
berbeda
7. Menengahi pendapat yang bertentangan
8. Menampilkan sebuah pendapat baru berdasarkan bahan bandingan dari berbagai
sumber rujukan tersebut.
Sebelum membaca secara kritis ada 2 langkah yang perlu dilakukan dalam menyeleksi
sumber rujukan:
1. Mengevaluasi sumber rujukan yang akan digunakan pada tahap ini, penulis harus
dapat membaca secara sepintas (skimming) berbagai buku dan artikel untuk dapat
memilih sumber rujukan yang tepat bagi topiknya. Dengan skimming, penulis dapat
memilih sumber rujukan yang tepat, dan kemudian membaca ulang sumber tersebut
secara lebih baik.
2. Membaca ulang sumber rujukan yang terpilih secara lengkap. Pembaca harus dapat
menangkap inti permasalahan yang diajukan oleh penulis sumber rujukan yang
bersangkutan.
Untuk dapat membaca secara kritis, penulis sebaiknya menandai bagian 2 dalam sumber
rujukan yang penting. Ada berbagai macam cara yang dapat digunakan dalam menandai
bacaan:
• Menggaris bawahi bagian yang penting
• memberi tanda dengan penanda
• memberi garis vertikal pada bagian yang penting
• memben catatan pada pias (margin) luar
Manfaatnya:
1. Penulis akan membaca dengan minat dan perhatian yang tinggi. Selain itu, penulis
sangat berhati-hati dan waspada agar dapat menangkap gagasan pokok dalam sumber
rujukannya dengan kepentingan penelitian atau tulisannya sendiri
Penulis akan membaca dengan aktif. Artinya, penulis akan mencerna dan mengolah
informasi yang diperolehnya. Paling tidak, penulis akan menghubungkan sumber
rujukannya dengan kepentingan penelitian atau tulisannya sendiri.
Tanda dan catatan pada sumber rujukan akan mengingatkan penulis akan gagasannya
sendiri dan kaitannya dengan sumber rujukan. Selain itu, penulis dapat mempertajam
pandangan atas gagasan yang dipilihnya.
Metode SQ3R
Salah satu cara membaca secara kritis yang sering dibicarakan dan dipraktekkan adalah
(survey, question, read, recote / recall review)
Teknik Membaca Kritis
1. Mempersiapkan diri (survey)
2. Bertanya (question)
3. Membaca (read)
4. Menjawab pertanyaan atau mendaras ualng isi teks (recite/recall)
5. Mengkaji ulang iisi bacaan (review)
Mempersiapkan diri (survey)
Pada tahap ini penulis berusaha mengenal bacaan secara lengkap sebelum membacanya
secara terperinci. Tujuannya agar penulis dapat mengenal oragnisasi dan ikhtisar umum
dari sumber rujukan yang akan dibaca.
Hal yang dilakukan dalam membaca selintas adalah :
Menelusuri daftar isi
Membaca bagian pengantar
Melihat tabel, grafik dan lain-lain
Menelusuri lampiran dan indeks.
Bertanya (question) :
Tahap ini penuis mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya berkenaan dengan
sumber rujukan. Salah satu cara adalah dengan mengubah semua judul dan sub-judul
dalam bentuk kalimat tanya.
Setiap pertanyaan yang dibuat dapat saja memicu pada munculnya berbagai
pertanyaan lainnya. Dengan adanya pertanyaan penulis akan membaca secara aktif
dan akan menangkap dengan mudah gagasan yang ada dalam sumber rujukan itu.
Membaca (Read)
Dalam tahap ini, sumber rujukan dibaca bagian per bagian. Sambil membaca, penulis
berusaha mencari begian yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
pada tahap Bertanya. Penulis juga berusaha agar bagian dan sumber rujukan yang
merupakan jawaban atas pertanyaan penulis berkaitan pula dengan topik yang akan
ditulis. Penulis berusaha menangkap gagasan pokok dan sumber rujukan.
Mendaras (Recite) / Membaca Ulang
Setelah selesai membaca, penulis harus menjawab pertanyaan yang diajukan sebelumnya
dan menyebutkn unsur-unsur penting dart bagian yang dibaca.
Kemungkinannya, tahap in akan diulang beberapa kali (tergantung keahilan pembaca).
Penulis harus sabar meluangkan waktu untuk menangkap masalah yang sedang dibacanya.
Mendaras merupakan langkah penting karena dengan membaca ulang penulis dapat
memantapakan pikirannya berkenaan dengan topik pembahasannya maupun topik yang
ada dalam sumber rujukan.
Mengkaji ulang (Review):
Pada tapai ini, sebaiknya penulis mengkaji ulang segala sesuatu berkaitan dengan topiknya
dan topik dalam sumber rujukan (menelusuri kembali judul dan sub-judul Bab yang telah
dibacanya).
Jika penulis telah membaca semua sumber rujukan dalam metode SQ3R, Jangkah terakhir
adalah membandingkan sumber-sumber rujukan. Mencari persamaan dan perbedaan dari
berbagai sumber tersebut dan kemudian merangkaikannya dalam sebuah sintesis.
Paragraf Yang Baik
Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf, berasal dari bahasa Inggris: paragraph, sedang
kata alinea berasal dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama, yang diserap dan bahasa
Latin a linea yang berarti ‘mulai dari baris baru’.
Kata Inggris paragraph terbentuk dan kata Yunani para-, yang berarti: sebelum, dan —
grafein berarti ‘menulis atau menggores.
Sebuah karangan, tidak mungkin baik jika paragrafnya tidak tersusun dengan baik. Paragraf
merupakan satuan terkecil sebuah karangan. lsinya berbentuk satuan pikiran sebagai
bagian dari pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangannya. Paragraf yang tidak
jelas susunannya akan menyulitkan pembaca untuk menangkap pikiran penulis.
Oleh karena itu, sebuah karangan akan baik jika paragrafnya ditulis dengan baik dan
dirangkai dalam urutan yang makul (logis). Secara visual, paragraf satu dengan lainnya
dapat dibedakan karena kalimat awal paragraf biasanya diketik agak kedalam (bertakuh),
atau dipisahkan oleh jarak yang lebar.
Syarat paragraf yang baik
Ada tiga sifat yang harus dimiliki oleh sebuah paragraf agar dapat menyampaikan gagasan
dengan baik.
1. Paragraf harus memiliki kesatuan artinya seluruh uraian dalam paragraf tersebut
terpusat pada satu gagasan saa.
2. Paragraf harus memdiki kesetalian kalimat di dalamnya berhubungan sesamanya
dengan bermakna bagi pembaca.
3. Paragraf harus memiliki isi yang memadai memiliki sejumlah rincian yang terpilih
dengan patut sebagai pendukung gagasan utama paragraf.
Untuk itu terdapat dua hal yang mesti dilakukan:
4. Menulis pemyataan (kalimat) tentang pokok bahasan dengan baik
5. Mengikuti pola susunan rincian dengan patut.
Pernyataan tentang pokok bahasan dan rinciannya
Gagasan utama yang menjadi bahasan sebuah paragraf disebut pokok bahasan atau
topik. Dalam tulisan ilmiah biasanya pokok bahasan dalam bentuk pernyataan
ditempatkan di awal paragraf.
Pernyataan tidak hanya terdiri dari satu kalimat saja namun bisa lebih. Di dalamnya
terdapat sepatah kata kunci atau lebih yang langsung bertalian dengan pokok
bahasan. Gagasan utama dikemukakan selengkapnya.
Contoh pemyataan pokok bahasan:
1. Pada umumnya, manusia bertindak atas asas ekonomi.
2. Suku Kelana tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap, tetapi berpindah-pindah
dari satu tempat ke tempat lain.
3. Ada beratus-ratus nama untuk keju di seluruh dunia, tetapi cara membuatnya dari
susu pada dasarnya sedikit sekali berubah selama 3.000 tahun.
4. Cara membuat makanan pada dasamya hampir sama saja di seluruh dunia, tetapi
istilah masakan lnggris kadang kala memiliki makna yang khusus.
5. Di antara segala jenis perairan di muka bumi, barangkali sungai paling penting
artinya bagi manusia.
