Anda di halaman 1dari 12

BUDAYA KESEHATAN KELUARGA DI INDONESIA

Disusun Oleh :

1. Fikri Nurdafik ( E2214401023 )


2. Sita Noor Assyifa ( E2214401064 )
3. Rival Numan Hilal ( E2214401079 )

Kelas : 1C D3 Keperawatan
Mata Kuliah : Antropologi Kesehatan
Dosen Pengampu : Ibu Nina Pamela Sari M.Kep

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
DIPLOMA 3 KEPERAWATAN
Jl. Tamansari Km 2,5 Kota Tasikmalaya Telp./Fax: (0265) 2350982
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt.  atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Tasikmalaya, 23 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................................4

A. Lata Belakang...............................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................................5

A. Pengertian Budaya..............................................................................................................5
B. Unsur-Unsur Budaya..........................................................................................................5
C. Pengaruh budaya terhadap kesehatan keluarga..................................................................7
D. Perilaku Pengobatan Tradisional........................................................................................9
E. Sistem Kepercayaan yang berkembang Di Lingkungan..................................................10

BAB III.................................................................................................................................11

PENUTUP............................................................................................................................11

A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu memiliki budaya baik disadari maupun tidak disadari, budaya
merupakan struktur dari kehidupan. Menurut Potter (1993) budaya adalah nilai-nilai,
kepercayaan, sikap dan adat yang terbagi dalam satu kelompok dan berlanjut dari
generasi ke generasi berikutnya. Budaya akan dipakai oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan nyaman dari waktu ke waktu tanpa memikirkan
rasionalisasinya. Menurut Bendel di Indonesia terdapat pruralisme sistem
penyembuhan di mana berbagai cara pengobatan yang berbeda-beda hadir
berdampingan termasuk humoral medicine dan elemen magis. Indonesia merupakan
negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dimana tiap suku atau kelompok
masyarakat tersebut akan mempunyai norma, perilaku , adat istiadat yang berbeda-
beda termasuk dalam mencari penyembuhan yang terkait dengan perilaku budaya.
Menurut Bendel dalam masyarakat Indonesia terdapat kepercayaan tradisional pada
halhal gaib. Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah Jawa, yang merupakan suku
terbanyak, pada masyarakat suku Jawa mempunyai cara-cara tertentu dalam
penyembuhan, dan mempunyai persepsi tertentu tentang sehat-sakit terkait budaya
yang dianutnya. Menurut Markhamah , persepsi seseorang akan mempengaruhi
bagaimana seorang bersikap dan berperilaku.

B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apasajakah pengaruh budaya-budaya yang berkembang di
masyarakat Indonesia terhadap kesehatan, faktor-faktor nya,juga dampaknya pada
kesehatan keluarga di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya
Budaya adalah kata sederhana dengan pengertian kompleks yang mencakup
seluruh wilayah aktivitas manusia. Secara spesifik, budaya didefinisikan sebagai pola
kompleks dari makna, kepercayaan, dan tingkah laku bersama yang dipelajari dan
diperoleh oleh kelompok orang selama perjalanan sejarah. Budaya mencerminkan
keseluruhan dari tingkah laku manusia, termasuk nilai, sikap, dan cara-cara
berhubungan dan berkomunikasi satu dengan yang lain. Hal ini juga mencakup
konsep diri individu, alam semesta, waktu, dan ruang, termasuk juga kesehatan,
penyakit, dan kesakitan. Oleh karena kita semua memiliki beragam aspek kehidupan,
individu umumnya masuk ke dalam lebih dari satu kelompok budaya atau subkultur,
yang mengacu pada kelompok-kelompok terpisah dalam konteks kultural yang lebih
besar. Kelompok-kelompok budaya yang banyak ini dapat berasal dari agama,
pekerjaan, jenis kelamin, usia, penyakit, dan banyak faktor lain dari seseorang.
B. Unsur – Unsur Budaya
1. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut
caracara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan
dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan
masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam
memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau
masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan
macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan
fisik), yaitu: alat-alat produktif, senjata, wadah, alat-alat menyalakan api,
makanan, pakaian, tempat berlindung dan perumahan, alat-alat transportasi.
2. Sistem mata pencaharian hidup Perhatian
para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalahmasalah
mata pencaharian tradisional saja, di antaranya: berburu dan meramu, beternak,
bercocok tanam di ladang, menangkap ikan. Hal ini sering ditemukan di pedesaan.
Untuk penduduk yang berada di kota maka mata pencaharian akan lebih beragam
seperti berdagang, menjadi seorang karyawan di perusahan pemerintah atau
swasta, wiraswasta. 5 Semakin kompleksnya kebutuhan manusia, maka usaha

