BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami teori tentang Kejang
Demam dan mampu dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny..L
dengan Abortus Insipiens di Ruang Bersalin RSUD Langsa.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data
2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
3. Mengidentifikasi masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera.
5. Merumuskan suatu rencana tindakan yang komprehensif.
6. Melakukan tindakan menurut rencana.
7. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan.
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan dengan adanya Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny.L dengan
Abortus Insipiens, mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
diberikan saat melakukan pendidikan selama dalam perkuliahan. Serta dapat
melakukan keterampilan dasar praktik dilapangan..
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (FKUI Kapita Selekta Kedokteran
1,260).
Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu
beratnya terletak antara 400 – 1.000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu (Eastman)
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dimana proses
plasentasi belum selesai. (Holmer) (Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 209)
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia
luar (Obstetri Patologi, Hal : 7)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, hal : 145).
B. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
1. Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini
adalah
a. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol.
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi
menahun
4
C. Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara
dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai
14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar
dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak
jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta,
fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
D. Manisfestasi Klinis
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,
suhu badan normal atau meningkat.
3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium/tidak bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dario ostium.
5
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan
adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah
abortus
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.
F. Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas 2 bagian :
1. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
2. Abortus Provakotus (induced abortion)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun
alat-alat. Abortus ini lalu dibagi lagi menjadi :
a. Abortus medisinalis (abortus theraupetica)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis),
biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.
G. Jenis-Jenis Abortus
1. Abortus iminens, perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20
minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat.
2. Abortus insipiens, bila perdarahan diikuuti dengan dilatasi serviks.
6
3. Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus.
Bila abortus inkomplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa
4. Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus
5. Missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu.
6. Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan dimana penderita
mengalami keguguran berturu-turut 3 kali atau lebih
7. Abortus infeksiosus dan abortus septik :
Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital.
Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum, hal ini sering
ditemukan pada abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang
kriminalis tanpa memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Bahkan
pada keadaan tertentu dapat terjadi perforasi rahim.
H. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi
lebih sering dan kuat perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat
dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan
kerokan.
I. Tanda Dan Gejala Abortus Insipiens
1. Perdarahan lebih banyak
2. Perut mules (sakit) lebih hebat dikarenakan kontraksi rahim kuat
3. Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka
dan jaringan/ hasil konsepsi dapat diraba.
4. Serviks terbuka
J. Komplikasi
1. Anemi oleh karena perdarahan
2. Perforasi karena tindakan kuret
3. Infeksi
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. L DENGAN ABORTUS
INSIPIENS DI RUANG BERSALIN RSUD LANGSA
A. IDENTITAS/BIODATA
8. Riwayat social
Perkawinan : kawin
Status perkawinan : kawin : sah
o Kawin I : Umur : 19 tahun, dengan Suami umur : 24 tahun
Lamanya : tahun Anak : - orang
o Kawin II : -
o Kehamilan ini :Direncanakan dan diterima
o Rencana pengasuhan anak : Sendiri dan bersama orang tua
o Perasaan tentang kehamilan ini : senang dan bahagia
3. Muka
Oedema : tidak ada
Conjungtiva : tidak anemik
Sclera mata : tidak ikterik
12
4. Dada
Simetris : ada
Mamae : membesar
Benjolan : belum ada
Striae : tidak ada
Areola : menghitam
Putting susu : belum menonjol
6. Ekstremitas
Oedema tangan dan jari : tidak ada
Oedema tibia, kaki : tidak ada
Betis merah / lembek / keras : tidak ada
Varices tungkai : tidak ada
Reflex patella kanan : ada
Kiri : ada
7. Abdomen
Bekas luka : tidak ada
Pembesaran perut : sesuai dengan usia kehamilan
Bentuk perut :
Oedema : tidak ada
Acites : tidak ada
Pemeriksaan Kebidanan
Palpasi
o Uterus : 3 jari diatas simfisis
o Tinggi fundus uteri : cm
o Letak :-
o Presentasi :-
o Punggung :-
13
o TBBJ : gr
o Posisi janin :-
o Kontraksi :-
o Frekwensi :- x/10 menit
o Kekuatan :-
o Palpasi supra pubik kandung kemih : -
Auskultasi
DJJ :- x/menit Tempat :
Frekuensi : -
8. Genitalia
Inspeksi
Vulva dan Vagina
- Varices : tidak ada
- Luka : tidak ada
- Kemerahan : tidak ada
- Nyeri : tidak ada
Perineum
- Bekas luka/luka perut : tidak ada
- Lain-lain : tidak ada
- Bila ada : tidak ada
9. Pemeriksaan Lab
HB : 13,0 gr%
Haematocryt : 40,0 %
Leucocyte : 17.000
Thrombocyte : 258.000
Golda :B
14
S : Ny. L datang ke ruang bersalin RSUD Langsa pada tanggal 08 juni 2015
pukul 02.15 wib dengan keluhan mengeluarkan darah segar serta bergumpal
dari kemaluannya, perutnya terasa mules dan ibu merasa lemah serta cemas.
P : Perencanaan :
Tanggal : 09 juni 2015
Pukul : 03.00 WIB
1. Observasi keadaan umum ibu
2. Jelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat ini
3. Pasang infuse
4. Anjurkan ibu unuk bedrest total
5. Beritahu keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
6. Anjurkan ibu untuk berpuasa sebelum dilakukan tindakan kuretase
7. Persiapkan peralatan curet
8. Berikan dukungan mental kepada ibu
9. Anjurkan ibu untuk mengganti duk/pembalut jika sudah penuh serta
menjaga kebersihan diri
10. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1minggu lagi
Pelaksanaan :
Tanggal : 09 juni 2015
Pukul : 03.10 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum ibu, yaitu :
K/U : lemah
TD : 110/70 mmhg Denyut nadi : 78 x/menit
RR : 22 x/menit Suhu : 36,8 0C
2. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat ini bahwa
kehamilanya sudah tidak dapat dipertahankan, perdarahan dan nyeri
perut yang timbul disebabkan karena adanya darah yang tertinggal
dirahim.
3. Memasang infuse dengan cairan Ringer Laktat 20 tetes/menit agar ibu
tidak kekurangan cairan.
4. Menganjurkan ibu untuk bedrest total agar ibu tidak mudah lelah dan
menjaga kestabilan keadaan fisik ibu.
5. Memberitahu keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
tujuannya untuk mengeluarkan sisa perdarahan, karena ibu mengalami
16
Evaluasi :
Tanggal : 10 juni 2015
Pukul : 07.30 WIB
1. Keadaan umum ibu baik, dengan pemeriksaan TTV :
K/u ibu : baik
TD : 110/70 mmHg R : 22 x/m
Suhu : 36,80C P : 76 x/m
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus diatas maka dapat simpulkan bahwa kasus yang terjadi
pada Ny. L adalah Ny.L mengalami abortus insipens dengan tanda-tanda Ny.L
mengalami nyeri pada perutnya, keluar darah segar dan menggumpal dari
kemaluannya dan serviks yang terbuka.
Asuhan yang diberikan pada Ny.L adalah memeriksa keadaan ibu seperti
memeriksa tanda-tanda vital, memasang infuse dengan cairan Ringer Laktat 20
tetes/menit, menganjurkan ibu untuk bedrest total agar ibu tidak mudah lelah dan
menjaga kestabilan keadaan fisik ibu, memberitahu keluarga untuk dilakukan
tindakan kuretase pada ibu yang tujuannya untuk mengeluarkan sisa perdarahan,
karena ibu mengalami abortus insipien dan kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan
lagi sehingga untuk mengeluarkan sisa jaringan tersebut harus dilakukan tindakan
kuretase, memberikan dukungan mental kepada ibu.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam memberi
pelayanan dan melakukan asuhan pada klien dengan abortus insipiens.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan lebih kompeten dalam memberi pelayanan sesuai dengan
prosedur dan harapan klien.
3. Bagi Pasien
Diharapkan/hendaknya melaksanakan dan menyetujui anjuran yang
diberikan oleh tenaga kesehatan agar abortus insipiens dapat segera teratasi dan
kondisi klien segera membaik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arif Manjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek
Setiowulan, Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI, Media
Aesculapius, Jakarta : 2002
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
http://villavava.blogspot.com/2014/07/asuhan-kebidanan_10.html