Perhatikan paragraf berikut:
Di antara segala jenis perairan di muka bumi, barangkali sungai paling penting artinya bagi
manusia. Peranannya paling besar dalam membentuk wajah daratan. Pegunungan
dibelahnya sehingga terbentuk lembah. Sungai dimanfaatkan sebagai sarana
pengangkutan, rekreasi dan juga sebagai sumber air untuk mengairi tanah pertanian.
Sungai juga menyediakan air untuk membangkitkan tenaga listrik. (sudah lebih lengkap).
Panjang Paragraf
Banyaknya rincian yang disajikan, menentukan panjang-pendeknya sebuah paragraf.
Rincian membantu pembaca untuk memahami pernyataan yang dikemukakan sebagai
pokok bahasan. Tanpa rincian, pembaca dapat memberikan tafsir yang lain (berbeda) atas
pokok bahasan, yang mungkin berbeda dengan maksud pengarang. Jadi, panjang
pendeknya satu paragraf dengan lainnya tidak akan sama, tergantung pada:
1. Dalamnya suatu bahasan diulas
2. Tingkat pendidikan pembaca yang jadi sasaran tulisan
3. Panjang paragraf untuk:
4. Surat kabar → sebaglan besar < 75 kata (biasa 20 - 40 kata)
5. Majalah populer →100 -150 kata
6. Buku → 150 – 250 kata
7. Buku ajar tingkat sarjana dan pascasarjana → 75 - 200 kata
Pola Pengembangan Paragraf
Adalah cara penulis merangkai informasi yang dihimpun menurut kerangka dan runtutan
tertentu.
Dalam sebuah paragraf, biasanya terdapat lebih dari satu pola susunan pernyataan atau
rincian.
Contoh: Suatu kejadian biasanya disajikan dalam susunan sebab-akibat dan runtutan waktu
dan ruang.
Pola runtutan ruang dan waktu
Perhatikan cohtoh dibawah:
Cara merawat kesehatan rambut dengan kosmetik Mayang Terurai sangat mudah. Mula-
mula, keramaslah dengan sempurna. Ambilah sedikit Mayang Terurai, lalu usapkan pada
rambut dengan lembut dan perlahan; diamkan sebentar. Selanjutnya, bilaslah rambut
sampai bersih, keringkan, dan akhirnya tatalah
Biasanya urutan langkah ditandai dengan rambu yang menyatakan runtunan waktu, seperti
pertama, mula-mula, kemudian, sesudah itu, lalu, selanjutnya dst.
Pola susunan sebab-akibat
Pola susunan sebab-akibat dipakai dalam tulisan ilmiah atau keteknikan untuk berbagai
keperluan, misalnya:
1. Mengemukakan alasan dengan logis
2. Menggambarkan suatu proses
3. Menerangkan mengapa sesuatu terjadi demikian
4. Meramalkan runtutan peristiwa yang akan datang.
Sebaiknya pola susunan sebab akibat disusun normal, yakni dikemukakan sebabnya dulu,
kemudian disusul dengan akibatnya.
Beberapa kata hubung (rambu) yang digunaka disini seperti:
...jadi, karena itu, den gan demikian, karena, mengakibatkan, akibatnya, menghasilkan,
sehingga dst.
Pola susunan perbandingan
Sering dirasakan perlu untuk membandingkan dua perkara atau lebih, yang di satu pihak
memiliki kesamaan, sedangkan di pihak lain memiliki perbedaan.
Pola perbandingan biasanya menggunakan kata hubung (rambu) seperti:
tetapi, apalagi, berbeda dengan, demikian pula, sedangkan, sementara itu dsb.
Pola susunan ibarat
Pola susuhan ibarat memiiiki keserupaan dengan pola susunan perbandingan; keduanya
membandingkan dua perkara atau lebih. Bedanya, pola susunan ibarat kita
membandingkan dua perkara yang berlainan yang memiliki keserupaan. Contoh:
Lelaki tua itu menerangkan sedikit bahwa menurut agama, setengah permulaan hidup
seseorang berupa pendakian, dan sisanya menjadi miliknya penurunan. Pada
penurunan, hidup orang tidak lagi karena dapat diambil sewaktu-waktu setengah
(Kata ibarat yang dipakai: pendakian, penurunan)
Pola susunan daftar
Tulisan ilmiah dan keteknikan sering mengemukakan informasi dalam bentuk daftar,
misalnya dalam melakukan percobaan dll.
Susunan daftar dapat berformat atau tidak; yang berformat dapat berderet ke bawah,
sedangkan yang tidak berformat membaur di dalam paragraf. Contoh
Pola susunan sebab-akibat dipakai dalam tulisan ilmiah atau keteknikan untuk
berbagai keperluan, misalnya (1). mengemukakan alasan dengan logis, (2)
menggambarkan suatu proses, (3). menerangkan mengapa sesuatu terjadi demikian,
dan (4) meramalkan runtutan peristiwa yang akan datang.
Pola susunan contoh
Sebuah gagasan dapat dijelaskan dengan contoh. Dalam pola susunan contoh, kalimat
rinciannya mengemukakan contoh tentang apa yang dimaksudkan oleh pokok
bahasan. Contoh:
Kemampuan menulis paragraf yang tersusun dengan baik dan singkat sangat perlu
bagi keberhasilan mahasiswa di hampir semua perkuliahan. Misalnya, dalam
menyiapkan laporan ilmiah tentang eksperimen laboratorium, seorang mahasiswa
harus menyajikan kesimpulannya dalam susunan yang logis dan dengan bahasa yang
jelas agar memperoleh nilai yang baik.
Pola susunan bergambar
Sering kita menjumpai pernyataan yang dilengkapi dengan gambar. Gambar
dimaksudkan untuk menambah dan memperjelas pernyataan tertulis. Dalam teks
hendaknya dicantumkan penunjukkan kepada gambar yang bersangkutan agar
pembaca mengetahui gambar yang harus dilihatnya, misalnya: ‘lihat gambar 3.4’ atau
cukup dengan (gambar 3.4.).
Pengertian gambar meliputi tabel, grafik, diagram, model, peta, sketsa, fotografi dll.
Tugas Problem Set 1:
1. Buatlah paragraf yang dimulai dengan kalimat pokok bahasan sebagai berikut:
2. Ada bermacam-macam kata untuk padi, tergantung pada cara mengolahnya dan
memasaknya
3. Rumah itu kecil dan terletak di lingkungan yang kumuh.
4. Taman di daerah perumahan menciptakan lingkungan yang nyaman.
5. Bila udara mencapai kelerflbaban tertentu, air yang ada di atmosfer akan jatuh
sebagai hujan.
6. Jenis penerangan dalam ruangan membangkitkan suasana tertentu dalam
ruangan itu.
7. Perpustakaan merupakan jantung perguruan tinggi.
Kutipan tidak langusung (intisari pendapat) :
Adalah kutipan yang diuraikan kembali dengan kata-kata sendiri

Untuk dapat melakukan kutipan jenis ini, pengutip harus memahami inti sari dari bagian
yang di kutip secara tidak langsung.

Kutipan tidak langsung dapat dibuat secara Panjang ataupun pendek dengan
cara :
• Diintergrasikan dengan teks
• Diberi jarak antar baris yang sama dengan teks
• Tidak diapit tanda kutip
• Dicantumkan sumber kutipan dengan system MLA APA atau selingkung
bidang
Kutipan pada catatan kaki
Kutipan pada catatan kaki biasanya merupakan kutipan langsung dan dapat
dicantumkan secara Panjang maupun pendek dengan cara :
• Selalau diberi jarak spasi rapat
• Diapit oleh tanda kutip
• Dikutip tepat sebagaimana teks aslinya
Kutipan Ucapan Lisan dan chatting (Pembicaraan Singkronik via internet
Kutipan ucapan lisan atau chatting, sebenarnya tidak terlalu dianjurkandalam karya
ilmiah. Akan tetapi, jika akan digunakan hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
• Meminta persetujuan dari sumber, sedapat mungkin berupa transkrip yang ditanda
tangani oleh narasumber
• Mencatat tanggal dan peristiwa tempat ujaran tersebut diucapkan
• Menyebutkan dengan jelas sumbernya
• Menuliskan kutipan secara langsung atau tidak langsung pada badan teks atau
pada catatan kaki.

PLAGIARISME
 Penyebutan sumber kutipan dalam mengutip sangatlah penting penyebutan
sumber merupakan sebuah tindakan legal agar tidak dianggap sebagai plagiator
 Sumber tidak perlu disebut jika pengetahuan yang dikutip telah bersifat umum
atau jika pendapat atau fakta yang dikutip mudah diperiksa dan diteliti
kebenarannya.
Fungsi penyebutan sumber
 Penghargaan terhadap penulis yang dikutip karya atau pendapatnya
 Aspek legalitas untuk izin penggunaan karya tulis yang dikutip
 Etika dalam masyatakat ilmiah dan akademis
Plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat dan sebagainya dari
orang lain dan menjadinnya seolah karangan atau pendapat sendiri (KBBI 1997 : 775).
Plagarisme merupakan tindak pidana karena mecuri hak cipta orang lain (Hak atas
kekayaan intelektual HAKI)
Plagiator adalah orang yang melakukan tindakan plagiat. Boot (1995) dan Gibaldi
(1999) menyebutkan ada 8 hal yang dianggap sebagai tindakan plagiat / menciplak.
1. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri
2. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
3. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
4. Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri
5. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa
menyebutkan asal usulnya.
6. Menyalin (mengutip langsung) bagian tertentu dari tulisan orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya dan tanpa membubuhkan tanda petik, meringkas
dengan cara memotong teks tanpa menyebutkan sumbernya dan tanpa
membubuhkan tanda petik
7. Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tidak langsung) tanpa menyebutkan
sumbernya.
8. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkain
kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.
Sistem Rujukan
Sistem rujukan digunakan sebagai sumber referensi, jika penulis :
1) Menggunakan kutipan dengan berbagai cara yang disebutkan diatas
2) Menjelaskan dengan kata-kata sendiri pendapat penulis atau sumber lain
3) Meminjam tabel, peta atau diagram dari suatu sumber
4) Menyusun diagram berdasarkan data penulis atau sumber lain
5) Menyajikan suatu pembutian khusus yang bukan suatu pengetahuan umum
6) Merujuk pada bagian lain pada teks.
Dua Sisitem Rujukan :
a. Sistem catatan (Note bibliography) menjaikan informasi mengenai sumber dalam
bentuk catatan kakai (footnotes) atau catatan belakang (endnote) atau langsung
dalam daftar psutaka (bibliography)
b. Sistem langsung (Paranthetical-reference) yang menempatkan informasi
mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan a)langsung pada bagian
yang dikutip, b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau c) pada daftar
pustaka. Cara kedua ini adalah cara yang direkomendasikan oleh MLA (The
Modern Language Association) dan APA (The American Psychological Association)
Sistem Catatan dilakukan dengan :
 Pencantuman pemarkah angka arab diakhir setiap kutipan
 Angka mengacu pada catatan yang berisi informasi dari sumber kutipan
 Angka diletakkan langsung di akhir kutipan dan terletak setengah (1/2) spasi ke
atas
Penempatan Catatan :
1. Footnotes: catatan ditempatkan dibawah halaman yang sama dengan nomor
pemarkah
2. Endnotes : catatan ditempatkan pada akhir setiap bab atau sebuah tulisan.
Fungsi Sistem Catatan :
1. Untuk menyusun pembuktian, khususnya yang berkaitan dengan pembuktian
kebenaran yang dilakukan penulis lain
2. Untuk referensi atau untuk menyatakan utang budi kepada penulis yang teksnya
digunakan sebagai bahan kutipan
3. Untuk menyampaikan keterangan tambahan yang dibutuhkan, namun tidak
berkaitan langsung dengan karya ilmiahnya yang ditulis
4. Untuk merujuk pada bagian lain dari karya ilmiah
Perbedaan antara sistem catatan dan sistem daftar pustaka
SISTEM CATATAN SISTEM DAFTAR PUSTAKA
Nomor halaman dari sumber rujukan Nomor halaman tidak selalu harus
harus dicantumkan dicantumkan
Nama sumber rujukan dicantumkan Nama sumber ditulis dengan nama
dengan urutan : nama diri diikuti oleh keluarga terlebih dahulu, baru nama
nama keluarga diri
Ada penyebutan referensi pertama dan Tidak ada penyebutan referensi
penyebutan refernsi lanjutan lanjutan
Unsur-unsur Referensi :
 Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama diri dikuti nama keluarga
 Judul karya tulis yang dicetak miring dengan menggunakan huruf besar untuk huruf
pertama kecuali kata sambung dan kata depan
 Data publikasi berisi nama tempat (kota), koma, dan tahun terbitan yang diletakkan
diantara tanda kurung dan nomor halaman yang diletakkan diluar tanda kurung
contoh : (Jakarta : Djambatan, 1967), 49 – 51
 Untuk kutipan dari buku berjilid tau dari jurnal / majalah ilmiah, nomor jilid
menggunakan angka romawi / angka arab, diikuti dengan tanda publikasi dalam kurung,
koma, dan diakhiri nomor halaman menggunakan angka arab.
Contoh MISI, I (April, 1963): 27 – 30
Contoh system catatan diambil dari Azril Azahari (1998):
¹A. Parasuraman, Marketing research, ed. Ke -2 (Reading : Addison Wesley, 1991), 63-
69
²William Giles Campbell, Stephen Vaugh Ballo, dan Carole Slade From and Style :
Tehses, report, tern Paper, ed. Ke-8 (Boston : Houghton Miffin, 1991), 35
³Focus Group Interviewing : New Strategis for Bussines and industry,” Evaluation.
Okt.1990,223
4
Carrick Martin et.al., Introduction to Accounting ed.ke-3 (Siangpore) : mc. Graw-
Hill,1991), 123
BANGUN PARAGRAF

Kata

Kataan

Kalimat

Paragraf
Penggolongan Paragraf Pola Paragraf

TUGAS PARAGRAF
1. Pembuka POLA PENGEMBANGAN
2. Pengembang 1. Waktu
3. Perangkai 2. Ruang
4. Pemungkas 3. Sebab-akibat
4. Pembanding
JENIS PARAGRAF 5. Ibarat
5. Langsung 6. Daftar
6. Menarik kesimpulan 7. Contoh
7. Rincian 8. Bergambar
8. Tanya
Paragraf
PERPAUTAN ANTARKALIMAT
SAJIAN PARAGRAF 9. Pengulangan kata
9. Paparan 10. Penggabungan kaliat
10. Pemerintah 11. Kata rangkai
11. Kisah
12. definisi terurai PERPAUTAN ANTAR PARAGRAF
13. Penggolongan dan 12. Pengulangan kata
pembagian 13. Kataan rangkai
14. Ptunjuk 14. Kalimat
15. Ujar-rupa 15. Paragraf
Paragraf Yang Baik
Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraph, berasal dari Bahasa inggris : pargraph, sedang
kata alinea berasal dari Bahasa belanda dengan ejaan yang sama, yang diserap dari Bahasa
latin a linea yang berarti mulai dari baris baru.
Kata inggros paragraph terbentuk dari kata Yunanai para yang berate sebelum, dan
grafeijn berarti menulis atau menggores.

Sebuah karangan, tidak mungkin baik jika paragrafnya tidak tersusun dengan baik.
Paragraf merupakan satuan terkecil sebuah karangan. lsinya berbentuk satuan pikiran
sebagai bagian dan pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangannya.
Paragraf yang tidak jelas susunannya akan menyulitkan pembaca untuk menangkap pikiran
penulis.
OIeh karena itu, sebuah karangan akan baik jika paragrafnya ditulis
dengan baik dan dirangkai dalam urutan yang makul (logis).
Secara visual, paragraf satu dengan Iainnya dapat dibedakan karena kalimat awal paragraf
biasanya diketik agak kedalam (bertakuh), atau dipisahkan oleh jarak yang lebar.
Syarat paragraf yang baik
Ada tiga sifat yang hams dimiliki oleh sebuah paragraf agar dapat menyampaikan gagasan
dengan baik.
1. Paragraf harus memiliki kesatuan artinya seluruh uraian dalam paragraf tersebut
terpusat pada satu gagasan saja.
2. Paragraf harus memiliki kesetalian kalimat di dalamnya berhubungan sesamanya
dengan bermakna bagi pembaca.
3. Paragraf harus memiliki isi yang memadai memiliki sejumlah rincian yang terpilih
dengan patut sebagai pendukung gagasan utama paragraf.