5
yang diperlukan untuk memenuhinya akan semakin meningkat juga, ini
berpengaruh terhadap waktu yang dibutuhkan dalam bekerja. Sebagai contoh bila
seseorang sakit atau anggota keluarga yang sakit ini akan berdampak dalam sistem
kerja yang padat, sehingga berpengaruh pada hubungan sosial dalam lingkup,
individu, keluarga, ataupun masyarakat.
3. Sistem kekerabatan dan organisasi
sosial Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. M. Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat
dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang
bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa
keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota
kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi,
kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa
macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar
seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat
umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti,
keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.Sementara itu, organisasi
sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai
sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai
makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
4. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan
(bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada
lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan
diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus
mudah membaurkan dirinya dengan sesama individu lainnya, dalam keluarga, dan
juga dalam masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi
menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah
sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan
integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan 6 fungsi bahasa secara khusus adalah
untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni

6
(sastra), mempelajari naskah-naskah kuno dan untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5. Kesenian Karya seni dari peradaban Mesir kuno.
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi
hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.
Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian
yang kompleks.
6. Sistem kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam
menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat
terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi
dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu
bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup
bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan
kepada penguasa alam semesta.
C. Pengaruh Budaya terhadap Kesehatan Keluarga
Kaitannya dengan permasalahan kesehatan, System ide dan budaya yang mereka
miliki akan berpengaruh terhadap perilaku yang berbeda-beda dalam menjaga suatu
kesehatan, serta memiliki cara-cara yang berbeda dalam menanggapi sakit dan
penyakit. Budaya bukanlah satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan seorang individu maupun masyarakat, terdapat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi seperti; gender, pendidikan, pengalaman, dan kondisi social maupun
ekonomi.
a. Konsep Sehat, dan Sakit
Kesehatan menurut World Health Organization (WHO) adalah “a state of
complete physical, mental, and social well being, and not merely the absence of
desease or infirmity”. Yang artinya: “suatu keadaan lengkap dan baik secara fisik,
mental, dan social, dan tidak semata-mata tidak hadirnya penyakit atau kelemahan
tubuh saja”.Definisi ini umumnya digunakan oleh lembaga kesehatan, namun
dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki tolok ukur sendiri melihat
kondisi seseorang apakah dia dianggap sehat atau sakit. Orang akan pergi mencari
pelayanan kesehatan ketika dia merasa dirinya sakit, namun dilain sisi terdapat
seseorang yang sudah menderita penyakit tetapi dia tidak mau mencari pelayanan

7
kesehatan karena merasa diriya baik-baik saja. Sebagai contoh, seorang karyawan
suatu perusahaan yang terkena flu, dia akan segera mencari layanan kesehatan
agar flunya sembuh dan tidak mengganggu aktivitas dia bekerja di kantornya,
namun bagi petani yang tinggal di desa, ketika ia terkena flu dia tidak segera
mencari solusi untuk mengobati flunya tersebut, karena petani ini menganggap flu
adalah suatu hal yang wajar mengenai seseorang jika sedang terjadi pergantian
musim, selagi si petani masih bisa bekerja dan pergi ke sawah maka dia merasa
dirinya dalam keadaan sehat. Persepsi seseorang mengenai kondisi kesehatannya
dipengaruhi oleh lingkungan social dan budayanya. Keadaan demikian juga
dipengaruhi instink, pengalaman, dan apa yang mereka pelajari dari anggota
masyarakat lingkungan sekitar mereka.
Sakit bagi masyarakat Jawa lebih terkait dengan permasalahan fungsional-
disfungsional dalam peran aktivitas social, selanjutnya Arnold Van Gennep
mengemukakan dimana terdapat ritus peralihan dalam kehidupan individu. Sakit
diare pada balita dalam masyarakat Jawa dianggap sebagai suatu pertanda akan
adanya perubahan dalam diri balita tersebut, seperti menambah ketrampilan (akal-
akal), ketrampilan berbicara, ketrampilan berlari (ngenteng-ngentengi), dll. Ada
beberapa jenis penyakit yang tidak dianggap sakit oleh masyarakat Jawa, seperti:
masuk angin, pilek/ umbelen (flu), sakit gigi, mumet, gudigen, yang kesemuanya
itu merupakan bagian dari dunia anak-anak yang dianggap wajar.
b. System Medis Sebagai Strategi Adaptasi Sosial-Budaya
Strategi adaptasi social budaya melahirkan system-sistem medis, tingkahlaku,
bentuk-bentuk kepercayaan yang berdasarkan budaya, yang timbul sebagai respon
terhadap ancaman-ancaman yang disebabkan oleh penyakit. Sifat adaptif dari
suatu system medis Nampak jelas dari definisi Dunn yang baru: “pola-pola dari
pranata-pranata social dan tradisi-tradisi budaya yang menyangkut perilaku yang
sengaja untuk meningkatkan kesehatan, meskipun hasil dari tingkahlaku tersebut
belum tentu menghasilkan kesehatan yang baik”.
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa system medis merupakan hasil dari
adanya gagasan yang melekat dalam diri masyarakat untuk merespon suatu
penyakit, mereka menggunakan berbagai cara untuk menghilangkan sebuah
penyakit yang diderita seseorang. Seperti dalam salah satu suku di Kalimantan
yang ketika salah satu anggota suku terkena suatu penyakit misalnya “stroke” dan
tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, maka keluarga dan warga sekitar akan

8
melakukan suatu upacara penyembuhan penyakit. Upacara ini dilakukan karena
mereka menganggap si pasien yang tidak bisa menggerakan anggota tubuhnya
(stroke) adalah karena ada sebagian jiwa dalam dirinya yang hilang, dan untuk
memanggil jiwa itu kembali kepada si pasien maka perlu dilakukan upacara
pemanggilan jiwa tersebut. Upacara ini melibatkan banyak orang dan banyak
sesaji, untuk memanggil jiwa yang hilang mereka akan melakukan tarian-tarian
khusus untuk memanggil roh-roh nenek moyang dan meminta restu. Sejatinya
meskipun secara medis modern upacara ini tidak menyembuhkan pasien secara
total, tetapi dalam suatu komunitas tersebut sudah menunjukan adanya solidaritas,
serta upacara yang dilakukan memberikan dampak bagi kondisi psikis si pasien,
setidaknya ia merasa lebih nyaman setelah diadakan upacara penyembuhan
penyakitnya.
Secara singkat, system medis adalah mencakup semua kepercayaan tentang usaha
meningkatkan kesehatan, dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun
ketrampilan anggota-anggota kelompok yang mendukung system tersebut. Kita
semua dapat melihat bagaimana suatu masyarakat menciptakan suatu strategi
untuk menghadapi penyakit. Dalam usahanya untuk menanggulangi penyakit,
manusia mengembangkan suatu kompleks yang luas dari pengetahuan,
kepercayaan, teknik, adat-istiadat, ideology dan lambing-lambang yang saling
berkaitan dan membentuk suatu system yang saling menguatkan dan saling
membantu. Kompleks yang luas tersebut dan hal-hal yang lain membentuk suatu
system medis.
D. Perilaku Pengobatan Tradisional
Masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki perilaku pencarian pengobatan
melalui layanan-layanan tradisional pada masyarakat yang ada di daerah perdesaan
yang masih menjaga dan melestarikan nilainilai kultural yang mereka terima dari
generasi sebelumnya. Dari fenomena kultural tersebut dapat dipahami bahwa sistem
pengobatan tradisional atau etnomedisin hingga saat ini masih tetap eksis dan
berkembang di tengah-tengah masyarakat pendukungnya. Sistem etnomedisin
memiliki posisi yang khusus dalam masyarakat, yakni sebagai local wisdom yang
diwariskan secara turun-temurun dari leluhurnya. Selain itu, sistem pengobatan
tradisional juga, secara fungsional, masih diperlukan oleh masyarakat, terutama dalam
menjaga dan memelihara kesehatan, serta menjaga stamina dan kebugaran tubuh. Hal

9
ini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam melestarikan budaya
daerah.
E. Sistem Kepercayaan yang berkembang di lingkungan sekitar
Dalam banyak masyarakat, kepercayaan terhadap mitos dan berbagai tabu masih
tampak menggejala. Hal ini wajar karena hampir semua suku bangsa mengenal apa
yang di sebut mitologi. Namun anehnya, mengenai kebenaran tentang suatu mitologi
(baca: mitos) itu sampai kini masih sulit di buktikan kebenarannya. Kendatipun mitos
itu sulit dibuktikan kebenarannya namun hingga kini nasih banyak anggota
masyarakat tetap memiliki keyakinan yang sangat kuat akan kebenarannya itu,
terlebih dalam masyarakat tradisional. Oleh karenanya wajarlah bila dalam
masyarakat yang demikian itu masih tumbuh subur mitos dan tabu dalam berbagai
praktek kehidupan. Haruslah diakui bahwa mitos dan tabu itu tidak hanya ada dalam
kultur masyarakat tradisional (pedesaan) saja, kenyataan menunjukan masih banyak
orang yang mengaku dirinya modern dan berpendidikan masih juga menyakini akan
adanya kebenaran dari suatu mitos.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di Indonesia kegiatan yang berkembang masih sangat kental dengan budaya-budaya
leluhur yang di turun kan secara turun menurun dari tradisi di tiap-tiap daerah yang
berbeda. Banyak dari keluarga di Indonesia yang masih menganut system
kepercayaan dari leluhur juga masih mengandalkan pengobatan atau obat-obat
tradisional yang mereka percaya untuk kelangsungan kesehatannya. Namun di daerah-
daerah kota yang sudah maju pun sudah mengandalkan layanan-layanan kesehatan
yang sudah modern namun terlepas dari itu mereka pun masih ada beberapa yang
menpercayai ke pengobatan atau obat-obat tradisional. Jadi budaya kesehatan yang
berkembang di ruang lingkup keluarga Indonesia tidak bisa jauh dari hal-hal yang
berbau tradisional di setiap daerah yang berbeda apalagi untuk di beberapa suku
tertentu yang mana memiliki kepercayaan adat yang kuat.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk dapat mengetahui lebih banyak
lagi informasi tentang kesehatan yang berkembang di lingkup keluarga yang ada di
Indonesia, kami juga para penulis mengharapkan kritik dan juga saran dari para
pembaca juga dosen untuk agar bisa membantu kami lebih berkembang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amisim Anius, K. A. (2020). PERSEPSI SAKIT DAN SISTEM PENGOBATAN TRADISIONAL. Jurnal Holistik,
1-18.

Joyomartono. (2015, NOVEMBER 17). SOSIOLOGI & ANTROPOLOGI. Retrieved from blog.unnes.ac.id:
https://blog.unnes.ac.id/anisaauliaazmi/2015/11/12/hubungan-kebudayaan-dengan-
kesehatan-dan-pengobatan-penyakit/

Kartikowati Sri, H. A. (2014). SISTEM KEPERCAYAAN DI KALANGAN MASYARAKAT MELAYU. Jurnal


PARALLELA, 89-167.

Effendy, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktik Dalam Keperawatan.
Jakarta. Salemba Medika

12

Anda mungkin juga menyukai