Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SOSIOLOGI KESEHATAN
HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KESEHATAN

Disusun Oleh :
FIRDA KHOLIF ANNISYAH
09 / ALIH JENJANG A
NIM. P07125216045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
2016
Bismillahirahmanirahim

Assalamualaikum Wr.WbPuji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT

atas berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan mengenai hubungan perilaku dengan

kesehatan. Setiap pembahasan dibahasa secara sederhana sehingga mudah dimengerti.

Dalam penyelesaian Makalah ini,kami banyak mengalami kesulitan, terutama

disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan

dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih

kepada semua dosen yang membimbing kami.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam proses

pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena

itu,kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna

penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Wassalamualikum Wr.Wb

yogyakarta, 25 September 2016

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang

sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang

melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu perilaku

perilaku baik dan buruk.

Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma yang berlaku

dimasyarakatDalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal

yang tanpa kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang

besar bagi seseorang. Salah satu contohnya berupa pesan kesehatan yang sedang

maraknya digerakkan oleh promoter kesehatan tentang cuci tangan sebelum melakukan

aktifitas, kita semua tahu jika mencuci tangan adalah hal yang sederhana, tapi dari hal

kecil tersebut kita bisa melakukan revolusi kesehatan kearah yang lebih baik. Sungguh

besar efek perilaku tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik

akan tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku yang baik.

Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang hubungan

kesehatan dengan perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya perilaku yang baik,

dampaknya serta control perilaku kearah yang lebih baik, sesuai dengan judul makalah

yaitu hubungan kesehatan dengan perilaku.


1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?

2. Apa hubungan ilmu perilaku dengan kesehatan?

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang hubungan

kesehatan terhadap perilaku serta hal-hal yang terkait terhadap perilaku dan kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan

yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik

disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling

berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks

sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang

menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan

dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku tersebut.

Dilihat dari Segi Biologis:

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk hidup ) yang

bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari

tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing –

masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas manusia, baik yang

diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar

Segi Psikologis menurut Skinner (1983), prilaku adalah suatu respon atau reaksi

seseorang tehadap stimulus (rangsangan dari luar), pengertian itu dikenal dengan teori

S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon). Secara lebih proposional prilku dapat diartikan

suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek

tersebut. Respon ini terbentuk 2 macam, yakni :


 Bentuk Pasif

Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak

secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir, tanggapan

atau sikap batin dan pengetahuan.

 Bentuk Aktif

Bentuk aktif yaitu apabila prilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

Prilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut Overt

Behavior (prilaku terbuka).

2.2. Kesehatan

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan

tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi,

sosial dan spiritual.

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang

sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau

kelemahan (WHO, 1947).Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik

berikut yang dapat meningkatkan.

konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.


UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial

dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan

yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan

jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat

merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan

penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam

mempertahankan kesehatannya.

2.3. Perilaku Sehat

Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari

konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan

menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap

kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal ini berguna

untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit

analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi

1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang

diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti

pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang


terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan

kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.

2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau

penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan

kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap

terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap tentang

fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.

3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan

atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap

penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait

dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan,

dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.

a) Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku

kesehatan. Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk

pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang

menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang

berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb mengemukakan perilaku

kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum

menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.

Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon

seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit,

dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan,


minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah

semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun

yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau

melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan,

dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan

Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan

elemen kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan individu untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit,

perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergiz.

Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara

medis belum tentu mereka betul-betul sehat.

Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta

lingkungan. Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup :

1) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon

baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini

dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat pencegahan penyakit :

a) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

misalnya makan makanan bergizi, dan olahraga.


b) Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah

malaria, pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan

penyakit kepada orang lain.

c) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha mengobati

penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau pengobatan ke

fasilitas kesehatan tradisional.

d) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari

penyakit misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa

pemulihan.

2) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon

terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat – obat.

3) Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap dan

praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di dalamnya.,

pengelolaan makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan tubuh kita.

4) Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap lingkungan

sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup

kesehatan lingkungan.itu sendiri.

Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:

1) Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan

agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku

pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :


a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.

c) Perilaku gizi (makanan dan minuman).

2) Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau

Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Heath Seeking Behavior). Adalah

menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.

Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai

mencari pengobatan ke luar negeri.

3) Perilaku Kesehatan Lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi

kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang

perilaku kesehatan ini.

a) Perilaku hidup sehat

Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk

mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :

(1) Menu seimbang

(2) Olahraga teratur

(3) Tidak merokok, minum minuman keras, narkoba

(5) Istirahat yang cukup

(6) Mengendalian stress


(7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan

b) Perilaku Sakit

Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit,

pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan

sebagainya, dsb.

c) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

Perilaku ini mencakup:

(1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

(2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan

penyakit yang layak.

(3) Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan

kesehatan).

2.4. PERUBAHAN PERILAKU SEHAT

Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan kesehatan yang

menjadi sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku ( behaviour change ).

Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari promosi atau pendidkan kesehatan,

sekurang- kurangnya mempunyai 3 dimensi, yakni :

• Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai

dengan nilai – nilai kesehatan)

• Mengembangkan perilaku positif ( pembentukan atau pengambangan perilau

sehat ).
• Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai dengan

norma/nilai kesehatan ( perilaku sehat ). Dengan perkatan mempertahankan

perilaku sehat yang sudah ada.

Perilaku seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua

kekuatan di dalam diri seseorang.

Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka :

Faktor sosial : Factor sosial sebagai factor eksternal yang mempengaruhi perilaku

antara lain sktruktur sosial, pranata –pranata sosial dan permasalahan – permasalahan

sosial yang lain. Pada factor sosial ini bila seseorang berada pada lingkungan yang baik

yang maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang baik sedangkan

sebaliknya bila seseorang berada pada lingkungan yang kurang baik maka orang

tersebut akan memiliki perilaku sehat yang kurang baik juga. Dukungan sosial (

keluarga, teman ) mendorong perubaha perubahan sehat. Contohnya konsumsi alcohol,

kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.

Faktor kepribadian : Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku salah satunya

adalah perilaku itu sendiri (kepribadian) yang dimana dipengaruhi oleh karakteristik

individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan

petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman

mencoba merubah perilaku yang serupa. Contohnya yang berhubungan adalah rasa

kehatian – hatian, membatasi porsi pemakaian internet pada waktu – waktu tertentu

agar tidak menjadi addicted, ini akan membantu individu agar dengan tidak menjadikan

hal tersebut suatu kebiasaan ( habit) yang dapat merubah perilaku.


Faktor emosi : Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan –

harapan yang dimiliki yang bersangkutan. Contohnya berhubungan dengan stress yang

mendorong melakukan perilaku tidak sehat seperti merokok.

PROSES TERJADINYA

Untuk proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang

yang langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya

karena tekanan dari masyarakat lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin

menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak

semena – mena dapat tercapai dan harus benar- benar teruji, ada 5 tingkatan perubahan

perilaku :

1. Prekontemplasi : – Belum ada niat perubahan perilaku

2. Kontemplasi : – Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin

mengubah perilakunya menjadi lebih sehat.

- Belum siap berkomitmen untuk berubah.

3. Persiapan : - Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan.

- Sudah pernah melakukan tapi masih gagal.

4. Tindakan : – Individu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya 6 bulan dari

sejak mulai usaha memberlakukan perilaku hidup sehat.

5. Pemeliharaan : – Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang telah

dilakukan ( 6 bulan dilhat kembali).

- Mungkin berlangsung lama.


- 6 bulan dilihat kembali.

2.5. Hubungan Kesehatan dengan Perilaku

Seperti yang telah di jelaskan di Bab sebelumnya , hubungan kesehatan dengan

perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat akan

tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat

akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.

Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita

dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti

tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu

untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.

2.6. Pencegahan , Tujuan dan Dampak Hidup Sehat

PENCEGAHAN

Perilaku pencegahan penyakit ( health prevention ) adalah respon untuk melakukan

pencegahan penyakit dan upaya mepertahankan dan meningkatkan kesehatannya /

segala tindakan secara medis direkomendasikan, dialkukan secara sukarela oleh

seseorang yang percaya dirinya sehat dan bermaksud untuk mencegah penyakit atau

ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak tampak nyata (

asimptomatik ). Pada proses pencegahan dapat dilakukan dalam dua bentuk medis dan

non medis.
Contoh pencegahan secara Medis : imunisasi, makan makanan bergizi yang

mengandung kebutuhan tubuh.

Contoh pencegahan Non-Medis : olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum

minuman keras dan alcohol, istirahat yang cukup. Selain itu perilaku dan gaya hidup

yang positif bagi kesehatan ( misalnya, tidak gonta ganti pasangan, adaptasi dengan

lingkungan )

TUJUAN

Tujuan dari perilaku sehat dan perubahan perilaku sehat adalah agar terjadinya suatu

pola hidup sehat yang menunjukan kepada kebiasaan.

AKIBAT

Akibat Perilaku Sehat:

a. Reinforcement (Peningkatan)

Reinforcemen merupakan sesuatu yang dilakukan yang dapat membawa kesenangan

dan kepuasan.

Contohnya:

- Positive reinforcement : anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di

berikan mainan.

- Negative reinforcement : anda minum milanta agar sakit maag hilang.

b. Extincion (peniadaan).

Extincion merupakan perilaku sehat yang apabila konsekuensinya di hilangkan maka

akan melemah responnya jika tidak ada stimuli/reinforcer lain yang mempertahankan

perilaku sehat.Contohnya: anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di
berikan mainan tetap melakukan perilaku sehatnya karena pujian orang tua atau

kepuasan karena tangannya bersih dari kuman

c. Punishment (hukuman)

Punishment merupakan perilaku yang apabila dilakukan dan membawa konsekuensi

yang tidak menyenangkan cenderung ditekan.Contohnya: anak kecil yang bermain

dengan benda tajam seperti pisau dimarahi oleh Ibunya, akan tidak mengulanginya lagi.

2.7 Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan

Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan

perubahan perilaku. Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour

tapi juga overt behaviour. Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh

perubahan perilaku yang sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha –

usaha yang konkrit dan positif. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan

perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian :

1) Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau

melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan /

undang – undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan

perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena

perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri.

2) Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan ,

cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan

masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran

masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai

pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu

lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.

3) Diskusi partisipatif

Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian

informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal

ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif

berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini

memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan

tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan

mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.

Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan terjadi

ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda politis

yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan yang

langgeng.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Suatu perubahan derajat kesehatan masyarakat ditentukan bukan hanya oleh

sebuah pengetahuan akan pentingnya kebiasaan sehat, tetapi juga pemahaman dan

kemauan untuk melaksanakannya. Hal tersebut memerlukan perubahan perilaku :

individu, kelompok, dan lingkungan sosial.

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat

diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun

tidak.

Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan,

individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga

begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.

3.2. Saran

Dalam mensosialisasikan pembiasaan kesehatan yang baik, seorang ahli kesehatan

masyarakat harus memperhatikan aspek sosial yang terlibat di dalamnya, agar pesan

yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan,

individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga

begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus

dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

http://panthom-zone.blogspot.com/2011/11/hubungan-kesehatan-dengan-

perilaku.html

http://ekwadothomas676.blogspot.co.id/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://www.academia.edu/8526739/Hubungan_Ilmu_Sosial_dan_Perilaku_dengan_K

esehatan_Masyarakat

Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan.

Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia. Hlm. 23

Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi

Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai