Kebudayaan
Diposkan oleh aras rizki ramadhanu di 11.15
saat ini saya membahas tentang Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan,
pengaruh budaya terhadap lingkungan, Proses dan perkembangan budaya, Problematika dan
perubahan kebudayaan.
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan
mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena
kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau
melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu
bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang
dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.
Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu,
kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem
telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk
dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan
bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan
dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman
yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan
menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol
atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut
kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan
budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang
diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-
milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.
Problematika Kebudayaan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis)
sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang
bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab
terjadi perubahan kebudayaan yaitu:
1. Perubahan lingkungan alam
2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa
elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam
pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja
perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan sebaliknya
yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.
Banyak pakar dalam bidang sosial mendefinisikan kebudayaan secara istilah, diantaranya dua
antropolog Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan bahwa
Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Herkovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain (superorganic).
Karena pengertian kebudayaan meliputi berbagai bidang, maka sulit ditentukan arti dari
kebudayaan. Contohnya dalam keseharian, istilah kebudayaan diartikan dengan kesenian,
entah seni suara, tari, wayang, dsb.
Jika dikaji dari asal kata yaitu bahasa sansekerta, buddhayah sebagai bentuk jamak dari
buddhi yang artinya budi atau akal (Koentjaraningrat, 1974: 80). Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia.
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi,
dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia
dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku
yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari
kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para
anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di
temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan
produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di
alihkan secara genetikal.
10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh
bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat
melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa
buah pikiran dan dalam penghidupan.
12. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.
13. Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
14. Sutan Takdir Alisyahbana
Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
15. A. L Kroeber dan C. Kluckhohn
Kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-
luasnya.
16. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 149)
Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti
kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
17. Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu- Zain)
Kebudayaan adalah, 1 segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran
dan akal budinya; 2 peradaban sebagai hasil akal budi manusia; 3 ilmu pengetahuan manusia
sebagai mahluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberikan manfaat
kepadanya.
Kebudayaan juga merupakan sistem nilai dan gagasan utama yang vital karena memberikan
pola untuk bertingkah laku kepada masyarakatnya atau memberi seperangkat model untuk
bertingkah laku. Pada hakekatnya sistem nilai dan gagasan utama ini diperinci oleh sistem
ideologi, sistem sosial, dan sistem teknologi.
Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai
pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interpretasi operasional dari sistem nilai dan
gagasan utama. Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat,
baik dengan kerabat, masyarakat luas, bahkan pemimpin. Sistem teknologi meliputi segala
perhatian serta penggunaannya.
sumber : http://yanleswandi.blogspot.com/2011/11/manusia-dan-kebudayaan.html
HUBUNGAN KEBUDAYAAN DENGAN KEPRIBADIAN
Teori Kebudayaan
Secara umum kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang lahir dari
cipta, rasa dan karsa. Berikut ada empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
1. Memandang kebudayaan sebagai kata benda : Dalam arti lewat produk budaya kita
mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga penting karena
semua hasil budaya yang ada di muka bumi merupakan produk budaya kolektif manusia.
Identitas budaya dapat dilihat dari pendekatan ini.
2. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja : Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van
Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu menjelaskan
kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-
produk budaya yang kita pahami lewatpendekatan pertama di atas ternyata juga
menyiratkan adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada
tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa mitos
mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan
ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang hari-hari ini lebih
mendominasi kehidupan budaya kita.
3. Memandang kebudayaan sebagai kata sifat : Ini untuk membedakan mana kehidupan
yang berbudaya dan tidak berbudaya, membedakan antara kehidupan manusia yang
berbudaya dan makhluk lain seperti hewan dan benda-benda yang tidak memiliki potensi
budaya. Dalam memandang kebudayaan sebagai kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi
sangat penting. Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai
kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level kehidupan.
Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda kemudian
melahirkan konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas budaya itu.
4. Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan : Kondisi-kondisi budaya tertentu
menjadi menentukan wajah kebudayaan.
Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi
wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab hubungan-hubungan yang
terjadi antar terjadi kelompok masyarakat. Kebudayaan suatu kelompok manusia jika
dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda, lambat laun akan
diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian manusia itu sendiri. Proses itu dinamakan akulturasi. Dalam proses akulturasi
ada unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima seperti: unsur kebendaan ( alat
tulis menulis ), unsur-unsur yang membawa manfaat besar untuk mass media ( radio
transistor ) dan unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang
menerima unsur-unsur tersebut ( penggiling padi yang dengan biaya murah serta
pengetahuan teknis yang sederhana. Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang sulit
diterima misalnya: unsur yang menyangkut kepercayaan ( ideologi, falsafah hidup ) dan
unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosiologi (contoh : nasi ). Pada
umumnya generasi muda adalah individu yang dapat dengan cepat menerina unsur-unsur
kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, lebih
sukar. Hal ini disebabkan karena pada generasi tua, norma-norma yang tradisional sudah
internalized ( mendarah daging, menjiwai ) sehingga sukar untuk mengubahnya.
