Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUDAYA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

 IFTINAN PRIMA RAFIFA : 1914301004


 SITI UMAYYAH : 1914301005
 VIONI HANERA SAVITRI : 1914301006
 ISMA YUNITA SARI : 1914301044

KEMENTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
T.A 2020/2021

i
KATA PENGANTAR
                                                                                             
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan
mengenai konsep dasar perilaku kesehatan. Setiap pembahasan dibahas secara sederhana
sehingga mudah dimengerti.
Dalam penyelesaian Makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu,
sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang
membimbing kami.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang,aamiin.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Budaya ..................................................................................................... 5
2.2 Pandangan budaya terhadap sehat-sakit................................................................... 6
2.3 Perilaku sakit secara budaya....................................................................................... 8
2.4 Pandangan budaya terhadap kematian.......................................................................8
2.5 Etiologi penyakit dari pandangan budaya.................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah
pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan,
sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-
hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan.

Rasa saling menghormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia menjujung
tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi antar sesama dan sebagai ciri
khas suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan berperan penting bagi kehidupan manusia dan
menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada akhirnya menjadi ciri khas
suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang
menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu kebudayaan.

B.     Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian budaya?
2. Bagaimana Pandangan budaya terhadap sehat-sakit?
3. Bagaimana perilaku sakit secara budaya?
4. Bagaimana Pandangan budaya terhadap kematian?
5. Bagaiamana Etiologi penyakit dari pandangan budaya?

C.    Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi budaya
2. Mengetahui Pandangan budaya terhadap sehat-sakit?
3. Mengetahui perilaku sakit secara budaya?
4. Mengetahui Pandangan budaya terhadap kematian
5. Mengetahui Etiologi penyakit dari pandangan budaya

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya

Kebudayaan adalah sebagai sistem pengetahuan dan gagasan yang dimiliki manusia yang
mempunyai fungsi sebagai pengarah atau pedoman bagi manusia, sebagai anggota suatu kesatuan
sosial dalam bersikap dan bertingkah laku.

Ø Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli:

Berikut ini adalah definisi dan pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli:

 Edward T. Hall
Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan
 Iris Varner & Linda Beamer
Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari, yang
dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang.
 Larry A. Samovar & Richard E. Porter
Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman,
kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang,
konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh
sekelompok orang atau suatu generasi.
 Gudkunts & Kim
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam
sebuah kelompok yang besar
 Levo – Henriksson
Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup -
apapun bentuknya - baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem
pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

ada tiga wujud kebudayaan, yaitu:

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma,
peraturan dsb. Merupakan wujud ideal dari kebudayaan, Sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau
difoto. Letaknya ada di dalm pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan itu hidup.
Dikenal dengan adat istiadat atau sering berada dalam karangan dan buku-bukuu hasil karya para
penulis warga masyarakat bersangkutan, Saat ini kebudayaan ideal banyak tersimpan dalam disk,
arsip, koleksi microfilm dan microfish, kartu komputer,silinder dan pita komputer.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat, disebut juga sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-
manusia yanbg berinteraksi, berhubungan, bergaul yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sistem
sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasi.

5
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, disebut kebudayaan fisik, dan tak
memerlukan banyak penjelasan. Merupakan seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan
dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkret, atau berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Hasil karya manusia seperti candi, komputer,
pabrik baja, kapal, batik sampai kancing baju dsb.

2.2 Pandangan Budaya Terhadap Sehat-Sakit


Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian profesional yang beragam.
Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit.
Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHO melihat
sehat dari berbagai aspek

Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical, mental and social well-being, and not
merely the absence of disease or infirmity. WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu
keadaan sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang. Sebatas mana
seseorang dapat dianggap sempurna jasmaninya? Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan
dipandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial
budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang
sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri
ditentukan oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak
dapat menjalankan peran normalnya secara wajar. Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan
fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil
berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.

Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu:

a. Naturalistik
Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan,
makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga
kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat sakit
yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat,
yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-
kelainan serta gejala yang dirasakan.
Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu
keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga
menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya orang
yang sehat

b. Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu


agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat),
atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung).
Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara perawatannya.
Kusta telah dikenal oleh etnik Makasar sejak lama. Adanya istilah kaddala sikuyu (kusta
kepiting) dan kaddala massolong (kusta yang lumer), merupakan ungkapan yang mendukung
bahwa kusta secara endemik telah berada dalam waktu yang lama di tengah-tengah
masyarakat tersebut.

6
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat-
obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga kesehatan. Untuk
penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain. Dengan demikian
upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.

Beberapa contoh penyakit pada bayi dan anak sebagai berikut :

a) Sakit demam dan panas.


Penyebabnya adalah perubahan cuaca, kena hujan, salah makan, atau masuk
angin. Pengobatannya adalah dengan cara mengompres dengan es, oyong, labu
putih yang dingin atau beli obat influensa.
Di Indramayu dikatakan penyakit adem meskipun gejalanya panas tinggi, supaya
panasnya turun. Penyakit tampek (campak) disebut juga sakit adem karena
gejalanya badan panas.

b) Sakit mencret (diare).


Penyebabnya adalah salah makan, makan kacang terlalu banyak, makan makanan
pedas, makan udang, ikan, anak meningkat kepandaiannya, susu ibu basi, encer, dan
lain-lain.
Penanggulangannya dengan obat tradisional misalkan dengan pucuk daun jambu
dikunyah ibunya lalu diberikan kepada anaknya (Bima Nusa Tenggara Barat) obat
lainnya adalah Larutan Gula Garam (LGG), Oralit, pil Ciba dan lain-lain.
Larutan Gula Garam sudah dikenal hanya proporsi campurannya tidak tepat.

c) Sakit kejang-kejang
Masyarakat pada umumnya menyatakan bahwa sakit panas dan kejang-kejang
disebabkan oleh hantu. Di Sukabumi disebut hantu gegep, sedangkan di Sumatra
Barat disebabkan hantu jahat. Di Indramayu pengobatannya adalah dengan dengan
pergi ke dukun atau memasukkan bayi ke bawah tempat tidur yang ditutupi jaring.

d) Sakit tampek (campak)


Penyebabnya adalah karena anak terkena panas dalam, anak dimandikan saat
panas terik, atau kesambet. Di Indramayu ibu-ibu mengobatinya dengan membalur
anak dengan asam kawak, meminumkan madu dan jeruk nipis atau memberikan
daun suwuk, yang menurut kepercayaan dapat mengisap penyakit.

7
2.3 Perilaku Sakit secara budaya

Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog seperti


perilaku sehat ( health behavior ), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan antara illness dan
disease, model penjelasan penyakit (explanatory model ), peran dan karir seorang yang sakit (sick
role), interaksi dokter- perawat, dokter-pasien, perawat-pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien,
membuka mata para dokter bahwa kebenaran ilmu kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap
kebenaran absolut dalam proses penyembuhan

Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang
sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang
dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan
penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi

Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis
belum tentu mereka betul-betul sehat. Sesuai dengan persepsi tentang sakit dan penyakit maka
perilaku sakit dan perilaku sehat pun subyektif sifatnya.

Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman
masa lalu di samping unsur sosial budaya. Sebaliknya petugas kesehatan berusaha sedapat mungkin
menerapkan kreteria medis yang obyektif berdasarkan gejala yang tampak guna mendiagnosis
kondisi fisik individu.

2.4 Pandangan Budaya Terhadap Kematian


Bagaimana seseorang dalam menghadapi kematiannya adalah bagian dari budaya individu itu
sendiri. Setiap budaya memiliki cara menghadapi kematian, dan variasinya terjadi di seluruh budaya.

A. Sistem Kematian dan Variasi Budayanya

Robert Kastenbaum (2009) menekankan bahwa sejumlah komponen menentukan system kematian
di budaya tertentu, komponen-komponen itu adalah :

-Orang : setiap orang terlibat dengan kematian pada suatu titik, karena kematian tidak dapat
dihindari.

-Tempat atau konteks : hal ini mencakup rumah sakit, tempat pemakaman, rumah duka, medan
perang, dan monument peringatan.

-Waktu : kematian melibatkan waktu atau kejadian untuk menghormati mereka yang telah
meninggal.

-Objek : banyak objek di suatu budaya terkait dengan kematian, termasuk peti mati, berbagai benda
berwarna hitam seperti pakaian, pita lengan dan mobil jenazah.

-Simbol : seperti tengkorak dan tulang, dan juga ritual di berbagai upacara keagamaan.

B. Perubahan Kondisi Historis

Kapan, dimana, dan mengapa manusia meninggal telah berubah secara historis. Perubahan historis
melibatkan kelompok usia dimana kematian paling banyak terjadi, saat ini kematian umumnya
terjadi pada orang lanjut usia. Lebih dari 80 persen kematian di AS terjadi dirumah sakit atau institusi
lain.

8
2.5 Etiologi Penyakit Dari Pandangan Budaya

Etiologi penyakit:

• Kegagalan keseimbangan tubuh


• Hilangnya jiwa
• Pencurian jiwa dan suksma
• Melanggar tabu
• Pengacauan objek (magic)

Sebagai contoh:

A. Masuk angin sebagai illness

• Didefinisikan sbg ketidaknyaman kondisi tubuh oleh orang Jawa

• Penyebab, terlalu banyak unsur angin masuk kedalam tubuh shg tubuh dingin

• Pengobatan: prinsip masuk-keluar (angin),panas-dingin, kenceng-kendho, pendekatanholistik dlm


pengobatan (tubuh terdiri dari jiwa,raga, suksma)

• Penyebab naturalistik (ketidakseimbangan unsur di dlm tb) bukan personalistik (agen,supernatural,


manusia)

• Kriteria penyakit

• Disease

• Illness

• Sickness

• Model Penyakit men. ahli Antropologi

Kesehatan(Galanti 2008)
• Magico-religious model

• Biomedical model

• Holistic model

• Etiologi penyakit

-Kegagalan keseimbangan tubuh Kegagalan keseimbangan tubuh


-Hilangnya jiwa
- Melanggar tabu
- Pengacauan Objek

9
Berbagai Aspek Pengobatan
Masuk angin (kerokan)

• Aspek medis (titik meridian, memberi

rangsang tb menghangatkan rangsang tb,


menghangatkan,

mengendorkan otot tegang, relaksasi,

meningk perthan tb)

• Aspek sosial budaya (akrab, romantisme,

saling percaya, tolong menolong, tradisi)

• Aspek psikologis(aman, tentram,


• Penyembuhan
kemepyar, puas)
• Kerokan
• Aspek ekonomi(murah, mudah, manjur)
• Pijat

• Gosok dg balsem, minyak


• Kriteria: ringan, berat, kasep/terlambat (angin duduk) • Jamu tradisional
• Penyebab: cuaca-- kehujanan, kepanasan, kedinginan • Kop
(air, angin), kelelahan, terlambat makan, salah makan, • Bekham
bagian tubuh terbuka/kanginan, tidur tanpa alas, kurang • Minuman air garam, minuman panas, soft
drink
tidur, banyak pikiran, tidur tempat terbuka, angin malam,
• Obat warung/obat bebas
begadang
 Dokter/para medis
• Perut kembung, keras, badan panas-dingin(mriang),

menggigil/demam,mata ngantuk/nrocos, otot pegal linu,

kepala pusing, mau muntah, lemah/lesu, susah

kentut/sendawa

• Tanda kesembuhan: fisik, keluar keringat, kentut,


dahak,

sendawa, sosial: mampu bekerja lagi, berkegiatan

sosial-keagamaan; psikologis: segar, enteng, ayem,

badan enak, ringan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebudayaan merupakan kekayaan suatu bangsa. Semakin banyak macam kebudayaan itu semakin
kaya bangsa itu. Untuk itu pemahaman akan kebudayaa harus ditanamkan sejak dini, agar para
generasi muda dapat melestarikan dan melindungi kebudayaan bangsa sendiri dari bahaya pihak
luar.

3.2 Saran
Budaya daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala sesuatu yang
terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar itulah, kita
semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan budaya baik budaya
lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena budaya merupakan bagian dari
kepribadian bangsa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Priyanti Pakan, MF.Hatta Swasono. Antropologi Kesehatan. Jakarta:

Percetakan Universitas Indonesia, 1986.

Rudi Salan. Interface Psikiatri Antropologi. Suatu kajian hubungan antara

psikiatri dan antropologi dalam konteks perubahan sosial. Disampaikan

dalam Seminar Perilaku dan Penyakit dalam Konteks Perubahan Sosial.

https://www.slideshare.net/CahyaZTC64/antropolgi-sosiologi-kesehatan-sosial-budaya

Kerjasama Program Antropologi Kesehatan Jurusan Antropologi Fisip UI

dengan Ford Foundation , Jakarta 24 Agustus 1994. hal 13.

Solita Sarwono. Sosiologi Kesehatan: beberapa konsep beserta

aplikasinya. Gajah Mada University Press. Cet. pertama, 1993. hal. 31-36.

WHO. The Otta wa Charter for Health Promotion,1986.

Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005

12

Anda mungkin juga menyukai