Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA


(Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ISBD)

Disusun oleh :
Nama : Mamat Slamet
NPM : 18.23.1.0014

Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Majalengka
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WR. WB.
Salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Rahmat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya, Amin Yaa Rabbal Alamin..
Pembaca sekalian, saya menulis ini dalam rangka memenuhi tugas dari Ibu Iik Nurhikmayati,
S. Si, M. Pd. Selaku dosen pengampu Mata Kuliah ISBD. Mata kuliah tersebut mempelajari
tentang Pancasila yang saat ini sebagai dasar negara kita. Tetapi dalam makalah ini hanya
akan membahas tentang Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya yang sesuai dengan judul
makalah ini.
Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam menulis makalah ini, dan penulis
mohon maaf dengan kekurangan tersebut. Kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan demi berkembangnya tulisan ini. Terima kasih.
Wassalamualaikum WR. WB.
Majalengka, 29 Mei 2019
Penulis,

Mamat Samet

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2
BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
a) Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
b) Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
c) Tujuan ................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................. 5
ISI ..................................................................................................................................................... 5
A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Berbudaya ........................................................................ 5
B. Apresiasi Terhadap Kemanusiaan dan Kebudayaan ................................................................. 6
C. Etika dan Estetika dalam Berbudaya ........................................................................................ 6
D. Memanusiakan Manusia ........................................................................................................... 8
E. Problematika Kebudayaan ........................................................................................................ 9
BAB III ............................................................................................................................................... 11
PENUTUP ...................................................................................................................................... 11
1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
Manusia adalah salah satu mahluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna
diantara semua mahluk ciptaan-Nya. Manusia dibekali sesuatu yang amat berharga dan
istimewa yang tidak dibekalkan Tuhan Yang Maha Esa kepada mahluk ciptaan-Nya yang
lain, dengan akal manusia dapat membuat keputusan diantara beberapa pilihan yang ada,
mengambil pelajaran yang terjadi dalam kehidupannya baik itu kejadian menyenangkan dan
tidak menyenangkan baginya, serta dapat mempertimbangkan baik burunya segala hal yang
akan mempengaruhi kehidupannya.
Dalam kehidupannya manusia menjalani banyak aktifitas, mulai dari aktifitas
pribadi, keluarga, etnis/suku, kelompok dan masyarakat. Dari aktifitas-aktifitas tersebut
kegiatan yang melibatkannya etnis/sukunya yang memiliki kekhasan tersendiri. Pada
umumnya kegiatan yang terjadi dalam kalangan suatu suku atau etnis merupakan warisan
turun-temurun dari para leluhur-lehuhur mereka. Sedangkan sifat dari kegiatan-kegiatan
tersebut umumnya sacral atau dianggap suci dan bernilai oleh kalangan masyarakat suku atau
etnis tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang telah diwariskan turun-temurun dan dianggap sakral
tersebut biasa kita sebut sebagai budaya. Selain berupa kegiatan-kegiatan budaya dapat
berupa aturan-aturan, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku didalam suatu
kalangan suku atau etnis. Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan etnis
memiliki berbagai macam budaya yang unik dan memiliki keistimewaan sendiri.
Manusia sebagai mahluk yang hidup dalam suatu suku atau etnis khususnya di
Indonesia merupakan pelaku utama budaya-budaya yang ada di dalam Nusantara itu, maka
karena itu manusia adalah mahluk budaya.

b) Rumusan Masalah

1. Hakikat manusia sebagai makhluk budaya ?


2. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan ?
3. Apa etika dan estetika ?
4. Apa yang dimaksud dengan istilah memanusiakan manusia ?
5. Apa saja problematika kebudayaan ?

c) Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan memenuhi tugas ilmu social dan budaya
dasar serta sebagai bahan atau referensi bagi pembaca untuk menambah wawasan
yang mencakup manusia sebagai makhluk budaya

4
BAB II

ISI

A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Berbudaya


Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens” (latin)
yang berarti berfikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
kelompok atau individu.
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan dapat
dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan.Baik lingkungan vertical
(genetika, tradisi), horizontal (geografis, fisik, social), maupun turun temurun.
Setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup .Alat untuk memenuhi kebutuhan
tersebut bersumber dari lingkungan. Oleh karena itu, lingkungan memiliki pengaruh
yang besar terhadap manusia itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari siklus hubungan
manusia dengan lingkungan yakni sebagai berikut :

a. Lingkungan alam yang berfungsi sebagai sumber daya alam (SDA)


b. Lingkungan alam yang berfungsi sebagai sumber daya manusia (SDM)
c. Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan.

Budaya merupakan bentuk majemuk dari kata budi-daya yang berarti cipta,
karsa, dan rasa. Budaya berasal dari bahasa sansekerta “budhayah” yang berarti budi
dan akal. Budaya dalam bahasa belanda yaitu “culturur”. Dalam bahasa inggris
“culture”. Sedangkan dalam bahasa latin dari kata “colera”. Colera berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan serta mengembangkan tanah (bertani). Dengan
demikian pengertian budaya adalah segala aktifitas manusia untuk mengolah
danmengubah alam.

Adapun pandangan ahli-ahli mendefinisikan pengertian budaya sebagai berikut:

E.B Taylor :1871


Bahwa budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan
kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

Linton 1940
Budaya adalah keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang
merupakankebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota masyarakat.

Koentjaraningrat 1979
Budaya adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta rasa manusia . Manusia menghasilkan
budaya yang mempunyai nilai etika dan estetika . Budaya dapat juga digunakan sebagai
identitas suatu masyarakat seperti pakaian adat,senjata tradisional maupun makanan itu
semua dapat dikatakan budaya karna berasal dari manusia dan sudah ada sejak turun temurun

5
. Budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karna budaya mempengaruhi sikap
dan pola pikir masyarakat.

B. Apresiasi Terhadap Kemanusiaan dan Kebudayaan


Apresiasi adalah suatu bentuk penghormatan atau penghargaan kepada sesuatu
Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan dapat diwujudkan dalam perilaku
masyarakat sehari hari. Sebuah apresiasi tidak hanya dapat dilakukan melalui sebuah
penghargaan namun dapat dilakukan dengan cara yang sederhana.
Adapun bentuk Apresiasi terhadap kemanusiaan yaitu :
Menghargai Hak dan kewajiban setiap manusia.Hakikat nya seorang manusia
mempunyai hak dan kewajiban mereka sendiri.Dalam bermasyarakat kita harus
menghargai hak dan kewajiban seseorang jangan sampai kita membuat seseorang
kehilangan hak nya ataupun membuat seseorang lupa akan kewajibannya. Hak bisa
kita dapatkan apabila kita telaah menjalankan kewajiban kita.

C. Etika dan Estetika dalam Berbudaya


a) Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani kuno ethikos yang berarti timbul kebiasaan
untuk mempelajari kualitas yang standart dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah baik buruk dan tanggung jawab.
Etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatann manusia.
Menurut para ahli, etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya serta menegaskan yang baik dan yang buruk. Berikut
akan dipaparkan mengenai pengertian etika berdasarkan pendapat para ahli:

1. Drs. O.P. Simorangkir


Etika atau etik dapat diartikan sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut
ukuran dan nilai baik.
2. Drs. Sidi Gajabla
Dalam sistematika filsafat mengartikan etika sebagai teori tentang tingkah laku,
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam
Berpendapat bahwa etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 )
Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
5. Maryani dan Ludigdo
Etika merupakan seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh
sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
6. Ahmad Amin
Mengungkapkan bahwa etika memiki arti ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti
baik atau buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia.
7. Soegarda Poerbakawatja
Mengartikan etika sebagai filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai – nilai, ilmu yang
mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia terutama mengenai

6
gerak – gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai
mengenai tujuan dari bentuk perbuatan.
b) Perwujudan masyarakat Indonesia sebagai makhluk yang berbudaya dan
Beretika

Di Indonesia sendiri banyak sekali contoh-contoh manusia sebagai makhluk


yang berbudaya yang mulai luntur seperti budaya gotong royong. Gotong royong di
Indonesia sendiri merupakan suatu istilah yang berarti bekerja bersama sama untuk
mencapai suatu hasil atau tujuan yang sudah direncanakan.
Seiring dengan berjalannya waktu banyak budaya asing yang masuk ke
Indonesia yang menyebabkan kehidupan ekonomi masyarakat berubah dari agraris ke
industri . Perubahan ini mempunyai dampak positif terhadap perkembangan ekonomi
masyarakat dan membuat gaya hidup masyarakat menjadi lebih modern . Namun
dampak negatif yang terjadi adalah mulai lunturnya budaya bangsa Indonesia karna
derasnya pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Perubahan budaya yang terjadi akibat masuknya pengaruh budaya luar ini
berpengaruh terhadap etika masyarakat . Awalnya masyarakat senang bergotong
royong pada akhirnya menjadi orang yang individualis . Etika masyarakat pun
semakin berkurang karna budaya asing yang masuk ke Indonesia tidak sesuai dengan
budaya asli Indonesia,contohnya : seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang
lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan social
ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.

Berikut cara mengantisipasi dampak budaya asing yaitu menyeleksi dan menyaring
nilai-nilai budaya asing:
1. Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat diserap sehingga
akan memperkaya nilai budaya bangsa kita.
2. Mengantisipasi dampak negatifnya adalah dengan memelihara dan
mengembangkan kebudayaan nasional sebagai jati diribangsa dengan cara
mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah keluar negeri.
3. Menayangkan dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui
berbagai media, mengadakan seminar membahas kebudayaan daerah sebagai
budaya nasional, serta pelestarian dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat
mendorong persatuan dan kesatuan bangsa.

c) Estetika Manusia dalam Berbudaya

Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika
berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berari nilai tentang
keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik
murni.

a. Secara luas keindahan mengandung ide kebaikan, bahwa segala sesuatunya yang
baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung ide kebaikan adalah
indah. Keindahan dalam arti luas meliputi banyak hal, seperti watak yang indah,
hukum yang indah, ilmu yang indah, dan kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas
mencakup hampir seluruh yang ada
apakah merupakan hasil seni, alam, moral, dan intelektual.
b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk
dan warna).

7
c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan, pendengaran perabaan
dan perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.
Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan dengan nilai tentang baik–
buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang indah–jelak. Sesuatu yang estetik berarti
memenuhi unsur keindahan (secara estetik murni maupun secara sempit, baik dala bentuk,
warna, garis, kata, ataupun nada). Budaya yang estetik berarti budaya tersebut memiliki unsur
keindahan.
Sesuatu yang indah bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua orang
memandang sebuah lukisan. Orang yang pertama akan mengakui keindahan yang terkandung
dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi orang kedua sama sekali tidak menemukan
keindahan di lukisan tersebut.
Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk memenuhi unsur
keindahan. Manusia sendiri memang suka akan keindahan. Di sinilah manusia berusaha
berestetika dalam berbudaya. Semua kebudayaan pastilah dipandang memiliki nilai–nilai
estetik bagi masyarakat pendukung budaya tersebut. Hal–hal yang indah dan kesukaannya
pada keindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka ragam budaya.
Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang indah oleh masyarakat
pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya lain. Contohnya, budaya suku–suku
bangsa Indonesia. Tarian suatu suku berikut penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada
nilai estetikanya, bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian pula
sebaliknya.
Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata–mata dalam berbudaya harus memenuhi
nilai–nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan perlunya manusia
(individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia
lainya. Keindahan adalah subjektif, tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita untuk melihat
adanya estetika dari budaya lain. Estetika berbudaya yang demikian akan mampu memecah
sekat–sekat kebekuan, ketidak
percayaan, kecurigaan, dan rasa inferioritas antar budaya.

D. Memanusiakan Manusia
Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk senantiasa menghargai dan
menghormati harkat dan derajat manusia lainnya. Memanusiakan manusia adalah tidak
menindas sesama,tidak menghardik,tidak bersifat kasar,tidak menyakiti dan bersifat
buruk lainnya.
Adapun memanusiakan manusia melalui pemahaman konsep-konsep dasar manusia :

1. Keadilan
Berbagai pendapat tentang keadilan , diantaranya:
a. Aristoteles : keadilan adalah suatu kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan
disini adalah sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim, baik yang
menyangkut dua orang atau dua benda.
b. Plato : keadilan merupakan kewajiban tertinggi dalam kehidupan negara yang
baik. Sedangkan orang yang adil adalah orang yang mampu mengendalikan diri,
perasaan dikendalikan oleh akal sehat.
c. Ensiklopedia Indonesia : adil adalah tidak berat sebelah atau tidak memihak salah
satu pihak. Adil memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang

8
harus diperolehnya. Orang yang bersikap adil, kebalikan dari fasiq. Adil adalah
sendi pokok dalam persoalan hukum.

2. Penderitaan
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin. Yang tertmasuk penderitaan antara lain : keluh
kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan dan sebagainya. Dalam Al-
quran kitab suci agama islam banyak surat atau ayat yang menguraikan penderitaan
yang dialami manusia itu merupakan peringantan bagi manusia akan adanya
penderitaan.
Upaya preventif dalam penderitaan adalah dengan proses introspeksi dan
berkpribadian psikologis yang sehat, dan selalu ingat kepada Sang Pencipta.

3. Kasih sayang
Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Purwodarminto, kasih
sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada
seseorang. Ada berbagai bentuk kasih sayang, bentuk itu sesuai dengan kondisi
penyayang dan yang disayangi. Kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena
kasih sayang merupakan bagian hidup manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih
sayang, meskipun ada pula kelahiran anak yang tidak diharapkan, namun hal itu
termasuk pengecualian.
Kasih sayang bila diakhiri dengan perkawinan, maka dalam rumah tangga
keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi
atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kehidupan berumahtangga kasih
sayang merupakan kunci kebahagiaan.
Zaman sekarang ini banyak orang merasakan bahwa kebahagiaan adalah suatu
keadaan abstrak yang sulit dicapai. Sebetulnya masih ada banyak jalan untuk
menemukan kebahagiaan, atau setidaknya untuk mengurangi pukulan badai
kehidupan. Memang seringkali manusia tidak dapat lolos dari kesulitan sosial
ekonomi. Namun dengan membangun kasih sayang yang erat dalam keluarga, maka
setidak-tidaknya kita mempunyai suatu tempat yang damai, teduh ditengah
kemelutnya persoalan hidup.
Jadi memanusiakan manusia memberi keuntungan bagi diri sendiri maupun
orang lain. Bagi diri sendiri akan menunjukkan harga diri dan nilai luhur pribadinya
sebagai manusia. Sedangkan bagi orang lain akan memberikan rasa percaya, rasa
hormat, kedamaian, dan kesejahteraan hidup.

E. Problematika Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang
berbeda beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia
(masyarakat,suku,bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan
kebudayaan kelompok lain.Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia
membentuk ciri dan pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian ,kebudayaan
merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia.
Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan
berkembangnya budaya baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri .
Terkadang budaya yang berasal dari luar tidak sesuai dengan budaya yang sudah sejak
lama ada pada masyarakat tersebut,namun karna pengaruh kemajuan teknologi
kebudayaan asing itu mudah masuk ke dalam masyarakat kita.

9
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi timbulnya problematika kebudayaan pada
masyarakat :

A. Pengaruh Globalisasi
Semakin pesatnya kemajuan teknologi menyebabkan masyarakat mulai beralih ke
budaya yang lebih modern. Sehingga kebudayaan yang dulu mulai digantikan dengan
budaya barat yg lebih modern.

B. Perubahan Budaya
Perubahan budaya dapat terjadi dimasyarakat dikarenakan budaya yang berasal dari
leluhur kita pada saat ini sudah tidak sesuai atau relevan lagi dengan kehidupan
masyarakat yang sudah berkembang. Sehingga budaya yang menurut sebagian
masyarakat sudah tidak sesuai dengan kehidupan mereka saat ini mulai mereka
tinggalkan dan diganti dengan budaya dari luar.

C. Pandangan hidup dan sistem kepercayaan


4. Kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan
sistem kepercayaan yang sangat kental,karena kuatnya kepercayaan orang dengan
kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau
menerima pemikiran pemikiran baru meski pemikiran baru itu lebih baik dari pada
pemikiran mereka.

10
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Hakikat manusia sebagai makluk budaya adalah penerapan sikap dan pola
pikir dalam kehidupan sehari hari berdasarkan kebudayaan yang sudah turun temurun
sejak dulu. Kebudayaan yang baik adalah kebudayaan yang mempunyai nilai etika
dan estetika .Agar kebudayaan dapat tetap terjaga maka kita harus memberikan
apresiasi ataupun perhatian yang besar terhadap kebudayaan bangsa sendiri jangan
sampai budaya kita tergantikan oleh budaya luar yang tidak sesuai dengan pola pikir
kita. Dalam hidup berbudaya kita harus memperhatikan berbagai macam faktor dan
jangan lupa untuk selalu bersikap baik terhadap manusia itu sebagai bentuk
memanusiakan manusia. Untuk mengurangi dampak buruk yang terjadi pada
kebudayaan kita mulailah sejak dini kenal,tahu dan mencintai juga melestarikan
budaya kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/4917225/MAKALAH_MANUSIA_SEBAGAI_MAHLUK_BUDAYA_Karya_Il
miah_ini_disusun_guna_melengkapi_nilai_mata_kuliah_Ilmu_Sosial_Budaya_Dasar?auto=downloa
d
https://www.academia.edu/31291722/HAKIKAT_MANUSIA_SEBAGAI_MAKHLUK_BUDAYA.docx

12

Anda mungkin juga menyukai