Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 8

1. Filda Anandita NIM : 190141526


2. Fitri Rafiqoh NIM : 190141527
3. Muhammad Rizandi NIM : 190141535
4. Tarisda Pratiwi NIM : 190141547
5. Yuandita Sepgianti NIM : 190141551
Kelas : PGSD 1 A
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Diah Rina Miftakhi, S.Psi., Psi., M.Pd

Evaluasi Dalam Pembelajaran


A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian (KBBI, 1996
: 272). Sedangkan Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 1) adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil keputusan. Dengan demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya diandingkan dengan suatu tolak ukur untuk
memperoleh suatu kesimpulan.
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan,
mengumpulkan dan menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal (Gagne dan Briggs, 1979:3).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
pembelajaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi
informasi secara sitematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
B. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran
1. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi pembelajaran sangat diperlukan dalam pendidikan antara
lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk
a. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai
oleh peserta didiknya.
b. Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang
telah ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006:12).
c. Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
d. Menilai hasil yang dicapai para belajar.
e. Memperbaiki materi dan program pendidikan.

2. Tujuan Evaluasi
Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan-
bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah
meraka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Serta
menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemejuan,
taraf perkembangan, taraf pencapaian kegiatan belajar peserta didik. Tujuan
khusus evaluasi pembelajaran adalah :
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan
b. Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidiakan sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya
c. Untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik
d. Mengetahui potensi yang dimiliki siswa
e. Mengetahui hasil belajar siswa
f. Mengadakan seleksi
g. Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa
h. Memberikan bantuan pemilihan jursan
i. Memberikan motivasi belajar
j. Mengetahui efektifitas guru
k. Mengetahui efisiensi mengajar guru
l. Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat.

C. Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran


1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya
a. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah
kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
b. Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang
paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
c. Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
d. Evaluasi Formatif
Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses belajar dan mengajar.
e. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil
dan kemajuan siswa
D. Teknik Evaluasi
Dalam proses evaluasi dikenal ada dua teknik, yaitu teknik tes dan non-tes.
1. Teknik Tes
Dalam teknik tes, maka bentuk instrumen yang digunakan adalah soal-
soal atau pertanyaan-pertanyaan, latihan khusus atau alat lainnya guna mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, bakat (kemampuan), sikap dan minat
seseorang. Bentuk-bentuk tes dalam evaluasi antara lain adalah :
a. Tes objektif
b. Tes Subjektif
Bentuk tes objektif ada beberapa macam, antara lain adalah :
1) Tes benar salah (true false test)
2) Tes pilihan ganda (multiple choice tes)
3) Tes menjodohkan atau mencocokkan (matching)
4) Tes melengkapi kalimat (Completion Test)
Bentuk tes subjektif ada beberapa macam, antara lain adalah :
1) Tes uraian panjang (essay)
2) Tes pertanyaan secara lisan
3) Tes pertanyaan pendek

2. Teknik Nontes
a. Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu hasil pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat
objektif maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran
kepribadian seseorang disajikan dalam betuk skala.
Contoh :
Bagaimanakah pendapat Anda tentang penerapan kurikulum 2013 untuk
SMA ?
Pilihan jawaban
1. Sangat tidak setuju
2. Tak setuju
3. Biasa
4. Setuju
5. Sangat setuju

b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan
atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya.
c. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab
sepihak. Wawancara dapat dilakukan dua cara yaitu wawancara bebas dan
wawancara terpimpin.
E. Syarat-syarat Umum Evaluasi
1. Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan
sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi.
Kesahihan dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap
hasil dari suatu instrumen evaluasi atau tes, dan tidak terhadap instrumen itu
sendiri (Gronlund, 1985 : 57)
2. Keterandalan
Syarat umum yang juga sama pentingnya dengan kesahihan adalah
keterandalan evaluasi. Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah
kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu
memberikan hasil yang tepat (Arikunto, 1990 : 18). Selain itu, Gronlund (1985 :
86) juga mengemukakan bahwa keterandalan menunjuk kepada konsistensi
(keajegan) pengukuran yakni bagaimanakah konsistensi skor tes atau hasil
evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain.
Dengan kata lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai tingkat kepercayaan
keajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrumen evaluasi.
3. Kepraktisan
Dalam memilih tes dan instrumen evaluasi yang lain, kepraktisan
merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Kepraktisan evaluasi terutama
dipertimbangkan saat memilih tes atau instrumen evaluasi lain yang
dipublikasikan oleh suatu lembaga. Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai
kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik dalam
mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasikan/ memperoleh hasil,
maupun kemudahan dalam menyimpannya.

Anda mungkin juga menyukai