Disusun Oleh :
Kelompok 8
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Budaya dalam Praktik Kebidanan” pada mata kuliah Praktik Profesional Bidan.
Makalah ini merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan
pembelajaran mata kuliah Praktik Profesional Bidan. Kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Demikian makalah ini kami selesaikan untuk memperdalam pengetahuan dan
menyelesaikan tugas dalam mata kuliah tersebut. Kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.5 Praktik Budaya Perawatan dalam kehamilan, Persalinan, dan Nifas pada
Kepercayaan ........................................................................................ 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku, ras, agama, dan
antar golongan. Dengan begitu Indonesia pun kaya akan budaya. Kebudayaan di
Indonesia ada kebudayaan material dan non-material. Budaya material adalah
hasil kebudayaan fisik yang diciptakan oleh manusia, misalnya senjata, rumah
adat, alat transportasi, dsb. Budaya non-material adalah kebudayaan yang berupa
ide atau gagasan yang berbentuk abstrak dan tidak berwujud fisik, misalnya nilai
dan kepercayaan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui Budaya atau tradisi dalam kebidanan
2. Mengetahui Konsep manusia dan konsep sosial budaya
3. Mengetahui faktor yang berhubungan dengan tradisi masyarakat dalam
menghadapi kehamilan dan persalinan
4. Mengetahui faktor sosial budaya, kesetaraan gender dan KDRT
5. Mengetahui praktik budaya perawatan dalam kehamilan, Persalinan, dan
Nifas pada kepercayaan
6. Mengetahui pendekatan sosial budaya dalam mengatur strategi pelayanan
kesehatan dana kebidanan di komunitas
7. Mengetahui tradisi kepercayaan masyarakat
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengerti,
memahami serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
kebudayaan masyarakat yang berkaitan dengan kebidanan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
2.2 Konsep Manusia dan Konsep Sosial Budaya
4
3. Manusia sebagai makhluk holistik
2. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang
berbeda pula. Misalnya dikalangan wanita lebih banyak menderita
kanker payudara, sedangkan laki-laki banyak menderita kanker prostat.
5
3. Pekerjaan
4. Sosial Ekonomi
5. Pengaruh tradisi
Ada beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat berpengaruh
negatif terhadap kesehatan masyarakat.
6. Sikap fatalistis
7. Sikap ethnosentris
6
8. Pengaruh norma
9. Pengaruh nilai
7
2.4 Faktor Sosial, Budaya, Kesetaraan Gender dan KDRT
2.5 Praktik Budaya Perawatan dalam kehamilan, Persalinan, dan Nifas pada
Kepercayaan
8
ketahui. Hal ini merupakan dukungan psikologis, fisik, dan sosial yang
luar biasa dan diwariskan secara turun temurun. Didalamnya juga
terkandung nilai-nilai spiritual yang disesuaikan dengan agama masing-
masing. Upacara adat bagi ibu hamil juga akan memberi rasa percaya diri,
menguatkan ibu dalam masa transisi perubahan peran menjadi seorang ibu,
mengubah cara pandang ibu terhadap perubahan tubuh selama kehamilan,
meningkatkan rasa aman dan perasaan dihargai.
Orang Jawa adalah salah satu contoh dari masyarakat yang sering
menitikberatkan perhatian pada aspek krisis kehidupan dari peristiwa
kehamilan, sehingga di dalam adat-istiadat yang cukup rinci untuk
menyambut kelahiran bayi. Biasanya upcara dimulai sejak usia ketujuh
bulan kandungan ibu sampai pada saat kelahirannya, walaupun ada pula
sebagian kecil masyarakat yang telah melakukannya sejak janin di
kandungan ibu berusia 3 bulan. Upacara-upacara adat Jawa bertujuan
mengupayakan keselamatan bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi
hingga saat kelahirannya itu upacara mitoni, procotan, dan brokohan.
Selain di Jawa setiap daerah juga memiliki kebudayaan yang
berbeda-beda di kalangan masyarakat terhadap kesehatan ibu. Berikut
budaya yang ada di beberapa daerah terhadap kesehatan ibu hamil:
a) Jawa Tengah
Bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit
persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan
perdarahan banyak.
b) Jawa Barat
Ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus
mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecildan mudah
dilahirkan.
c) Masyarakat Betawi
Berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang, dan kepiting
karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.
9
B. Kebudayaan yang Dianut oleh Masyarakat Indonesia pada Proses
Persalinan
Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia kita bisa melihat
konsepsi budaya yang terwujud dalam perilaku berkaitan dengan
kebudayaan ibu bersalin yang berbeda, dengan konsepsi kesehatan
modern. Beberapa hal yang dilakukan oleh masyarakat pada ibu bersalin:
1) Meminum rendaman air rumput Fatimah akan merangsang mulas.
Memang, rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu hamil, tapi
apa kandungannya belum diteliti secara medis. Rumput Fatimah atau
biasa disebut Labisia pumila ini, berdasarkan kajian obat-obatan
tradisional di Sabah, Malaysia padatahun 1988, dikatakan
mengandung hormone oksitosin yang dapat membantu menimbulkan
kontraksi. Tetapi apa kandungan dan seberapa takarannya belum
diteliti secara medis.
2) Makan duren, tape, dan nanas bisa membahayakan persalinan ini
benar karena bisa mengakibatkan perdarahan atau keguguran. Duren
mengandung alcohol yang menimbulkan rasa panas ketubuh. Begitu
juga tape serta aneka masakan yang menggunakan arak, sebaiknya
dihindari. Buah nanas juga karena mengakibatkan keguguran.
3) Minum minyak kelapa memudahkan persalinan. Namun dalam dunia
kedokteran, minyak tak ada gunanya sama sekali dalam melancarkan
persalinan. Mungkin secara psikologis, ibu hamil meyakini, dengan
meminum dua sendok minyak kelapa dapat memperlancar
persalinannya. Jika itu demi ketenangan psikologisnya, maka itu
diperbolehkan karena minyak kelapa bukan racun.
10
tumpeng tidih ataupun ditekuk. Selain agar jahitan akibat robekan di
vagina tak melebar kemana-mana, juga dimaksudkan supaya aliran
darah lancar alias tak terhambat. Secara medis, posisi kaki yang lurus
memang lebih menguntungkan karena membuat aliran darah menjadi
lancar. Sedangkan mobilisasi secara umum, pada dasarnya boleh dan
malah harus dilakukan. Makin cepat dilakukan kian menguntungkan
pula. Dengan catatan, kondisisi ibu dalam keadaan baik, semisal tak
mengalami perdarahan atau kelainan apapun saat melahirkan.
2) Tidak boleh tidur siang
Menurut Chairul sjah, tidur berkepanjangan memang mengundang
proses recovery yang lebih lambat. “Makin lama berbaring makin
besar pula peluang terjadi tromboemboli atau pengendapan elemen-
elemengaram.” Lalu bila si ibu bangun/berdiri mendadak, endapan
elemen tersebut dikhawatirkan lepas dari pelekatannya di dinding
pembuluh darah. Padahal akibatnya bisa fatal. Endapan-endapan tadi
bisa masuk kedalam pembuluh darah lalu ikut aliran darah ke jantung,
otak, dan organ-organ penting yang lain yang akan memunculkan
stroke
3) Tidak boleh bepergian
Larangan ini bertujuan supaya ibu tidak terlalu letih beraktivitas. Bila
ibu terlalu letih maka ASI-nya akan berkurang. Hal ini akan
mempengaruhi tumbuh kembang bayi karena biasanya seumur ini
sedang kuat-kuatnya menyusu.
11
Tujuan pendekatan edukatif adalah :
1) Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat
2) Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat memecahkan
masalahnya sendiri secara swadaya dan gotong royong.
12
Terdiri dari 3 jenis pendekatan :
1) Specifict Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan
masalah melalui proposal program kepada instansi yang
berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus DBD
2) General Content Objektive Approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya
dalam bidang kesehatan dalam wadah tertentu.
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.
3) Process Objective Approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang
dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian
dikembangkan sendiri sesuai kemampuan. Contoh : kader
Menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada
di masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah
sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan
kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai lingkungan
fisiknya.
13
C. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah bagian dari paradigma
pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang
prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual
(sumber daya manusia), aspek material dan fisik, sampai kepada aspek
manajerial.
14
Dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat
berperan aktif untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan
melakukan penyuluhan kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan
tradisional tersebut. Misalnya dengan Kesenian wayang kulit melalui
pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal
pertunjukan dan pada akhir pertunjukan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
Daftar Pustaka
https://www.studiobelajar.com/kebudayaan/
http://repository.unimus.ac.id
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/aunea282ad76dfull.pdf
https://voi.co.id/kebudayaan-adalah/
http://www.ibi.or.id/media/PMK%20No.%2028%20ttg%20Izin%20dan%20Penyelen
ggaraan%20Praktik%20Bidan.pdf
http://rohanihasanuddin.blogspot.com/2016/06/budaya-dalam-praktik-
kebidanan.html#:~:text=Aspek%20budaya%20dalam%20praktik%20kebidanan,-
Perilaku%20kesehatan%20merupakan&text=Adalah%20tradisi%2D%20tradisi%20y
ang%20diberlakukan,jawa%20dengan%20tradisi%20nasi%20pisang
Mara ipah. (2016). Praktik budaya perawatan dalam kehamilan persalinan dan nifas
pada etnik baduy Dalam. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan
Nelli sari. (2014). Hubungan faktor sosial budaya dengan persalinan oleh dukun bayi
Di Desa Negeri Agung Kecamatan Talang Padang, Tanggamus. Jurnal Kesehatan
Metro Sai Wawai Volume VII No.2 Edisi Desember 2014, ISSN: 19779-469X
Walyani. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Kemenkes RI
17