Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat – akibat tertentu)


pada/sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu/buah kehamilan belum mampu
untuk hidup di luar kandungan.
Abortus insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium
sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan itu tidak dapat dipertahankan lagi.
(Prof.Dr.Rustam M.MPH Sinopsis Obstetri 1)
Diperkirakan frekwensi keguguran spontan berkisar 10 – 15%. Namun
demikian, frekuensi keguguran yang pasti sulit / sukar ditentukan. Hal itu disebabkan
sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan sehingga wanita
tidak datang ke dokter / RS.
Pada kasus ini hendaknya penolong dapat memberikan pertolongan yang
tepat dan optimal, sehingga penderita tidak sampai mengalami komplikasi sehingga
dapat mengurangi terjadinya angka kematian ibu. Pada kasus abortus insipiens ini,
janin sudah tidak dapat diselamatkan maka jaringan fetus yang keluar harus benar –
benar bersih dalam rahimnya agar tidak menimbulkan komplikasi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan


dalam laporan pendahuluan ini yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada
Ny. L dengan Abortus Insipiens di Ruang Bersalin RSUD Langsa ?”.
2

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami teori tentang Kejang
Demam dan mampu dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny..L
dengan Abortus Insipiens di Ruang Bersalin RSUD Langsa.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data
2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
3. Mengidentifikasi masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera.
5. Merumuskan suatu rencana tindakan yang komprehensif.
6. Melakukan tindakan menurut rencana.
7. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan.

D. Manfaat Penulisan

Diharapkan dengan adanya Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny.L dengan
Abortus Insipiens, mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
diberikan saat melakukan pendidikan selama dalam perkuliahan. Serta dapat
melakukan keterampilan dasar praktik dilapangan..
3

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (FKUI Kapita Selekta Kedokteran
1,260).
Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu
beratnya terletak antara 400 – 1.000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu (Eastman)
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dimana proses
plasentasi belum selesai. (Holmer) (Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 209)
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia
luar (Obstetri Patologi, Hal : 7)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, hal : 145).

B. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
1. Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada
kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini
adalah
a. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol.
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi
menahun
4

3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan


toksoplasmosis
4. Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada
trimester kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

C. Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara
dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai
14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14
minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar
dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak
jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta,
fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

D. Manisfestasi Klinis
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,
suhu badan normal atau meningkat.
3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium/tidak bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dario ostium.
5

c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan
adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah
abortus
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.

F. Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas 2 bagian :
1. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
2. Abortus Provakotus (induced abortion)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun
alat-alat. Abortus ini lalu dibagi lagi menjadi :
a. Abortus medisinalis (abortus theraupetica)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis),
biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.

G. Jenis-Jenis Abortus
1. Abortus iminens, perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20
minggu, tanpa ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat.
2. Abortus insipiens, bila perdarahan diikuuti dengan dilatasi serviks.
6

3. Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus.
Bila abortus inkomplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa
4. Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus
5. Missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu.
6. Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan dimana penderita
mengalami keguguran berturu-turut 3 kali atau lebih
7. Abortus infeksiosus dan abortus septik :
Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital.
Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum, hal ini sering
ditemukan pada abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang
kriminalis tanpa memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Bahkan
pada keadaan tertentu dapat terjadi perforasi rahim.

H. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi
lebih sering dan kuat perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat
dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan
kerokan.
I. Tanda Dan Gejala Abortus Insipiens
1. Perdarahan lebih banyak
2. Perut mules (sakit) lebih hebat dikarenakan kontraksi rahim kuat
3. Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka
dan jaringan/ hasil konsepsi dapat diraba.
4. Serviks terbuka

J. Komplikasi
1. Anemi oleh karena perdarahan
2. Perforasi karena tindakan kuret
3. Infeksi
7

4. Syok pendaran atau syok endoseptik


Resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dengan NACL atau RL
disusul dengan transfusi darah

K. Penanganan Pada Abortus Insipiens


1. Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi
Bila usia gestasi ≤ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi
Vakum Manual (AVM) setelah bagian – bagian janin dikeluarkan.
Bila usia gestasi ≥ 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan
kuretase (D & K)
2. Bila Prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi lebih
besar dari 16 minggu, lakukan tindakan pendahuluan dengan :
a. Infus Oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai dengan 8 tetes /
menit yang dapat dinaikkan dengan hingga 40 tetes / menit, sesuai dengan
kondisi kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
b. Ergometrin 0,2 mg IM yang di ulangi 15 menit kemudian.
c. Misoprostol 400 mg per oral dan apabila masih diperlukan, dapat diulangi
dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.
3. Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM
atau D & K (hati – hati resiko perforasi).
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
8

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. L DENGAN ABORTUS
INSIPIENS DI RUANG BERSALIN RSUD LANGSA

A. IDENTITAS/BIODATA

Nama klien : Lestari Nama Suami : Andi


Umur : 19 tahun Umur : 24 tahun
Suku/bangsa : jawa/indo Suku/bangsa : jawa/indo
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMS
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : sungai raya Alamat : sungai raya

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal : 8 juni 2015 pukul : 02.15 WIB
1. Alasan kunjungan ini : os datang dengan perdarahan pervaginam sejak sabtu
sore (2 hari yang lalu)
2. Keluhan utama : perdarahan pervaginam
3. Riwayat menstruasi
 Menarche : Umur 12 Tahun
 Siklus : 28 hari hari
 Banyaknya : 4 kali ganti duk
 Dismenorrhe : ada
 Teratur/tidak teratur : teratur
 Lamanya : 7 hari
 Konsentrasi darah : cair
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : G : 1 P : 0 A:0
 Pernah keguguran : Tidak
 Pernah dikuret : Tidak
 Keguguran terakhir : Tidak ada
9

 Jarak antara kehamilan : Tidak ada


 Pernah imunisasi TT : Belum

 Komplikasi pada waktu hamil : Tidak ada


 Persalinan yang lalu dibantu oleh : Belum pernah melahirkan
 Tempat persalinan : Tidak ada
 komplikasi persalinan pada waktu yang lalu : Tidak ada

5. Riwayat kehamilan ini


 HPHT : 04-03-2015
 TTP : 11-12-2015
 Keluhan-keluhan pada Trimester I : mual, muntah
Trimester II : -
Trimester III : -
 Imunisasi TT : -
 Kontrasepsi yang digunakan :-
 Pergerakan anak pertama kali :-
 Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak 24 jam terakhir : -
kali
< 10 x 10 x-20 x > 20 x
 Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, denagn frekuensi
< 15” > 15”
 Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)
o Rasa lelah : ada
o Mual dan muntah yang lama : tidak ada
o Nyeri perut : ada
o Panas, menggigil : tidak ada
o Sakit kepala berat/terus-menerus : tidak ada
o Penglihatan kabur : tidak ada
o Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada
o Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya : tidak ada
10

o Pengeluaran cairan pervaginam : ada


o Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada
o Oedema : tidak ada
 Diet makan
Makanan sehari-hari sehari
Perubahan makan yang dialami (termasuk ngidam, nafsu makan dan
lain-lain) : Sama seperti sebelum hamil.
 Pola eliminasi : BAB : 1 x/hari, BAK : 6 x/hari
 Aktivitas sehari-hari :
Pola istirahat dan tidur : 2 jam pada siang hari, 8 jam pada malam
hari
Pekerjaan :
 Imunisasi TT 1 pada tanggal : - TT 2 tanggal : -
 Kontrasepsi yang pernah digunakan : -

6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita


 Jantung : tidak ada
 Ginjal : tidak ada
 Asma/ TBC Paru : tidak ada
 Hepatitis : tidak ada
 D.M : tidak ada
 Hipertensi : tidak ada
 Epilepsy : tidak ada
 HIV/AIDS : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada

7. Riwayat penyakit keluarga


 Jantung : tidak ada
 Hipertensi : tidak ada
 D.M : tidak ada
 Asma : tidak ada
11

 Lain-lain : tidak ada

8. Riwayat social
 Perkawinan : kawin
 Status perkawinan : kawin : sah
o Kawin I : Umur : 19 tahun, dengan Suami umur : 24 tahun
Lamanya : tahun Anak : - orang
o Kawin II : -
o Kehamilan ini :Direncanakan dan diterima
o Rencana pengasuhan anak : Sendiri dan bersama orang tua
o Perasaan tentang kehamilan ini : senang dan bahagia

C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBJEKTIF )


1. Status emosional : baik
2. Tanda vital
 Tekanan darah : 100/70 mmHg
 Denyut nadi : 78 x/menit
 Pernafasan : 22 x/menit
 Suhu : 36,8 0
c
 BB : 55 kg
 Lila : 24 cm
 TB : 153 cm
 BB sebelum hamil : 52 kg

3. Muka
 Oedema : tidak ada
 Conjungtiva : tidak anemik
 Sclera mata : tidak ikterik
12

4. Dada
 Simetris : ada
 Mamae : membesar
 Benjolan : belum ada
 Striae : tidak ada
 Areola : menghitam
 Putting susu : belum menonjol

5. Pinggang ( periksa ketuk : costro-vertrebrata-angel tenderness )


 Nyeri : tidak ada

6. Ekstremitas
 Oedema tangan dan jari : tidak ada
 Oedema tibia, kaki : tidak ada
 Betis merah / lembek / keras : tidak ada
 Varices tungkai : tidak ada
 Reflex patella kanan : ada
Kiri : ada
7. Abdomen
 Bekas luka : tidak ada
 Pembesaran perut : sesuai dengan usia kehamilan
 Bentuk perut :
 Oedema : tidak ada
 Acites : tidak ada
Pemeriksaan Kebidanan
 Palpasi
o Uterus : 3 jari diatas simfisis
o Tinggi fundus uteri : cm
o Letak :-
o Presentasi :-
o Punggung :-
13

o TBBJ : gr
o Posisi janin :-
o Kontraksi :-
o Frekwensi :- x/10 menit
o Kekuatan :-
o Palpasi supra pubik kandung kemih : -
 Auskultasi
DJJ :- x/menit Tempat :
Frekuensi : -

8. Genitalia
Inspeksi
 Vulva dan Vagina
- Varices : tidak ada
- Luka : tidak ada
- Kemerahan : tidak ada
- Nyeri : tidak ada

 Perineum
- Bekas luka/luka perut : tidak ada
- Lain-lain : tidak ada
- Bila ada : tidak ada

9. Pemeriksaan Lab
HB : 13,0 gr%
Haematocryt : 40,0 %
Leucocyte : 17.000
Thrombocyte : 258.000
Golda :B
14

CATATAN PENDOKUMENTASIAN SOAP

S : Ny. L datang ke ruang bersalin RSUD Langsa pada tanggal 08 juni 2015
pukul 02.15 wib dengan keluhan mengeluarkan darah segar serta bergumpal
dari kemaluannya, perutnya terasa mules dan ibu merasa lemah serta cemas.

O : Pemeriksan fisik (Data Objektif)


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
TD : 100/70 mmhg Denyut nadi : 78 x/menit
RR : 22 x/menit Suhu : 36,8 0C
Lila : 24 Cm TB : 152 Cm
BB : 55 Kg BB Sebelum hamil : 52 Kg
Pemeriksaan Leopold
Leopold I : TFU 3 jari diatas simfisis
Leopold II : Belum teraba
Leopold III : Belum teraba
Leopold IV : Belum teraba

A : Diagnosa : Ny. L G1P0A0 dengan usia kehamilan 13 minggu 4 hari dengan


abortus insipiens
Data dasar : 1. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan belum
pernah keguguran
2. HPHT : 04-03-2015
3. Teraba ballottement, DJJ belum terdengar
4. USG (+) : Sisa hasil konsepsi masih ada di dalam uterus
Masalah : Perdarahan pervaginam
Kebutuhan : 1. Pemasangan infuse
2. Perbaikan kondisi ibu yang cemas
3. Persiapan pengeluaran sisa hasil konsepsi
4. Jaga Personal hygiene ibu
5. Nutrisi dan cairan
15

P : Perencanaan :
Tanggal : 09 juni 2015
Pukul : 03.00 WIB
1. Observasi keadaan umum ibu
2. Jelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat ini
3. Pasang infuse
4. Anjurkan ibu unuk bedrest total
5. Beritahu keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
6. Anjurkan ibu untuk berpuasa sebelum dilakukan tindakan kuretase
7. Persiapkan peralatan curet
8. Berikan dukungan mental kepada ibu
9. Anjurkan ibu untuk mengganti duk/pembalut jika sudah penuh serta
menjaga kebersihan diri
10. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1minggu lagi

Pelaksanaan :
Tanggal : 09 juni 2015
Pukul : 03.10 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum ibu, yaitu :
K/U : lemah
TD : 110/70 mmhg Denyut nadi : 78 x/menit
RR : 22 x/menit Suhu : 36,8 0C
2. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat ini bahwa
kehamilanya sudah tidak dapat dipertahankan, perdarahan dan nyeri
perut yang timbul disebabkan karena adanya darah yang tertinggal
dirahim.
3. Memasang infuse dengan cairan Ringer Laktat 20 tetes/menit agar ibu
tidak kekurangan cairan.
4. Menganjurkan ibu untuk bedrest total agar ibu tidak mudah lelah dan
menjaga kestabilan keadaan fisik ibu.
5. Memberitahu keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
tujuannya untuk mengeluarkan sisa perdarahan, karena ibu mengalami
16

abortus insipien dan kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan lagi


sehngga untuk mengeluarkan sisa jaringan tersebut harus dilakukan
tindakan kuretase
6. Menganjurkan ibu untuk berpuasa sebelum dilakukan tindakan
kuretase yaitu 6 jam sebelum dilakukan tindakan
7. Mempersiapkan peralatan kuretase, yaitu :
a. Spekulum 1 pasang
b. Tenakulum 1 buah
c. Tampon tang 1 buah
d. Sonde uterus 1 buah
e. Sendok curet 2 buah
f. Abortus tang 1 buah
g. Busi 4 buah
h. Handscoon steril 1 pasang
i. Kassa steril
j. Kom berisi betadine
8. Memberikan dukungan mental pada ibu, meyakinkan pada ibu bahwa
perdarahan akan berhenti dan nyeri akan hilang keadaan ibu untuk
hamil berikutnya tidak ada masalah.
9. Menganjurkan ibu untuk mengganti duk/pembalut jika sudah penuh
supaya tidak terjadi infeksi pada ibu serta menjaga kebersihan diri
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1minggu lagi
atau segera datang ketenaga kesehatan apabila ibu mengalami
perdarahan yang abnormal.

Evaluasi :
Tanggal : 10 juni 2015
Pukul : 07.30 WIB
1. Keadaan umum ibu baik, dengan pemeriksaan TTV :
K/u ibu : baik
TD : 110/70 mmHg R : 22 x/m
Suhu : 36,80C P : 76 x/m
17

2. Ibu sudah mengetahui keadaannya saat ini bahwa kehamilannya tidak


bisa dipertahankan lagi dan ibu sudah mngikhlaskan janinnya yang
sudah meninggal.
3. Infuse cairan Ringer laktat → 20 tetes/menit sudah terpasang
4. Ibu bersedia untuk bedrest total untuk memulihkan keadaan ibu
5. Keluarga sudah mengetahui tentang tindakan yang dilakukan pada
Ny.L bahwa Ny.L akan dilakukan kuretase
6. Ibu sudah berpuasa
7. Peralatan kuretase sudah disiapkan
8. Ibu sudah tidak lagi cemas akan keadaannya dan perut ibu sudah tidak
nyeri lagi
9. Ibu bersedia untuk mengganti duk/pembalut jika sudah penuh serta
menjaga kebersihan pada dirinya
10. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang jika mengalami
perdarahan yang abnormal ke tenaga kesehatan.
18

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kasus diatas maka dapat simpulkan bahwa kasus yang terjadi
pada Ny. L adalah Ny.L mengalami abortus insipens dengan tanda-tanda Ny.L
mengalami nyeri pada perutnya, keluar darah segar dan menggumpal dari
kemaluannya dan serviks yang terbuka.
Asuhan yang diberikan pada Ny.L adalah memeriksa keadaan ibu seperti
memeriksa tanda-tanda vital, memasang infuse dengan cairan Ringer Laktat 20
tetes/menit, menganjurkan ibu untuk bedrest total agar ibu tidak mudah lelah dan
menjaga kestabilan keadaan fisik ibu, memberitahu keluarga untuk dilakukan
tindakan kuretase pada ibu yang tujuannya untuk mengeluarkan sisa perdarahan,
karena ibu mengalami abortus insipien dan kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan
lagi sehingga untuk mengeluarkan sisa jaringan tersebut harus dilakukan tindakan
kuretase, memberikan dukungan mental kepada ibu.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam memberi
pelayanan dan melakukan asuhan pada klien dengan abortus insipiens.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan lebih kompeten dalam memberi pelayanan sesuai dengan
prosedur dan harapan klien.
3. Bagi Pasien
Diharapkan/hendaknya melaksanakan dan menyetujui anjuran yang
diberikan oleh tenaga kesehatan agar abortus insipiens dapat segera teratasi dan
kondisi klien segera membaik.
19

DAFTAR PUSTAKA

FKUI, 2002. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius

FKUNPAD, 2002. Obstetri Patologi. Jakarta : Bagian Obstetri dan Ginekologi

Arif Manjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek
Setiowulan, Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI, Media
Aesculapius, Jakarta : 2002

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

http://villavava.blogspot.com/2014/07/asuhan-kebidanan_10.html

Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai