Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL PERSPEKTIF GLOBAL DALAM VISI SOSIOLOGIS,

ANTROPOLOGIS, DAN POLITIK

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perspektif Global

Dosen Pengampu:
Dr. Agustinus Sugeng Priyanto, M.Si.
Dr. Novia Wahyu Wardhani, S.Pd., M.Pd.
Giri Harto Wiratomo, M.Hum.

Disusun oleh:
Salsabilla Hanin Puspa Widodo NIM. 3301419049
Mila Diyanur NIM. 3301419050
Ratnawati NIM. 3301419051
Andrean Ardi Wardana NIM. 3301419052
Vanessa Viona Faustine NIM. 3301419056
Nur Halimah NIM. 3301419058

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2021

1
ARTIKEL PERSPEKTIF GLOBAL DALAM VISI SOSIOLOGIS, ANTROPOLOGIS,
DAN POLITIK

Salsabilla Hanin, Mila Diyanur, Ratnawati, Andrean Ardi, Vanessa Viona Faustine,
Nur Halimah

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


FIS Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Perspektif global yaitu suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap masalah dan kejadian-
kejadian baik dari segi kepentingan global, sejarah, ekonomi, maupun budaya. Dengan
adanya perspektif global kita dapat mengetahui perkembangan dunia dan menyelidiki suatu
berkaitan dengan isu global. Pada kajian perspektif global tersebut ternyata bahwa antara satu
bidang ilmu dengan yang lainnya, sukar dipisah-pisahkan. Tidak hanya pada satu bidang ilmu
saja misalnya geografi, sejarah atau ekonomi. Akan tetapi politik, sosiologi, dan antropologi
termasuk di dalamnya. Selanjutnya, pada artikel ini kita akan membahas mengenai perspektif
global yang dilihat dari visi sosiologis, antropologis, dan politik. Perspektif global dalam visi
sosiologis, sorotan utamanya adalah hubungan antar manusia, terutama dalam lingkungan
yang terbentuk oleh manusia sendiri atau lingkungan sosial. Perspektif global dalam visi
antropologis mengarah kepada keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan
dalam konteks global. Perspektif global dalam visi politik berarti berpikir secara luas dalam
memahami konsep politik tidak hanya dalam lingkup suatu negara saja, melainkan dalam
lingkup global. Dalam artikel ini juga akan menjelaskan contoh perspektif global dalam visi
sosiologis, antropologis, dan politik. Dari perspektif global, komunikasi merupakan sarana
saling pengertian internasional dalam menghadapi kehidupan global yang penuh masalah dan
tantangan hari ini serta masa yang akan datang.

Kata Kunci : antropologis; perspektif global; politik; sosiologis

2
I. PENDAHULUAN
Globalisasi menunjukkan dunia yang semakin sempit, ketergantungan antara
bangsa semakin besar. Globalisasi adalah proses penduniaan, artinya segala aktivitas
diperhitungkan untuk kepentingan dunia. Ini disebabkan oleh saat ini tidak ada lagi
suatu bangsa yang homogen dan statis. Setiap bangsa berkembang berkat interaksi
dengan bangsa lainnya. Kita harus terbuka dengan dunia luar, tetapi kita harus tetap
kokoh dengan akar budaya bangsa kita. Globalisasi mempunyai dampak baik positif
maupun negatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1998) bahwa dampak
positifnya akan menyebabkan munculnya masyarakat megakompetisi, di mana setiap
orang berlomba untuk berbuat yang terbaik untuk mencapai yang terbaik pula. Untuk
berkompetisi ini diperlukan kualitas yang tinggi. Dalam era globalisasi adalah era
mengejar keunggulan dan kualitas, sehingga masyarakat menjadi dinamis, aktif dan
kreatif. Sebaliknya, globalisasi juga bisa menjadi ancaman terhadap budaya bangsa.
Globalisasi akan melahirkan budaya global dan akan menjadi ancaman bagi budaya
lokal, atau budaya bangsa.
Globalisasi dapat diartikan sebagai proses dimana antar individu atau kelompok
menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia. Adanya globalisasi akan berpengaruh
pada suatu bangsa dan negara, masyarakat bahkan individu dalam masyarakat.
Pengaruh yang ditimbulkan globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai bidang.
Sebagai contoh dari cara kita bersosialisasi, berpakaian, kebudayaan maupun politik
tidak bisa lepas dari yang namanya arus globalisasi. Globalisasi sebenarnya belum
memiliki definisi yang tepat, kecuali sekadar definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya.
Globalisasi dipandang sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu
sama lain, mewujudkan suatu tatanan kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi
dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Globalisasi identik dengan istilah global village atau desa global, di mana batas-batas
wilayah negara seolah menjadi pudar bahkan seperti hilang alias jadi tanpa batas akibat
kemajuan teknologi alat komunikasi dan transportasi. Mengapa batas negara seolah
pudar bahkan lenyap. Batas negara disebut pudar karena semua orang bisa
mengunjungi negara manapun dengan sangat mudah dengan alat transportasi modern.

