Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya dan Dasar

Oleh:

Cindy : 221120029

Syahril : 221120025

Ahmad Addin :221120013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya,kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia
Sebagai Makhluk Budaya”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Serang,10 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................


2.1 HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA .................
2.2 APRESIASI TERHADAP KEMANUSIAAN KEBUDAYAAN ..........
2.3 ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA..............................................
2.4 MEMANUSIAKAN MANUSIA.............................................................
2.5 PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN.....................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................

3.1 KESIMPULAN........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sangatlah komplek begitu pulahubungan yang terjadi pada
manusia sangatlah luas .Hubungan tersebut terjadi antara manusia dengan
makhluk hidup di sekitarnyaserta dengan sang Pencipta Maka setiap hubungan
tersebutharuslah berjalan dengan seimbang.
Manusia sebagai makhluk sosial harus bersosialisasisebagai bentuk
interaksi social. Dengan berlandaskan ketuhanansehingga manusia tersebut
dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil. Dehingga norma-norma
dalam masyarakat berjalan dengan seimbang dan dapat diimplementasikan
dimasyarakat. Dengan demikian kualitas manusia akan menentukan
kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan merupakan hasil dari pendidikan
suatu Negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Hakikat Manusia Sebagai Mahkluk Budaya ?
2. Apresiasi Terhadap Kemanusiaan Dan Kebudayaan ?
3. Apa Etika Dan Estetika ?
4. Apa yang dimaksud dengan istilah memanusiakan Manusia ?
5. Apa Saja Problematika Kebudayaan ?

1.3 Tujuan Makalah


Makalah ini dibuat bertujuan memenuhi tugas Ilmu social budaya dan
dasar serta sebagai bahan atau referensi bagi pembaca untuk menambah
wawasan yang mencangkup manusia sebagai mahkluk budaya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Manusia sebagai Makhluk budaya


A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata ”Manu” (Sansekerta),
“Mens” (Latin) yang berarti berfikir, berakal budi. Secara istilah manusia
dapat diartikansebuah kelompok atau individu .
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan
bahkan dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan . baik
lingkungan vertical (genetikal, Tradisi), Horizontal (Geografis, Fisik,
Social), Maupun Turun temurun .
Setiap manusia di anugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan
(sense of discrimination) dan keinginan untuk hidu. Alat untuk memenhi
kebutuhan tersebut bersumber dari lingkungan . oleh karena itu,
lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap manusia itu sendiri.
Hal ini dapat dilihat dari siklus hubungan manusia dengan lingkungan
yakni sebagai berikut :
a. Lingkungan alam yang berfungsi sebagai sumber daya alam (SDA)
b. Lingkungan alam yang berfungsi sebagai sumber daya manusia
(SDM)
c. Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan

B. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Seseorang bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya
dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga
membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.
Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.

2.2 Apresiasi terhadap Kemanusiaan Dan kebudayaan


Apresiasi adalah suatu bentuk penghormatan atau penghargaan
kepada sesuatu. Apresiasi terhadap kemanusiaan dan kebudayaan dapat
diwujudkan dalam perilaku masyarakat sehari-hari. Sebuah apresiasi tidak
hanya dapat dilakukan melalui sebuah penghargaan namun dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana.
Adapun bentuk apresiasi terhadap kemanusiaan yaitu:
Menghargai hak dan kewajiban setiap manusia
Hakikatnya seorang manusia mempunyai hak dan kewajiban mereka
sendiri. Dalam bermasyarakat kita harus menghargai hak dan kewajiban
seseorang jangan sampai kita membuat seseorang kehilangan hak nya
ataupun membuat seseorang lupa akan kewajibannya. Hak bias kita
dapatkan apabila kita telah menjalankan kewajiban kita.

2.3 Etika Dan Estetika


A. Pengertian Etika
Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang
artinya tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi
perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia.
Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan
suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan
dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar.
Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma,
kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas
suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan
norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di
dalam bermasyarakat.
Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan
buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial
maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan
bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai
yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya.
Pengertian Etika Menurut Para Ahli, Berikut ini adalah penjabaran
secara singkat mengenai pengertian etika dari beberapa ahli.
1. Aristoteles
Aristoteles merupakan seorang filsuf asal Yunani dan murid dari
Plato berpendapat dengan membagi etika menjadi 2 pengertian, yakni
Terminius Technicus dan Manner and Cutom.
Terminius Technicus merupakan etika sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari problema tingkah laku atau perbuatan individu
(manusia), sedangkan Manner and Cutom merupakan pengkajian etika
berkaitan dengan tata cara dan adat yang melekat dalam diri individu, serta
terkait dengan baik dan buruknya tingkah laku, perbuatan, ataupun
perilaku individu tersebut.

2. W. J. S. Poerwadarminta
Wilfridus. J. S Poerwadarminta merupakan salah satu tokoh sastra
Indonesia, mengemukakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan terkait
perbuatan dan perilaku manusia dilihat dari sisi baik dan sisi buruknya
yang ditentukan oleh manusia pula.

3. Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja


Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh
pendidikan di Indonesia, memberikan definisi bahwa etika adalah suatu
ilmu yang memberikan arahan, acuan, dan juga pijakan pada suatu
perilaku atau perbuatan manusia.

4. Louis O. Kattsoff
Kattsoff memberikan pandangan bahwa etika pada hakikatnya
lebih cenderung berkaitan dengan asas-asas pembenaran dalam relasi
tingkah laku antarmanusia.

5. H. A Mustafa
H. A. Mustafa mengemukakan pengertian etika adalah ilmu yang
menelaah suatu tingkah laku atau perbuatan manusia dari segi baik dan
buruknya dengan memperhatikan perilaku manusia tersebut sejauh yang
diketahui oleh akal pikiran manusia.

B. Perwujudan Masyarakat Indonesia sebagai makhluk yang berbudaya


dan Beretika
Di Indonesia sendiri banyak sekali contoh-contoh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya yang mulai luntur seperti budaya gotong royong.
Gotong royong diindonesia sendiri merupakan suatu istilah yang berarti
bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil atau tujuan yang sudah
direncanakan.
Seiring dengan berjalannya waktu banyak budaya asing yang
masuk ke Indonesia yang menyebabkan kehidupan ekonomi masyarakat
berubah dari agrasi ke industri. Perubahan ini mempunyai dampak positif
terhadap perkembangan ekonomi masyarakat dan membuat gaya hidup
masyarakat menjadi lebih modern. Namun dampak negatif yang terjadi
adalah mulai lunturnya budaya bangsa Indonesia karena derasnya
pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Perubahan budaya yang terjadi akibat masuknya pengaruh budaya
luar ini berpengaruh terhadap etika masyarakat. Awalnya masyarakat
senang bergotong royong pada akhirnya menjadi orang yang individualis.
Etika masyarakat pun semakin berkurang karena budaya asing ynag masuk
ke Indonesia tidak sesuai dengan budaya asli Indonesia, contohnya seperti
cara berpakaian,etika,pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan
berbagai masalah social diantaranya: kesenjangan social ekonomi,
kerusakan lingkungan hidup,kriminalitas, dan kenakalan remaja.
Berikut cara mengantisipasi dampak budaya asing yaitu menyeleksi dan
menyaring nilai-nilai budaya asing:
1. Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan bangsa kita dapat diserap
sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa kita.
2. Mengantisipasi dampak negatifnya adalah dengan memelihara dan
mengembangkan kebudayaan nasional sebagai jati diri bangsa dengan
cara mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah ke
luar negri.
3. Menayangkan dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional
melalui berbagai media, mengadakan seminar membahas kebudayaan
daerah sebagai budaya nasional,serta pelestarian dan pewarisan daerah
yang dapat mendorong persatuan dan kesatuan bangsa.

C. Estetika
Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni.
Estetika berkaitan dengan nilai-nilai jelek (tidak indah). Nilai estetika
berarti nilai tentang keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara
luas, secara sempit dan estetik murni.
a. Secara luas, keindahan mengandung nilai kebaikan. bahwa segala
sesuatu yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang
mengandung ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas
meliputi banyak hal ,seperti watak yang indah, hukum yang indah, ilmu
yang indahdan kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas mencakup
hampir seluruh yang ada.apakah merupakan hasil seni, alam moral, dan
intelektual.
b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup presepsi
penglihatan (bentuk dan warna).
c.  Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang
dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui
penglihatan, pendengaran, peradapan, dan perasaan, yang
semuanya  dapat menimbulkan  presepsi (anggapan) indah.
Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan
dengan nilai yang berkitan dengan baik-buruk, sedangkan estetika yang
berkaitan dengan indah jelek. Sesuatu yang estetik berarti memenuhi
unsure keindahan (secara estetik murni maupun secara sempit, baik
dalam bentuk warna, garis kata, ataupun nada). budaya yang estetik
berarti budaya itu memiliki unsure keindahan.
Apabila nilai etik bersifat relative universal, dalam arti bisa
diterima banyak orang, Namun nilai estetik amat subjektif dan particular.
sesuatu yang indah bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain.
Misalkan dua orang memandang sebuah lukisan, orang pertama akan
mengakui keindahan yang terkandung di dalam lukisan tersebut, namun
bisa jadi orang kedua sama sekali tidak menemukan keindahan di lukisan
tersebut.
Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa dipaksakan pada orang
lain. Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mengakui keindahan
sebuah lukisan sebagaimana pandangan kita, nilai-nilai estetik lebih
bersifat perasaan, bukan pernyataan. Budaya sebagai hasil karya mausia
sesungguhnya diupayakan untuk memenuhi unsure keindahan. manusia
sendiri memang suka akan keindahan. disinilah manusia berusaha
berestetika dalam berbudaya. Semua budaya pastilah dipandang memiliki
nilai-nilai estetik bagi masyarakat pendukung budaya tersebut. hal-hal
yang indah dan kesukaannya pada keindahan diwujudkan dengan
menciptakan aneka ragam budaya.
Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang di pandang
indah oleh masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat
budaya lain. contohnya, budaya suku-suku bangsa di Indonesia. Tarian
suatu suku berikut penari mungkin dilihat tidak ada nilai estetikanya,
bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian pula
sebaliknya.
Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata-mata dalam
berbudaya harus memenuhi nilai-nilai keindahan. Lebih dari itu estetika
berbudaya menyiratkan perlunya manusia untuk menghargai keindahan
budaya yang dihasilkan oleh manusia lainnya. Keindahan adalah subjektif.
Tetapi kita akan dapat melepas subjektivitas kita untuk melihat adanya
estetik.

2.4 Memanusiakan Manusia


Memanusiakan Manusia berarti perilaku manusia untuk senantiasa
menghargai dan menghormati harkat dan derajat manusia lainnya . memanusiakan
manusia adalah tidak menindas sesame, tidak menghardik, tidak bersifat kasar,
tidak menyakiti dan bersifat buruk lainnya .
Adapun memanusiakan manusia melalui pemahaman konsep-konsep dasar
manusia .
1. Keadilan
2. Penderitaan
3. Kasih sayang
Jadi memanusiakan manusia memberi keuntungan bagi diri sendiri
maupun orang lain . Bagi diri sendiri akan mennunjukan harga diri dan
nilai luhur pribadi nya sebagai manusia . sedangkan bagi orang lain akan
memberikan rasa percaya, rasa hormat, kedamaian , dan kesejahteraan
hidup .
2.5 Problematika Kebudayaan
Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika
kebudayaan yang merupakan harta yang turun temurun dari nenek moyang
kita, dapat kita pertahankan kelestariannya. Tapi perkembangan jaman
tidak dapat dibendung, seiring dengan berjalanya waktu, maka kelestarian
kebudayaan tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas
diri dan merupakan identitas bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan
menjadi bangsa yang kuat dan menjadi bangsa yang tidak mudah untuk
dijajah oleh bangsa lain. Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika
dibiarkan, karena kebudayaan merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang
maka dengan sangat mudah bangsa itu akan hancur dan dijajah oleh
bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga caranya kita harus
mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan. Mulailah dengan
mencintai kebudayaan daerah, dan serukan dalam hati yaitu: Aku Cinta
Indonesia.
Adapun Faktor-Faktor yang mempengaruhi timbulnya
problematika kebudayaan pada masyarakat :
A. Pengaruh Globalisasi
Semakin Pesatnya kemajuan teknologi menyebabkan masyarakat
mulai beralih kebudaya yang lebih modern. Sehingga kebudayaan
yang dulu mulai digantikan dengan budaya barat yang lebih modern .
B. Perubahan Budaya
Perubahan budaya dapat terjadi di masyarakat dikarenakan budaya
yang berasal dari leluhur kita pada saat ini sudah tidak sesuai atau
relevan lagi dengan kehidupan masyarakat yang sudah bekembang .
sehingga budaya sudah meurun sebagaian masyarakat sudah tidak
sesuai dengan kehidupan mereka saat ini mulai mereka tinggalkn dan
di gantikan oleh budaya dari luar .
C. Pandangan hidup dan system kepercayaan
Kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya
pandangan hidup dan system kepercayaan yang sangat kental, karena
kuatnya kepercayaan orang dengan kebudayaanya mengakibatkan
mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-
pemikiran baru meski pemikiran baru itu lebih baik dari pemikira
mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat manusia sebagai makhluk budaya adalah penerapan
sikap dan pola pikir dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan
kebudayaan yang sudah turun temurun sejak dulu. Kebudayaan yang
baik adalah kebudayaan yang mempunyai nilai etika dan estetika. Agar
kebudayaan dapat tetap terjaga maka kita harus memberikan apresiasi
atau pun perhatian yang besar terhadap kebudayaan bangsa sendiri
jangan sampai budaya kita tergantikan oleh budaya luar yang tidak
sesuai dengan pola pikir kita. Dalam hidup berbudaya kita harus
memperhatikan berbagai macam factor dan jangan lupa untuk selalu
bersikap baik terhadap manusia itu sebagai bentuk memanusiakan
manusia. Untuk mengurangi dampak buruk yang terjadi pada
kebudayaan kita mulailah sejak dini kenal,tahu dan mencintai juga
melestarikan budaya kita.

Daftar Pustaka

Joko Tri Prasetyo. Ilmu Budaya Dasar (MKDU). Jakarta. Rineka Cipta.2004

Rafael Raga Maran. Manusia dan Kebudayaan dalam perspektif Ilmu


Budaya Dasar. Jakarta.Rineka 2007

Hermanto dan Winarno.2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta:Bumi


Akasara

Dra. Elly M. Setiady,M.Si , Drs.H. Kama A.Hakam M.Pd.2008. Ilmu


Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta:kencana.
WWW.Wikipedia Indonesia/search Apresiasi kemanusiaan dan
kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai