Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kepribadian.Visi pendidikan nasional yaitu


terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tentang zaman yang selalu berubah.Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan
serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi
pendidikan.Sosial dan budaya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.Struktur sosial masyarakat dan
kebudayaan adalah suatu konteks, suatu lingkungan dan segala sesuatu yang berada didalamnya akan
dapat dimengerti.Sosial budaya antara masyarakat daerah satu berbeda dengan daerah laainnya.Perbedaan
tersebut terletak pada cara berpikir, bersikap, beperilaku,tingkat perkembangan mereka, da respon mereka
terhadap fenomena internal dan eksternal.Seperti fenomena masyarakat dipelajari oleh berbagai disiplin
ilmu : sosiologi, sejarah, ekonomi, demografi, antrologi, ilmu politik, dan psikologi sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat manusia dan budaya ?
2. Apakah wujud budaya ?
3. Apa hubungan manusia dengan budaya ?
4. Apa peran pendidikan sebagai peroses sosial ?
5. Bagaimana penigkatan apresiasi budaya dalam peroses pendidikan ?
6. Bagaimana peran kebudayaan dalam proses pendidikan ?

C. Tujuan Penelitian

Kebudayaan suatu hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena budaya adalah hasil
pemikiran manusia yang di implementasikan secara turun-menurun dan menjadi suatu kebiasaan manusia
itu sendiri. Untuk itu tujuan dari pada makalah ini di buat untuk mempertambah ilmu pengetahuan kita
tentang apa itu hakikat manusia dan budaya, apa itu wujud budaya, apa hubungan manusia dengan
budaya, apa peran pendidikan sebagai proses sosial, bagaimana peningkatan apresiasi budaya dalam
proses pendidikan, dan bagaimana peran kebudayaan dalam proses pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.HAKIKAT BUDAYA DAN MANUSIA

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sanekerta) atau “mens” (latin) yang berarti
berpikir, berakal budi.Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi
derajatnya dibanding dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya derajat manusia
dibandingkan dengan makhluk lain ini ditunjukkan dengan adanya akal dan pikiran pada manusia.
Manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi karena selain mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk
hidup, manusia juga mempunyai akal dan pikiran yang dapat memperhitungkan tindakan-tindakannya
melalui proses belajar yang terus menerus.

  Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan akal dan pikirannya
manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan menciptakan realitas melalui simbol-
simbol atau sistem perlambangan. Contoh dari sistem perlambangan yaitu bahasa yang melambangkan
sesuatu berdasarkan sistem pola hubungan antara benda, tindakan, dan sebagainya dengan apa yang
dilambangkan. Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena
berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam
karangan buku. Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan
berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup”
maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi
sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.Jadi, nilai budaya adalah “gagasan”
yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat
kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam
bentuk adat istiadat.

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi
yang ada di alam raya ini. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan.Kebudayaan adalah
produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan
ada karena manusia yang menciptakannya dan  manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup ketika ada manusia sebagai pendukungnya.

2
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia  menimbulkan
teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya.
Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
1.  Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2.  Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.  Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4.  Pembeda manusia dan binatang
5.  Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam
pergaulan.
6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya
jika berhubungan dengan orang lain.
7.  Sebagai modal dasar pembangunan.

B.WUJUD BUDAYA
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.

1) Gagasan (Wujud Ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak yaitu tidak dapat diraba atau direkam dan
terdapat didalam alam pikiran individu penganut kebudayaan tersebut.Wujud ini hanya dapat dirasaka
dalam khidupan sehari-hari dalam bentuk norma,adat istiadat,agama, dan hukum.

Contoh : Aturan atau norm sopan santun alam bertutur kata kepada rang yang lebih tua dan aturan
bertamu dirumah orang lain.

2) Aktifitas (Tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
itu. Wujud ini sering pula disebut dengan system sosial.Sistem ii terdiri dari aktivitas manusia yang saling
berinteraksi dan berhubungan secara berkelanjutan dengan sesamanya.Sifatnya kokret dan dapat diliht
atau dipotret.

Contoh : Budaya Upacaa perkawinan,Proses pemilihan umum,atau kampanye partai yang


dikategorikan sebagai wujud kebudyaan yang berupa aktivitas individu.

3
3) Artefak (Karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Wujudnya brupa
kebudayaan fisik hasil kebudayaan manusia yang berupa sistem ide,pemikiran atau aktivitas manusia
yang berpola.

Contoh :Wayang golek dari Jawa ,songket dari padang,ataupun mahar berupa barang yang harus
diberikan dalm upacara adat perkawinan.

Sedangkan menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya,
sistem sosial, dan kebudayaan fisik.

1) Nilai-nilai Budaya

Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua
unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia
dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang
diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkah lakunya.

2) Sistem Budaya

Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami.
Kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.

3) Sistem Sosial

Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah
laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga
dapat diabadikan.

4) Kebudayaan Fisik

Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan
megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas,
kancing baju, dan lain-lain’

4
C. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN BUDAYA

Budaya sebagai siste gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku.
Seperti apa yang dikatakan kluckhohn dan Kelly “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya
terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap
perilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.

Hubungan manusia dengan kebudayaan adalah kebudayaan merupakan hasil dari ide,gagasan dan
pemikiran baik nyata ataupun abstrak dan juga rancangan hidup masa depan. Sehingga semakin tinggi
tingkat kebudayaan manusia, semakin tinggi pula tingkat pemikiran setiap manusia.

Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berbudaya. Manusia sebagai makhluk
berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan ddari makhluk-makhluk lin yang
diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan :

1.Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan

Contoh : Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasa nya pihak
perempuan yang melamar sedangkan di Lampung ,pihak laki-laki yang melamar

2.Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)

Contoh:Perbedaaan anak yang dibesarkan di kota dengan sorang anak ang di besarkan di desa. Anak kota
bersikap lebih terbuka dan berani menonjolkan diri diantara teman-temanya sedangkan anak desa lebih
mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai (sense of value).

3.Kebudayaan –kebudayaan khusus kelas sosial

Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan
menengah.

4.Kebudayaan khusus atas dasar agama

5
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di
kalangan umatnya.

5. Kebudayaan berdasarkan profesi

Kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh
pada suasana kekeluargaan dan cara meraka bergaul.

D.PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES SOSIAL

Proses sosial merupakan pengaruh timbal balik atau interaksi anatara berbagai kehidupan
bersama. Bentuk umum dari proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang menjadi syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan
dan bahkan bentuk pertentangan atau pertikaian. Menurut Gillin,ada dua macam proses sosial yang timbul
sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu proses yang asosiatif dan disosiatif.

Proses sosial adalah proses dimana terjadi interaksi melalui kontak sosial dan komunikasi antar
individu yang ada disekolah. Bila interaksi tersebut berjalan baik dan maksimal maka outcome yang
dihasilkan sekolah tersebut juga akan baik dan maksimal. Melalui proses interaksi di sekolah,potensi-
potensi peserta didik berkembang.

Dalam dunia pendidikan, kontak sosial merupakan salah satu sarana mencapai hasil pendidikan
yang diharapkan. Kontak sosial yang baik dan efektif antara guru dengan peserta didik dengan
menimbulkan rasa saling pengertian dan saling mendukung yang mendalam. Sebaiknya kontak sosial
yang negatif dapat menimbulkan rasa benci dan konflik. Dalam kontak sosial pendidikan dapat
melakukan pengamatan secara langsung terhadap peserta didik agar diperoleh pemahaman dan pengertian
yang benar terhadap peserta didik,sebab masing-masing peserta didik memiliki karakteristik yang
berbeda, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda. Demikian pula peserta
didik melalui kontak sosial langsung dengan guru dapat memahami kepribadian masing-maing guru.

E.PENINGKATAN APRESIASI BUDAYA DALAM PROSES PENDIDIKAN

Kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pemikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

6
Hubungan antara individu itu bukan sepihak melainkan timbal balik. Kebudayaan mempengaruhi
individu dengan berbagai cara, akan tetapi individu juga mempengaruhi kebudayaan, sehingga terjadi
perubahan sosial.

Dengan nilai-nilai kebudayaan anggota masyarakat mengetahui apakah yang layak, pantas, baik atau
seharusnya ada dalam dirinya. Nilai-nilai dapat bersifat positif, yakni apa yuang diinginkan dan negatif,
yakni apa yang tidak diinginkan, misalnya soal kebersihan dan kesopanan, atau soal penipuan dan
kekerasan.

Antara pendidikan & kebudayaan memiliki suatu hubungan timbal balik

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsumg dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan dalam definisi sempit adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan
disekolah sebagai lembaga formal. Sedangkan pendidikan dalam definisi alternatif adalah usaha sadar
yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintahan, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta
didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan
datang

Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Pendidikan telah ada
sepanjang peradaban manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan
hidupnya. Tidak ada kehidupan masyarakat tanpa adanya kegiatan pendidikan.

Adapaun Pendidikan Menurut Para Ahli Ialah

Menurut Dr. Daoed Joesoef dalam Ary H. Gunawan pendidikan diartikan sebagai suatu proses
belajar mengajar yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali, memahami,
menyadari, menguasai, menghayati, dan mengamalkan semua nilai yang disepakati sebagai nilai yang
terpuji dan dikehendaki, serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan diri pribadi, masyarakat,
bangsa, dan negara.

Adapun nilai-nilai yang disepakati untuk dikembangkan melalui proses pendidikan bersumber pada:

1. Pikiran (logika), yaitu semua fakta ilmiah yang diakui kebenarannya oleh dunia ilmu pengetahuan.

2. Perasaan (estetika), yaitu semua karya seni yang dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari oleh masyarakat terlepas dari segi mutunya.

7
3. Kemauan (etika), yaitu sesuai GBHN, seperti budi pekerti, kepribadian, dan rasa keagamaan.

Selanjutnya kebudayaan, Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal. Ada pendapat lain mengatakan budaya berasal dari kata budu dan daya. Budi merupakan
unsur rohani, sedangkan data adalah uunsur jasmani manusia. Dengan demikian, budaya merupakan hasil
budi dan daya dari manusia.

Beberapa definisi kebudayaan menurut para ahli :

A. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik.

B. Andreas Eppink menyatakan bahwa kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma,
ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, ditambah, lagi dengan
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

C. Edward B. Taylor mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan yang lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

D. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.

E. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya.

F. Menurut Havighurst dan Neugarten dalam bukunya Society andeducation mengatakan bahwa
“kebudayaan dapat didefinisikan sebagai cara bertingkah laku manusia, meliputi etiket, bahasa, kebiasaan
makan, kepercayaan agama dan moral, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang merupakan hasil karya
manusia seperti bermacam-macam benda termasuk didalamnya alat-alat atau benda-benda hasil
teknologi"

PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES PEMBUDAYAAN

1. Makna tradisi lisan dalam pendidikan

Manusia di sebut makluk budaya, karena manusia adalah sebagai subyek sekaligus objek kebudayaan.
Hubungannya dengan pendidikan,maka manusia sebagai subjek pendidikan tidak bisa di lepaskan dari

8
kebudayaan. Oleh karena itu dapat pula di katakan bahwa pendidikan merupakan proses pembudayaan
untuk menjadikan manusia lebih baik dan bermakna, sementara itu manusia akan menghasilkan
kebudayaan yang baik jika di topang oleh pendidikan yang luas. Dalam konteks inilah antara pendidikan
tidak bisa lepas dari kebudayaan dan kebudayaan tidak lepas dari pendidikan.

Arus perubahan yang terjadi dalam berbagai struktur masyarakat saat ini, mulai dari pola hubungan
sosial, tingkah laku manusia khususnya anak remaja usia sekolah, respon masyarakat terhadap teknologi,
dan budaya masyarakat itu sendiri,cenderung mengalami perubahan. Pendidikan seharusnya menjadi
tameng bagi penguatan kearifan dan budaya masyarakat tetapi kenyataannya belum berjalan dengan baik,
apalagi ketika menjadikan pendidikan sebagai lembaga yangseharusnya melakukan transformasi dan
transmisi budaya. Fungsi transformasi yang di maksud adalah pendidikan, khususnya tenaga pendidik
mampu melakukan proses perubahan ke arah yang lebih baikdan berkembang,baik dari segi pengetahuan
sikap atau karakter maupun dari segi ketrampilan dan emosional peserta didik. Fungsi transmisi berupa
upaya pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan, khususnya tenaga pendidik, mengantar peserta
didiknya untuk selalu mencintai dan mengembangkan dan selanjutnya menginternalisasi budayanya
dalam kehidupan sehari- hari.

Pendidikan secara praktis tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan
melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang paling efektif dengan cara
pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara
satru sama lain. Tujuan pendidikan adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri,
dengan adanya pendidikan, kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi kegenerasi
selanjutnya, dan juga kita sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan
yang lebih baik kedepannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus lebih baik lagi.
Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam hal berbagai bentuk dan menifestasinya, dikenal
sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak kaku, melainkan selalu berkembang dan berubah dan
membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan zaman
tradisional untuk memasuki zaman modern. Manusia sebagai mahluk berakal dan berbudaya selalu
berupaya untuk mengadakan perubahan-perubahan. Dengan sifatnya yang kreatif dan dinamis manusia
terus berevolusi meningkatkan kualitas hidup yang semakin terus maju, ketika alamlah yang
mengendalikan manusia dengan sifatnya yang tidak iddle curiousity (rasa keinginantahuan yang terus
berkembang) makin lama daya rasa, cipta dan karsanya telah dadpat mengubah alam menjadi sesuatu
yang berguna, maka alamlah yang dikendalikan oleh manusia.

9
Kebudayaan merupakan karya manusia yang mencakup diantaranya filsafat, kesenian, kesusastraan,
agama, penafsiran dan penilaian mengenai lingkungan. Dalam pengertian yang sederhana dan umum
makna pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-
potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

F. KEBUDAYAAN DALAM PARADIGMA BARU

Memang, kini masyarakat kita sedang berubah, termasuk di dalamnya dalam hal persepsi
masyarakat mengenai berbagai nilai sosial budaya. Hal ini sebagai akibat makin pesat dan meratanya
pembangunan segala bidang terutama meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan masyarakat di
seluruh pelosok tanah air.

Berbagai fenomena berlangsungnya transformasi budaya modern dapat diidentifikasikan antara


lain terjadinya perubahan pandangan dan gaya hidup masyarakat yang cenderung materialistik,
hedonistik, individualistik, glamourisme, permissivisme, dan sekularisme. Kecenderungan itu semakin
hari semakin tampak dan merambah dalam berbagai dataran kehidupan dan strata sosial masyarakat.
Tidak saja masyarakat perkotaan yang dinamis melainkan juga sudah merambah masyarakat pedesaan
yang (dulu) relatif statis.

Transformasi budaya modern di Indonesia juga ditandai dengan makin banyaknya tindak
kekerasan dan anarkisme, seperti perampokan, perusakan, penjarahan, pembakaran, pemerkosaan, dan
pembunuhan. Sadistis, premanisme, holiganisme, dan sebagaina merajalela di berbagai tempat seolah-
olah merupakan pemandangan biasa. Bahkan tindak kekerasan itu tidak hanya didominasi oleh orang
dewasa atau kaum pria, bahkan tak terkecuali kini sudah ada kecenderungan merambah pada kaum wanita
dan anak-anak belasan tahun. Betapa mudahnya terjadi keberingasan dan kebrutalan hanya karena alasan
atau masalah kecil (sepele). Kesalahan kecil sering diselesakan dengan jalan kekerasan dan kesadisan.

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kebudayaan adalah hasil ciptaan dan karsa manusia jadi hubungan manusia tidak dapat di
pisahkan karena budaya itu sendiri lahir hasil dari pemikiran manusia yang di implementasikan lewat
sikap, perbuatan manusia secara turun temurun dan terus menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan
dalam ssuatu wilayah mampu suatu organisasi.

B.Saran

Dengan kemajuan zaman yang cukup cepat seperti ini kebudayaan manusia seharusnya semakin
berkembang karena dengan majunya teknologi juga di barengi pemikiran manusia yang semakin maju
sehingga mnciptakan budaya yang semakin menguatkan budaya itu sendiri dan bukan malah semakin
memperlemah budaya itu sendiri karena hasil pemikiran yang kita tuangkan lalu di implementasikan di
dalam kehidupan sehari-hari dan nantinya di jadikan sebuah budaya yang baru dan budaya itu dapat
dipakai oleh anak cucu kita kelak sehingga anak cucu kita nanti dapat menjadi manusia yang lebih baik
dengan kebudayaannya juga yang semakin membaik.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu

https://oktavianipratama.wordpress.com

https://ridiawan.blogspot.com › Education › Other

12
F.KEBUDAYAAN DALAM PRADIKME BARU

13

Anda mungkin juga menyukai