DISUSUN OLEH :
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Contoh
Perilaku Budaya Yang Berhubungan Dengan Kesehatan”. Shalawat beriring salam juga tak lupa
penulis hanturkan keharibaan Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun perjalanan
kehidupan manusia menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis, oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat menghargai dan mengharapkan adanya saran-
saran dan masukan demi kesempurnaan untuk penulisan yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 Mayarakat.............................................................................................................................5
2.2 Kebudayaan..........................................................................................................................6
2.4 Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan
......................................................................................................................................................8
2.5 Aspek budaya yang mempengarubi status kesehatan dan perilaku kesehatan...........10
BAB III.........................................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan
semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh
semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007).
Berhasilnya pembangunan kesehatan diandai dengan lingkungan yang kondusif, perilaku
masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya
penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di seluruh wilayah
Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan.
Permasalahan-permasalahan kesehatan masih banyak terjadi. Beberapa ntaranya adalah: penyakit-
penyakit seperti DBD, flu Burung, dan sebagainya ya menyebar luas, kasus-kasus gizi buruk yang
semakin marak, prioritas kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran lingkungan yang semakin tinggi
sebenarnya individu yang menjadi faktor dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, merubah
pola hidup atas kebudayaan tentang kesehatan yang biasa kita lakukan dan mengikuti perubahan zaman.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuat makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas kuliah juga agar kita mengetahui
apa saja aspek aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mayarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta
alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia
memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh
hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli antara lain :
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi
atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara
ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang
merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.
5. Menurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh rasa
identitas bersama
6. Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang mempunyai
kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama
2.2 Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan. kepercavaan. kesenian. moral. hukum, adat istiadat. dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat sescorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara
lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
alat-alat teknologi
sistem ekonomi
keluarga
kekuasaan politik
Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang
mempunyai latar budaya yang beraneka ragam.lingkungan budaya tersebut sangat mepegaruhi tingkah
laku manusia yang memiliki budaya tersebut,ehingga dengan beranekaragam budaya,menimbulkan
variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk dalam perilaku
kesehatan.
Dengan masalah tersebut,maka petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dangan latar budaya yang beraneka ragam, perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat
yang dilayaninya,agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil
yang optimal, yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manusai adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri sehingga
membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat.dengan definisi tersebut,Ternyata pengertian
masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga untuk lebih konkretnya maka ada beberapa unsur
masyarakat,unsur masyarakat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu:
1. kesatuan sosial dan
2. pranata sosial.
Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dengan
kehidupan masyarakat.sedangkan yang dimaksud, pranata sosial adalah himpunan norma-norma dari
segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. norma-norma
tersebut memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat. Kebudayaan.
dalam pengertian yang terbatas,banyak orang yang memberikan definisi kebudayaan sebagai bangunan
yang indah,candi,tari-tarian,seni suara dan seni rupa.
Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang komlcks yang didalamnya
terkandung ilmu pengetahuan,kepercayaan dan kemampuan kesenian.moral hukam adat istiadat dan
kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.sedangkan
menurut Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan
manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang haus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya
tesusun dalam kehidupan masyarakat.
2.4 Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan
Selanjutnya dijelaskan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status
kesehatan.yang pertama yaitu:
1. umur
2. jenis kelamin
3. pekerjaan.
4. sosial ekonomi
Jika dilihat dari aspek umur,maka ada perbedaan golongan penyakit berdasarkan golongan umur.misalnya
dikalangan balita banyak yang menderita penyakit infeksi, sedangkanpada golongan dewasa atau usia
lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis.demikian juga dengan aspek golongan menurut jenis
kelamin,dikalangan wanita lebih banyak menderit kanker payudara,sedangkan pada pria,lebih banyak
menderita kanker prosat.begitu juga dengan jenis pekerjaan,dikalangan petani lebih banyak menderita
penyakit cacingan,karena aktifiasnya banyak dilakukan disawah,sedangkan pada buru tekstil lebih banyak
menderita penyakit salura pernafasan kaena banyak terpapar debu. keadaan sosial ekonomi juga
mempengaruhi pada pola penyakit,bahkan juga berpengaruh pada kematian, misalnya angka kematian
lebih tinggi pada golonga yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan status ekonominya tinggi.
demikian juga obesitas lenih ditemukan pada kalangan masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.
Menurut H Ray Elling (1970) ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku
kesehatan,antara lain :
1. self concept
2. image kelompok.G.M foster menambahkan,bahwa identifikasi individu kepada kelompoknya
juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.
G.pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku
kesehatan
Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara
makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan besar,dan lain-lain. Kebiasaan tersebut
terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat
mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.
Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus dirubah
budayanya
Bentuk perubahan sosial budaya:
1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat
2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya besar
3. Perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek disebut inovasi
Syarat inovasi:
1. Masyarakat merasa membutuhkan perubahan
2. Perubahan harus dipahami dan dikuasi masyarakat
3. Perubahan dapat diajarkan
4. Perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang
5. Perubahan tidak merusak prestise pribadi dan kelompok
Penyebab perubahan tidak meluas:
1. Pengguna perubahan baru mendapat suatu hukuman
2. Penemuan baru sulit diintegrasikan ke dalam pola kebudayaan yang ada
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosial,
setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi
kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan,
sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup.
Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber social, budaya
dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk, dan juga
hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Seperti dengan cara memperbaiki 4 aspek utama
kesehatan, yaitu genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
3.2 Saran
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlu peran aktif
semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat,
pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan masyarakat secara
terpadu dan berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan program
kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat
sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat
dan pada akhirnya memiliki selfbelonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab
bersama. Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan organisasi
Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting didalam mengembangkan
sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan
masyarakat semaksimal mungkin. Dengan partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang
berada di masyarakat seperti Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana Penggerak
Pedesaan dan organisasi lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta
Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication (Terjemahan Soejono Trimo), Bandung, Remaja
Karya
Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopk ins University,
Maryland, Mayfield Publishing Company
Kresno,sudarti,dkk.pencarian pertolongan pengobatan bagi anak balita dengan diare di Jakarta utara,
1996