Disusun oleh :
KELOMPOK IV
RISKA POTABUGA
ROSLIYANTI MISAALA
NURHIJASSIA
SHERINA DG MANGAWI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ”HUBUNGAN BUDAYA DAN GIZI” dengan tepat waktu. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dari penyajian laporan ini. oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca untuk laporan ini kami butuhkan untuk memperbaiki kekurangan kami. Kami
mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini selesai tepat pada
waktunya. Kami harap laporan ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan manfaat untuk
membangun wawasan dan pengikat ilmu pengetahuan bagi kita semua.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..........................
DAFTAR ISI…………………………………………………………………........................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………...............................
B. Identifikasi Masalah……………………………………………...…..........................
C. Tujuan......................……………………………………………….............................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpilan…………………………………………….................................................
B. Saran…………………………………………………..................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………............................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini “Hubungan Budaya dan Gizi”.
Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
C. TUJUAN
Tujuan penulis menulis makalah ini karena penulis merasa hal ini perlu
diperhatikan. Maka dari itu penulis menulis makalah ini dengan tujuan tak lain
adalah :
1. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitubuddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
1) Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat.
2) M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial,
ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan
sosial.
3) Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
4) Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5) William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh
para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua
masyarakat.
6) Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
2. Pengertian Komsumsi
Komsumsi adalah kegiatan manusia yang secara langsung menggunakan barang
dan jasa (baik mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa)
untuk memenuhi kebutuhan dan memperoleh kepuasan.
Berikut ini definisi-definisi komsumsi yang dikemukakan beberapa ahli:
a. Menurut drs. Hananto dan Sukarto T.J
Konsumsi adalah bagian dari penghasilan yang dipergunakan untuk membeli
barang-barang atau jasa-jasa guna memenuhi hidup.
b. Menurut Albert C Mayers
Konsumsi adalah penggunaan barang-barang dan jasa yang langsung dan terakhir
guna memenuhi kebutuhan hidup manusia
c. Menurut ilmu ekonomi
Konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kegunaan barang
maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan demi menjaga kelangsungan hidup.
C. Perubahan sosial dan kebudayaan berkaitan dengan pola konsumsi pangan dan
gizi penduduk
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap terhadap
makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak, dan produksi pangan. Dalam hal
sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahyul, tabu dalam
masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan menjadi rendah. Konsumsi
makanan yang rendah juga disebabkan oleh adanya penyakit, terutama penyakit
infeksi saluran pencernaan. Disamping itu jarak kelahiran anak yang terlalu dekat
dan jumlah anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat gizi dalam
keluarga. Konsumsi zat gizi keluarga yang rendah, juga dipengaruhi oleh produksi
pangan. Rendahnya produksi pangan disebabkan karena para petani masih
menggunakan teknologi yang bersifat tradisional.
Perubahan sosial dan kebudayaan berkaitan dengan pola konsumsi pangan dan gizi
penduduk
A. Kesimpulan
Setiap masyarakat memiliki persepsi yang berbeda mengenai benda yang
dikonsumsi. Perbedaan persepsi ini sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma
budaya yang berlaku di masyarakat.
Pola konsumsi pangan berupa variasi makanan, pola 4 sehat 5 sempurna, pola
menu seimbang, konsumsi energi dan protein sangat mempengaruhi status gizi
seseorang.
Perubahan sosial dan kebudayaan berkaitan dengan pola konsumsi pangan dan gizi
penduduk yaitu berupa perubahan produksi pangan, perubahan konsumsi pangan,
dan perubahan distribusi pangan.
Perubahan status gizi di Indonesia dapat terjadi karena adanya pengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan pola produksi,
konsumsi, dan distribusi pangan juga dapat mempengaruhi terjadinya perubahan
status gizi di Indonesia.
Pada era sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan, pola pangan masyarakat
masih dipengaruhi oleh persepsi yang berkembang di masyarakat. Setiap
masyarakat memiliki persepsi yang berbeda mengenai benda yang dikonsumsi.
Perbedaan persepsi ini sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang
berlaku di masyarakat.
Di era globalisasi dan semakin berkembangnya mobilitas membuat pola pangan
masyarakat menjadi berubah. Perubahan pola pangan tersebut dipengaruhi oleh
gaya hidup dan lingkungan sekitar. Semakin menjamurnya restoran, cafe, pizzahut,
KFC, dan tempat makan cepat saji lain membuat masyarakat semakin sering
mengonsumsi makanan cepat saji. Makanan cepat saji yang mengandung banyak
lemak dan kolesterol dapat memperburuk status gizi dan resiko terhadap penyakit
semakin tinggi.
Perubahan sosial dan kebudayaan yang berkembang di masyarakat tidak hanya
mengubah pola pangan tetapi juga dapat mengubah status gizi, resiko terhadap
penyakit, dan gaya hidup tidak sehat yang semakin merugikan.
Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat yang mengonsumsi, memproduksi, dan
mendistribusikan pangan harus pintar dalam menjaga asupan makanan yang masuk
ke dalam tubuh, menjaga status gizi dan melakukan gaya hidup sehat disertai
dengan aktifitas fisik secara teratur.
B. Saran
Semoga dapat makalah ini dapat bermanfaat bagi saya maupun orang lain yang
membaca serta yang menjadikan makalah ini sebagai referensi.
Kita ada diera modern, namun kita jangan sampai diperbudak oleh teknologi yang
semakin maju. Makan yang ita konsumsi juga harus kita pelajari yang mana sehat
dan bermanfaat bagi tubuh kita konsumsi.
Daftar Pustaka
Anonim.2012.Obesitas.http://www.susukolostrum.com/data-penyakit/gangguan- n
utrisi-danmetabolisme/obesitas.html.Di akses 28 Oktober 2012.
Anonim.2012.Pengaruh badan dan hormon.http://meetdoctor.com/article/pengaruh
-berat- badan-dan-hormon.Di akses 28 Oktober 2012.
Colby, S Diane. 1988. Ringkasan Biokimia Harper. EGC : Jakarta.
Harianto,Yudika. 2011. Oksidasi Asam Lemak.
Mulligan, K dkk.2009. The effects of recombinant human leptin on visceral fat,