2. Tujuan Evaluasi
Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan-
bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah
meraka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Serta
menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemejuan,
taraf perkembangan, taraf pencapaian kegiatan belajar peserta didik. Tujuan
khusus evaluasi pembelajaran adalah :
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan
b. Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidiakan sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya
c. Untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik
d. Mengetahui potensi yang dimiliki siswa
e. Mengetahui hasil belajar siswa
f. Mengadakan seleksi
g. Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa
h. Memberikan bantuan pemilihan jursan
i. Memberikan motivasi belajar
j. Mengetahui efektifitas guru
k. Mengetahui efisiensi mengajar guru
l. Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat.
2. Teknik Nontes
a. Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu hasil pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat
objektif maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran
kepribadian seseorang disajikan dalam betuk skala.
Contoh :
Bagaimanakah pendapat Anda tentang penerapan kurikulum 2013 untuk
SMA ?
Pilihan jawaban
1. Sangat tidak setuju
2. Tak setuju
3. Biasa
4. Setuju
5. Sangat setuju
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan
atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya.
c. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab
sepihak. Wawancara dapat dilakukan dua cara yaitu wawancara bebas dan
wawancara terpimpin.
E. Syarat-syarat Umum Evaluasi
1. Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan
sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi.
Kesahihan dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap
hasil dari suatu instrumen evaluasi atau tes, dan tidak terhadap instrumen itu
sendiri (Gronlund, 1985 : 57)
2. Keterandalan
Syarat umum yang juga sama pentingnya dengan kesahihan adalah
keterandalan evaluasi. Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah
kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu
memberikan hasil yang tepat (Arikunto, 1990 : 18). Selain itu, Gronlund (1985 :
86) juga mengemukakan bahwa keterandalan menunjuk kepada konsistensi
(keajegan) pengukuran yakni bagaimanakah konsistensi skor tes atau hasil
evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain.
Dengan kata lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai tingkat kepercayaan
keajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrumen evaluasi.
3. Kepraktisan
Dalam memilih tes dan instrumen evaluasi yang lain, kepraktisan
merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Kepraktisan evaluasi terutama
dipertimbangkan saat memilih tes atau instrumen evaluasi lain yang
dipublikasikan oleh suatu lembaga. Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai
kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik dalam
mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasikan/ memperoleh hasil,
maupun kemudahan dalam menyimpannya.