Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Karya Ilmiah


Karya tulis ilmiah atau biasanya disingkat karya ilmiah (scientific paper)
adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.1
Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan pengkajian
selanjutnya. Karya ilmiah sering juga disebut tulisan akademis (academic writing)
karena biasa ditulis oleh kalangan perguruan tinggi baik oleh dosen ataupun
mahasiswa.2
B. Karakteristik Karya Ilmiah
Karakteristik yang mebedakan karya ilmiah dengan tulisan non ilmiah
adalah:
1. Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka pemikiran) dalam
pembahasan masalah.
2. Lugas, tidak emosional, bermakna tunggal, serta tidak menimbulkan
interprestasi lain.
3. Logis, disusun berdasarkan urutan yang konsisten.
4. Efektif, isi bersifat ringkas dan padat.
5. Efisien, hanya menggunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah
dipahami.

6. Objektif, setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,


berdasarkan fakta sebenarnya, dan konkret.
7. Sistematis, baik penulisan dan pembahasan sesuai dengan prosedur dan sistem
yang berlaku.1
C. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah
Penulisan karya ilmiah bertujuan sebagai wahana untuk melatih seseorang
untuk mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan
ilmiah yang sistematis dan metodologis. Menulis karya ilmiah juga berperan
menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi
konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen pemikiran dan
karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian
studinya. Karya ilmiah yang telah dibuat dapat menjadi sarana membuktikan
potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya, serta melatih
keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Karya ilmiah yang telah ditulis tersebut diharapkan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang
yang berminat membacanya.3
D. Fungsi Penulisan Karya Ilmiah
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,1 karya tulis ilmiah hasil penelitian
berfungsi mengkomunikasikan:
1. Gagasan

Gagasan apa yang menjadi permasalahan dan bagaimana gagasan yang


dikemukakan dalam memecahkan masalah.
2. Penelitian
Penelitian apa yang diteliti, mengapa penelitian dilakukan, dan apa yang
menjadi fokusnya, apa yang menjadi acuan konseptualnya, bagaimana desainnya,
bagaimana data dikumpulkan dan dianalisis, temuan apa yang diperoleh, apa
kesimpulan akhirnya, dan apa rekomendasi yang dinyatakan berdasarkan temuan
tersebut bagi kepentingan praktis dan pengembanga ilmu.
E. Jenis-jenis Karya Ilmiah
1. Artikel
Dalam istilah jurnalistik, artikel adalah tulisan berisi pedapat subjektif
penulisannya tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam konteks ilmiah, artikel
adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan
artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi
ilmiah yang telah disepakati. Artikel ilmiah diangkat dari hasil pemikiran dan
kajian pustaka atau hasil pengembangan proyek.1
2. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empirisobjektif.
Makalah biasanya disajikan dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di kelas
(tugas perkuliahan).
Makalah juga diartikan sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu
topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah
mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu

perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan


lapangan.
Pengertian lain dari makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran
tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut
dengan disertasi analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi
tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk
disajikan dalam forum ilmiah.4
3. Kertas kerja
Kertas kerja (work paper) pada prinsipnya sama dengan makalah, namun
dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam dan dipresentasikan pada seminar
atau lokakarya yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Kertas kerja itu menjadi
acuan untuk tujuan tertentu dan bisa diterima atau dimentahkan oleh forum
ilmiah.1
4. Paper
Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi
(mahasiswa) dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum
menyelesaikan jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3). Sistematika penulisannya sama
dengan artikel atau makalah, tergantung panduan yang berlaku di perguruan tinggi
masing masing.1
5. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang
studi S1 (Sarjana). Skripsi berisi tulisan sistematis yang mengemukakan pendapat
penulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain.
Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif,
baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan, atau percobaan di

laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam


segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih
di bidang spesialisasinya.5
6. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang
studi S2 (Pasca Sarjana) yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan
skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian
sendiri.4
7. Disertasi
Disertasi disebut juga Ph.D Thesis yaitu suatu karya ilmiah mahasiswa
untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (meraih gelar Doktor/Dr) yang
mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data
dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci. Disertasi ini berisi suatu temuan
penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.4
8. Artikel Ilmiah Populer
Selain ketujuh jenis karya ilmiah, ada juga yang disebut artikel ilmiah
populer, yaitu artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya bahasa populer (bahasa
media/bahasa jurnalistik) untuk dimuat di media massa (surat kabar, majalah,
tabloid).
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah populer tidak terikat secara
ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel ilmiah ditulis lebih bersifat umum,
untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk
keperluan akademik, tetapi untuk dikomunikasikan kepada publik melalui media
massa.
Artikel ilmiah populer bisa hasil dari penelitian ilmiah, namun disajikan
dengan lebih ringkas dan lugas, bisa pula dibuat berdasarkan berpikir deduktif

atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa dibungkus dengan opini
penulis.2
F. Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah
Langkah-langkah penulisan karya ilmiah pada umumnya meliputi empat
tahapan, yaitu :
a. Perumusan Masalah
Untuk memulai penulisan artikel, kita harus mendapatkan suatu
pemasalahan. artikel. Dari permasalahan ini kita bisa menentukan suatu tema
atau topik yang lebih spesifik yang bisa dikembangkan menjadi sebuah
tulisan. Kemudian dari topik ini dapat diangkat suatu judul artikel.
Pada dasarnya ada banyak permasalahan yang mengitari kehidupan
kita seperti permasalahan relevansi pendidikan, kemiskinan, lingkungan
hidup, sosialisasi politik, suksesi kepemimpinan nasional, ketergantungan
di bidang teknologi, dampak negatif proses industrialisasi, dan masih
banyak yang lain lagi. Kita bisa memilih salah satu atau beberapa
permasalahan tersebut untuk kita angkat sebagai topik penulisan artikel.
Untuk memilih permasalahan tersebut, kita perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
1)

Permasalahannya yang actual dan up to date (hangat dan


menggigit), sehingga menarik perhatian pembaca.

2)

Permasalahannya sesuai dengan minat dan disiplin ilmu yang kita


tekuni, sehingga kita lebih mudah untuk memper-tanggungjawabkannya secara ilmiah.

3)

Permasalahan tersebut memang sangat urgen di dalam masyarakat,


dan perlu segera mendapatkan pemecahan. Penulis pemula
biasanya mengalami kesulitan untuk mencari masalah. Seolah-olah
dunia sekelilingnya berjalan tanpa ada masalah. Padahal, kalau
kita mau merenung, banyak sekali masalah yang cukup menarik
untuk ditulis. Permasalahan bisa kita temukan dari pengalaman
maupun teori-teori. Apabila sulit mencari permasalahan, langkah
yang perlu dilakukan adalah :

a) Bacalah teori dari berbagai b uku dan sumber sebanyak mungkin.


b) Bacalah laporan-laporan hasil penelitian, termasuk skripsi dan tesis
c) Biasakan mengamati dan merenungkan segala fenomena yang terjadi di
sekeliling kita. Hal ini perlu dilakukan agar kita bisa mengembangkan intuisi
yang kita miliki sehingga akhirnya kita memiliki tingkat kepekaan dan
kepedulian yang tinggi terhadap berbagai fenomena dan regularitas sosial
budaya dan alam yang ada di sekeliling kita.
b. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis

perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban

sementara terhada masalah yang kita angkat. Ini penting untuk kita lakukan
agar kita bisa menyajikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang kita
hadapi. Hipotesis untuk kepentingan karya tulis ilmiah ini tidak harus
dirumuskan secara formal seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi utama
hipotesis dalam karya tulis ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah
kita agar bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi jika kita berupaya

memecahkan permasalahan yang kita hadapi dengan pendekatan-pendekatan


tertentu.
c. Pengumpulan dan Analisis Data
Langkah ini kita ambil agar apa yang kita hipotesiskan bisa didukung
data-data yang memadai. Data yang kita ambil

bisa data k uantitatif

maupun kualitatif, sesuai dengan kebutuhan kita. Juga tidak harus berupa
data primer, data sekunder pun bisa kita gunakan. Dalam langkah ini kita
perlu menganggap bahwa pendapat orang, hukum-hukum yang telah
mapan, dan juga teori-teori yang ada bisa kita perlakukan sebagai data
yang bisa mendukung atau membantah hipotesis yang kita ajukan.
Kalau kita mampu menyajikan data yang memadai dengan benar,
maka akan terasa bahwa artikel atau karya tulis yang kita buat akan
menjadi lebih utuh. Di samping itu hasil karya tulis kita pun akan semakin
berbobot dan menarik untuk dibaca. Seandainya karya tulis itu akan
digunakan sebagai landasan pengambilan kebijakan, maka pengambil
kebijakan akan mendapatkan landasan yang lebih akurat.
d. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Pada tahap ini tercapailah
klimak pembahasan, sehingga dalam tahap ini penulis harus bisa
memaparkan dengan jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau
diterima. Untuk bisa melakukan pembahasan dengan akurat, kita
sebaiknya banyak membaca teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang

terkait dengan topik karya tulis kita. Dengan berbuat demikian berarti kita
telah mengambil dan menentukan posisi ilmiah bagi diri kita sendiri.
Selanjutnya kita perlu menyimpulkan inti karya tulis kita, memberikan
saran atau himbauan, sesuai dengan temuan karya tulis kita tersebut.
Keempat langkah di atas itulah yang perlu kita pegang dalam
mengembangkan gagasan dalam penulisan artikel ilmiah. Namun demikian,
hal yang perlu juga diperhatikan ialah bahwa susunan dan sistematikanya
tidak harus eksplisit. Bahkan jangan sekali-kali mengeksplisitkan empat
langkah tersebut dalam karya tulis ilmiah (papaer/makalah/artikel), karena
justru akan mengganggu pembaca dalam

memahami inti karya tulis

tersebut.
Masing-masing langkah tidak perlu dirumuskan dan dibuat sebagai subbahasan. Susunlah sistematika artikel seluwes mungkin. Namun, dari
sistematika itu, yang penting kita harus memiliki dan melakukan empat langkah
itu secara implisit entah pada pokok bahasan mana saja asalkan masih logis
dilihat dari kronologisnya. 6
G. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah harus disusun secara sistematis, artinya menuruti alur
pemahaman yang runtut dari masalah sampai pada kesimpulan. Tata tulis baku
berhubungan dengan sistematika penulisan karya tulis ilmiah, biasanya masing
masing lembaga mempunyai peraturan tata tulis yang berbeda. Akan tetapi, pada
dasarnya peraturan tersebut mempunyai patokan yang sama. Tata tulis baku ini
diperlukan karena, dapat memperlancar komunikasi hasil penelitian,memudahkan

penilaian atau pertanggungjawabannya, mempercepat penyebarluasan tanpa


membutuhkan penyusunan kembali.7
Hasil penelitian yang dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya
ilmiah. Oleh karena itu, penulisnya harus menuruti suatu aturan kerangka
penulisan tertentu. Aturan penulisan tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada
lembaga yang bersangkutan. Secara umum, kerangka penulisan karya ilmiah dapat
dibagi dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup.8
A. Bagian Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan grafik.
1. Halaman Judul
Judul ditulis untuk mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis
dengan huruf kapital, biasanya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga
variasi lain.
2. Halaman Pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga yang bersangkutan.
3. Kata Pengantar
Menguraikan dengan singkat alasan dan tujuan penyusunan laporan
penelitian, dan ucapan terima kasih kepada pembimbing dan pihak yang telah
membantu pelaksanaan penelitian.
4. Halaman Abstrak
Berisi masalah pokok pada skripsi atau disertasi. Pada makalah, tidak
memerlukan halaman ini.

5. Daftar Isi
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi pokok laporan,
sehingga harus mencantumkan dengan jelas urutan bab dan sub-bab, serta seluruh
lampiran yang ada dengan nomor halaman masing-masing.
6. Daftar Tabel, Gambar, dan Grafik
Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, dan grafik untuk menunjang isi
laporan, maka harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan jelas.
B. Bagian Isi
Secara umum, bagian isi terdiri dari:
1. Pendahuluan
Memaparkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, hipotesis, penjelasan, dan metode penelitian.
2. Landasan teori
Berisi uraian teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan
konsep yang mendasari perumusan hipotesis.
3. Hasil penelitian
Menguraikan pengolahan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis
data.
4. Kesimpulan dan Saran
Menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang
dirujukkan kepada landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan
beberapa saran.
C. Bagian Penutup

Pada umumnya terdiri dari:


1. Daftar Kepustakaan
Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku
sumber yang digunakan dalam penulisan laporan.
2. Lampiran
Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistik,
tabel, dan lain-lain.
3. Indeks
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun
menurut abjad.8
H. Etika dan Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
Etika adalah nilai, konsepsi dan prinsip yang menjadi pedoman moral bagi
masyarakat atau individu untuk dapat membedakan perilaku yang baik
(memberikan dampak positif bagi manusia, makhluk hidup lain, dan lingkungan)
dengan yang buruk (menyebabkan dampak negatif bagi manusia, makhluk hidup
lain, dan lingkungan). Kode etik adalah pedoman yang digunakan oleh suatu
organisasi (profesi, pemerintah, bisnis, politik, dan masyarakat) dalam memandu
setiap individu yang bernaung di dalamnya untuk berperilaku baik dan dijadikan
landasan keputusan dalam memberikan sanksi bagi individu yang berperilaku
buruk.
Kode etik dalam penulisan karya ilmiah diartikan sebagai seperangkat
norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan
dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan

penyebutan sumber data atau informan. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis
harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil
dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain
yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian.
Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan
kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena
perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. Penggunaan
bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel) wajib
mencantumkan izin dari pemilik bahan tersebut. Permintaan izin dilakukan secara
tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan
sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh,
diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan.
Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang
lazim disebut plagiarisme. Plagiarisme adalah penjiplakan ide, proses, hasil
penelitian, atau tulisan orang lain dengan tanpa menyebutkan sumbernya.
Plagiarisme dapat bervariasi tingkat keparahannya, mulai dari yang paling parah,
yakni menjiplak kata demi kata secara utuh dan tidak menyebutkan sumbernya
(literal copying); mengutip substansi yang terkandung dalam karya ilmiah orang
lain dan tidak menyebutkan sumbernya (substantial copying); dan menulis ulang
bagian dari karya tulis sendiri dan mengirimkannya ke jurnal yang berbeda
sebagai karya tulis baru (text recycling).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi untuk mencegah berkembangnya


plagiarisme di Indonesia. Peraturan menteri ini secara jelas mengamanahkan agar
pimpinan perguruan tinggi mengawasi pelaksanaan dan secara berkala
mendiseminasikan kode etik mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang
ditetapkan oleh senat perguruan tinggi/organ lain yang sejenis, yang antara lain
berisi kaidah pencegahan dan penanggulangan plagiat(Pasal 6 ayat 1 dan 3).9
KEPP (kode etik pelaku penelitian) yang akan ditetapkan pada masingmasing perguruan tinggi dan lembaga litbang ini tidak hanya mengatur tentang
masalah plagiarisme, tetapi juga mencakup seluruh aspek terkait pelaksanaan dan
publikasi hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dwiloka, Bambang. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Penerbit Rineka
Cipta.
2. Farkhan, M. 2006. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Cella.
3. Nasuhi, H., dkk. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi). Jakarta: CeQDA.
4. Sudjana, N. 1998. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah-skripsi-tesisdisertasi. Sinar Baru.
5. Hariwijaya, M. 2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Tugu
Publisher.
6. Munawar Syamsudin, 1994, Dasar-dasar dan Metode Penultsan Ilmiah.
Surakarta. Sebelas Maret University Press.
7. Chaer, Abdul. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.2011
8. Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan
Mahasiswa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.1997
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.17 Tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai