Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP PERAN LSM DAN LEMBAGA DONOR

DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(Mata Kuliah : Pemberdaya Masyarakat)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6:

1. Adi Angkonando (1914301036)


2. Sonia Paramita (1914301037)
3. Kristanti Wulandari (1914301038)
4. Olva Nugrahemi Triyono (1914301039)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
T.A 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah
Pemberdaya Masyarakat. Makalah ini yang berjudul “KONSEP PERAN LSM DAN LEMBAGA
DONOR”

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen kami, serta teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.

Kami berharap, makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah selanjutnya dapat
lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 28 Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian LSM 3
B. Jenis-jenis LSM 4
C. Manfaat LSM 5
D. Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat 6
E. Bentuk Organisasi LSM 9
F. Prinsip-prinsip Keberadaan Dan Operasional LSM 10
G. Peran Lembaga Donor Dalam Pemberdayaan Masyarakat 12

BAB III PENUTUP 14

A. Kesimpulan 14

DAFTAR PUSTAKA 15

3
BAB I

PENDHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan sosial di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam pemerintahan
Indonesia, seperti kemiskinan ataupun kelaparan. Pemberdayaan masyarakat
miskin/kurang mampu tidak dapat dilakukan dengan hanya melalui program peningkatan
produksi, tetapi juga pada upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
miskin. Terkait dengan upaya tersebut, maka keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) menjadi sangat penting untuk melakukan sinergi dengan lembaga pemerintah.
Dalam proses pendampingan pemberdayaan masyarakat miskin, LSM masih menghadapi
kendala baik eksternal maupun internal. Peran LSM di Indonesia mengalami
perkembangan dan transformasi fungsi, sesuai dengan paradigma pembangunan.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan organisasi jasa sukarelawan
untuk membantu sesama dalam mengurangi masalah sosial seperti kemiskinan.
Organisasi jasa sukarelawan ini termasuk ke dalam organisasi nirlaba atau organisasi non
profit.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian LSM ?

2. Apa Saja Jenis – Jenis LSM ?

3. Apakah Manfaat Dari LSM ?

4. Bagaimana Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat ?

5. Apa Saja Bentuk Organisasi LSM ?

6. Apa Saja Prinsip Keberadaan Dan Operasional LSM ?

7. Bagaimana Peran Lembaga Donor Dalam Pemberdayaan Masyarakat ??

C. Tujuan
1. Mengetahui Apakah Pengertian dari LSM

2. Mengetahui Apa Saja Jenis – Jenis LSM

3. Mengetahui Apakah Manfaat Dari LSM

1
4. Mengetahui Bagaimanakah Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat

5. Mengetahui Apa Saja Bentuk Organisasi LSM

6. Mengetahui Apa Saja Prinsip Keberadaan Dan Operasional LSM

7. Mengetahui Bagaimanakah Peran Lembaga Donor Dalam Pemberdayaan


Masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LSM
Lembaga Swadaya Masyarakat dapat diartikan organisasi atau lembaga yang
dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas
kehendak sendiri dan minat yang besar serta bergerak dibidang kegiatan tertentu yang
ditetapkan oleh organisasi atau lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam
upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang menitik beratkan
kepada pengabdian secara swadaya.
Lembaga Swadaya Masyarakat juga merupakan sebuah organisasi yang didirikan
oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan
kepada masyarakat umum tanpa bertujuan memperoleh keuntungan. Jadi pembentukan
LSM ini berdasarkan asas sukarela tanpa adanya harapan untuk memperoleh laba yang
besar. Selain berasaskan sukarela, Lembaga Swadaya Masyarakat juga berdiri diatas asas
Pancasila. Lembaga Swadaya Masyarakat telah tumbuh dan berkembang sebagai tempat
berhimpunnya anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela
yang menyatakan dirinya atau dinyatakan sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat. Istilah
Lembaga Swadaya Masyarakat pertama kali dikenal dalam Undang-undang Nomor 4
Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
bergerak dalam hal-hal yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup.
Kemudian dalam perkembangannya Lembaga Swadaya Masyarakat tersebut
mempunyai lingkup kegiatan yang tidak terbatas pada lingkungan hidup saja, melainkan
mencakup bidang lain sesuai dengan yang diminati untuk tujuan meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat baik rohani maupun jasmani. Lembaga swadaya
masyarakat yang biasa disingkat menjadi LSM disebut juga di Indonesia sebagai
Organisasi Non-Pemerintah (Ornop). Secara Internasional lembaga ini disebut sebagai
Non-Government Organization (NGO). Laporan PBB tahun 1998 menyatakan terdapat
29.000 NGO internasional yang kebanyakan dibentuk sejak 30 tahun terakhir.

3
Keberadaan LSM memiliki sejarah dan latar belakang sendiri, sejalan dengan bentuk dari
lembaga tersebut. (Anggara , 2008)

B. JENIS-JENIS LSM
Secara umum bentuk organisasi dari LSM dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Lembaga mitra pemerintah; lembaga ini bekerja sama dengan pemerintah dalam
menjalankan program-program pemerintah. Dana yang digunakan bisa berasal
dari pemerintah atau dari lembaga donor lainnya. Ibarat simbiosis mutualisme,
peran Pemerintah dan LSM disini saling bantu membantu dan melengkapi satu
sama lain. LSM melakukan identifikasi di lapangan yang riil terhadap kebijakan
yang akan dilakukan Pemerintah. Sedangkan Pemerintah atau lembaga donor
lainnya memberikan kucuran dana dan teknis pelaksanaan kepada LSM tersebut.
Sehingga ada balancing policy antara LSM dan Pemerintah. Contoh LSM seperti
ini adalah Lembaga Pangan Independent (LPI) yang biasa menyalurkan pupuk
dan benih kepada petani dan Indonesia.
2. Lembaga donor yang mengumpulkan dana untuk dapat disalurkan kepada
lembaga dan masyarakat yang membutuhkan. Dalam fungsinya sebagai lembaga
donor, LSM dimungkinkan untuk diberi kepercayaan oleh masyarakat
mengemban tugas tertentu. Seperti tempat penggalangan dana untuk korban
bencana alam, penggalangan dana dan sembako ketika hari raya keagamaan dan
lain-lain. Dalam fungsi ini mungkin saja LSM melakukan kesalahan-kesalahan
ataupun penyelewengan. Disinilah dituntut tanggung jawab dan juga transparansi
LSM dalam melakukan tugasnya. Contoh LSM yang berbentuk seperti ini di
Indonesia seperti, Lembaga Pundi Amal, Tali Kasih Indonesia, dan lain-lain.
3. Lembaga profesional yang bekerja berdasarkan satu isu berkaitan dengan profesi
tertentu, misalnya: kesehatan, ekonomi, HAM, kriminalitas dan lainnya. Lembaga
ini punya andil yang besar dalam mengusut dan juga menginvestigasi kasus-kasus
yang berkaitan tentang suatu permasalahan. Contoh lainnya adalah LSM Peduli
Rakyat Lapindo (PRL) yang dengan sukarela membantu korban bencana Lumpur
Lapindo di Sidoarjo, dengan menggalang dana dan menyalurkan dana tersebut
kepada masyarakat Korban bencana.
4. Lembaga oposisi yang menjadi oposisi pemerintahan dan mengkritik kebijakan
pemerintah dan menjalankan program berdasarkan kritik tersebut atau alternatif

4
lainnya. LSM semacam bisa kita ambil contoh seperti ICW (Indonesian
Corruption Watch) yang biasa menginvestigasi dan mengkritik kasus-kasus

korupsi yang dilakukan baik oleh birokrat maupun anggota legislatif (DPR).
Karena LSM adalah organisasi/lembaga yang anggotanya adalah masyarakat
warganegara Republik Indonesia yang secara sukarela atau kehendak sendiri
berniat serta bergerak di bidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh
organisasi/lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang menitikberatkan
kepada pengabdian secara swadaya, maka secara tidak langsung pihak-pihak yang
terlibat antara lain:
a. Warga/masyarakat sekitar yang terlibat
b. Sukarelawan yang menjadi anggota LSM
c. Pemerintah daerah sekitar. Selain pihak diatas, LSM juga menjalin
kerjasama tergantung dari jenis LSM maupun pihak yang di ikut sertakan
dalam kegiatan tersebut. Bisa dari pihak tersebut antara lain: petugas
kemanan, Lembaga/Instansi yang kiranya terlibat, dukungan dari partai
politik, dll. Untuk mewujudkannya di perlukan konsistensi dalam sebuah
anggotanya, yang mana itu merupakan komponen acuan penyelenggaraan.

C. MANFAAT LSM
Secara umum manfaat dari adanya LSM yaitu :
1. Dapat menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang ( anabling ) titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia,
dan setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan dalam
membangun daya yaitu mendorong ( encourge ) memotivas dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki.
2. Dapat memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat ( empowering ).
Penguatan ini melalui langkah – langkah nyata dan menyangkut berbagai
penyediaan, berbagai masukan (input) dan berbagai peluang (oportunities )
membuat mereka menjadi berdaya yaitu peningkatan taraf pendidikan, informasi
dan lapangan kerja.

5
3. Dapat memberdayakan masyarakat mengandung arti melindungi dan membela
kepentingan yang lemah agar tidak bertambah lemah dan kuat menghadapi yang
kuat. Dengan demikian yang dibutuhkan adalah upaya-upaya riil untuk mencegah

terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksploitasi yang kuat terhadap
yang lemah.

D. PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


LSM dirasakan masyarakat lebih mampu berperan optimal, karena didukung oleh
organisasinya yang kecil, ramping serta efisien dan memiliki mobilitas yang cukup
tinggi. Relston mencatat beberapa peran LSM dalam mendukung kelompok swadaya
yang dikembangkan antara lain :
1. Mengidentifikasi kelompok lokal dan taktik-taktik untuk memenuhi
kebutuhannya;
2. Melakukan mobilisasi dan agitasi untuk usaha aktif memenuhi kebutuhannya,
kebutuhan yang telah diidentifikasi.
3. Merumuskan kegiatan jangka panjang untuk mengejar sasaran-sasaran
pembangunan secara lebih umum.
4. Menghasilkan serta memobilisasi sumberdaya lokal atau eksternal untuk kegiatan
pembangunan pedesaan.
5. Mengatur perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya, peran LSM memainkan peranan penting dalam


membentuk kebijakan dengan menekan pemerintahan dan melengkapi keahlian teknis
pembuat kebijakan, membantu perkembangan partisipasi masyarakat dan pendidikan
sipil, dan menyediakan pelatihan kepemimpinan kepada kaum muda yang menginginkan
ikut serta dalam kehidupan sipil namun tidak tertarik melalui partai politik.
Perkembangan LSM seringkali didominasi oleh kelompok-kelompok elit yang
mempunyai jalinan yang lemah dengan masyarakat, bergantung pada pemberi dana luar
negeri, dan tidak dapat memelihara sumber daya domestik (Bastian, 2007a: 11).

Peran LSM dapat dipilah menjadi empat bagian yaitu :

6
1) Motivator, LSM memberikan motivasi, mengali potensi dan mengembangkan
kesadaran anggota masyarakat akan masalah-masalah yang dihadapi dirinya
maupun lingkungannya, akan potensi-potensi sumber daya, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki, dalam rangka memperbaiki
nasib dan membangun masyarakat itu sendiri
2) Komunikator, LSM melaksanakan tugas:
a. Mengamati, merekam, serta menyalurkan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat agar dijadikan bahan rumusan kebijakan dan perencanaan
program pembangunan.
b. Memonitor/mengawasi pelaksanaan program-program pembangunan
masyarakat.
c. Memberikan penyuluhan dan menjelaskan program-program
pembangunan dengan bahasa yang akrab dan kerangka berpikir yang
mudah dipahami masyarakat sasaran.
d. Membantu melancarkan hubungan dan kerja sama antar LSM yang
mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama dalam masyarakat.
3) Dinamisator, LSM bertugas merintis strategi, mengembangkan metode program,
dan memperkenalkan inovasi di bidang teknologi serta pengelolaan organisasi
yang belum dikenal ke lingkungan masyarakat setempat untuk pengembangandan
kemajuan masyarakat lokal.
4) Fasilitator, LSM bertugas memberikan bantuan teknis dalam pelaksanaan program
seperti menyediakan bantuan dana, modal kerja, peralatan, bahan-bahan baku,
saluran pemasaran dan sebagainya bagi kelompok-kelompok sasaran yang
membutuhkannya. (Hadad, 1983, dalam Bastian, 2007a: 35)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa peranan LSM dalam proses pembangunan
selama ini adalah :

1. Menyelenggarakan berbagai kegiatan inovatif yang bila berhasil direplikasi oleh


pemerintah dan organisai lain melalui program yang lebih luas
2. Melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat
3. Menyelenggarakan berbagai forum dialog tentang kebijakan serta berfungsi
sebagai katalis bagi berbagai factor pembangunan

7
Pada praktek di lapangan LSM ada yang melakukan pendampingan secara individu
maupun kelompok, peranannya dalam pemberdayaan masyarakat adalah

1. Menggali motivasi dan membangkitkan kesadaran anggota masyarakat, dalam


penggalian motivasi ini diasumsikan bahwa anggota masyarakat, bagaimanapun
keadaannya, mempunyai motivasi sendiri. Jadi yang dilakukan bukanlah member
motivasi, melainkan membantu menggali motivasi
2. Membantu perkembangan, seperti pendidikan dan pelatihan, pemupukan modal
dan pengelolaan. Pendampingan ini diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan
dan daya serap masyarakat
3. Mengkatalisir hubungan kerjasama antar kelompok atau masyarakat, termasuk
hubungan kerjasama dengan lembaga lain demi tercapainya tingkat kemandirian
tinggi. (Abidin,2014)

Peran LSM dalam pemberdayaan masyarakat, pendidikan memegang peranan yang cukup
penting sebagai media penyadaran masyarakat. Bermula dari kesadaran inilah kemudian
bisa berlanjut ke kerja-kerja pemberdayaan seperti advokasi pendidikan dan
pengorganisasian masyarakat. Melihat hal tersebut masyarakat harus membangun
komitmen bersama dalam menyelamatkan pendidikan yang sarat dengan kepentingan
dengan melakukan advokasi dalam lingkungan pendidikan dan melakukan advokasi
pendidikan di masyarakat. Asumsi yang mendasaari penggunaan strategi advokasi adala
bahwa suatu perubahan social yang lebih besar dan luas dapat terjadi (atau paling tidak
dapat dimulai) dengan merubah satu per satu kebijakan publik yang memang strategis
atau sangat menentukan dalam kehidupan masyarakat luas. Rekonstruksi komitmen
bersama dalam menyelamatkan “pendidikan”dengan melakukan advokasi adalah ada
beberapa hal yang perlu dilakukan yakni;

1. Adanya transformasi wacana advokasi pendidikan di masyarakat sebagai skill


bagi masyarakat sebagai upaya penyadaran diri dan ikut memperjuangkan
hakhaknya dalam pendidikan,
2. Pembentukan jaringan sebagai wadah pendukung perjuangan dalam melakukan
advokasi di lingkungan pendidikan dan advokasi pendidikan di masyarakat dan

8
3. Adalah pemberdayaan dan penguatan pendidikan di masyarakat sebagai upaya
advokasi yang perlu dilakukan. Sehingga sebagai media penyadaran, pendidikan

dapat berperan sebagai counter hegemony dari budaya dan social dalam
masyarakat. (Machfudh,2010)

E. BENTUK ORGANISASI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT


Secara umum bentuk organisasi dari LSM dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Lembaga Mitra
Pemerintah Lembaga ini bekerja sama dengan pemerintah dalam menjalankan
programprogram pemerintah. Dana yang digunakan bisa berasal dari pemerintah
atau dari lembaga donor lainnya. Ibarat simbiosis mutualisme, peran Pemerintah
dan LSM disini saling bantu membantu dan melengkapi satu sama lain. LSM
melakukan identifikasi di lapangan yang riil terhadap kebijakan yang akan
dilakukan Pemerintah. Sedangkan Pemerintah atau lembaga donor lainnya
memberikan kucuran dana dan teknis pelaksanaan kepada LSM tersebut.
Sehingga ada balancing policy antara LSM dan Pemerintah. Contoh LSM seperti
ini adalah Lembaga Pangan Independent (LPI) yang biasa menyalurkan pupuk
dan benih kepada petani dan Indonesia.
2. Lembaga Donor
Lembaga yang mengumpulkan dana untuk dapat disalurkan kepada lembaga dan
masyarakat yang membutuhkan. Dalam fungsinya sebagai lembaga donor, LSM
dimungkinkan untuk diberi kepercayaan oleh masyarakat mengemban tugas
tertentu. Seperti tempat penggalangan dana untuk korban bencana alam,
penggalangan dana dan sembako ketika hari raya keagamaan dan lain-lain. Dalam
fungsi ini mungkin saja LSM melakukan kesalahan-kesalahan ataupun
penyelewengan. Disinilah dituntut tanggung jawab dan juga transparansi LSM
dalam melakukan tugasnya. Contoh LSM yang berbentuk seperti ini di Indonesia
seperti, Lembaga Pundi Amal, Tali Kasih Indonesia, dan lain-lain.
3. Lembaga Profesional

9
Lembaga yang bekerja berdasarkan satu isu berkaitan dengan profesi tertentu,
misalnya kesehatan, ekonomi, HAM, kriminalitas, dan lainnya. Lembaga ini
punya andil yang besar dalam mengusut dan juga menginvestigasi kasus-kasus
yang berkaitan tentang suatu permasalahan. Contohnya, ketika kasus pembunuhan

aktivis HAM Munir, dibentuk sebuah LSM yang bertugas mencari fakta tentang
kasus tersebut. Beberapa waktu kemudian LSM ini diubah fungsinya oleh
Pemerintah sehingga menjadi sebuah organisasi independent yang biayanya
ditanggung Pemerintah. Contoh lainnya adalah LSM Peduli Rakyat Lapindo

(PRL) yang dengan sukarela membantu korban bencana Lumpur Lapindo di


Sidoarjo, dengan menggalang dana dan menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat Korban bencana.
4. Lembaga Oposisi
Lembaga yang menjadi oposisi pemerintahan dan mengkritik kebijakan
pemerintah dan menjalankan program berdasarkan kritik tersebut atau alternatif
lainnya. LSM semacam bisa kita ambil contoh seperti ICW (Indonesian
Corruption Watch) yang biasa menginvestigasi dan mengkritik kasus-kasus
korupsi yang dilakukan baik oleh birokrat maupun anggota legislatif (DPR).

F. PRINSIP – PRINSIP KEBERADAAN DAN OPERASIONAL LSM


1. Integritas
a. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi nonpemerintah yang
independen dan mandiri, dan karena itu bukan merupakan bagian atau
berafiliasi dengan lembagalembaga negara dan pemerintahan.
b. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi nonpartisan dan karena
itu tidak merupakan bagian atau berafiliasi dengan partai-partai politik dan
tidak akan menjalankan politik praktis dalam arti mengejar kekuasaan.
c. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah lembaga nonsektarian dan
membebaskan dirinya dari praktek-praktek diskriminasi atas dasar agama,
suku, ras, golongan, fisik, orientasi seksual, dan gender.
d. Lembaga Swadaya Masyarakat didirikan dengan visi dan misi yang jelas
memihak masyarakat marjinal.

10
e. Lembaga Swadaya Masyarakat didirikan dengan orientasi tidak mencari
keuntungan untuk dibagi-bagikan kepada pendiri dan pengurusnya,
melainkan untuk mengabdi kepada sesama umat manusia dan
kemanusiaan.

f. Lembaga Swadaya Masyarakat berpegang pada prinsip-prinsip


pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan
serta penghormatan terhadap HAM.
g. Lembaga Swadaya Masyarakat dalam mewujudkan visi dan misinya tidak
melakukan praktikpraktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

2. Transparansi
a. Semua informasi yang berhubungan dengan misi, keanggotaan, kegiatan
dan pendanaan dari Lembaga Swadaya Masyarakat pada dasarnya bersifat
publik, karena itu Lembaga Swadaya Masyarakat harus menginformasikan
kegiatan dan keuangannya untuk diketahui masyarakat sekurangkurangnya
sekali dalam setahun menurut cara yang diatur dalam perundangundangan
yang berlaku.
b. Lembaga Swadaya Masyarakat terbuka terhadap setiap pendapat dan
gagasan-gagasan baru yang mengedepankan kepentingan masyarakat
marjinal, dan akan bekerjasama untuk mencapai tujuantujuan bersama.
c. LSM terbuka terhadap keterlibatan komunitas dan masyarakat sipil
lainnya untuk meningkatkan kinerjanya.
3. Independensi
a. Lembaga Swadaya Masyarakat otonom dan bebas dari pengaruh dan
kepentingan-kepentingan pemerintah, partai politik, lembaga penyandang
dana, sektor bisnis dan siapapun yang dapat menghilangkan independensi,
kemandirian dan kemampuan LSM dalam bertindak bagi kepentingan
umum.
b. Jabatan sebagai pengambil keputusan pada tingkat eksekutif dan pengurus
dalam Lembaga Swadaya Masyarakat tidak dirangkap dengan jabatan lain
sebagai pengambil keputusan dan/atau kepentingan sejenis dalam jajaran
pemerintahan, perusahaan swasta, pengurus dan anggota partai politik,

11
ataupun organisasi lain yang berafiliasi dengan kepentingan politik
praktis.

4. Anti Kekerasan
a. Lembaga Swadaya Masyarakat dalam membela, mengemukakan
pendapat, dan dalam setiap upaya apapun untuk mencapai tujuannya tidak
menggunakan caracara kekerasan dalam bentuk apapun.
b. Lembaga swadaya masyarakat anggota konsil memastikan
individuindividu yang bergabung dalam lembaganya tidak menjadi pelaku
tindakan kekerasan dalam bentuk apapun.
5. Kesetaraan Gender
a. Lembaga Swadaya Masyarakat selalu menerapkan asas persamaan hak
antara perempuan dan laki-laki dalam mengambil keputusan dan
merumuskan kebijakan organisasi serta memperoleh kesempatan.
b. Lembaga Swadaya Masyarakat selalu menerapkan prinsipprinsip
kesetaraan dan keadilan gender dalam setiap program dan kegiatan yang
mencakup keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
monitoring program.
6. Keuangan
a. Lembaga Swadaya Masyarakat membuat sistem keuangannya untuk
menjamin bahwa setiap dana yang diperoleh dipergunakan sesuai dengan
peruntukan dan tujuannya dan menjamin akuntabilitas terhadap semua
pihak.
b. Lembaga Swadaya Masyarakat melaksanakan pembukuan dan pelaporan
keuangannya sesuai dengan standarstandar akuntansi yang berlaku umum
untuk sektor nirlaba.
c. Lembaga Swadaya Masyarakat yang menjadi anggota Konsil Lembaga
Swadaya Masyarakat Indonesia didorong untuk tidak mengakses dana
yang bersumber dari hutang luar negeri, dan perusahaan yang merusak
lingkungan, selain itu juga dari pelaku pelanggar HAM.

12
G. PERAN LEMBAGA DONOR DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Lembaga donor adalah lembaga yang mengumpulkan dana untuk dapat disalurkan
kepada lembaga dan masyarakat yang membutuhkan. Dalam fungsinya sebagai lembaga
donor, LSM dimungkinkan untuk diberi kepercayaan oleh masyarakat mengemban tugas
tertentu. Seperti tempat penggalangan dana untuk korban bencana alam, penggalangan
dana dan sembako ketika hari raya keagamaan dan lain-lain. Dalam fungsi ini mungkin
saja LSM melakukan kesalahan-kesalahan ataupun penyelewengan. Disinilah dituntut
tanggung jawab dan juga transparansi LSM dalam melakukan tugasnya. Contoh LSM
yang berbentuk seperti ini di Indonesia seperti, Lembaga Pundi Amal, Tali Kasih
Indonesia, dan lain-lain.
Setiap lembaga donor berpotensi untuk menjadi bagian dari sinergi penanggulangan
kemiskinan ini, dengan satu atau lain cara yang dapat didiskusikan sesuai dengan nature

dari lembaga donor dan pola dari kemitraan strategis yang dibangun bersama dengan
stakeholder lainnya. Database untuk Lembaga Donor ini ditujukan untuk dapat memiliki
data akurat tentang setiap lembaga donor yang memiliki kepentingan sama terhadap
sinergi kerja untuk penanggulangan kemiskinan yang komprehensif, berdampak masif,
segera, berkelanjutan dan terukur, sehingga dapat menjadirujukan secara nasional
maupun internasional

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
LSM adalah sebuah organisasi yang didirikan perseorangan ataupun sekelompok orang
yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa bertunjuan untuk
memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut. Dalam hal peranannya sebagai organisasi
yang mempunyai peran non-politik, LSM dinilai mampu melakukan pemberdayaan
kepada masyarakat dalam hal penanggulangan kemiskinan Lembaga donor adalah
lembaga yang mengumpulkan dana untuk dapat disalurkan kepada lembaga dan
masyarakat yang membutuhkan. Dalam fungsinya sebagai lembaga donor, LSM
dimungkinkan untuk diberi kepercayaan oleh masyarakat mengemban tugas tertentu.
Seperti tempat penggalangan dana untuk korban bencana alam, penggalangan dana dan
sembako ketika hari raya keagamaan dan lain-lain

14
DAFTAR PUSTAKA

Anggara Khrisna. 2008. Pemberdayaan Lembaga Literatur. (online). Available:


http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/120657-T%2025573-Pemberdayaan %20Lembaga-Literatur.pdf
(diakses pada tanggal 11 September 2018 pukul 19.00 WITA)

Abidin Hamid. 2014. Buku Kritik dan Otokritik LSM. (Online). Available:
http://keuanganlsm.com/finance/wp-content/plugins/downloadmonitor/download.php?id=13.-
Mengapa-LSM-Membutuhkan-Kode-Etik-TimFasilitasi-LP3ES-untuk-Kode-Etik.pdf (diakses
pada tanggal 11 September 2018 pukul 19.00 WITA)

Machfudh.2010. Mengakses Dana Hibah dan Pembiayaan Lain Dari Lembaga Donor Potensial di
Indonesia. (Online). Available : www.scribd.com/document (diakses pada tanggal 11 September
2018 pukul 19.00 WITA)

Nano. 2008. Peran Lembaga swada Masyarakat. (Online). Available:


http://digilib.uinsuka.ac.id/1100/1/BAB%201,%20BAB%20IV,%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf (diakses pada tanggal 11 September 2018 pukul 19.00 WITA)

15

Anda mungkin juga menyukai