3
Telah kita ketahui bahwa perspektif global yaitu suatu cara pandang dan cara
berpikir terhadap masalah dan kejadian-kejadian baik dari segi kepentingan global,
sejarah, ekonomi, maupun budaya. Dengan adanya perspektif global kita dapat
mengetahui perkembangan dunia dan menyelidiki suatu berkaitan dengan isu global.
Dengan demikian dalam cara berpikir seseorang harus berpikir secara global dan
bertindak secara lokal. Namun secara ilmiah, perspektif global adalah wawasan atau
cara pandang mengenai fenomena secara keseluruhan, yakni fenomena adanya
interaksi, interdependensi dan kompetisi antar umat manusia di muka bumi (Sriartha,
2004: 5).
Interaksi merupakan kegiatan saling mempengaruhi daya, objek, atau tempat yang
satu dengan tempat lainnya. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber daya
alamnya dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan tempat yang lain. Perbedaan
tersebut mengakibatkan terjadinya interaksi dan interdependensi antar wilayah.
Contohnya interaksi yang terjadi antara desa dengan kota, dalam pendistribusian bahan
pangan dari desa ke kota. Begitu pula sebaliknya, pengangkutan mesin pertanian dari
kota ke desa. Kompetisi ini terjadi karena keinginan untuk bersaing atau bertahan antar
umat manusia di bumi.
Pada kajian perspektif global tersebut ternyata bahwa antara satu bidang ilmu
dengan yang lainnya, sukar untuk dipisah-pisahkan. Tidak hanya pada satu bidang
ilmu saja misalnya geografi, sejarah atau ekonomi. Akan tetapi politik, sosiologi dan
antropologi termasuk di dalamnya. Pada pembahasan di atas dapat dinyatakan bahwa
antara satu bidang yang satu dengan bidang yang lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan.
Namun demikian, untuk mengadakan penekanan setiap bidang ilmu sosial,
pembahasan secara disipliner, kita lakukan juga. Selanjutnya, pada artikel ini kita akan
membahas mengenai perspektif global yang dilihat dari sudut visi sosiologis,
antropologis, dan politik.

II. ISI
Sebelum membahas perspektif global dalam visi sosiologis, antropologis, dan
politik terlebih dahulu kita bahas mengenai perspektif global. Perspektif global adalah
suatu cara pandang yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup dan kehidupan
ini untuk kepentingan global yang lebih luas. Dalam cara berpikir seseorang harus

4
berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara lokal (think globally and act locally).
Oleh karena itu, harus kita memahami betul bahwa yang kita lakukan dan perbuat akan
mempengaruhi dunia secara global. Hal ini harus ditanamkan dalam diri bahwa
kehidupan kita ini adalah bagian dari kehidupan dunia. Kita tidak dapat berkembang
tanpa adanya hubungan dan komunikasi dengan dunia luar, kita hidup karena adanya
saling ketergantungan. Selain itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk
kepentingan global.

A. Perspektif Global Dalam Visi Sosiologis


Menurut Frank H. Hankins (Fairch, H.P.dkk, 1982: 302), sosiologi adalah studi
ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-kelompok umat
manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain. Dalam
sosiologi, objek yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan antar manusia,
terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri, atau yang disebut
lingkungan sosial.
Sosiologi adalah ilmu yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat. Dengan
kata lain, ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam masyarakat,
orang sering menyebut sebagai ilmu masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu ilmiah
tentang fenomena yang timbul akibat hubungan umat manusia, manusia, dan
lingkungan. Sosiologi mengatur hubungan antar manusia dalam lingkungan sosial.
Hubungan dan interaksi sosial yang dialami manusia dan lingkungannya makin
meluas dan berkembang. Berawal dari dua orang menjadi banyak orang, kemudian
antar kelompok, dan akhirnya menjadi antar bangsa. Luas interaksi sosial terdiri dari
keluarga, teman, tetangga, dusun, regional sampai global antar bangsa di dunia.
Perspektif sosiologis adalah kondisi yang mempengaruhi manusia, khususnya
bagaimana manusia dipengaruhi masyarakat (society), sekelompok manusia yang
memiliki kebudayaan dalam suatu ruang lingkup atau wilayah yang memiliki norma
dan aturan-aturan. Perspektif sosiologis ini menekankan pada konteks sosial manusia.
Dalam sosiologis juga mengajarkan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh
kelompok tempat ia terlihat sebagai anggota dan oleh interaksi yang terjadi pada
kelompok itu. Perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi telah
menyebabkan interaksi manusia meluas ke tingkat global secara lebih intensif.

5
Teknologi komputer melalui email menyebabkan dunia ini tanpa batas secara non
fisik. Setiap orang yang mampu mengakses teknologi ini bisa berkirim maupun
menerima berita dari seluruh dunia.
Motif interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh tujuan tertentu. Contohnya
hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif ekonomi. Akibat
interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukkan perubahan
sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi. Dampak kemajuan, penerapan,
dan pemanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan komunikasi menjadikan interaksi
sosial ini makin intensif dan meluas. Interaksi bisa terjadi secara fisik maupun non-
fisik melalui internet. Teknologi komputer melalui e-mail menyebabkan dunia ini
menjadi tanpa batas secara non-fisik. Secara fisik batas-batas wilayah setiap negara
berdasarkan hukum internasional masih jelas.
Interaksi secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung melalui berbagai media
yang semakin intensif serta makin meluas, membawa perubahan sosial, kemajuan
sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar dan wawasan manusia
yang mengalaminya. Pengetahuan ilmu dan pengenalan teknologi yang terbawa oleh
satu pihak kemudian diterima oleh pihak lain melalui berbagai media, berdampak luas
terhadap tatanan sosial, baik material maupun non-material.
Contohnya perubahan tatanan sosial material yaitu, pakaian, peralatan, dan
perangkat kasar lain tidak hanya terbatas digunakan serta dimanfaatkan oleh orang
tertentu melainkan telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat secara lokal,
regional, bahkan juga global. Katakanlah mie instan, pakaian dan jeans, pizza, hot
dog, humberger, dan lain-lain, telah masuk dalam kehidupan perkotaan, pedesaan
secara regional dan bahkan global. Katakanlah jenis makanan khas setempat seperti
dodol Garut, kacang Bali, manisan Cianjur, oncom Bandung, tidak lagi hanya ada di
tempat semula melainkan telah menyebar ke segala tempat dan adanya pun di toko
serba ada (toserba) bahkan juga di mancanegara. Sedangkan contoh perubahan
tatanan sosial Non-material yaitu, nilai dan norma juga mengalami pergeseran.
Bersalaman, tepuk punggung, tegur sapa ada ala barat, sampai pada ciuman antar
keluarga, antarteman, dan seterusnya, telah masuk ke dalam kehidupan orang
Indonesia.

6
Hal-hal yang positif yang berdampak sosial seperti pertukaran pengalaman,
pertukaran kemampuan, pertukaran nilai dan seterusnya, wajib disyukuri. Contohnya
pertandingan olahraga, kunjungan dan pertukaran pemuda pelajar, pertemuan
pramuka (jambore), tingkat daerah,tingkat regional, nasional, serta antar negara
merupakan interaksi sosial yang meluas, paling tidak diwakili oleh kelompok yang
bertemu saat itu. Suasana dan peristiwa yang demikian itu, tidak hanya bertemu atau
interaksi manusia saja melainkan juga terjadi pertemuan berbagai aspek sosial yang
terbawa oleh kelompok-kelompok manusia itu.
Dari arus global dan interaksi sosial, baik langsung maupun melalui media, tentu
saja ada yang wajib diwaspadai terutama dari segi negatifnya. Karena masalah sosial
yang mengglobal merupakan penghancuran umat dalam jangka yang relatif cepat
meracuni generasi muda. Selain itu, akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai
ke tingkat global, menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses
modernisasi. Perubahan dan kemajuan yang positif meningkatkan kesejahteraan
dalam arti yang seluas-luasnya.
Penjelasan dan contoh di atas adalah sebagai bukti bahwa interaksi sosial dan
hubungan antar manusia semakin meluas. Adanya dampak atau perubahan dari
interaksi sosial dan hubungan antar manusia harus dijadikan sebagai pembelajaran.
Dampak positif yang ada patut untuk disyukuri dan dijadikan sesuatu yang bermakna.
Dari peristiwa interaksi sosial yang ada, dapat menyadarkan manusia agar saling
menghargai karena manusia memiliki harkat dan derajat yang sama di sisi Tuhan
Yang Maha Esa. Sedangkan dampak negatif yang ada wajib diwaspadai oleh semua
pihak. Hal ini harus menjadi perhatian dan kepedulian kita bahwa kelompok manusia
yang bertujuan komersial dan barangkali terdapat yang bertujuan secara sengaja
melakukan interaksi sosial hanya untuk kepentingan sepihak.

B. Perspektif Global Dalam Visi Antropologis


Secara etimologi (bahasa) Antropologi berasal dari kata anthropos yang bermakna
manusia dan logos yang bermakna ilmu pengetahuan atau wacana. Sederhananya,
antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala macam seluk beluk, unsur-unsur,
kebudayaan yang dihasilkan dalam kehidupan manusia. Ruang studi bagi Ilmu

7
Antropologi ialah ekonomi masyarakat, agama dan keyakinan, politik pemerintahan,
fisik manusia, kesehatan, perkembangan teknologi dan sebagainya.
Antropologi, khususnya antropologi budaya yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat (1990: 11-12) dikatakan sebagai pengganti ilmu budaya merupakan
studi tentang manusia dengan kebudayaannya. Sudut pandang antropologi terhadap
perspektif global terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya dengan
kebudayaan dalam konteks global yang artinya mengamati, menghayati dan
memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang aspek serta unsur-
unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan manusia. Sesuai
dengan perkembangan antropologi mengalami perubahan-perubahan yang tidak dapat
diprediksi.
Menurut Prof. Paschalis Maria Laksono, M.A., jalan yang dipaparkan memang
terbatas pada isu identitas budaya, yang mencakup isu integrasi nasional dan
perubahan sosial budaya. Memang hingga sekarang soal ini masih tetap krusial.
Apalagi dengan terjadinya interkoneksi antara komunitas-komunitas tempat kita
dengan dunia akibat globalisasi capital, ujarnya. Selanjutnya, Laksono memperjelas
betapa kompleks tantangan antropologi pada masa-masa yang akan datang. Bahkan,
dapat disaksikan betapa komunitas-komunitas tempatan di garis depan globalisasi
terus mendapat tekanan dari modal, yang secara terus menerus mengapresiasi sumber-
sumber alam.
Antropologi menjadi ilmu yang terlibat dalam proses-proses sosial budaya di
masyarakat. Oleh karena itu dari berbagai pengalaman antropologi sebaiknya tetap
fokus pada isu-isu strategis yang berkaitan dengan antologi identitas budaya, yakni
pada proses bagaimana kesadaran diri yang dialektis menyadarkan pada rantai
komunikasi yang saling memberi pengakuan nyata.

8
Sudut pandang Antropologis terhadap perspektif global berarti mengamati,
menghayati memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang aspek
serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan umat
manusia. Misalnya; pertunjukkan kesenian keliling dunia, kunjungan anggota DPR
ke seluruh dunia, pertukaran pelajar antar negara, pertemuan pakar dari berbagai
bidang pengetahuan.
Seperti yang telah diketahui bahwasannya perspektif global adalah sebuah
pemikiran yang bersifat multidimensional, yang mana berarti pemikiran
komprehensif dengan melihat dari berbagai sudut pandang. Sedang antropologi itu
sendiri adalah ilmu yang menyelidiki masa lalu, masyarakat terasing, kelompok
burden, peladang berpindah, semi tradisional, permuseuman, artefak, bangunan
peninggalan purbakala, fosil-fosil makhluk kuno, dan sebagainya. Antropologi
sesungguhnya merupakan sebuah ilmu yang multidisiplin.
Dalam pandangan ilmu antropologi, tidak ada satu kejadian yang berdiri sendiri,
yang terjadi tanpa ada kaitannya dengan kejadian-kejadian lain dalam masyarakat
secara keseluruhan. Visi antropologis sendiri yaitu mewujudkan perbaikan atau
peningkatan kualitas suatu peradaban dari masa ke masa dengan mempelajari sejarah
dari masa lampau dan mengadakan perbaikan untuk masa mendatang. Perspektif
global kaitannya dengan visi antropologis berarti berpikir secara luas dengan melihat
dari berbagai sudut pandang tentang perubahan corak peradaban dari zaman ke zaman
hingga era globalisasi. Perspektif global kaitannya dalam hal ini juga membuka
cakrawala berpikir tentang bagaimana cara menerima perubahan akibat pengaruh
globalisasi dan juga bagaimana cara menolak dampak negatif yang masuk atau
mungkin akan terjadi sebagai konsekuensi dari globalisasi.
Pada dasarnya antropologi tidak terbebas dari suatu nilai akan tetapi dengan
globalisasi yang menganggap dunia tanpa batas akan sangat berpengaruh. Disisi lain
perspektif global jika dikaitkan dengan antropologi mempunyai dampak positif bagi
kekayaan khasanah budaya suatu bangsa serta globalisasi juga dapat mempercepat
pola kehidupan bahasa.

C. Perspektif Global Dalam Visi Politik

9
Ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan Negara dan lembaga-lembaga
Negara yang melaksanakan tujuan, hubungan Negara dengan Negara yang lain.
Hubungan Negara Indonesia dengan Negara lain merupakan hubungan internasional
yang akhirnya menjadi hubungan global (menyeluruh, tidak terlalu formal). Secara
politik Negara dengan tujuan dan lembaga-lembaganya mengalami perkembangan.
Politik sering didefinisikan sebagai penggunaan kekuasaan atau kewenangan,
suatu proses pembuatan keputusan secara kolektif, suatu alokasi sumberdaya yang
langka (the allocation of scarce resources), atau sebagai arena pertarungan
kepentingan yang penuh muslihat (Heywood, 2004:52). Dengan definisi tersebut,
Andrew Heywood secara tersirat mengungkap bahwa masyarakat politik (polity)
dalam proses interaksi pembuatan keputusan publik juga tidak lepas dari konflik
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok
dengan kelompok lainnya. Dengan kata lain, masing masing kelompok saling
mempengaruhi agar suatu keputusan publik yang disepakati sesuai dengan
kepentingan kelompok tertentu.
Menurut Roger F. Soltau dalam Introduction to Politics (Miriam Budiardjo: 1991:
9) Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan
lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Hubungan antara
negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain. Dalam sorotan
perspektif global, aspek hubungan dengan negara lain merupakan hal yang pokok.
Hubungan dengan negara lain, khususnya Negara Republik Indonesia dengan negara
tetangga disebut hubungan regional, dengan negara-negara lain disebut hubungan
antarnegara atau antarbangsa atau hubungan Internasional, dan akhirnya dengan
semua negara di dunia ini disebut hubungan global.

Hubungan antar negara terbagi menjadi hubungan bilateral, hubungan regional,


dan hubungan multilateral. Penjelasan ketiga hubungan tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Bilateral : Hubungan Internasional Indonesia dengan Korea
Hubungan internasional Indonesia dengan Korea berjalan di segala bidang. Salah
satunya adalah bidang pendidikan. Di bidang pendidikan, Indonesia dan Korea
melakukan suatu kerjasama dalam bentuk beasiswa bagi siswa dan mahasiswa
Indonesia untuk belajar di Korea.

10
b. Regional : Hubungan Internasional Indonesia dengan Negara-Negara ASEAN
Hubungan Indonesia dengan negara-negara ASEAN salah satunya di bidang
perdagangan yaitu AFTA yaitu dimana negara-negara yang berada di kawasan
ASEAN dapat melakukan perdagangan bebas untuk melakukan ekspor impor
tanpa dikenakan bea cukai.
c. Multilateral : Hubungan Internasional Indonesia dengan banyak negara di dunia
Hubungan Indonesia dengan PBB dalam bentuk perundingan mengenai hukum
internasional dan tindakan terkait dengan masalah internasional. Dengan
hubungan ini negara Indonesia berhak untuk mengajukan pandangan terhadap isu
internasional.

Dalam perspektif global, hubungan satu negara dengan negara lain sangat penting
untuk menciptakan masyarakat internasional.

Jenis Hubungan Jangkauan


Regional Antarbangsa atau antarnegara di suatu kawasan (tetangga),
misalnya di Asia Tenggara
Internasional Antarbangsa atau antarnegara di seluruh penjuru dunia
Global Antar semua bangsa atau antar semua negara di dunia ini

Setiap negara memiliki tujuan politik yang berbeda-beda, dan tujuan tersebut
bersifat berubah dari waktu ke waktu mengalami perkembangan sesuai kondisi yang
terjadi dan dibutuhkan. Seperti awal mula proklamasi kemerdekaan RI yang baru
mendapat pengakuan dari negara lain secara terbatas, berakibat pada hubungan
internasional yang terbatas pula, sehingga tujuan politiknya juga terbatas.
Pengakuan negara lain dan hubungan politik menjadi hal utama bagi suatu negara
untuk ikut mengembangkan diri dan ikut andil dalam kegiatan-kegiatan internasional.
Indonesia mendapat pengakuan lebih melalui keberhasilannya menjadi salah satu
negara pelopor dalam pembentukan negara-negara Non-Blok dalam Konferensi Asia
Afrika. Hal ini termasuk dalam perjuangan politik, Indonesia memiliki kedudukan
terhormat dalam bidang politik sebagai negara Non-Blok.
Seperti yang kita ketahui, salah satu tujuan PBB adalah menciptakan perdamaian
di dunia, ini seperti Indonesia yang sama-sama memiliki tujuan serupa, yaitu ikut

11
melaksanakan ketertiban dunia. Indonesia terjun langsung pada penyelesaian
pertikaian politik di Kamboja, Filipina, India, dan lainnya. Kegiatan ini
menguntungkan politik luar negeri Indonesia, yang mana berpegang pada politik luar
negeri bebas aktif. Berhasilnya politik luar negeri ini membantu membuka jalan bagi
kerja sama dalam bidang ekonomi yang lebih luas.
Indonesia sebagai salah satu masyarakat internasional tidak dapat melepaskan diri
dari pengaruh negara lain, terlebih negara adikuasa, seperti Uni Soviet, Amerika
Serikat, Cina, Jerman, dan sebagainya, wacana-wacana dunia dari negara-negara
tersebut banyak memberikan pengaruh bagi tatanan global khususnya terhadap
kehidupan politik di Indonesia. Kenyataan ini berpengaruh terhadap wawasan politik
Indonesia. Perspektif global yang didasarkan perubahan politik ini membawa banyak
dampak bagi banyak aspek hubungan luar negeri setiap negara.

D. Contoh Perspektif Global Dalam Visi Sosiologis, Antropologis, dan Politik


1. Contoh Perspektif Global Dalam Visi Sosiologis

Struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-


masalah sosial yang patut disikapi secara arif dalam perspektif global dengan
menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
kompetensi sosial yang kuat akan bersama-sama membangun masyarakat menuju pada
sistem nilai sosial budaya yang semakin kompleks di era globalisasi ini.
Masyarakat merupakan bagian dari sebuah pranata sosial untuk menciptakan
produk manusia yang dapat bersaing tidak saja di kancah nasional, bahkan juga
internasional. Perspektif global dalam visi sosiologis berarti berpikir untuk berupaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang semakin baik, karena akan
berpengaruh di segala sektor. Sebagai contoh: Peningkatan kualitas sumber daya
manusia di Indonesia yaitu semakin banyaknya kaum intelektual mempengaruhi tata
cara bersikap dan berperilaku masyarakat Indonesia yang semakin baik dan ramah baik
dengan sesama masyarakat Indonesia maupun turis atau warga negara asing yang
sedang berkunjung ke Indonesia. Tidak hanya karena keindahan wisata alam Indonesia
yang memukau saja, melainkan dari keramahan penduduk Indonesia lah yang menjadi
faktor terbesar penarik wisatawan asing untuk berwisata ke Indonesia. Hal ini berarti
sumber daya manusia juga dapat mempengaruhi perkembangan sektor pariwisata.

12
2. Contoh Perspektif Global Dalam Visi Antropologis

Antropologi secara khusus membahas tentang siapakah manusia itu, apa hakikat
manusia, atau hubungan manusia dengan sesama dan alam. Bahkan antropologi
menjadikan manusia sebagai lapangan studinya yang paling utama, terutama tentang
asal-usulnya dan bagaimana manusia itu hidup.
Perspektif global dalam visi antropologis berarti berpikir secara luas dalam untuk
memahami kehidupan manusia dari masa ke masa hingga pada era globalisasi
sekarang ini terutama berkaitan dengan cara manusia saling terhubung dengan
sesamanya serta gaya hidup yang tercipta dari hubungan antar manusia itu sendiri.
Contohnya: Pada zaman purbakala, manusia berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa isyarat yang hanya dapat dipahami oleh suatu kelompok tertentu,
menggunakan dedaunan atau kulit pohon sebagai pakaian yang dikenakan, serta
melakukan perburuan dan meramu untuk tetap bertahan hidup. Hal ini sangat berbeda
jauh dengan masa sekarang dimana manusia berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa resmi dalam suatu negara yang diucapkan dan dapat dimengerti bahkan
terdapat bahasa internasional yang digunakan dalam berkomunikasi dengan orang
dari berbagai negara. Tidak hanya itu saja, manusia modern sekarang ini juga
berpakaian dari kain dengan berbagai model pakaian, serta dimudahkan dalam
melakukan pemesanan makanan tanpa beranjak dari tempat berkat kehadiran adanya
teknologi yang terus mengalami perkembangan.

3. Contoh Perspektif Global Dalam Visi Politik

Perspektif global dalam visi politik berarti berpikir secara luas dalam memahami
konsep politik tidak hanya dalam lingkup suatu negara saja, melainkan dalam lingkup
global yang selanjutnya disebut dengan sebutan sistem politik global yang dimana
peristiwa politik dalam sebuah negara dapat berpengaruh terhadap sistem politik atau
kekuasaan di negara lain bahkan dunia internasional.
Dalam upaya meningkatkan eskalasi politik identitas, terdapat beberapa negara
yang mengadopsi cara-cara yang dilakukan oleh negara lain untuk diterapkan di
negaranya. Contohnya: Sebuah politik yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad di
dalam membangun sistem nilai dan kenegaraan yang ada di Kota Madinah waktu itu
yang mana Nabi Muhammad menggunakan Piagam Madinah sebagai simpul dan

13
simbol persatuan dan kesatuan yang disepakati bersama. Sama halnya dengan negara
Indonesia yang meyakini sistem ideologi Pancasila sebagai nilai tak tergantikan dalam
kehidupan sehari-hari (mengadopsi dari cara terdahulu). Tidak hanya itu, contoh lain
misalkan penerapan kebijakan fiskal di Amerika Serikat seharusnya merupakan
masalah dalam negeri, namun justru mempengaruhi banyak ekonomi negara-negara
lain dan akhirnya berdampak pada kemampuan pemerintah negara tersebut dalam
melanjutkan kekuasaannya.
Contoh lain adalah dengan mengakui dan mendapat pengakuan atas negara lain,
ini sangat penting untuk dapat ikut dalam pergaulan internasional. Dalam pergaulan
internasional ini, negara-negara adidaya memiliki pengaruh penting dalam setiap
kebijakan dan isu-isu yang mereka buat, ini sangat berpengaruh terhadap banyak
aspek negara lain. Sebagai contoh perubahan nilai tukar dolar AS sangat berpengaruh
terhadap nilai tukar mata uang negara lain. Tidak hanya ekonomi, hal ini juga
berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan politik khususnya kebijakan terkait
investor-investor negara tersebut.

III. PENUTUP
Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu
masalah kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, dan mengkaji berbagai
fenomena dalam konteks keruangan di permukaan bumi baik masa lampau, saat ini,
baik dalam budaya ataupun kebudayaan, baik dalam satu Negara maupun dengan
Negara-negara lain.
Interaksi sosial manusia yang makin meluas, baik langsung maupun tidak
langsung, telah menjadi salah satu landasan proses globalisasi kehidupan yang tidak
dapat dibendung, bahkan pada aspek-aspek kehidupan tertentu telah dirancang
sebagai satu kebutuhan yang dampak positifnya wajib disyukuri namun dampak
negatifnya perlu diwaspadai.
Perspektif global dalam visi sosiologis, sorotan utamanya adalah hubungan antar
manusia, terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri atau
lingkungan sosial. Hubungan sosial ini semakin lama semakin luas dan berkembang.
Berbagai motif melandasi hubungan ini dan didukung dengan adanya teknologi
informasi. Sehingga berdampak dalam hubungan global, baik positif maupun negatif.

14
Perspektif global dalam visi antropologis mengarah kepada keberadaan dan
perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global. Kajiannya mulai
dari tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional. Wujudnya dapat dilihat dari
adanya berbagai perkembangan kemajuan di sekitar kita yang merupakan hasil
kebudayaan. Sudut pandang antropologis berarti mengamati, menghayati, dan
memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh.
Perspektif global dalam visi politik berarti berpikir secara luas dalam memahami
konsep politik tidak hanya dalam lingkup suatu negara saja, melainkan dalam lingkup
global yang selanjutnya disebut dengan sebutan sistem politik global yang dimana
peristiwa politik dalam sebuah negara dapat berpengaruh terhadap sistem politik atau
kekuasaan di negara lain bahkan dunia internasional.
Dari perspektif global, komunikasi merupakan sarana saling pengertian
internasional dalam menghadapi kehidupan global yang penuh masalah dan
tantangan hari ini serta masa yang akan datang. Dalam suasana global yang semakin
mengurus, melalui pemahaman mengenai perspektif global dalam visi sosiologis,
antropologis, dan politik dapat mengembangkan kewaspadaan sedini mungkin untuk
mencegah dampak negatif perubahan kehidupan global terhadap sumber daya
manusia seperti generasi muda, yang akan menjadi subjek pembangunan di masa
mendatang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Perspektif global dilihat dari sudut ilmu - ilmu sosial dan ilmu lain yang
terkait. http://khristinarahayupinasty.blogspot.com/2013/12/perspektif-global-
dilihat-dari-sudut.html?m=1. Diakses pada 31 Oktober 2021.

ASRORI, A. Meretas Solusi Problema Pendidikan dalam Perspektif Global. In Seminar


Nasional Teknologi Pendidikan 2014. Sebelas Maret University.

Atmari, A. (2019, November). Jalan Keluar Dari Politik Identitas; Studi Antropologi
Struktural. In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (Vol. 3,
No. 1, pp. 333-342)

Budiardjo, Miriam. 2005. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Fakultas Ilmu Budaya UGM. 2016. Antropologi.


https://fib.ugm.ac.id/akademik/program-sarjana/antropologi. Diakses pada 30
Oktober 2021.

Harry. 2012. PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI GEOGRAFI, SEJARAH,


ANTROPOLOGI, SOSIOLOGI DAN EKONOMI.
http://perspektifglobaldarivisigeografi.blogspot.com/2012/04/perspektifglobal-
dari-visi-geografi.html. Diakses pada 31 Oktober 2021.

James M. Henslin. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. 1990. Pengatar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Makalahskripsi. 2013. Makalah perspektif global. Pengertian skilogi, visi, iptek, dan
dampak. http://www.makalahskripsi.com/2013/09/makalah-perspektif-global-
pengertian.html. Diakses pada 28 Oktober 2021

Marzali, A. (2015). Antropologi & Kebijakan Publik. Prenada Media.

Paul B. Horton dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Penyusun, T. SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN.

16
Purnamasari, Karlina. 2013. Makalah Perspektif Global Dari Visi Politik, Sosiologi, dan
Antropologi. https://karlinapurnamasari.wordpress.com/2013/11/11/makalah-
perspektif-global-dari-visi-politik-sosiologi-dan-antropologi/. Diakses pada 29
Oktober 2021.

Setia, M., Out, L., Bakti, N., dilindungi Undang-Undang, H. C., Padma, J., Timur, P. D.,
& Mabhakti, P. T. dalam teropong Filsafat Antropologi.

Tria, musyaranti. 2013. Perspektif Global Perspektif Global dari Visi Politik, Sosiologi,
dan Antropologi. http://triamusriyanti.blogspot.com/2013/12/perspektifglobal-
perspektifglobal-dari.html. Diakses pada 28 Oktober 2021.

Widiastuti, NLGK. 2019. MODUL PERSPEKTIF GLOBAL & PROBLEMATIKA


PENDIDIKAN. Denpasar: UNIVERSITAS DWIJENDRA DENPASAR.

17

Anda mungkin juga menyukai