Untuk itu terdapat dua hal yang mesti dilakukan:
1. Menulis pernyataan (kalimat) tentang pokok bahasan dengan baik
2. Mengikuti pola susunan rincian dengan patut
Pemyataan tentang pokok bahasan dan rinciannya
Gagasan utama yang menjadi bahasan sebuah paragraf disebut pokok bahasan atau topik.
Dalam tulisan ilmiah atau keteknikan biasanya pokok bahasan dalam bentuk pernyataan
ditempatkan di awal paragraf.
Pernyataan tidak hanya terdiri dari satu kalimat saja namun bisa Iebih. Di dalamnya
terdapat sepatah kata kunci atau lebih yang langsung bertalian dengan pokok bahasan.
Gagasan utama dikemukakan selengkapnya.
Contoh pernyataan pokok bahasan:
1. Pada umumnya, manusia bertindak atas asas ekonomi.
2. Suku Kelana tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap, tetapi berpindah-pindah dan
satu tempat ke tempat lain.
3. Ada beratus-ratus nama untuk keju di seluruh dunia, tetapi cara membuatnya dan susu
pada dasarnya sedikit sekali berubah selama 3.000 tahun.
4. Cana membuat makanan pada dasarnya hampir sama saja di seluruh dunia, tetapi istilah
masakan lnggris kadang kala memiliki makna yang khusus.
5. Di antara segala jenis paeairan di muka bumi, barangkali sungai paling penting artinya
bagi manusia.

Sebagai pembaca, apa yang anda harapkan dari membaca pokok-pokok bahasan diatas?
Perhatikan paragraf berikut
Di antara segala jenis paerairan di muka bumi, barangkali sungai paling penting artinya bagi
manusia. Peranannya paling besar dalam membentuk wajah daratan. Pegunungan
dibelahnya sehingga terbentuk lembah. Sungai dimanfaatkan sebagai sarana
pengangkutan, rekreasi dan juga sebagai sumber air untuk mengairi tanah pertanian.
Sungai juga menyediakan air untuk membangkitkan tenaga listrik.
(sudah lebih lengkap)
Panjang Paragraf
Banyaknya rincian yang disajikan, menentukan panjang-pendeknya sebuah paragraf.
Rincian membantu pembaca untuk memahami pernyataan yang dikemukakan sebagai
pokok bahasan. Tanpa rincian, pembaca dapat memberikan tafsir yang lain (berbeda) atas
pokok bahasan, yang mungkin berbeda dengan maksud pengarang.
Jadi, panjang pendeknya satu paragraf dengan lainnya tidak akan sama, tergantung pada:
1. Dalamnya suatu bahasan diulas
2. Tingkat pendidikan pembaca yang jadi sasaran tulisan
Panjang paragraf untuk:
1. Surat kabar → sebagian besar < 75 kata (biasa 20 - 40 kata)
2. Majalah populer → 100 - 150 kata
3. Buku →150—250kata
4. Buku ajar tingkat saqana dan pascasarjana → 75 - 200 kata
Pola Pengembangan Paragraf
Adalah cara penulis merangkai informasi yang dihimpun menurut kerangka dan runtutan
tertentu. Dalam sebuah paragraf, biasanya terdapat Iebih dari satu pola susunan
pernyataan atau rincian. Contoh: Suatu kejadian biasanya disajikan dalam susunan sebab-
akibat dan runtutan waktu dan ruang.
Pola runtutan ruang dan waktu
Perhatikan contoh dibawah:
Cara merawat kesehatan rambut dengan kosmetik Mayang Terurai sanqat mudah. Mula-
mula, keramaslah dengan sempurna. Ambilah sedikit Mayang Terurai, lalu usapkan pada
rambut dengan lembut dan perlahan; diamkan sebentar. Selanjutnya, bilaslah rambut
sampai bersih, keringkan, dan akhirnya tatalah
Biasanya urutan Iangkah ditandai dengan rambu yang menyatakan runtunan waktu, seperti
pertama, mula-mula, kemudian, sesudah itu, lalu, selanjutnya dst.
Pola susunan sebab-akibat
Pola susnan sebab-akibat dipakai dalam tulisan ilmiah atau keteknikan untuk berbagai
keperluan, misalnya:
1. Mengemukakan alasan dengan logis
2. Menggambarkan suatu proses
3. Menerangkan mengapa sesuatu terjadi demikian
4. Meramalkan runtutan peristiwa yang akan datang.
Sebaiknya pola susunan sebab akibat disusun normal, yakni dikemukakan sebabnya dulu,
kemudian disusul dengan akibatnya. Beberapa kata hubung (rambu) yang digunakan disini
seperti: ...jadi, karena itu, dengan demikian, karena, mengakibatkan, akibatnya,
menghasilkan, sehingga dst.
Pola susunan perbandingan
Sering dirasakan perlu untuk membandingkan dua perkara atau lebih, yang di satu pihak
memiliki kesamaan, sedangkan di pihak lain memiliki perbedaan.
Pola perbandingan biasanya menggunakan kata hubung (rambu) seperti: tetapi, apalagi,
berbeda dengan, demikian pula, sedangkan, sementara itu dsb.
Pola susunan ibarat
Pola susunan ibarat memiliki keserupaan dengan pola suunan perbandingan; keduanya
membandingkan dua perkara atau Iebih. Bedanya, pola susunan ibarat kita
membandingkan dua perkara yang berlainan yang memiliki keserupaan. Contoh:
Lelaki tua itu menerangkan sedikit bahwa menurut agama, setengah permulaan hidup
seseorang berupa pendakian, dan setengah sisanya penurunan. Pada penurunan, hidup
orang tidak lagi menjadi miliknya karena dapat diambil sewaktu-waktu.
(Kata ibarat yang dipakai: pendakian, penurunan)
Pola susunan daftar
Tulisan ilmiah dan keteknikan sering mengemukakan informasi dalam bentuk daftar,
misalnya dalam melakukan percobaan dll.
Susunan daftar dapat berformat atau tidak; yang berformat dapat berderet ke bawah,
sedangkan yang tidak berformat membaur di dalam paragraf. Contoh:
Pola susunan sebab-akibat dipakal dalam tulisan llmiah atau keteknikan untuk berbagai
keperlua, misalnya (1). mengemukakan alasan dengan logis, (2). menggambarkan suatu
proses, (3). menerangkan mengapa sesuatu terjadi demikian, dan (4) meramalkan runtutan
peristiwa yang akan datang.
Pola susunan contoh
Sebuah gagasan dapat dijelaskan dengan contoh. Dalam pola susunan contoh, kalimat
rinciannya mengemukakan contoh tentang apa yang dimaksudkan oleh pokok bahasan.
Contoh:
Kemampuan menulis paragraf yang tersusun dengan baik dan singkat sangat perlu bagi
keberhasilan mahasiswa di hampir semua perkuliahan. Misalnya, dalam menyiapkan
laporan ilmiah tentang eksperimen laboratorium, seorang mahasiswa harus menyajikan
kesimpulannya dalam susunan yang logis dan dengan bahasa yang jelas agar memperoleh
nilai yang baik.
Pola susunan bergambar
Sering kita menjumpai pernyataan yang dilengkapi dengan gambar. Gambar dimaksudkan
untuk menambah dan memperjelas pernyataan tertulis. Dalam teks hendaknya
dicantumkan penunjukkan kepada gambar yang bersangkutan agar pembaca mengetahui
gambar yang harus dilihatnya, misalnya: ‘lihat gambar 3.4’ atau cukup dengan (gambar
3.4.).
Pengertian gambar meliputi tabel, grafik, diagram, model, peta, sketsa, fotografi dll.
Tugas / Problem Set 1:
Buatlah paragraf yang dimulai dengan kalimat pokok bahasan sebagai berikut:
1. Ada bermacam-macam kata untuk padi, tergantung pada cara mengolahnya dan
memasaknya
2. Rumah itu kecil dan terletak di Iingkungan yang kumuh.
3. Taman di daerah perumahan menciptakan Iingkungan yang nyaman.
4. Bila udara mencapai kelembaban tertentu, air yang ada di atmosfer akan jatuh sebagai
hujan.
5. Jenis penerangan dalam ruangan membangkitkan suasana tertentu dalam ruangan itu.
6. Perpustakaan merupakan jantung perguruan tinggi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai