Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI


MAKHLUK BUDAYA
Dosen Pengampu: Surya Bayu Ansori, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK II:


1. EMILIA SUSI MAYANI
2. ALI PERDANA WASIR

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ULAMA
(STITNU) AL MAHSUNI
DANGER MASBAGIK
2022
KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Allah Swt penulis dapat menyelesaikan makalah sederhana


ini, semoga bermanfaat bagi tim penulis dan bagi pembaca. Tidak lupa terima
kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dosen yang telah mengarahkan tim penulis
dalam menyusun makalah ini. Terima kasih juga tim penulis ucapkan kepada
rekan-rekan sekelas yang mendukung dan mensuport sehingga tim penulis mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu tim penulis mengharapkan permakluman berupa kritik dan saran yang
berguna untuk penyempurnaan makalah ini.

Masbagik, Oktober 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN MATERI

2.1 Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya ............................................. 2


2.2 Apresiasi terhadap Kemanusiaan dan Kebudayaan ................................. 3
2.3 Etika dan Estetika..................................................................................... 4
2.4 Memanusiakan Manusia........................................................................... 7
2.5 Problematika Kebudayaan ....................................................................... 9

BAB PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi
pada manusia sangatlah luas.Hubungan tersebut terjadi antara manusia dengan
makhluk hidup di sekitarnya serta dengan sang Pencipta. Maka setiap hubungan
tersebut haruslah berjalan dengan seimbang. Manusia sebagai makhluk social
harus bersosialisasi sebagai bentuk interaksi social.Dengan berlandaskan
ketuhanan sehingga manusia tersebut dapat membedakan antara yang hak dan
yang bathil. Sehingga norma-norma dalam masyarakat berjalan dengan seimbang
dan dapat diimplementasikan dimasyarakat. Dengan demikian, kualitas manusia
akan menentukan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan merupakan hasil
dari pendidikan suatu Negara.
1.2 Permasalahan
1. Hakikat manusia sebagai makhluk budaya ?
2. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan ?
3. Apa etika dan estetika ?
4. Apa yang dimaksud dengan istilah memanusiakan manusia ?
5. Apa saja problematika kebudayaan ?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan memenuhi tugas ilmu social dan budaya
dasar serta sebagai bahan atau referensi bagi pembaca untuk menambah wawasan
yang mencakup manusia sebagai makhluk budaya.

1
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2.1 Hakikat manusia sebagai makhluk budaya


2.1.1 Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens”
(latin) yang berarti berfikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah kelompok atau individu. Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan bahkan dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu
lingkungan.Baik lingkungan vertical (genetika, tradisi), horizontal (geografis,
fisik, social), maupun turun temurun. Setiap manusia dianugerahi kepekaan
(sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup.
Alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut bersumber dari lingkungan. Oleh karena
itu, lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap manusia itu sendiri. Hal
ini dapat dilihat dari siklus hubungan manusia dengan lingkungan yakni sebagai
berikut :
a. Lingkungan alam yang berfungsi sebagai sumber daya alam (SDA)
b. Lingkungan alam yang berfungsi sebagai sumber daya manusia (SDM)
c. Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan.

2.1.2 Pengertian Budaya


Budaya merupakan bentuk majemuk dari kata budi-daya yang berarti
cipta, karsa, dan rasa. Budaya berasal dari bahasa sansekerta “budhayah” yang
berarti budi dan akal. Budaya dalam bahasa belanda yaitu “culturur”. Dalam
bahasa inggris “culture”. Sedangkan dalam bahasa latin dari kata “colera”. Colera
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan serta mengembangkan tanah
(bertani). Dengan demikian pengertian budaya adalah segala aktifitas manusia
untuk mengolah danmengubah alam. Adapun pandangan ahli-ahli mendefinisikan
pengertian budaya sebagai berikut:

2
1. E.B Taylor (1871)
Bahwa budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
2. Linton (1940)
Budaya adalah keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang
merupakankebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota masyarakat.
3. Koentjaraningrat (1979)
Budaya adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta rasa manusia . Manusia
menghasilkan budaya yang mempunyai nilai etika dan estetika. Budaya dapat juga
digunakan sebagai identitas suatu masyarakat seperti pakaian adat, senjata
tradisional maupun makanan itu semua dapat dikatakan budaya karna berasal dari
manusia dan sudah ada sejak turun temurun. Budaya tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia karna budaya mempengaruhi sikap dan pola pikir masyarakat.

2.2 Apresiasi Terhadap Kemanusiaan Dan Kebudayaan


Apresiasi adalah suatu bentuk penghormatan atau penghargaan kepada
sesuatu. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan dapat diwujudkan
dalam perilaku masyarakat sehari hari. Sebuah apresiasi tidak hanya dapat
dilakukan melalui sebuah penghargaan namun dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana. Adapun bentuk Apresiasi terhadap kemanusiaan yaitu dengan
menghargai hak dan kewajiban setiap manusia. Hakikat nya seorang manusia
mempunyai hak dan kewajiban mereka sendiri. Dalam bermasyarakat kita harus
menghargai hak dan kewajiban seseorang jangan sampai kita membuat seseorang
kehilangan hak nya ataupun membuat seseorang lupa akan kewajibannya. Hak
bisa kita dapatkan apabila kita telaah menjalankan kewajiban kita.

3
2.3 Etika dan Estetika
2.3.1 Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani kuno ethikos yang berarti timbul
kebiasaan untuk mempelajari kualitas yang standart dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah baik buruk dan
tanggung jawab. Etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatann
manusia. Menurut para ahli, etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya serta menegaskan yang baik dan yang buruk.
Berikut akan dipaparkan mengenai pengertian etika berdasarkan pendapat para
ahli:
1. Drs. O.P. Simorangkir
Etika atau etik dapat diartikan sebagai pandangan manusia dalam berperilaku
menurut ukuran dan nilai baik.
2. Drs. Sidi Gajabla
Dalam sistematika filsafat mengartikan etika sebagai teori tentang tingkah
laku, perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam
Berpendapat bahwa etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai
nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1995 )
Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
5. Maryani dan Ludigdo
Etika merupakan seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur
perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan
yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
6. Ahmad Amin
Mengungkapkan bahwa etika memiki arti ilmu pengetahuan yang menjelaskan
arti baik atau buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam

4
perbuatan dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya
diperbuat oleh manusia.
7. Soegarda Poerbakawatja
Mengartikan etika sebagai filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai – nilai, ilmu
yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia
terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuan dari bentuk perbuatan.

2.3.2 Perwujudan Masyarakat Indonesia Sebagai Makhluk yang Berbudaya


dan Beretika
Di Indonesia sendiri banyak sekali contoh-contoh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya yang mulai luntur seperti budaya gotong royong.
Gotong royong di Indonesia sendiri merupakan suatu istilah yang berarti bekerja
bersama sama untuk mencapai suatu hasil atau tujuan yang sudah direncanakan.
Seiring dengan berjalannya waktu banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia
yang menyebabkan kehidupan ekonomi masyarakat berubah dari agraris ke
industri.Perubahan ini mempunyai dampak positif terhadap perkembangan
ekonomi masyarakat dan membuat gaya hidup masyarakat menjadi lebih modern.
Namun dampak negatif yang terjadi adalah mulai lunturnya budaya bangsa
Indonesia karna derasnya pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Perubahan budaya yang terjadi akibat masuknya pengaruh budaya luar ini
berpengaruh terhadap etika masyarakat. Awalnya masyarakat senang bergotong
royong pada akhirnya menjadi orang yang individualis . Etika masyarakat pun
semakin berkurang karna budaya asing yang masuk ke Indonesia tidak sesuai
dengan budaya asli Indonesia, contohnya; seperti cara berpakaian, etika,
pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial
diantaranya; kesenjangan social ekonomi, kerusakan lingkungan hidup,
kriminalitas, dan kenakalan remaja. Berikut cara mengantisipasi dampak budaya
asing yaitu menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing:

5
 Perubahan budaya yang terjadi akibat masuknya pengaruh budaya luar ini
berpengaruh terhadap etika masyarakat . Awalnya masyarakat senang
bergotong royong pada akhirnya menjadi orang yang individualis . Etika
masyarakat pun semakin berkurang karna budaya asing yang masuk ke
Indonesia tidak sesuai Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita
dapat diserap sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa kita.
 Mengantisipasi dampak negatifnya adalah dengan memelihara dan
mengembangkan kebudayaan nasional sebagai jati diribangsa dengan cara
mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah keluar negeri.
 Menayangkan dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui
berbagai media, mengadakan seminar membahas kebudayaan daerah sebagai
budaya nasional, serta pelestarian dan pewarisan dan pewarisan daerah yang
dapat mendorong persatuan dan kesatuan bangsa.

2.3.3. Estetika Manusia dalam Berbudaya


Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni.
Estetika berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berari nilai
tentang keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara sempit, dan
estetikmurni.
a. Secara luas keindahan mengandung ide kebaikan, bahwa segala
sesuatunya yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang
mengandung ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas
meliputi banyak hal, seperti watak yang indah, hukum yang indah, ilmu
yang indah, dan kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas mencakup
hampir seluruh yang ada apakah merupakan hasil seni, alam, moral, dan
intelektual.
b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan
(bentuk dan warna). Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya
melalui penglihatan, pendengaran perabaan dan perasaan, yang semuanya
dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.

6
Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan dengan nilai
tentang baik–buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang indah–jelak.
Sesuatu yang estetik berarti memenuhi unsur keindahan (secara estetik murni
maupun secara sempit, baik dala bentuk, warna, garis, kata, ataupun nada).
Budaya yang estetik berarti budaya tersebut memiliki unsur keindahan.
Sesuatu yang indah bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain.
Misalkan dua orang memandang sebuah lukisan. Orang yang pertama akan
mengakui keindahan yang terkandung dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi
orang kedua sama sekali tidak menemukan keindahan di lukisan tersebut.
Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk
memenuhi unsur keindahan. Manusia sendiri memang suka akan keindahan. Di
sinilah manusia berusaha berestetika dalam berbudaya. Semua kebudayaan
pastilah dipandang memiliki nilai–nilai estetik bagi masyarakat pendukung
budaya tersebut. Hal–hal yang indah dan kesukaannya pada keindahan
diwujudkan dengan menciptakan aneka ragam budaya. Namun sekali lagi, bahwa
suatu produk budaya yang dipandang indah oleh masyarakat pemiliknya belum
tentu indah bagi masyarakat budaya lain. Contohnya, budaya suku–suku bangsa
Indonesia. Tarian suatu suku berikut penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak
ada nilai estetikanya, bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian
pula sebaliknya.
Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata–mata dalam berbudaya
harus memenuhi nilai–nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya
menyiratkan perlunya manusia (individu atau masyarakat) untuk menghargai
keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainya. Keindahan adalah subjektif,
tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita untuk melihat adanya estetika dari
budaya lain. Estetika berbudaya yang demikian akan mampu memecah sekat–
sekat kebekuan, ketidak percayaan, kecurigaan, dan rasa inferioritas antar budaya.

2.4 Memanusiakan Manusia


Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk senantiasa
menghargai dan menghormati harkat dan derajat manusia lainnya. Memanusiakan

7
manusia adalah tidak menindas sesama,tidak menghardik,tidak bersifat kasar,tidak
menyakiti dan bersifat buruk lainnya. Adapun memanusiakan manusia melalui
pemahaman konsep-konsep dasar manusia:
1. Keadilan
Berbagai pendapat tentang keadilan , diantaranya:
a. Aristoteles: keadilan adalah suatu kelayakan dalam tindakan manusia.
Kelayakan disini adalah sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim,
baik yang menyangkut dua orang atau dua benda.
b. Plato: keadilan merupakan kewajiban tertinggi dalam kehidupan negara
yang baik. Sedangkan orang yang adil adalah orang yang mampu
mengendalikan diri, perasaan dikendalikan oleh akal sehat.
c. Ensiklopedia Indonesia: adil adalah tidak berat sebelah atau tidak
memihak salah satu pihak. Adil memberikan sesuatu kepada setiap orang
sesuai dengan hak yang harus diperolehnya. Orang yang bersikap adil,
kebalikan dari fasiq. Adil adalah sendi pokok dalam persoalan hukum.
2. Penderitaan
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin. Yang tertmasuk penderitaan antara lain :
keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan dan
sebagainya. Dalam Al-quran kitab suci agama islam banyak surat atau ayat
yang menguraikan penderitaan yang dialami manusia itu merupakan
peringantan bagi manusia akan adanya penderitaan. Upaya preventif dalam
penderitaan adalah dengan proses introspeksi dan berkpribadian psikologis
yang sehat, dan selalu ingat kepada Sang Pencipta.
3. Kasih sayang
Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Purwodarminto, kasih
sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang. Ada berbagai bentuk kasih sayang, bentuk itu sesuai
dengan kondisi penyayang dan yang disayangi.
Kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang merupakan
bagian hidup manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang,

8
meskipun ada pula kelahiran anak yang tidak diharapkan, namun hal itu
termasuk pengecualian. Kasih sayang bila diakhiri dengan perkawinan, maka
dalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi
sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam
kehidupan berumahtangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan.
Zaman sekarang ini banyak orang merasakan bahwa kebahagiaan adalah suatu
keadaan abstrak yang sulit dicapai. Sebetulnya masih ada banyak jalan untuk
menemukan kebahagiaan, atau setidaknya untuk mengurangi pukulan badai
kehidupan. Memang seringkali manusia tidak dapat lolos dari kesulitan sosial
ekonomi. Namun dengan membangun kasih sayang yang erat dalam keluarga,
maka setidak-tidaknya kita mempunyai suatu tempat yang damai, teduh
ditengah kemelutnya persoalan hidup.
Jadi memanusiakan manusia memberi keuntungan bagi diri sendiri
maupun orang lain. Bagi diri sendiri akan menunjukkan harga diri dan nilai luhur
pribadinya sebagai manusia. Sedangkan bagi orang lain akan memberikan rasa
percaya, rasa hormat, kedamaian, dan kesejahteraan hidup.

2.5 Problematika Kebudayaan


Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang
berbeda beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup
manusia (masyarakat,suku,bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda
dengan kebudayaan kelompok lain.Kebudayaan yang dimiliki sekelompok
manusia membentuk ciri dan pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian,
kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia. Kebudayaan
yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan berkembangnya budaya
baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri . Terkadang budaya yang
berasal dari luar tidak sesuai dengan budaya yang sudah sejak lama ada pada
masyarakat tersebut,namun karna pengaruh kemajuan teknologi kebudayaan asing
itu mudah masuk ke dalam masyarakat kita. Adapun faktor faktor yang
mempengaruhi timbulnya problematika kebudayaan pada masyarakat:

9
a. Pengaruh Globalisasi
Semakin pesatnya kemajuan teknologi menyebabkan masyarakat mulai beralih
ke budaya yang lebih modern. Sehingga kebudayaan yang dulu mulai
digantikan dengan budaya barat yg lebih modern.
b. Perubahan Budaya
Perubahan budaya dapat terjadi dimasyarakat dikarenakan budaya yang
berasal dari leluhur kita pada saat ini sudah tidak sesuai atau relevan lagi
dengan kehidupan masyarakat yang sudah berkembang. Sehingga budaya
yang menurut sebagian masyarakat sudah tidak sesuai dengan kehidupan
mereka saat ini mulai mereka tinggalkan dan diganti dengan budaya dari luar.
c. Pandangan hidup dan sistem kepercayaan
Kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan
hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental,karena kuatnya kepercayaan
orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar
dan tidak mau menerima pemikiran pemikiran baru meski pemikiran baru itu
lebih baik dari pada pemikiran mereka.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hakikat manusia sebagai makluk budaya adalah penerapan sikap dan pola
pikir dalam kehidupan sehari hari berdasarkan kebudayaan yang sudah turun
temurun sejak dulu. Kebudayaan yang baik adalah kebudayaan yang mempunyai
nilai etika dan estetika .Agar kebudayaan dapat tetap terjaga maka kita harus
memberikan apresiasi ataupun perhatian yang besar terhadap kebudayaan bangsa
sendiri jangan sampai budaya kita tergantikan oleh budaya luar yang tidak sesuai
dengan pola pikir kita. Dalam hidup berbudaya kita harus memperhatikan
berbagai macam faktor dan jangan lupa untuk selalu bersikap baik terhadap
manusia itu sebagai bentuk memanusiakan manusia. Untuk mengurangi dampak
buruk yang terjadi pada kebudayaan kita mulailah sejak dini kenal,tahu dan
mencintai juga melestarikan budaya kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

Joko Tri Prasetyo. Ilmu Budaya Dasar (MKDU). Jakarta. Rineka Cipta. 2004

Rafael Raga Maran. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya
Dasar. Jakarta.Rineka 2007

Hermanto dan Winarno.2008.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Bumi


Akasara

Dra. Elly M. Setiady, M.Si, Drs. H. Kama A. Hakam, M.Pd. 2008. Ilmu Sosial
dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

www.Wikipedia.com Indonesia/search Apresiasi kemanusiaan dan kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai