WSBM (HUKUM D)
“KEBUDAYAAN DAN PRANATA SOSIAL”
DI SUSUN OLEH :
AINUN MUTHMAINNAH (B011191205)
NURUL HIKMAH (B011191204)
INDAH CAHYA WULAN (B011191199)
KALAM ANATA MAHARDIKA (B011191208)
RIZKAL NUR (B011191198)
FATIMAH AZZAHRAH FAISI (B011191207)
GRACE WINDY VIOLINE SITORUS (B011191195)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
SEMESTER GANJIL (AWAL) 2019-2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kamipun tak luput mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan tugas ini sebagai mata kuliah Wawasan Sosial Budaya Maritim.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen kami
yang telah membimbing dalam menulis tugas ini.
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………....i
DAFTAR ISI ………………………………………..…………………………………….......ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep kebudayaan maritim ………………………..…………………..........……………2
B. Unsur-unsur kebudayaan…………………………………………………………………..3
Sistem ideasional/kognitif/mental…………………...…………………………….......3
Bahasa…………………………………………………………………………………4
Organisasi sosial...…………………………………………………………….……… 4
Seni kebaharian……………………………………..………………………………….5
C. Pranata sosial……………...………………………………………….....……………........6
A. Kesimpulan ………………..…………………………………………………………......12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Apa itu kebudayaan maritim?
Apakah pranata sosial itu?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Budaya atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. Mengacu kepada realitanya, kebudayaan ialah kehidupan masyarakat manusia
itu sendiri, yang berbeda dengan dunia kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Perbedaan ialah manusia memperoleh kebudayaan melalui peroses belajar dalam
lingkungan masyarakatnya dan hanya dapat hidup dengan kebudayaannya itu. Binatang
memperoleh cara hidupnya (bukan budaya) melalui pewarisan genetika berupa instink atau
naluri yang alamiah belaka. Itulah sebabnya dunia kehidupan (cara hidup) binatang sifatnya
general dan homogen. Sebaliknya, disebabkan oleh pola-pola pendidikan dan sejarah serta
kondisi lingkungan alam yang berbeda-beda, maka kebudayaan atau dunia kehidupan
masyarakat manusia sifatnya berbeda-beda (diversity/heterogenity) di antara berbagai
masyarakat suku bangsa di dunia dari dahulu hingga sekarang.
2
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN MARITIM
Kebudayaan bahari terdiri dari bagian unsur-unsur yang seling terkait membentuk salah
satu kesatuan menyeluruh (holistic). Unsur-unsur tersebut berupa sistem-sistem
ideasional/kognitif/mental (gagagsan, pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma, moral, emosi,
dan perasaan kolektif, refleksi/intropeksi diri, intuisi), bahasa, kelompok/organisasi sosial,
ekonomi teknologi, seni dan religi berkaitan pengololaan dan pemanfaatan sumberdaya dan
jasa-jasa laut. Setiap unsur kebudayaan maritim tersebut mengandung dan dapat di analisis
dalam tiga wujud kebudayaan, yakni sistem budaya, sistem sosial, dan budaya material.
1. Sistem Ideasional/Kognitif/Mental
a. Ide/Gagasan
Sejak kurang lebih dua dakade terakhir ternyata juga sudah ada sebagian nelayan berubah
pandangan ketika diperhadapakan pada berbagia realita, seperti populasi tripang, mutiara, dan
beberapa spesies biota bernilai ekonomi tinggi lainnya yang sudah menjadi biota langakah
akibat eksploitasi manusia. Kemudian diketahui pula adanya banyak tempat terutama di
indonesia bagian timur merupakan milik komunal setempat, sedemikian juga adanya kawasan
lindung dimana-mana dikuasai pemerintah yang tidak boleh dimasuki nelayan.
b. sistem pengetahuan
sistem pengetahuan kebaharian dapat dikategorikan atas dua kategori, yakni pengetahuan
pelayaran, pengetahuan kondisi lingkungan dan sumber daya laut, dan pengetahuan lingkungan
sosial budaya. Bagai masyarakat maritim, ketiga subsistem pengetahuan tersebut salaing terkait
secara fungsional antara satu dengan yang lainnya.
Pengetahuan pelayaran
Pengetahuan tentang lingkungan dan sumber daya laut
Pengetahuan tentang lingkungan sosial
3
Pengetahuan akan kategori-kategori lingkungan sosial difungsikan oleh masyarakat
maritim (sebagai individu atau kelompok) acuan dalam menentukan sikap dan langkah
pembuatan keputusan.
c. Sistem Nilai
d. Sistem Norma/Aturan
sistem norma/aturan dalam setiap kebudayaan, termaksud kebudayaan maritim, tentu saja
berfungsi mengatur secara khusus perangkat-perangkat tindakan kelompok atau individu
dalam sumua bidang kehidupan. Untuk kegiatan-megiatan pelyaran dan perikanan, misalnya
ada berbagai bentuk norma/aturan adat rekayasa kelompok atau komunitas setempat yang
tradisional sifatnya dan ada pula bentukan pemerintah yang formal siftanya. Diasumsikan
bahwa norama/aturan, baik inforamal traidsiaonal maupun foramal yang baru, beradsarkan
pada pandangan dan nilai-nilai budaya yang dianut.
2. Bahasa
Bahasa yang digunakan masyarakat maritim banyak berebeda dengan yang digunakan
masyarakat didarat meskipun berasal dari suku bangsa yang sama. Perbedaan itu bukan dari
segi tata bahasa / gramtikannya, tetapi dalam hal perbendaharaan dan pemaknaan kata-kata
yang diucapkan sehari-hari menamai unsur-unsur dan gejala alam fisik dan flora-fauna yang
dimanfaatkan.
3. Oragnisasi Sosial
Dalam masyarakat maritim, kelompok kerja/organisasi sosial yang merupakan salah stu
unsur universal kebudayaan membutuhkan secara mutlak, bahkan melebihi masyarakat petani,
peternak, pemburu dan peramu, pekerja sektor informal dan formal, dan sebagainya yang ada
didarat. Bagi masyarakat nelayan dan pelayar dalam sebuah tingkat peradaban.
4
menurut bahan etnografi kelompok kerja/organisasi sosial itu mempunyai multifungsi yang
kompleks. Sekurang-kurangnya ada empat fungsi utama yang berkaitan dari kelompok
kerja/organisasi sosial mutlak diperlukan, yakni:
Salah satu pembeda utama antara kebudayaan masyarakat maritim dan darat yang sekaligus
menjadi keunikan yang mencolok ialah komleksitas tipe/bentuk dan variasi teknologi
digunakan. Kompleksitas tipe dan variasi teknologi kebaharian tersebut menunjukkan
perbedaan dari daerah suku bangsa ke dareah suku bangsa lainnya di dunia. Bebagai faktor
yang menyumbang kepada diversitas dan variasi tipe teknologi kebaharian ialah faktor
kreativitas dan inovatif lokal, sifat proses difusi unsur-unsur teknologi kebaharian yang cepat,
dan sikap keterbukaan masyarakat maritim merespons perubahan dari luar
5. Seni Kebaharian
Kebudayaan maritim juga tidak luput dari unsur kesenian, terutama seni-seni
arstektur/konstruksi kapal/perahu dan layar, ukir dan gambar dengan motif-motif dan waran
cet, lagu dan musik.
5
Perahu-perahu jawa dan bali, india dan cina banyak dicirikan dengan ukiran dan gambar
binatang dengan kombinasi warna cet. Ukiran dangambar tersebut selain berfungsi seni, juga
memuat makna akan gagagsan dunia dan keyakinan religius.
Pada esensunya, unsur religi dari suatu kebudayaan berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan
manusia akan hubungan atau kesatuannya dengan tuhan yang maha kuasa, pencipta alam
semesta dan segala isinya. Berikut, agama secara ideal dipahami sebagai yang berfungsi
regulasi berkehidupan bersama, berhubungan dengan dan pengelolaan pemanfaatan
sumberdaya alam sebagai berkah dari-Nya. Agama dengan demikian, dipahami sebagai
pdoman kehidupan masyarakat manusia untuk selamat dunia dan akhirat,
Konsep sistem ekonomi, termasuk sistem ekonomi kebaharian, dipahami sebagai saling
keterkaitan antara subsistem –subsistem produksi, distribusi, dan komsumsi dari satu sektor
ekonomi dan keterkaitannya dengan pranata-pranata sosial budaya lokal yang dipengaruhi oleh
kekuatan eksternal.
C. PRANATA SOSIAL
Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada
aktifitas-aktifitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata
sosial berasal dari Bahasa Inggris yaitu institution. Beberapa ahli sosiologi menerjemahkan
pranata sosial dengan istilah berbeda-beda, ada yang mengemukakan lembaga
kemasyarakatan, bangunan sosial, ataupun lembaga sosial.
6
Ciri-Ciri Pranata Sosial :
Adapun ciri-ciri atau karakteristik pranata sosial adalah meliputi hal-hal berikut ini.
1. Memiliki Lambang-Lambang/Simbol.
Setiap pranata sosial pada umumnya memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol
yang ter-wujud dalam tulisan, gambar yang memiliki makna serta menggambarkan
tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. Contoh cincin pernikahan sebagai simbol
dalam pranata keluarga, burung garuda merupakan simbol dari pranata politik negara
Indonesia.
2. Memiliki Tata Tertib dan Tradisi.
Pranata sosial memiliki aturan-aturan yang menjadi tata tertib serta tradisi-tradisi baik
yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan menjadi acuan serta pedoman bagi setiap
anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya dalam pranata keluarga seorang
anak wajib bersikap hormat kepada orang tua, namun tidak ada aturan tertulis yang
baku tentang deskripsi sikap tersebut. Sementara itu dalam pranata pendidikan ada
aturan-aturan tertulis yang wajib dipatuhi semua warga sekolah yang tertuang dalam
tata tertib sekolah.
3. Memiliki Satu atau Beberapa Tujuan
Pranata sosial mempunyai tujuan yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat.
Tujuan pranata sosial kadang tidak sejalan dengan fungsinya secara keseluruhan.
Contoh: Pranata ekonomi, antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
4. Memiliki Nilai
Pranata sosial merupakan hasil pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku dari
sekelompok orang atau anggota masyarakat, mengenai apa yang baik dan apa yang
seharusnya dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian pranata
sosial terdiri atas adat istiadat, tradisi atau kebiasaan serta unsur-unsur kebudayaan lain
yang secara langsung maupun tidak langsung bergabung dalam suatu fungsi, sehingga
pranata sosial tersebut mempunyai makna atau nilai di dalam masyarakat tersebut.
Contoh tradisi dan kebiasaan dalam pranata keluarga adalah sikap menghormati atau
sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua.
7
5. Memiliki Usia Lebih Lama (Tingkat Kekekalan Tertentu)
Pranata sosial pada umumnya memiliki umur lebih lama daripada umur manusia.
Pranata sosial pada umumnya tidak mudah berganti atau berubah. Hal tersebut terbukti
dengan banyaknya pranata sosial yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pranata
sosial yang telah diterima akan melembaga pada setiap diri anggota masyarakat dalam
jangka waktu relatif lama sehingga dapat di-tentukan memiliki tingkat kekekalan
tertentu. Contohnya tradisi silaturahmi pada waktu hari raya lebaran, merupakan tradisi
turun temurun dari dulu hingga sekarang.
6. Memiliki Alat Kelengkapan
Pranata sosial dan memiliki sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Misalnya mesin produksi pada sebuah pabrik merupakan sarana dalam pranata
ekonomi untuk menghasilkan barang.
Fungsi dan Tujuan Pranata Sosial
Secara umum, fungsi dan tujuan utama diciptakannya pranata sosial yaitu untuk mengatur
agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, dan untuk mengatur agar
kehidupan sosial warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku. Sebagai contoh, pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga
harus memelihara anak. Sementara itu, pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah harus
mendidik anak-anak hingga menghasilkan lulusan yang handal. Tanpa adanya pranata sosial,
kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan bakal porak-poranda karena jumlah prasarana dan
sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif terbatas, sementara jumlah warga
masyarakat yang membutuhkan justru semakin lama semakin banyak.
Untuk mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata sosial didalam
masyarakat harus dilaksanakan dengan fungsi-fungsi berikut :
1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau
bersikap didalam usaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat.
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial
(social control).
8
Tanpa adanya pranata sosial, kehidupan manusia dapat dipastikan bakal porak poranda
kaena jumlah prasarana atau sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif terbatas,
sementara jumlah orang yang membutuhkan justru semakin lama semakin banyak. Itulah
mengapa semakin lama, seiring dengan meningkatkan jumlah penduduk suatu masyarakat,
pranata sosial yang ada di dalamnya juga semakin banyak dan kompleks. Kompleksitas pranata
Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam pranata sosial, dimana satu dengan
yang lain sering terjadi adanya perbedaan-perbedaan maupun persamaan-persamaan tertentu.
Persamaan dari berbagai pranata sosial itu diantaranya, selain bertujuan untuk mengatur
pemenuhan kebutuhan warganya, juga karena pranata itu terdiri dari seperangkat kaidah dan
pranata sosial.
9
b) Restricted institutions, pranata sosial yang hanya dikenal oleh sebagian
masyarakat tertentu, misalnya pranata Agama Islam, Katolik, Protestan,
Hindu, dll.
4. Dari Sudut Fungsi
a) Operative institutions, pranata sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola
atau cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang
bersangkutan, misalnya pranata industri.
b) Regulative institutions, pranata sosial yang bertujuan mengawasi adat
istiadat atau tata kelakuan yang ada dalam masyarakat, misalnya pranata
hukum seperti kejaksaan dan pengadilan.
Jenis Pranata Sosial
1. Pranata Keluarga
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkingan keluarga
dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata
keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga
berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.
2. Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiaan
ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang/jasa yang dibutuhkan manusia.
Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi
perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam
perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanyainteraksi manusia, yaitu
sejak manusia mulai membutuhkan barang dan jasa dari manusia lain. Bentuk paling
sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalh adanya system barter (tukar menukar
barang). Akan tetapi, untuk kondisi saat ini system barter telah jarang digunakan dan sulit
untuk diterapkan. Secara umum, peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan atas peran
pranata ekonomi produksi, distribusi dan konsumsi.
3. Pranata Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan.
10
Di Indonesia, pendidikan dapat di golonggan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah
(pendidikan formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan informal). Pada
perkembangannya, ada beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan
pendidikan lagi, yaitu pendidikan yang di peroleh melalui pengalaman atau kehidupan
sehari-hari (pendidikan informal).
4. Pranata Politik
Pancasila
Undang-Undang Dasar 1945
Ketetapan MPR
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Keputusan Menteri
Peraturan Daerah
5. Pranata Agama
Agama adalah ajaran atau system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Ynag Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan antara manusia dengan lingkungannya.
Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena
mencakup juga aliran kepercayaan yang sebenarnya berbeda dengan agama.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penulisan dan penelitian yang telah kami lakukan kami menarik suatu
kesimpulan sebgai berikut :
1. Konsep kebudayaan maritim dipahami sebagai sistem ideasional, prilaku dan sarana
dan prasarana yang digunakan masyarakat pendukungnya dalan rangka pengelolaan
sumber daya alam.
2. Unsur-unsur kebudayaan maritim saling terkait membentuk salah satu kesatuan
menyeluruh.
3. Bahasa budaya maritim berbeda dengan bahas budaya masyarakat darat itu dilihat
dari segi tata bahasanya sehari-hari yang diucapkan.
4. Sistem teknologi maritim berbda dengan teknologi darat dimana perbedaannya
diliat dari tipe dan variasi teknologinya.
5. Seni kebaharian dan di darat berbeda dari corak cet dan arsitektur, seni kebaharian
lebih mencolok dimana arsitektur di kapal atau perahu banyak gambar-gambar
binatang.
12
DAFTAR PUSTAKA
Radi A.Gany, dkk. 1999. Kerangka kebijakan pengembangan pola ilmiah pokok
universitas hasanuddin. Ujung pandang : unhas
Tim pengajar WSBM Universitas Hasanuddin. Himpunan materi kuliah Wawasan Sosial
Budaya Maritim (WSBM). Makassar : unhas http://budaya.com http://kebudayaan.com
13