Definisi Kepribadian
Sejak dahulu para ahli biologi yang mempelajari perilaku dan membuat pelukisan tentang
sistem organisme dari suatu spesies mulai dari prilaku mencari makan, menghindari
ancaman bahaya, menyerang musuh, beristirahat, mencari pasangan, kawin dan lain-lain.
Berbeda dengan organism hewan, organisme manusia juga dipelajari oleh para ahli sampai
pada hal yang terkecil. Namun hal itu tidak dapat menentukan pola tingkah lakunya.
Pola-pola tingkah laku tersebut hampir semua tidak sama bahkan bagi semua jenis ras yang
ada di bumi. Hal tersebut tidak dapat diseragamkan karena seorang manusia yang disebut
homo sapiens bukan saja ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, namun
dipengaruhi juga oleh akal dan jiwa sehingga timbul variasi pola tingkah laku tersebut.
Melihat hal tersebut, maka para ahli lebih fokus kepada pola tindakan manusia. Dengan pola
tingkah laku yang lebih khusus yang ditentukan oleh nalurinya, dorongan-dorongan, dan
refleksnya. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan
seorang individu disebut Kepribadian . Dalam bahasa populer istilah kepribadian juga
berarti ciri-ciri watak yang konsisten, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas
yang khas berbeda dengan individu yang lain. Konsep kepribadian yang lebih spesifik belum
bisa di definisikan sampai sekarang karena luasnya cakupan dan sulit untuk dirumuskan
dalam satu definisi sehingga cukup kiranya untuk kita memakai arti yang lebih kasar sampai
didapatkan definisi yang sebenarnya dari para ahli psikologi.
Unsur Unsur dan Aneka Warna Kepribadian
Pengetahuan, unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar, terkandung
di dalam otaknya secara sadar. Manusia memiliki panca indra yang sebagai alat penerima
dari setiap kondisi dan situasi di alam sekitarnya yang mengalami proses fisik, fisiologi,
psikologi sehingga getaran dan tekanan dari alat penerima tersebut nantinya diproyeksikan
atau dipancarkan kembali oleh individu tersebut berupa gambaran lingkungan sekitar yang
dalam ilmu antropologi disebut Persepsi . Penggambaran tersebut dapat menjadi
bayangan dimana individu tersebut berfokus.
Penggambaran tentang situasi dan kondisi lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian
yang menarik dan mendapat perhatian lebih akan diolah oleh akal dan dihubungkan dengan
penggambaran yang sejenis dan diproyeksikan oleh akal dan muncul kembali menjadi
kenangan. Pengambaran baru dengan pengertian baru dalam psikologi disebut apersepsi.
Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemusatan yang
lebih intensif dalam psikologi disebut pengamatan. Seseorang dapat menggabungkan dan
membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran yang sejenis secara konsisten
dan azas tertentu. Dengan kemampuan proses akal tersebut membentuk penggambaran
baru yang abstrak yang tidak mirip dengan berbagai macam bahan konkret dari
penggambaran yang baru tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu sosial disebut
konsep. Cara pengamatan yang secara sengaja dibesar-besarkan atau ditambahi atau di
kurangi pada bagian tertentu sehingga membentuk penggambaran yang sangat baru yang
secara nyata sebenarnya tidak pernah ada dan terkesan tidak realistik disebut fantasi.
Keinginan yang semakin menggebu-gebu untuk mendapatkan sesuatu yang telah di
gambarkan terlebih dahulu akan menimbulkan suatu perasaan yang aneh dan tekanan jiwa
Seluruh penggambaran, apersepsi, persepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan
unsur pengetahuan yang secara sengaja dimiliki seorang individu. Namun semua itu bisa
hilang dari akalnya yang sadar yang disebabkan oleh berbagai hal yang sampai saat ini
masih dipelajari oleh ahli psikologi. Unsur pengetahuan tersebut bukannya hilang atau
lenyap namun terdesak ke bagian jiwanya yang dalam ilmu psikologi disebut alam bawah
sadar.
Di alam bawah sadar tersebut, pengetahuan seseorang tercampur, terpecah-pecah menjadi
bagian yang tercampur aduk tidak teratur. Ini dikarenakan akal sadar seseorang tidak mau
menyusunnya dengan rapi sehingga adalakanya muncul sacara tiba-tiba secara utuh atau
terpotong bercampur dengan pengetahuan yang berbeda. Adakalanya pengetahuan
seseorang secara sengaja atau karena berbagai sebab terdesak ke dalam bagian jiwa yang
lebih dalam yang oleh ilmu psikologi disebut alam tak sadar. Proses yang terjadi dalam
alam bawah sadar banyak dipelajari oleh ahli psikologi dan dikembangkan oleh S. Freud
dalam ilmu psikoanalisa.
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam
perasaan. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negative. Suatu perasaan yang
bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi biasanya menimbulkan kehendak
dalam kesadaran seseorang. Perasaan atau keinginan yang berdebar-debar tersebut
disebut emosi. Kesadaran manusia juga mengandung berbagai perasaan yang di
pengaruhi oleh organismenya khususnya gen sebagai naluri yang disebut dorongan.
Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu :
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup
2. Dorongan seks
3. Dorongan mencari makan
4. Dorongan untuk bergail / berinteraksi dengan sesame
5. Dorongan untuk menirukan tingkah laku sesamanya
6. Dorongan untuk berbakti
7. Dorongan untuk keindahan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kepribadian seseorang dibentuk oleh
pengetahuan yang dimilikinya dari penggambaran dunia sekitarnya serta fantasi mengenai
berbagai macam hal, juga ada materi yang menjadi objek dan sasaran unsur kepribadian
secara sistematis. Ada 3 hal yang merupakan isi keribadian yang pokok yaitu :
1. Beragam kebutuhan organik diri sendiri, kebutuhan dan dorongan psikologi diri sendiri,
serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia selain diri sendiri
2. Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri sendiri dari
aspek fisik, psikologi, yang menyangkut kesadaran individu.
3. Beragam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan atau
menggunakan beragam kebutuhan sehingga tercapai rasa kepuasan dalam memenuhi
kebutuhan tersebut.
Aneka ragam kepribadian individu dan Kebudayaan
Adanya beragam struktur kepribadian manusia disebabkan adanya beragam isi dan sasaran
dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas
hubungan antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu. Mempelajari materi
dari setiap unsur kepribadian merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan / habit atau
berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.
Kebiasaan ( Habit)
Adat istiadat (custom)
Sistem social(social system)
Kepribadian individu ( individual personality )
Kepribadian umum ( modal personality )
Kebiasaan, adat dan kepribadian
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu
berbeda dengan individu yang lain, dan juga sifat serta intensitas kaitan antara beragam
bentuk pengetahuan maka setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai
jenis kepribadian tersebut telah diringkas menjadi berbagai type dan sub type yang
merupakan tugas psikologi. Walaupun begitu, antropologi dan ilmu sosial lainnya juga
memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya memperdalam atau memahami
adat istiadat dan sistem sosial lainya. Ini dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas
antara kepribadian individu atau kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah.
Dimana kebudayaan itu mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang individu.
Kepribadian umum
Para pengarang etnografi sering mencantumkan suatu pelukisan tentang watak atau
kepribadian umum dari para warga suatu kebudayaan dalam karyanya.pelukisan itu didapat
dari kesan yang diperoleh saat bergaul dengan individu yang diteliti. Pergaulan inilah yang
akan menimbulkan kesan yang nantinya secara umum akan dipresentasikan dalam setiap
karyanya. Abad ke 20 ada pakar psikologi A. Kardiner, R Linton tahun 1930-an
mengembangkan metode yang eksak untuk mengukur kepribadian umum. Bahan
etnografinya dikumpulkan Linton sedangkan Kardiner menerapkan metode-metode psikologi
dan menganalisa data psikologinya yang dituangkan dalam karyanya The Individual And
His Society( 1938)
Mereka menemukan konsep basic personality structure atau kepribadian dasar karena pada
umumnya masyarakat mengalami pengaruh lingkungan kebudayanaan yang sama selama
pertumbuhan. Pembentukan watak banyak dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya dari
kecil. Juga dengan pengaruh kebiasaan yang tertanam dari sejak kecil karena terus
mengikuti adat dan norma yang telah ditetapkan. Metode penelitian kepribadian umum
dengan cara mempelajari adat istiadat pengasuhan anak terus dikembangkan sehingga
berkembang menjadi bagian antropologi yan dinamakan personality and culture.
Kepribadian dan Kebudayaan Barat serta Kepribadian dan Kebudayaan Timur
Dalam banyak tulisan banyak dibahas tentang perbedaan kepribadian dari kebudayaan
barat dan timur. Konsep barat-timur dicetuskan pada pertengahan abad 19 ketika
kolonialisme berkembang dari negara Eropa Barat. Kebudayaan bangsa timur yang awalnya
masih asli dan tradisional terus mendapat pengaruh terutama setelah masuknya system
pendidikan sekolah Eropa Barat. Mereka mengalami perubahan menyusul masuknya
pengaruh kebudayaan barat yang didsebut modernisasi.
E. Mendidik agar Berbudaya
Di lingkungan sekolah, sering kita dengar sindiran ambon untuk menyebut salah satu siswa,
hanya karena ia berkulit hitam dan berambut keriting, atau sebutan cina hanya karena
matanya sipit, meskipun kedua murid itu belum tentu berasal dari daerah seperti yang
disebutkan. Ada pula sebutan londho, berasal dari bahasa Jawa artinya Belanda, yang
sering dialamatkan kepada anak-anak yang menderita kekurangan pigmen (kandungan
warna pada kulit), dengan tubuh berwarna putih (kepucatan) dan rambut berwarna kuning
(keputih-putihan). Karena fisiknya itu, ia disama-rupakan dengan orang Eropa (Belanda).
Dalam bentuknya yang lebih vulgar, stigma serupa kadang-kadang bisa bersifat
memojokkan satu etnis/suku tertentu terhadap lainnya, seperti kasus berikut: saat sedang
berdiskusi dalam kelas, seorang anak berbicara agak keras, lalu kemudian guru
menegurnya dengan sedikit memberi saran, kalau berbicara itu yang sopan, jangan terlalu
keras. Kebetulan si murid tadi berasal dari Papua. Dan pada kesempatan lain, secara
kebetulan sang guru bertemu dengan para suporter asal Papua yang sedang terlibat adu
mulut dengan beberapa orang di jalanan. Keesokan paginya di kelas,si anak Papua
langsung masuk sang guru yang wajib diwaspadai. Stigmatisasi Etnis: Antara kesalahan
berpikir dan kurangnya wawasan kultural
Stigma terhadap etnis tertentu sepertinya terlanjur menjadi konsumsi publik, meskipun
kadang tak ada hubungannya dengan asal muasal kedaerahan. Karena terlalu sering
digunakan, hampir tidak ada kesan diskriminatifnya. Penilaian yang dilakukan semata-mata
dilandasi oleh premis-premis sederhana, untuk kemudian menarik kesimpulan,
sebagaimana contoh di atas. Anak yang matanya sipit adalah orang Cina, di kelas ada tiga
murid etnis Cina yang matanya sipit, maka semua murid yang sipit adalah orang Cina.
Contoh lain; anak yang berbicara keras adalah tidak sopan, ada 5 anak Papua yang
bersuara keras-keras, maka orang Papua adalah orang yang keras dan tidak sopan.
Setidaknya ada dua faktor yang melatarbelakangi munculnya stigmatisasi etnis.
Pertama,yang bersumber dari cara berpikir instant (fallacy of dramatic instance ). Yakni cara
berpikir yang menghendaki kesimpulan yang cepat, dan selalu tergoda untuk melakukan
over-generalisation terhadap segala hal. Overgeneralisasi dapat terjadi dalam pemikiran
seseorang, sesuatu hal, atau suatu tempat, dengan asumsi bahwa entitas-entitas tersebut
akan selamanya sama dan tidak mungkin berubah. Padahal, segalanya akan selalu
berubah, sehingga hal yang sama tidak bisa kita terapkan pada orang yang sama terus-
menerus dan selama-lamanya.
Kedua, problem overgeneralisasi juga bersumber dari kurangnya wawasan kebudayaan
yang dimiliki. Khususnya wawasan ke-nusantara-an kita akan pluralitas kultur yang ada.
Akibat minimnya pemahaman tentang budaya orang lain, maka yang tersisa hanyalah sikap
dan cara pandang yang bersifat tunggal (monolitik). Dalam bentuk nya yang ekstrem dapat
berwujud etnosentrisme/sukuisme. Etnosentrisme atau sukuisme adalah sikap berlebihan
yang menganggap hanya etnis kelompok tertentu saja yang baik, benar dan unggul. Adapun
kelompok lainnya tidak. Dampak yang dihasilkannya bisa sangat fatal akibatnya. Bayangkan
saja jika generalisasi kasar dilakukan terhadap etnis tertentu yang dianggap negatif sebagai;
kasar, kotor, bermental buruk, atau bahkan musuh, maka tidak jarang akan berujung pada
konflik komunal.
Sejarah menunjukkan, pemaknaan secara negatif atas keragaman telah melahirkan
penderitaan panjang umat manusia. Pada saat ini, paling tidak telah terjadi 35 pertikaian
besar antar etnis di dunia. Lebih dari 38 juta jiwa terusir dari tempat yang mereka diami,
paling sedikit 7 juta orang terbunuh dalam konflik etnis berdarah. Pertikaian seperti ini terjadi
dari Barat sampai Timur, dari Utara hingga Selatan. Dunia menyaksikan darah mengalir dari
Yugoslavia, Cekoslakia, Zaire hingga Rwanda, dari bekas Uni Soviet sampai Sudan, dari
Srilangka, India hingga Indonesia. Konflik panjang tersebut melibatkan sentimen etnis, ras,
golongan dan juga agama.
Etnosentrisme atau sukuisme ternyata begitu kental dalam pergaulan sehari-hari.
Pandangan tentang keunggulan etnis tertentu atas lainnya sudah menjadi rahasia publik.
Disebut rahasia, sebab pengakuan keunggulan tersebut diakui secara umum oleh masing-
masing kelompok (etnis, suku, bahkan agama), meskipun secara sembunyi-sembunyi.
Ada beberapa pendekatan dalam proses pendidikan multikultural, yaitu: Pertama, tidak lagi
terbatas pada generalisasi pandangan tentang pendidikan (education) dengan persekolahan
(schooling) atan pendidikan multikultural dengan program-program sekolah formal.
Pendidikan seharusnya dipahami sebagai transmisi kebudayaan yang melibatkan banyak
pihak untuk bertanggung jawab, sebab program-program sekolah sesungguhnya terkait erat
dengan pembelajaran informal di luar sekolah.
Kedua, menghindari generalisasi pandangan tentang kebudayaan dengan kelompok etnik.
Artinya, tidak perlu lagi mengasosiasikan kebudayaan semata-mata dengan kelompok-
kelompok etnik sebagaimana yang terjadi selama ini. secara tradisional, para pendidik
mengasosiasikan kebudayaan hanya dengan kelompok-kelompok sosial yang relatif (self
sufficient), ketimbang dengan sejumlah orang yang secara terus menerus berkembang
dalam lingkungan sosialnya. Dalam konteks pendidikan, pendekatan ini diharapkan
melenyapkan kecenderungan memandang anak didik secara stereotip menurut identitas
etnik mereka dan akan meningkatkan eksplorasi pemahaman yang lebih besar mengenai
kesamaan dan perbedaan di kalangan anak didik dari berbagai kelompok etnik.
Ketiga, mendorong terwujudnya kebudayaan baru yang tentunya membutuhkan interaksi
inisiatif dengan orang-orang yang sudah memiliki kompetensi. Dalam hal ini, segala upaya
untuk mendukung sekolah-sekolah yang terpisah secara etnik sesungguhnya merupakan
antitesis terhadap tujuan pendidikan multikultural. Sebab, kehendak untuk mempertahankan
dan memperluas solidarits kelompok hanya akan menghambat sosialisasi ke dalam
kebudayaan baru tersebut.
Keempat, pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan.
Kebudayaan mana yang akan diadopsi ditentukan oleh situasi.
Kelima, kemungkinan bahwa pendidikan (baik dalam maupun luar sekolah) meningkatkan
kesadaran tentang kompetensi dalam beberapa kebudayaan. Kesadaran seperti ini
kemudian akan menjauhkan kita dari konsep dwi budaya atau dikhotomi antara pribumi dan
non-pribumi, orang negri dan pendatang. Dikotomi semacam ini hanya akan membatasi
individu untuk sepenuhnya mengekspresikan diversitas kebudayaan. Dengan pendekatan
ini, kesadaran untuk menghindari dikotomi akan semakin kuat, untuk selanjutnya
mengembangkan apresiasi yang lebih baik melalui kompetensi kebudayaan yang ada pada
diri anak didik.
Pendidikan multikultural sepatutnya mampu mengubah segala perspektif serta pandangan
yang kini telah membeku; dari perspektif monokultural kepada yang multikulturalis, dari yang
penuh prasangka dan diskriminatif kepada penghargaan terhadap keragaman dan
perbedaan, toleran dan keterbukaan. Perubahan paradigma semacam ini akan melenturkan
kebekuan sikap dan kepribadian dalam hidup bermasyarakat. Dan pada akhirnya akan
menghasilkan anak didik yang berkebudayaan dan berperadaban.
F. Hubungan Kepribadian Dengan Kebudayaan
Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis
dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor biologis misalnya, sistem syaraf,
proses pendewasaan, dan kelainan biologis lainnya, sedangkan faktor psikologis adalah
seperti unsur temperamen, kemampuan belajar, perasaan, keterampilan, keinginan dan lain-
lain. Dan yang terakhir, adalah faktor sosiologis. Kepribadian dapat mencakup kebiasaan-
kebiasaan, sikap dan lain-lain yang khas dimiliki oleh seseorang yang berkembang apabila
orang tadi berhubungan dengan orang lain. Ketiga faktor di atas adalah faktor yang dapat
mempengaruhi kepribadian.
Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai dewasa selalu belajar dari orang-orang
disekitarnya. Secara bertahap dia akan mempunyai konsep kesadaran tentang dirinya
sendiri. Lama-kelamaan perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya
menghasilkan suatu kepribadian. Berikut ini adalah beberapa kebudayaan khusus yang
nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya
pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-
temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri
dan sikap menilai ( sense of value )
3. Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi,
rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan
cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak
sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-
beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan
itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain
seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya.
Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
source: http://panduzone.blogspot.com/2009/12/hubungan-kebudayaan-dengan-
kepribadian.html
Poskan Komentar
Manusia dan Kebudayaan
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. Pengertian manusia
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali
akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis
maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara
rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya/agama.
Penggolongan manusia yang paling utama yaitu berdasarkan pada jenis kelaminnya. Apakah
ia seorang perempuan atau laki-laki. Penggolongan lainnya yaitu berupa darah, rambut,
keturunan, dan masih banyak yang lainnya.
Kebudayaan tidak terlahir begitu saja, kebudayaan merupakan hasil interaksi manusia yang
merupakan perwujudan dari karya manusia.
Kebudayaan menurut para ahli,yaitu:
1. Menurut E.B.Taylor (1871), kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lainnya
serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Menurut Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayanan sebagai
semua hasil karya, ras, dan cipta masyarakat.
3. Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
4. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia
yang harus dibiasakan dengan belajar , beserta dari keseluruhan budi pekertinya.
5. Menurut A.L. Krober. Dan C. Kluckon, mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifesta
atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
B. Hakekat manusia
Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata budhayah yang berartibudi atau
akal. Dalam bahasa latin kebudayaan berasal dari kata colere yangberarti mengolah tanah.
Selo Sumarjan & Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semuahasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
A.L. Krober & C. Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasiatau
penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
C.A.Van Peursen berpendapat bahwa manusia tidak begitu saja hidup di tengahalam,
melainkan selalu mengubah alam.
E. Unsur kebudayaan
Tujuh unsur-unsur kebudayaan adalah :
a. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
b. Sistem mta pencaharian hidup
c. Sistem kemasyarakatan atau organisasi social
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem pengetahuan
g. Sistem religi
F. Wujud kebudayaan
Koentjaranigrat membagi wujud kebudayaan membagi menjadi 3 yaitu
1. Suatu kompleks ide,gagasan,nilai,norma,dan sebagainya
2. Suatu kompleks aktivitas atau tindakan berpola dari manusia dalam msyarakat
3. Suatu benda-benda hasil karya manusia
G. Kaitan manusia dan kebudayaan
Hubungan antara manusia dan kebudayaan :
Manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yangdilaksanakan
manusia yang keduanya menjadi satu kesatuan.
Contoh tentang hubungan antara manusia dengan kebudayaan :
Hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saatawalnya
peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusiayang membuatnya
harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri. Dengandemikian dapat disimpulkan
bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan,karena kebudayaan itu merupakan
perwujudan dari manusia itu sendiri.
Pengertian dialektis yaitu :
Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara denganhubungan
antara manusia dengan masyarakat yang saling terkait satu sama lain.
Tiga tahap dalam proses dialektis yaitu :
1.
Eksternalisasi
: Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya denganmembangun dunianya.2.
Obyektivasi
: Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitusuatu kenyataan yang terpisah
dari manusia dan berhadapan dengan manusia.3.
Internalisasi
: Proses dimana manusia mempelajari kembali masyarakatnyasendiri agar dia dapat hidup
dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yangdibentuk oleh masyarakat
Sumber :
Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar Oleh : Widyo Nugroho, Achmad MuchjiPenerbit
Gunadarma
http://windahapsari.blogspot.com/2011/02/bab-2-manusia-dan-kebudayaan.html)
http://titowidiyanto.blogspot.com/2012/03/pengertian-manusia-dan-kebudayaan.html
Powered by Blog.com
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia Dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan sangat erat terkait satu sama lain. Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari kejadian-
kejadian yang sudah diatur oleh Sang Pencipta.
Kebudayaan juga merupakan sistem nilai dan gagasan utama yang vital
karena memberikan pola untuk bertingkah laku kepada masyarakatnya atau
memberi seperangkat model untuk bertingkah laku. Pada hakekatnya sistem
nilai dan gagasan utama ini diperinci oleh sistem ideologi, sistem sosial, dan
sistem teknologi. Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan
hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa
interpretasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama. Sistem sosial
meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat, baik dengan
kerabat, masyarakat luas, bahkan pemimpin. Sistem teknologi meliputi segala
perhatian serta penggunaannya.
MANUSIA
KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu
yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita
nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu
bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
*Sumber :
http://ulfanurizqiindaha.blogspot.com/2011/10/manusia-dan-kebudayaan.html
Kebudayaan itu ibarat sebuah lensa dimana seperti hal nya saat kita
menggunakan lensa, untuk meneropong sesuatu kita harus memilih suatu objek
tertentu yang akan dilihat secara fokus. Beberapa orang awam mengartikan
kebudayaan merupakan sebuah seni. contoh kebudayaan indonesia Berikut
adalah beberapa teori terkait dengan materi kebudayaan Indonesia.. Semoga
dapat bermanfaat bagi pengunjung yang sedang mencari definisi dan teori-teori
kebudayaan, contoh kebudayaan indonesia , contoh kebudayaan indonesia
pengertian kebudayaan.
- Bahwa kebudayaan itu meliputi gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia.
Jadi hasil karya seperti cara bertutur, teori idiologi, dan arsitektur rumah itu
dapat dikategorikan dalam kebudayaan. Bahkan cara kita berjalan atau makan
yang berbeda dari satu tempat ke tempat lain itu pun termasuk kebudayaan.
Contoh adalah penggunaan sendok dan garpu ketika makan oleh masyarakat
barat, akan berbeda dengan masyarakattimur tradisional yang langsung
menggunakan tangan.
Wujud kebudayaan.
a. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari gagasan, ide, dan norma atau
peraturan dalam masyarakat.
Wujud ini tidak dapat diraba dan hanya dapat dirasakan dalam masyarakat.
Hanya berupa konseptual seperti makna akan nilai gotong royong dan peraturan
untuk tidak melakukan hal-hal tercela dalam masyarakat.
Wujud ini terkait dengan sistem aktivitas yang dilakukan manusia seperti mata
pencaharian dan sistem sosial kemasyarakatan.
Unsur-unsur kebudayaan
d. Sistem pengetahuan.
f. Bahasa.
g. Kesenian.
b. Indonesia memiliki sejarah kuat dalam bidang maritim dilihat dari adanya
kerajaan Sriwijaya yang pada masanya menguasai lautan di nusantara.
e. Adanya teknologi dalam bidang bahari misalnya dalam pembuatan kapal vinisi
di masyarakat bugis.
Inilah faktor utama yang membuat bangsa timur khususnya Indonesia menjadi
bangsa yang berkesan di mata orang asing yang berkunjung ke Indonesia
karena faktor inilah yang seolah-olah membuat kesan yang tidak terlupakan
.Jika dibandingkan budaya barat bangsa timur dapat dikatakan lebih unggul
darinya karena budaya barat cenderung kurang dalam menjunjung nilai
kesopanan .
b) Bangsa timur lebih terbuka dan ramah tamah terhadap bangsa atau negara
lain
Ini adalah faktor kedua yang menyebabkan bangsa kita ini adalah bangsa yang
paling digemari bangsa asing sebagai tujuan wisata karena dengan sifat
masyarakat Indonesia yang terbuka dan ramah baik kepada sesama maupun
kepada bangsa asing membuat bangsa asing tidak takut untuk bercengkrama
meskipun bangsa asing tersebut belum pernah mengenal sebelumnya .
c) Bangsa timur juga amat peduli dengan orang lain
Faktor ketiga ini sudah mendarah daging bagi masyarakat bangsa timur ,
peduli kepada sesama merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa
ditinggalkan . Bangsa timur bahkan tidak pandang bulu dalam memberikan
simpati dan kepedulian , orang asing yang belum dikenalpun akan dibantu
selama ia bisa membantunya , Hal ini sanagat jauh berbeda dengan kepribadian
bangsa barat yang bersifat liberal serta lebih individualis dan egois dalam
kehidupan bermasyarakat .
Sumber : http://much-basri.blogspot.com/2012/03/kepribadian-bangsa-
timur.html
Budaya
Unsur yang ketiga adalah hasil karya, yaitu produk yang dihasilkan dari
satu individu, masyarakat atau bangsa. Produk-produk Barat misalnya
bermutu tinggi. Harga jam merek Rolex (Pre-Owned Rolex Women's Presidential
Watch) bisa berkisar puluhan juta rupiah. Harga mobil Mercedes-Benz atau BMW
bisa ratusan juta rupiah. Barat mampu membuat pesawat ulang alik. Bill Gates
menemukan Microsoft. Barat menemukan Internet, yang mampu mengakses
informasi dengan mudah dan menghubungkan manusia dari ujung bumi yang
satu ke ujung bumi yang lain. Masih ada Facebook yang dapat menghubungkan
siapa saja di dunia ini dalam konteks sosial.
2. Sistem pengetahuan.
Setiap masyarakat mempunyai sistem pengetahuan yang mungkin berbeda-beda
pada setiap masyarakatnya.
3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.
Setiap masyarakat juga memiliki pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
alat-alat produksi, senjata, dan sebagainya.
5. Sistem kemasyarakatan.
Setiap masyarakat biasanya memiliki kemasyarakatan, di antaranya, sistem
kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem pekawinan.
Jadi, items adalah unsur paling kecil dalam kebudayaan, trait merupakan
gabungan dari beberapa unsur terkecil. Adapun trait-komplex merupakan
gabungan dari beberapa trait, sedangkan cultural activity merupakan gabungan
dari beberapa trait-complex. Dan yang terakhir, cultural universals merupakan
gabungan dari beberapa cultural activity atau aktivitas kebudayaan.
Sumber : http://www.anneahira.com/unsur-unsur-kebudayaan.htm
Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2011/10/02/20394476/Pertikaian.di.Ambon.B
ukan.Konflik.Agama
Sumber: http://viqie-vriders.blogspot.com/2012/03/7-unsur-kebudayan-
universal.html
Wujud Kebudayaan
Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat
diraba dan difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan
ideal ini banyak tersimpan dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan
sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup dalam
masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak
terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem,
disebut sistem budaya atau cultural, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat
istiadat.
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem, yaitu
mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke
waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem sosial ini bersifat konkrit
sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik
karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda
yang bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas
dalam kehidupan ideal dan adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan
manusia baik gagasan, tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda
kebudayaan secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan
hidup tertentu yang makin menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya
sehingga bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.
Orientasi Nilai Budaya
Lima Masalah Dasar Dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya
Manusia ( kerangka Kluckhohn ) :
Hakekat Hidup
3. Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar
agar hidup bisa menjadi baik.
1. Berorientasi hanya kepada masa kini. Apa yang dilakukannya hanya untuk
hari ini dan esok. Tetapi orientasi ini bagus karena seseorang yang
berorientasi kepada masa kini pasti akan bekerja semaksimal mungkin
untuk hari-harinya.
2. Orientasi masa lalu. Masa lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk
menjadi sebuah evolusi diri mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan
yang tidak dilakukan.
perubahan kebudayaan
perubahan kebudayaan
Adanya unsur budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
indonesia sangat menghawatirkan karena dapat menyebabkan terjadinya
goncangan budaya. Namun, di sisi lain masuknya unsur budaya asing de
indonesia juga sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa indonesia. di dalam
masyarakat terdapat dua unsur yang berlawanan yaitu unsur statika dan unsur
dinamika, unsur statika merupakan unsur-unsur dalam masyatakat yang
cenderung memepertahankan suatu keadaan untuk tetap (tidak berubah),
seperti adanya vested interest atau golongan orang yang menghendaki status
quo. Sebaliknya, unsur dinamika merupakan unsur yang menghendaki adanya
perubahan, misalnya perubahan linkungan alam, nilai-nilai sosial, dan perubahan
struktur sosial. Adanya unsur statika dan dinamika inilah sesinambungan
masyarakat tetap tejadi meskipun terjadi perubahan-perubahan di dalam
masyarakat.
Adanya unsur unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah, seperti :
adat istiadat dan keyakinan agama (kebudayaan non material)
Adanya individu individu yang sukar menerima unsur unsur perubahan terutama
generasi yang kolot.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/.
http://diahtyas8.wordpress.com/