Anda di halaman 1dari 62

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.

S UMUR 26
TAHUN P1A0 DENGAN KB SUNTIK 1 BULANAN DI BPM SRI HARYANTI
SUKOHARJO

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinana ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia,
sejahtera. Berbagai macam alat kontrasepsi yang disuguhkan kepada para akseptor KB antara
lain suntikan, alamiah, AKDR, implant, kontrasepsi mantab (MOP dan MOW) dan pil KB. Dari
semua kunjungan akseptor KB. KB suntik kombinasi memiliki kontrasepsi sekitar pada 1 bulan
terakhir ini. Oleh karena itu akan ditulis asuhan kebidanan pada Ny. “I” akseptor KB suntik
kombinasi.
Prevalensi KB menurut alat atau cara KB berdasarkan hasil mini survey peserta aktif tahun
2007 menunjukkan bahwa prevalensi KB di Indonesia adalah 66,2%. Alat atau cara KB yang
dominan dipakai adalah suntikan (34%), pil (17%) IUD (7%), implan (4%), MOW (2,6%), MOP
(0,3%) Kondom (0,6 ). Alat kontrasepsi yang dominan digunakan adalah suntik 101.931
akseptor, pada tahun 2006 jumlah akseptor KB suntik di kabupaten Sragen mencapai 28.655
akseptor.
Pada dasarnya prinsip pemilihan KB ini sangat penting karena tidak hanya mencakup
pemakaian KB, tetapi juga metode pengendalian kelahiran yang paling sesuai dengan kondisi
khusus dari pasangan. Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan akseptor KB yaitu dengan
cara pemberian konseling, karena konseling dapat memberikan pengetahuan akseptor KB suntik
1 bulan tentang efek samping KB suntik 1 bulan, keuntungan, kerugian, efektifitas dan waktu
pemakaiannya sehingga akseptor KB suntik dapat mengambil keputusan untuk menggunakan
alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul kasus “ASUHAN
KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny. S UMUR 26 TAHUN DENGAN KB
SUNTIK 1 BULANAN DI BPM SRI HARYANTI SUKOHARJO.”

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah pembelajaran klinik kebidanan, mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam
melaksanakan Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. S umur 26 tahun dengan KB
Suntik 1 Bulanan dengan menggunakan 7 langkah Varney secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data pada akseptor KB Ny. S dengan KB Suntik 1 Bulanan di
BPM Sri Haryanti Sukoharjo
b. Dapat melakukan interpretasi data pada akseptor KB Ny. S dengan KB Suntik 1 Bulanan di
BPM Sri Haryanti Sukoharjo
c. Dapat merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi pada akseptor KB Ny. S dengan KB Suntik
1 Bulanan di BPM Sri Haryanti Sukoharjo
d. Dapat melaksanakan tindakan segera pada akseptor KB Ny. S dengan KB Suntik 1 Bulanan di
BPM Sri Haryanti Sukoharjo.
e. Dapat membuat rencana tindakan pada akseptor KB Ny. S dengan KB Suntik 1 Bulanan di BPM
Sri Haryanti Sukoharjo
f. Dapat membuat implementasi data pada akseptor KB Ny. S dengan KB Suntik 1 Bulanan di
BPM Sri Haryanti Sukoharjo
g. Dapat membuat evaluasi pada akseptor KB Ny. S dengan KB Suntik 1 Bulanan di BPM Sri
Haryanti Sukoharjo
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Suntikan Kombinasi


Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksi progesteron Asetat dan 5 mg estra
diol. Sipinoat yang diberikan injeksi 1mg sebulan sekali (cyclofem).

B. Cara kerja
1. Menekan ovulasi
2. Membuat lendir servik menjadi kental sehinnga penetrasi sperma ternganggu.
3. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

C. Efektifitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.

D. Keuntungan kontrasepsi
1. Resiko terhadap kesehatn kecil
2. Tidak berpengaruh pada hubungan suami isteri
3. Tidak diperlukan pmx dalam
4. Jangka panjang.
5. Efek samping sangat kecil.
Keuntungan non kontrasepsi
1. Mengurangi jumlah pendarahan.
2. Mengurangi nyeri saat haid.
3. Mencegah anemia.
4. Mencegah kehamilan ektopik

E. Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi


1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak ataupun yng belum memiliki anak.
3. Ingin mendapatkan dengan efektifitas yng tinggi.
4. Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui.
6. Anemia.
7. Nyeri haid herbal.
8. Haid feratus

F. Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi


1. Hamil atau diduga hamil.
2. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan.
3. Pendarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya.
4. Usia > 35 tahun yang merokok.
5. Keganasan pada payudara

G. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi


1. Suntikan pertama dapat di berikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
2. Bila suntikan pertama diberikan setelah 7 hari siklus haid, klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain masa waktu 7 hari.
3. Bila klien tidak haid 1 suntikan pertama dapat diberikan setiap saat 1 asal saja, dpat dipastikan
Ibu tersebut tidak hamil.
4. Pasca keguguran.

H. Penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler dalam. klien
diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal dengan
kemungkinan terjadi gangguan pendarahan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA NY. S UMUR 26 TAHUN P1A0 DENGAN KB SUNTIK 1 BULANAN DI BPM SRI
HARYANTI SUKOHARJO
Tanggal/jam masuk : 5 Juni 2013/15.30 WIB
Tempat : BPM Sri Haryanti Sukoharjo
A. PENGKAJIAN
Tanggal / jam : 5 Juni 2013/15.40 WIB
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny. S Nama Suami : Tn.D
Umur : 26 tahun Umur : 30 tahun
Agama islam : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Bakalan RT 7 Bendosari, Sukoharjo
Kunjungan saat ini
Kunjungan pertama
Kunjungan ulang :√
Alasan masuk : Ibu mengatakan ingin suntik ulang KB suntik 1 bulanan
2. Data Kebidanan
a. Menarche : 14 tahun
b. Lama : 4-5 hari
c. Siklus : 28 hari
d. Banyaknya : 3x ganti pembalut/hari
e. Keluhan : tidak ada
f. Amenorea : tidak ada

3. Riwayat Perkawinan
Umur waktu menikah : 21 tahun
Kawin berapa kali : Ibu mengatakan 1 kali menikah
Lama perkawinan : Ibu mengatakan 5 tahun menikah
Jumlah anak : Ibu mengatakan mempunyai 1 anak
4. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU
Ha Kom Tempat UK Jenis Penol Penyulit Anak Ket
mil plika persalin persali ong kehml Persl Nifas JK BB PB
ke- si an nan
1 - BPM 40 normal bidan - - - L 2900 49 2,5
Sri mg thn
Haryant
i

5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
 Keluhan utama : Ibu mengatakan ingin melakukan KB Suntik 1 bulanan.
 Riwayat penyakit yang menderita : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun ( ashma,
DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar
(jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90
mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan
keputihan Gatal – Gatal (PMS).
 Pengobatan yang telah didapat : Ibu mengatakan tidak pernah mendapatkan pengobatan yang
serius
 Alergi terhadap obat : Ibu mengatakan tidak Alergi terhadap obat
b. Riwayat kesehatan yang lalu
 Penyakit yang pernah diderita : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun ( ashma, DM
), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering
makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg
(Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan
Gatal – Gatal (PMS).
 Operasi yang pernah dialami : ibu mengatakan belum pernah mengalami operasi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat Penyakit yang pernah diderita : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita
penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada
berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan
darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa
(Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
 Operasi yang pernah dialami : ibu mengatakan dalam keluarganya belum pernah mengalami
operasi apapun.
 Keturunan Kembar : ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada keturunan kembar.
6. Data KB
Persalinan terahir : 2,5 tahun yang lalu
Jenis persalian : Spontan
Pernah memakai alat kontrasepsi : tidak
Metode yang diyakini sekarang : metode KB suntik 1 bulanan
Lama Penggunaan : 2 tahun
Apakah pernah drop out :-
Pasien datang atas petunjuk : sendiri
Datang pertama mendapatkan pelayanan KB : Kb Suntik 1 bulanan
Rencana anak dalam keluarga : 2 anak
Tangapan Suami : Suami mendukung ibu untuk KB suntik 1 bulanan

7. Data psiko-sosio-spiritual
a. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi : Ibu mengatakan alat KB sebagai alat menjarangkan
anak.
b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang : ibu mengatakan KB 1 bulanan
hanya 1 bulan sekali dan efek sampingnya tidak begitu memberatkan.
c. Dukungan Suami/keluarga : suami dan keluarganya sangat mendukung ibu untuk ber – KB.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik Kesadaran : Composmentis
b. Tanda – tanda vital
TD : 110/80 mmHg Suhu : 36,6 oc
Nadi : 80 x/menit respirasi : 24x/menit
2. Pengukuran fisik
a. Tinggi badan : 154 cm
b. Berat badan sebelum menggunakan kontrasepsi : 44 kg
c. Berat badan sekarang : 52 kg
d. Lila : 25 cm
3. Kepala dan wajah
a. Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik, kulit kepala tidak ada lesi
b. Wajah : tidak ada oedem, simetris
c. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
d. Hidung : bersih, tidak ada polip, simetris, tidak ada secret
e. Mulut : bersih, warna kemerahan, siemtris
f. Gigi : gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
g. Gusi : warna kemerahan, tidak ada oedem
h. Bibir : warna merah, ada kelembapan, simetris, tidak ada lesi
i. Telinga : bersih,tidak ada serumen
4. Leher : kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
Pembuluh lymfe : tidak ada pembengkakan
Bentuk : simetris
Massa : tidak ada massa
5. Dada
Auskultasi jantung : normal
Auskultasi paru : normal
Bentuk : simetris
6. Payudara
Pembesaran : ada
Bentuk dan ukuran : simetris
Keadaan putting : menonjol
Pengeluaran : tidak ada
Jenis : tidak ada
Hyeprpigmentasi : tidak ada
Benjolan : tidak ada
KGB Axila : tidak ada
7. Abdomen
Bentuk : simetris
Pembesaran uterus : tidak ada pembesaran
Pembesaran hati : tidak ada pembesaran
Kelainan : tidak ada kelainan
Hiperpigmentasi : tidak ada
Bekas luka OP : tidak ada
8. Tangan dan kaki

--- ---
Oedema
--- ---

Kuku jari : tidak pucat


Varises: tidak ada
Reflek patella : +/+
9. Anus : tidak haemorroid
10. Genetalia externa
a. Vagina : Tidak ada varises
Tidak ada infeksi
Tidak ada cairan abnormal
b. Kelenjar bartholoni : Tidak ada oedema
Tidak ada massa
Tidak ada cairan
11. Pemeriksaan inspekulo : tidak dilakukan pemeriksaan
12. Pemeriksaan dalam
a. Posisi rahim : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Bentuk uterus : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Cervik : tidak dilakukan pemeriksaan
13. Pemeriksaan laboratorium
a. Glukosa urine :
b. Protein urine :
c. Golongan darah : tidak dilakukan pemeriksaan
d. HB :
e. Lain- lain :

B. INTERPRESTASI DATA
Tanggal/jam : 5 Juni 2013/15.30 WIB
1. Diagnose kebidanan : Ny. S P1A0 umur 26 tahun kunjungan ulang KB suntik cyclofem
Dasar :
S : Ibu mengatakan telah memiliki 1 anak
Ibu mengatakan telah berumur 26 tahun
Ibu mengatakan ingin kunjungan ulang KB suntik 1bulanan
O : KU : Baik Kesadaran : CM
Vital sign : TD : 110/80 mmHg N : 80X/menit
R : 24x/menit S : 36,6oC
Payudara : normal tidak ada kelainan
2. Masalah : tidak ada

C. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI


Tidak ada

D. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

E. PERENCANAAN
Tanggal / jam : 5 Juni 2013/16.10 WIB
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaannya
2. Beritahu ibu tentang KB Suntik 1 bulanan dan efek sampingnya.
3. Siapkan alat dan obat untuk KB suntik 1 bulanan
4. Beri tau ibu tindakan yang akan dilakukan
5. Beri suntikan KB suntik 1 bulanan
6. Lakukan Dokumentasi tindakan
7. Anjurkan ibu untuk suntik ulang pada tanggal yang sudah ditentukan atau jika ada keluhan ibu
boleh datang untuk konsultasi.
F. IMPLEMENTASI
Tanggal/jam : 5 Juni 2013/16.15 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya.
2. Memberitahu ibu tentang KB Suntik 1 bulanan :
Suntikan KB yag diberikan 1 bulan sekali untuk menjarangkan kehamilan dan efek sampingnya
terjadi perubahan pada pola haid (tidak teratur, perdarahan bercak, atau perdarahan sela sampai
10 hari), sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan penambahan berat badan.
3. Menyiapkan alat dan obat untuk suntik KB 3 bulanan seperti
a. Kapas alcohol
b. Spuit
c. Obat KB cyclogyston
d. Mengocok obat KB cyclogyston
e. Menyiapkan obat dalam spuit
f. Menjaga keadaan jarum tetap steril
4. Memberitahu tindakan yang diberikan
5. Memberi suntikan KB 1 bulanan pada 1/3 bagian dari spina illiaca anterior superior ke tulang
ekor (coccygis) secara IM.
6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, terapi yang diberikan dan identitas ibu.
7. Menganjurkan ibu untuk suntik ulang pada tanggal yang sudah ditentukan atau jika ada keluhan
ibu boleh datang untuk konsultasi

G. EVALUASI
Tanggal /jam : 5 Juni 2013/ 16.25 WIB
1. Ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan
KU : Baik Kesadaran : CM
Vital sign : TD : 110/80 mmHg N : 80X/menit
R : 24x/menit S : 36,6oC
2. Ibu sudah mengerti tentang KB suntik 1 bulanan dan efek sampingnya.
3. Alat dan Obat KB 1 bulanan sudah disiapkan.
4. KB suntik 1 bulanan sudah disuntikkan.
5. Hasil pemeriksaan terapi yang diberikan dan identitas ibu sudah didokumentasikan seta Kartu
kunjungan ulang sudah diisi sesuai dengan hasil pemeriksaan dan terapi yang telah diberikan
6. Ibu bersedia untuk kembali melakukan suntikan ulang pada tanggal yang sudah ditentukan atau
jika ada keluhan ibu boleh datang untuk konsultasi.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. S dengan
kunjungan KB suntik 1 bulanan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :
1. Dengan melaksanakan manajemen kebidanan menurut Varney dapat meningkatkan kemampuan
bidan dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dilakukan bidan dalam
pemberian asuhan kebidanan secara tepat, cermat dan menyeluruh sebagai suatu proses yang
sistematis.
2. Hasil pengkajian yang penulis dapatkan yaitu Ny. S umur 26 tahun dengan jumlah anak 1 orang
datang ke BPM Si Haryanti dengan alasan ingin KB suntik 1 bulanan sesuai jadwal kunjungan
penyuntikan. Adapun riwayat kesehatan ibu dan keluarga tidak ada yang sedang atau pernah
menderita penyakit apapun baik yang menular, menahun, dan menurun. Pada data KB : metode
yang diyakini sekarang jeis kontrasepsi KB 1 bulanan. Pasien datang atas petunjuk sendiri.
Perencanaan anak dalam keluarga 2 orang, pada data psikologi ibu sangat yakin metode
kontrasepsi suntik 1 bulanan dan ibu merasa puas. Dari data objektif hasil pemeriksaan umum,
keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis dan hasil dari vital sign, TD : 110/70 mmHg, N
: 80 x/menit, S : 36,60C, R : 24 x/menit (semua dari batas normal) pada pengukuran fisik
didapatkan TB : 154 cm, BB sebelum hamil 44 kg, BB sekarang 52 kg, pada pemeriksaan fisik
lainnya ibu masih dalam batas normal. Pada pengkajian tidak dilakukan yaitu Ny. S umur 26
tahun P1A0 kunjungan KB suntik 1 bulanan. Selama melakukan pengkajian penulis tidak
menemukan adanya masalah ataupun diagnosa potensial sehingga asuhan yang dapat penulis
berikan yaitu observasi KU dan VS, menimbang BB, memberi KIE tentang KB suntik 1 bulanan,
memberi suntikan KB 1 bulanan secara IM, menganjurkan ibu datang kembali sesuai jadwal
yang ditentukan atau bila ada keluhan, sehingga evaluasi yang penulis dapatkan yaitu ibu sudah
diberi suntikan KB 1 bulanan secara IM, pasien sudah mengerti tentang KIE yang yang
diberikan, pasien bersedia datang kembali sesuai tanggal yang telah ditetapkan atau bila ada
keluhan.
3. Selama dilakukan pengkajian asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. S dengan KB
suntik 1 bulanan penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek.
B. SARAN
1. Bagi tenaga kesehatan
Dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana senantiasa disertai pemberian KIE
tentang metode kontrasepsi agar memudahkan pasien memahami metode kontrasepsi yang
diyakini.
2. Bagi pasien
Dapat melaksanakan kunjungan suntik selanjutnya tepat sesuai jadwal yang sudah ditetapkan

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto Hanafi., 2002, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. Jilid 2. Edisi 2. Jakarta :
EGC
Saifudin, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo
Wijono, Djoko. 1997. Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan. Surabaya : Airlangga
University Press.
Sarwono Prawirohardjo “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2” Jakarta ,
2006.

AKSEPTOR BARU KB SUNTIK 1 BULANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. ”N” USIA 38 TAHUN P4004 Ab000 DENGAN
AKSEPTOR BARU KB SUNTIK 1 BULANAN
DI PUSKESMAS DONOMULYO MALANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga berencana merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan
anak, karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, dalam upaya safemotherhood pilar yang diutamakan adalah tentang keluarga
berencana yang memastikan bahwa setiap orang atau pasangan mempunyai akses ke informasi
dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan dan jumlah anak
Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi semua warga negara agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah
satu unsur kesejahteraan umum serta untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010, maka
pembangunan dan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat dianggap penting. Untuk
mencapai tujuan tersebut, penggarapan program nasional KB diarahkan pada sasaran langsung
yaitu pasangan usia subur (15 – 49) dengan jalan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
(Jica, 2003).
Untuk dapat meningkatkan keluarga yang berkualitas di wilayah Indonesia, serta dapat
menekan angka kematian dan kesakitan ibu, maka pemerintah mencanangkan program keluarga
berencana ( KB ) bagi seluruh Indonesia. Program keluarga berencana ini memiliki misi untuk
menekan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam
upaya meningkatkan kualitas keluarga. Salah satu metode dari kontrasepsi hormonal dalam
bentuk injeksi adalah KB suntik 1 bulan
Kontrasepsi jenis KB suntik 1 bulan (cyclofem) di Indonesia semakin banyak dipakai
karena memiliki efektifitas yang tinggi, pemakaian yang praktis, harganya relative murah dan
aman (Manuaba, 2002).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny.”N” Usia 38 tahun P4004 Ab000 dengan akseptor
baru KB suntik 1 bulan diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada klien
secara komprehensif dan sesuai dengan standart kebidanan yang berlaku.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan kebidana diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien yang meliput data subyektif dan obyektif
secara komprehensif.
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa krbidanan berdasarkan data subyektif dan obyektif.
3. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi.
4. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera terhadap klien jika terjadi
masalah potensial.
5. Mahasiswa mampu membuat intervensi atau rencana yang akan dilaksanakan pada klien.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan dari rencana yang sudah dibuat.
7. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi yang telah dilaksanakan dan melakukan asuhan
selanjutnya.
8. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara baik dan menyeluruh.
1.3 Manfaat
1. Bagi petugas kesehatan
Dapat memberikan pelayanan yang baik pada klien dalam hal kontrasepsi sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup kesehatan masyarakat pada umumnya dapat memberikan KIE dengan
jelas kepada klien.

2. Bagi Masyarakat
Dapat mengatur jarak kelahiran dan dapat merencanakan jumlah anak yang diinginkan oleh
suatu keluarga.

1.4 Metode Penulisan


1. Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien.
2. Observasi yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat tindakan yang dilakukan pada
klien.
3. Praktek langsung yaitu dengan melakukan tindakan yang dilakukan pada klien secara
langsung.
4. Dokumentasi status yaitu dengan cara melihat pada pencatatan data, pendokumentasian
mengenai klien di puskesmas.
5. Studi kepustakaan yaitu dengan membaca dan meninjau kasus yang diangkat pada buku atau
literatur yang ada.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang Konsep Keluarga Berencana, Konsep KB suntik 1 bulan, dan Konsep Manajemen
Asuhan Kebidanan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Membahas tentang Pengkajian Data, Identifikasi Masalah/ Diagnosa, Identifikasi Masalah
Potensial, Identifikasi Kebutuhan Segera, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisikan tentang pembahasan adanya kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek
dilapangan
BAB V : PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga Berencana


2.1.1 Definisi Keluarga Berencana
KB adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur jarak kehamilan
sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada wakyu yang diinginkan (Saifuddin, 2003:32).
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pemasangan suami istri untuk
mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga ( WHO, 2002).
2.1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu wilayah keluarga dengan cara mengatur jarak kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan Khusus
Penurunan angka kelahiran yang bermakna, guna mencapai tujuan tersebut maka
ditempuh kebijaksanan :
1) Fase menunda perkawinan
2) Fase menjarangkan kehamilan
3) Fase menghantikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan
2.1.3 Pola Dasar Kebijakan Program KB
Pola dasar kebijakan program KB pada waktu itu antara lain :
1. Menunda perkawinan dan kehamilan sekurang – kurangnya sampai berusia 20 tahun.
2. Menjarangkan kelahiran dan dianjurkan menganut system keluarga
1) Catur warga adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 anak.
2) Panca warga adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan 3 anak.
3. Hendaknya besarnya keluarga dicapai dalam usia reproduksi sehat yaitu sewaktu umur
antara 20 – 30 tahun.
4. Mengakhiri kesuburan pada usia 30 – 35 tahun.
2.1.4 Manfaat KB Untuk Kesehatan
1. Untuk Ibu
1) Mencegah kehamilan yang berulang kali dalam waktu pendek
2) Mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah.
3) Mencegah terserangnya penyakit infeksi dan kelelahan.
2. Untuk Anak – anak yang dilahirkan
Anak yang dilahirkan akan mendapatkan sambutan dari ibu dalam keadaan sehat sehingga :
1) Tumbuh secara wajar sebelum lahir.
2) Sesudah lahir, mendapat pemeliharaan dan makanan yang sesuai dari ibunya.
3. Untuk Ayah
Memberi kesempatan kepadanya agar dapat :
1) Memperbaiki keadaan fisiknya
2) Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih banyak
waktu luang untuk keluarga.
4. Untuk anak-anak lainnya
Memberi kesempatan untuk :
1) Perkembangan fisik, karena setiap anak memperoleh jarak dan jatah makanan yang cukup.
2) Perkembangan mental dan emosi yang cukup banyak
3) Memberi kesempatan pendidikan yang lebih baik karena pendapatan tidak habis buat hidup
saja
5. Untuk Seluruh Keluarga
1) Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi dari setiap anggota keluarga
2) Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik memberi yang nyata bagi generasi yang
akan datang
3) Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mendapatkan
pendidikan
4) Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat memberi sumbangan yang lebih banyak
untuk kesejahteraan lingkungan.
2.1.5 Memilih Metode Kontrasepsi
1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik ialah :
1) Aman dan tidak berbahaya
2) Dapat diandalkan
3) Dapat diterima oleh orang banyak
4) Pemakaian jangka lama
5) Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh dokter
2. Faktor – faktor dalam memilih metode kontrasepsi :
1) Faktor pasangan – motivasi dan rehabilitasi
a. Umur
b. Gaya hidup
c. Frekwensi senggama
d. Jumlah keluarga yang diinginkan
e. Pengalaman dengan kontrasepsi yang lain
f. Sikap kewanitaan
g. Sikap kepriaan

2) Faktor Kesehatan – kontraindikasi absolute dan relatif


a. Status kasehatan
b. Riwayat haid
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan panggul
3) Faktor metode kontrasepsi penerimaan dan pemakaian berkesinambungan :
a. Efektifitas
b. Efek samping minor
c. Kerugian
d. Komplikasi-komplikasi yang potensial
e. Biaya

2.2 Konsep KB Suntik 1 Bulan (Cyclofem)


2.2.1 Pengertian
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medrogsi progestaron asetat dan 5 mg
estradiol sipinoat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg noretrindon
enoat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Saifuddin, 2003;84).
2.2.2 Cara Kerja
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir servik sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
4. Menghambat gamet ke tuba
2.2.3 Efektifitas
Sangat tinggi (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.
2.2.4 Keuntungan Kontrasepsi
1. Resiko terhadap kesehatan kecil
2. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4. Jangka panjang
5. Efek samping sangat kecil
6. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
2.2.5 Keuntungan Non Kontrasepsi
1. Mengurangin jumlah perdarahan
2. Mengurangu nyeri saat haid
3. Mencegah anemia
4. Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
5. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
6. Mencegah kehamilan ektopik
7. Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul
8. Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopouse
2.2.6 Kerugian
1. Terjadi perubahan pada pola haid seperti tidak teratur, perdarahan bercak atau perdarahan
selama sampai 10 hari
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan
kedua dan ketiga
3. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari
untuk mendapatkan suntikan
4. Efektifitasnya berkurang bila digunaan bersamaan dengan obat-obat epilepsy atau obat
tubercolusis
5. Dapat menimbulkan efek samping yang serius seperti jantung, stroke, bekuan darah pada
paru atau otak yang kemungkinan timbulnya tumor hati
6. Panambahan berat badan
7. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan terhadap infeksi menular seksual,
hepatitis B atau intervensi virus HIV
8. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
2.2.7 Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
1. Hamil atau diduga hamil
2. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
4. Penyakit hati akut
5. Usia > 35 tahun yang merokok
6. Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi (>180 / 110 mmHg)
7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
9. Keganasan payudara
2.2.8 Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitasnya tinggi
4. Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan
5. Anemia
6. Nyeri haid hebat
7. Riwayat kehamilan ektopik
8. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
2.2.9 Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi
1. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi
tambahan
2. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak hamil. Klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau penggunaan metode kontrasepsi yang
lain selama masa waktu 7 hari
3. Bila klien pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama
diberikan, asal saja dapat dpastikan ibu tidak hamil
4. Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberikan
5. Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat diberikna atau dalam waktu 7 hari
6. Ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi hormonal kombinasi, selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi
sebelimnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa menunggu haid. Bila
ragu-ragu perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
7. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin mengganti
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal
kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
8. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak
hamil dan pemberiannya tanpa menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1 – 7 siklus
haid metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya IUD dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka sutikan pertama diberikan hari 1 – 7 siklus haid. Cabut segera
IUD.
2.2.10 Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intra muscular dalam. Klien
diminta setiap minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan
terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang sudah
diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
2.2.11 Instruksi Untuk Klien
1. Klien harus kembali ke dokter untuk mendapat suntikan kembali setiap 4 minggu
2. Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/petugas kesehatan untuk
memastikan hamil atau tidak
3. Jelaskan efek samping tersering yang juga didapat pada penyuntikan dan apa yang harus
dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala atau nyeri payudara
serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering ditemukan dan biasanya akan
hilang pada suntikan ke 2 atau ke 3
4. Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberkolusis atau epilepsi obat - obat tersebut
dapat mengganggu efektifitas kontrasepsi yang sedang digunakan
2.2.12 Tanda-tanda Yang Harus Diwaspadai Pada Penggunaan Suntikan Kombinasi
1. Nyeri dada hebat atau nafas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru atau
serangan jantung
2. Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi srtoke, hipertensi atau
migraine
3. Nyeri tungkai hebat, kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai.
4. Tidak terjadi perdarahan atau spoting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya,
kemungkinan terjadi kehamilan.

2.3 Tinjauan Manajemen Kebidanan Varney


Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang bertanggung jawab dalam pelayanan pada
klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan.

I. Pengkajian
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien.
Jam : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien.
No Reg : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain.
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Untuk mengenal dan memanggil ibu, serta untuk mempermudah komunikasi agar lebih
akrab
Umur : Digunakan untuk mengetahui keadan ibu apakah ibu cocok dengan kontrasepsi yang
digunakan.
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama dan mengenali hal-hal yang
berkaitan dengan kontrasepsi yang digunakan klien.
Suku : Untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan adakah larangan dalam penggunaan
kontrasepsi
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sebagai dasar memberikan asuhan.
Pekerjaan : Untuk mengetahui ekonomi dan aktifitas ibu sehari-hari dan apakah aktifitas ibu dapat
mempengaruhi kesehatan ibu.
Penghasilan : Untuk mengetahui taraf ekonomi klien.
Alamat : Untuk mengetahui alamat tempat tinggal dan kemungkinan bila ada ibu yang sama namanya.

2. Alasan Datang
Untuk mengetahui penyebab apa yang menimbulkan klien datang
3. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat kita mengkaji seperti perdarahan,
menstruaasi yang tidak teratur ataupun tidak ada keluhan apapun
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya baik menular dan
menurun dan selama pemakaian kontrasepsi ini adakah keluhan-keluhan yang
merupakan efek samping dari pemakaian kontrasepasi yang digunakan sehingga
mengganggu kesehatan ibu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti
hepatitis, TBC, dll
- Penyakit keluarga yang diturunkan seperti dibetes, asma, jantung, dll
6. Riwayat Penyakit Sekarang
Untuk mengetahui apakah ibu sekarang sedang menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis dan penyakit yang menurun seperti diabetes, asma, jantung dan penyakit
menurun lainnya
7. Riwayat Haid
Untuk mengetahui usia berapa ibu pertama kali haid dan keluhan yang dirasakan, seperti
banyaknya darah haid yang keluar, flour albus, keluhan seperti haid yang terus menerus,
sehingga diketahui keadaan alat reproduksi ibu normal atau tidak

8. Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui klien pernah menikah berapa kali menikah , usia waktu pertama menikah dan
jumlah anak hasil dari pernikahan klien.
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan, persalinan dan nifas serta untuk mengetahui kelainan
yang pernah terjadi.
10. Riwayat KB
Untuk mengetahui KB yang pernah digunakan ibu dan lama pemakaian serta
keluhan yang dirasakan selama pemakaian KB suntik 1 bulan
11. Pola Kebiasaan Sehari – hari
Untuk mengetahui kebiasaan/aktifitas yang dilakukan ibu setiap hari dan adakah pola kegiatan
ibu selama menggunakan kontrasepsi
12. Data Psikososial
Untuk mengetahui keadaan psikologis dan apakah keluarga setuju dengan metode
kontrasepsi yang digunakan ibu.
13. Data Spiritual
Untuk mengetahui kebiasaan ibu dalam beribadah dan untuk mempermudah petugas
dalam melakukan pendekatan.
14. Data Sosial Budaya
Untuk mengetahui kebiasaan ibu dalam kepercayaan yang dianut ibu dan keluarga.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda – tanda Vital :
kanan Darah : 90/60-130/90 mmHg
hu : 36.5-37,5°C
adi : 60-80 x/mnt
R : 16-24 x/mnt
- BB bulan lalu dan BB sekarang
Digunakan untuk mengetahui adakah penambahan atau penurunan berat badan yang dialami ibu
selama menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
epala : Apakah tampak benjolan abnormal/ tidak , tampak bersih/tidak
uka : Tampak cemas/tidak, oedem/ tidak
ata : Simetris/tidak, sclera ikterus/tidak, conjungtiva anemis/tidak
idung : Ada pernafasan cuping hidung/tidak, terdapat cairan dan darah/tidak
elinga : Simetris/tidak, terdapat serumen/tidak.
ulut : Bibir pucat/tidak, terdapat stomatitis/ tidak ada caries pada gigi/tidak.
ayudara : Simetris/tidak, puting susu menonjol/ tidak tampak benjolan abnormal/tidak
bdomen : Ada luka bekas operasi/tidak, tampak benjolan abnormal/tidak
Genetalia : Tampak benjolan abnormal/ tidak, tampak pembengkakan kelenjar bartolini dan
skene/tidak, tampak keluarnya cairan abnormal/tidak
nus : Bersih/tidak, terdapat haemoroid/tidak
kstremitas
Atas : Pergerakan aktif/tidak, oedem/tidak
Bawah : Pergerakan aktif/tidak, oedem/tidak, terdapat varises/tidak.
tegumen : Turgor kulit baik/tidak

b. Palpasi
epala : Teraba benjolan abnormal/tidak
eher : Teraba pembesaran kelenjar tyroid, limfe/tidak
ayudara : Teraba benjolan abnormal/tidak, ada nyeri tekan/tidak.
bdomen : Teraba benjolan abnormal/tidak, ada nyeri tekan/tidak
enetalia : Teraba pembengkan kelenjar bartolini atau skene/tidak
c. Auskultasi
ada : Terdengar weezing dan ronchi/tidak
bdomen : Bising usus terdengar baik/tidak
d. Perkusi
agaimana reflek parella ( + / - )

II. Identifikasi Masalah/Diagnosa


DX : Mengidentifikasidata dasar yang diperoleh melalui data subyektif dan obyektif sehingga
diperoleh kesimpulan atau diagnosa sehingga diperoleh kesimpulan atau diagnosa Ny.”....”
Usia .… tahun P..…Ab…. Dengan Akseptor Ulang Suntik 1 Bulan
DS : - Ibu mengatakan telah memiliki …orang anak dan anak terakhir berusia.
- Ibu mengatakan tidak/pernah mengalami keguguran dalam kehamilannya.
- Ibu mengatakan ingin suntik KB 1 bulan.
- Ibu mengatakan telah menjadi pemakai KB suntik selama…
DO : - Keadan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda – tanda Vital :
n Darah : 90/60-130/90mmHg
: 36.5-37,5°C
: 60-80 x/mnt
: 16-24x/mnt
- Data Penunjang : Kartu akseptor KB suntik 1 bulan

III. Identifikasi Masalah Potensial


Masalah yang bisa terjadi pada ibu akibat penggunaan konyrasepsi KB suntik 1 bulan.

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Menentukan tindakan yang harus segera dilakukan jika terjadi masalah potensial.

V. Intervensi
DX : Ny.”....” Usia… P… Ab… Dengan Akseptor Baru Suntik 1 Bulan.
an : - Ibu mendapatkan suntikan KB suntik 1 bulan.
- Tidak terjadi kehamilan pada ibu akseptor KB suntik 1 bulan.
- Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu tetap menjadi akseptor KB aktif.
iteria Hasil : - Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal
 Tekanan darah : 90/60 – 130/90 mmHg
 Suhu : 36,5 – 37,5 °C
 Nadi : 60 – 100 x/mnt
 RR : 16 – 24 x/mnt
- Tidak terjadi abses pada tempat penyuntikan
- Ibu mampu mempertahankan berat badannya agar tidak terjadi peningkatan berat badan yang
berlebihan
- Klien melakukan kunjungan ulang sesuai dengan jadwal penyuntikan
Intervensi :
1. Beritahu hasil pemeriksaan kesehatan pada ibu
R/ Mengurangi kecemasan ibu terhadap kondisi kesehatannya.
2. Lakukan informed consent terhadap ibu sebelum dilakukan penyuntikan KB
R/ Dengan adanya persetujuan dari ibu dapat memberikan perlindungan hukum pada petugas
kesehatan dalam melakukan suatu tindakan.
3. Siapkan alat yang akan digunakan dalam pemberian KB suntik 1 bulan
R/ Persiapan yang matang dan tepat dalam meningkatkan kualitas dalam memberikan
pelayanan kontrasepsi dan lebih efektif dalam melakukan suatu tindakan.
4. Cuci tangan sebelum dilakukan tindakan penyuntikan
R/ Cuci tangan merupakan langkah awal untuk mencegah terjadinya resiko terjadinya
kontaminasi silang antara petugas kesehatan dengan pasien.
5. Lakukan pengocokan pada vial KB suntik 1 bulan secara lembut dan merata
R/ Pengocokan memiliki fungsi agar baik atau larutan maupun kandungan obat dapat
bercampur menjadi homogen dan khasiat larutan KB dapat dirasakan oleh ibu
6. Lakukan penyedotan obat dari vial sampai habis dengan menggunakan spuit
R/ Pemberian dosis yang tepat dapat meningkatkan efektifitas obat melebih optimal
7. Tentukan lokasi tempat penyuntikan
R/ Lokasi yang tepat dalam pemberian KB suntik 1 bulan dapat meningkatkan efektifitas
kerja dari kontrasepsi yang diberikan
8. Bersihkan lokasi kulit ibu pada daerah penyuntukan KB suntik 1 bulan dengan menggunakan
alkohol
R/ Alkohol berfungsi mematikan kuman pathogen yang ada di sekitar lokasi penyuntikan
9. Lakukan penusukan pada lokasi kulit yang sudah dibersihkan dengan jarum suntik steril,
lakukan aspirasi pada lokasi tempat penyuntikan ibu dan masukkan obat ke dalam tubuh ibu
R/ Penusukan yang tepat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu, dilakukan aspirasi
mengurangi resiko masuknya obat ke dalam vena
10. Tidak melakukan penekanan yang berlebihan pada lokasi tempat penyuntikan, beritahu
ibu untuk tidak melakukan pengusapan yang berlebihan pada lokasi tempat penyuntikan
R/ Pengusapan yang berlebihan menyebabkan obat lebih cepat terserap dalam tubuh ibu dan
mengurangi efektifitas dari kontrasepsi yang diberikan
11. Buang alat suntik yang benar di tempat yang aman
R/ Pembuangan yang tepat melindungi petugas kebersihan dari cidera dan penularan infeksi melalui
jerum suntik yang telah digunakan
12. Berikan KIE ulang tentang efek samping penggunaan KB suntik 1 bulan kepada ibu
R/ Ibu dapat lebih kooperatif dengan keadaan kesehatannya
13. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang untuk mendapatkan suntikan KB suntik 1 bulan
berikutnya
R/ Efektifitas konterasepsi KB suntik 1 bulan akan hilang dalam jangka waktu 1 bulan dan
ibu memiliki resiko untuk terjadi kehamilan

VI. Implememtasi
Dilakukan sesuai intervensi yang sudah dibuat
VII. Evaluasi
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang
telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil .
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Jumat, 20 Januari 2012
Jam : 17.00 WIB
No. Reg : -
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny.”N’ Nama suami : Tn.”H”
Umur : 38 tahun Umur : 45 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : Perguruan
Tinggi
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Donomulyo Alamat : Donomulyo
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin suntik KB 1 bulan
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan tidak
pernah menderita penyakit menurun seperti hipertensi, jantung, diabetes, asma
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit yang merupakan kontra indidkasi dari
kontrasepsi suntik seperti penyakit hipertensi jantung, ginjal

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, dan tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, DM
7. Riwayat Haid
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 hari
- Lama : 6 – 7 hari
- Jumlah : 2 – 3x ganti pembalut/hari
8. Riwayat Pernikahan
- Menikah : 1x
- Lama : 19 tahun
- Umur pertama menikah : 19 tahun
- Jumlah anak : 4
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
S H/
Hamil BBL Hidup Menyu Masalah
No Suami UK Penolong Cara Penyulit e P/I Mati Hari lain
ke (kg) umur sui
x /A
H/
1 I I aterm Bidan N -
♂ 3
A
- 18th 40hr 2th -

H/
2 I II aterm Bidan N -
♂ 3,3
A
- 13th 40hr 2th -

H/
3 I III aterm Bidan N -
♂ 2,9
A
- 9th 40hr 1,5th -

H/
4 I IV aterm Bidan N -
♂ 3
A
- 5th 40hr 1,5th -

10. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
isi : Ibu makan 3x sehari dengan komposisi, nasi, sayur, lauk-pauk. Minum air putih 8 – 10 gelas
/hari dan tidak ada pantangan makanan.
inasi : BAK : 4 – 5x/hari dan BAB 1x/hari.
hat : Ibu tidur siang ± 2 jam/hari dan tidur malam ± 8 jam/hari.
vitas : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak.
onal hygiene : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan CD setiap habis mandi,
keramas 2x seminggu.
12. Pola Psikologis dan Sosial
a. Psikologi
Ibu mengatakan bahagia dengan kehidupannya yang sekarang dan ibu merasa cocok dengan
kontrasepsi yang digunakan untuk menghindari terjadinya kehamilan
b. Sosial
Ibu mengatakan hubungan ibu dan suami baik, begitu juga hubungan ibu dengan keluarga dan
masyarakat sekitar.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 150/100 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Suhu : -
 RR : 22x/menit
- BB : 47 kg
- TB : 148 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
epala : Simetris, bersih rambut berwarna hitam.
uka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada hiperpigmentasi pada pipi.
ata : Simetris, sclera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis.
idung : Lubang hidung simeris, bersih tidak ada polip.
elinga : Simetris, bersih, dan tidak ada serumen.
eher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe.
ada : Simetris, tegang puting susu menonjol.
erut : Tidak ada luka bekas operasi.
: Atas : Pergerakan aktif, simetris, tidak oedema.
Bawah : Simetris, tidak ada oedema, pergerakan aktif.
b. Palpasi
eher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
ayudara : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
erut : Tidak ada pembesaran uterus dan hepar, tidak ada nyeri tekan.
c. Auskultasi

d. Perkusi
positif

II. IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA


Dx : Ny ”N” Usia 38 Tahun P4004 Ab000 Dengan Akseptor Baru KB Suntik 1 Bulan
Ds : Ibu mengatakan ingin menggunakan suntik KB 1 bulan
Do : - Keadaan Umum : Baik
- Tanda-tanda vital :
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Suhu : -
 RR : 22 x/menit
- BB : 47 kg
- TB : 148 cm

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
Dx : Ny.”N” Usia 38 Tahun P4004 Ab000 Dengan Akseptor Baru KB Suntik 1 Bulan
1. Lakukan pendekatan teraupiutik pada klien
R/ Agar terjalin hubungan baik dan ibu dapat kooperatif pada setiap tindakan yang dilakukan
petugas kesehatan
2. KIE ulang efek samping dan komplikasi KB suntik 1 bulaan
R/ Menambah pemahaman ibu dan pengetahuannya tentang KB suntik 1 bulanan
3. KIE ulang cara keraja KB suntik 1 bulanan
R/ Menambah pemahaman ibu dan pengetahuan ibu tentang cara kerja KB suntik 1 bulanan
4. Berikan injeksi KB 1 bulanan (cyclofem)
R/ Membantu ibu menunda kehamilan
5. Anjurkan ibu untuk kontrol lagi yaitu pada tanggal 20 Februari 2012 atau jika ada keluhan
sewaktu-waktu
R/ Klien dapat datang untuk kontrol dan mendapatkan suntikan KB sesuai dengan waktunya

VI. IMPLEMENTASI
Dx : Ny.”N” Usia 38 Tahun P4004 Ab000 Dengan Akseptor Baru KB Suntik 1 Bulan
1. Melakukan pendekatan teraupeutik pada ibu dengan cara membari salam, memperkenalkan diri
dan menghajak klien berbicara
2. Menjelaskan efek samping dan komplikasi KB suntik yaitu pusing/sakit kepala jerawat.
Payudara lembek, perubahan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan perubahan siklus haid
3. Menjelaskan cara kerja KB suntik 1 bulanan yaitu dengan penyuntian hormone yang dapat
membuat hormone dalam tubuh ibu yang semula seimbang sehingga indung telur ibu tidak
mengeluarkan sel telur
4. Memberikan injeksi KB cyclotem secara IM ada SIAS dengan tujuan untuk membantu ibu

dalam menunda kehamilan


5. Menganjurkan ibu untuk kontrol kembali tanggal 17 Februari 2012 dan memberitahu ibu bila
ada keluhan sewaktu-waktu segera datang ke tempat pelayanan kesehatan terdekat

VII. EVALUASI
Tanggal : 20 Januari 2012
Jam : 17.15 WIB
S : Ibu mengatakan lega sudah disuntik KB 1 bulan
O : - Terdapat bekas suntikan pada bokong ibu
- Tidak terdapat benjolan pada bekas suntikan
- Tidak ada perdarahan pada bekas suntikan
A : Ny “N” usia 38 tahun P4004 Ab000 Dengan Akseptor Baru KB Suntik 1 bulanan
P :
1. Anjurkan ibu untuk kembali pada tanggal 17 Februari 2012
2. Anjurkan ibu untuk kembali periksa jika ada keluhan

BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada Ny.”N” Usia 38 tahun P 4004 Ab000 dengan Akseptor Baru KB
Suntik 1 Bulan telah dilakukan pengkajian (data subyektif dan data obyektif) sesuai dengan
manajemen kebidanan 7 langkah varney melalui anamnesa langsung pada pasien dan beberapa
pemeriksaan. Dalam pengkajian data tidak ditemukan kesenjangan antara lain teori dan
dilapangan
Pada pengidentifikasian diagnosa dan identifikasi masalah tidak terjadi kesenjangan pula,
karena diagnosa di ambil dari prosedur anamnesa, pada kasus ini tidak ada masalah yang
muncul. Karena ibu baru memakai alat kontrasepsi suntik KB 1 bulanan.
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan adanya
masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan dignosa ibu dalam keadaan baik
Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan yang
khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi kematian. Dan pada kasus tidak
ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu
Pada pengembangan rencana, implementasi dan evaluasi tidak ada kesenjangan antara
teori dengan praktek. Dimana dalam praktek langkah langkah tersebut disesuaikan dengan
kedaaan pasien. Sehingga tujuan dilakukan asuhan kebidanan Ny.”N” Usia 38 tahun P 4004 Ab000
dengan akseptor baru KB suntik 1 bulan dapat tercapai.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Konstrasepsi merupakan suatu usaha untuk mengatur jarak/jumlah kehamilan
2. Pada fase menunda atau menajarangkan kehamilan dengan usia ibu < 35 tahun dan tidak
menyusui atau menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulanan. Lebih dianjurkan untuk memilih
kontrasepsi IUD, pil, suntik, susuk dan kontrasepsi sederhama.
3. Dalam pemberian kontrasepsi suntikan kita harus melakukan pemeriksaan fisik secara teliti
dengan memperhatikan faktor indikasi dan kontra indikasi
4. Setiap orang dengan kontrasepsi hormonal (suntik) mengalami efek samping yang berbeda.

5.2 Saran
1. Bagi petugas yang memberikan asuhan kebidanan diharapkan tetap mempertahankan jalinan
komunikasi dalam upaya menjalin kerja sama antara petugas dan klien untuk keberhasilan
asuhan yang diberikan.
2. Bagi klien/ibu harus bisa mengingat jadwal kembali untuk melakukan suntikan ulang.

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN PADA Ny. F DI


BPS SURYANTI AM.KEB TANGGAL 14 FEBRUAI 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya angka kelahiran di Indonesia menggelisahkan banyak pihak. Sejak 2004,
program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga angka kelahiran mencapai 4,5
juta per tahun. Ledakan penduduk disadari akan berpengaruh pada ketersediaan pangan dan
kualitas sumber daya manusia. Untuk menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha keras
menekan angka kelahiran hingga dibawah 4,5 juta jiwa per tahun. Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab dibidang ini berusaha meningkatkan
kinerja dengan meluncurkan program pemberian insentif bagi tenaga medis (BKKBN, 2011).
Di Indonesia terdapat berbagai macam metode keluarga berencana seperti alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR), susuk/implant, kontrasepsi suntikan, kontrasepsi pil, kondom,
dan kontrasepsi mantap, metode operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini
disesuaikan dengan pilihan akseptor (Sarwono, 2008).
Di Indonesia pada bulan Agustus 2013 sebanyak 688.951 peserta yang menggunakan alat
kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut :
46.988 peserta IUD (6,82%), 7.982 peserta MOW (1,16%), 44.453 peserta implant (6,45% ),
351.016 peserta suntikan (50,95%), 193.405 peserta pil (28,07%), 1.125 peserta MOP (0,16%)
dan 43.982 peserta kondom (6,38%).
Di provinsi Banten, pada bulan Agustus 2013 sebanyak 29.848 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya adalah
sebagai berikut : 2079 peserta IUD (6,97%), 175 peserta MOW (0,59%), 1540 peserta implant
(5,16% ), 15.163 peserta suntikan (50,80%), 8496 peserta pil (28,46%), 7 peserta MOP (0,02%)
dan 2388 peserta kondom (8,00%).
Di Kabupaten tangerang, pada tahun 2013 sebanyak 359.930 peserta yang menggunakan
alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut
25.978 peserta IUD (7,2%), 9232 peserta MOW/MOP (2,6%), 21.050 peserta implant (5,8% ),
202.234 peserta suntikan (56%), 96.406 peserta pil (27%), dan 5.030 peserta kondom (1,4%).
Di BPS Suryanti Am.Keb pada bulan Januari 2014 sebanyak 752 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya adalah
sebagai berikut : 2 peserta IUD (0.2 %), 1 peserta implant ( 0.13%) tidak ada peserta MOW dan
MOP (0 %) 677 peserta kb suntik (90.02 %), 73 peserta pil (9.7 %), dan tidak ada peserta
kondom (0%).
Dilihat dari data pengguna alat kontrasepsi diatas, dapat disimpulkan dari beberapa alat
kontrasepsi, kontrasepsi suntik paling diminati peserta keluarga berencana karena merupakan
salah satu alat kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan
pemakaian setiap hari. Kontrasepsi suntik hormonal dinilai paling efektif dan memiliki resiko
yang tidak terlalu besar. Maka dari itu, kami memilih kasus kontrasepsi suntik untuk dijadikan
makalah PKK1.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik kombinasi dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB suntik kombinasi.
b. Dapat menetapkan diagnosa dan masalah dari hasil pengkajian.
c. Dapat menetapkan diagnosa potensial.
d. Dapat menetapkan tindakan segera.
e. Dapat merencanakan asuhan kebidanan pada akseptor suntik kombinasi.
f. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah disusun.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan.

1.3 Manfaat
Laporan ini dibuat agar dapat memberi manfaat bagi:
1.3.1 Bagi BPS
Dapat meningkatkan pelayanan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pada klien
akseptor KB suntik 1 bulan.
1.3.2 Bagi Pendidikan
Evaluasi keberhasilan belajar Praktek Klinik Kebidanan I
1.3.3 Bagi Klien / Masyarakat
Agar masyarakat dan klien mendapat pelayanan kesehatan yang efisien tentang KB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga Berencana


2.1.1 Definisi
Keluarga Berencana adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur jarak
kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu yang diinginkan (Saifuddin,
2003:32).
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pemasangan suami
istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri
dan menentukan jumlah anak dalam keluarga ( WHO, 2002)
Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan untuk menghindari atau mendapatkan
kelahiran, mengatur interval kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. KB
merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah angka kematian ibu dan anak karena dapat
menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan resiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa
dan mengurangi angka kesakitan. Program KB nasional mempunyai arti penting dalam
pelaksanaan pembangunan dibidang kependudukan dan keluarga kecil berkualitas yang
dilaksanakan secara berkesinambungan (BKKBN, 2005).

2.1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu wilayah keluarga dengan cara mengatur jarak kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan Khusus
Penurunan angka kelahiran yang bermakna, guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh
kebijaksanaan :
1) Fase menunda perkawinan
2) Fase menjarangkan kehamilan
3) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan

2.1.3 Manfaat KB Untuk Kesehatan


1. Untuk Ibu
a. Mencegah kehamilan yang berulang kali dalam waktu pendek
b. Mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah.
c. Mencegah terserangnya penyakit infeksi dan kelelahan.
2. Untuk Anak – anak yang dilahirkan
Anak yang dilahirkan akan mendapatkan sambutan dari ibu dalam keadaan sehat sehingga :
a. Tumbuh secara wajar sebelum lahir.
b. Sesudah lahir, mendapat pemeliharaan dan makanan yang sesuai dari ibunya.
3. Untuk Suami
Memberi kesempatan kepadanya agar dapat :
a. Memperbaiki keadaan fisiknya
b. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu
luang untuk keluarga.
4. Untuk anak-anak lainnya
Memberi kesempatan untuk :
a. Perkembangan fisik, karena setiap anak memperoleh jarak dan jatah makanan yang cukup.
b. Perkembangan mental dan emosi yang cukup banyak
c. Memberi kesempatan pendidikan yang lebih baik karena pendapatan tidak habis buat hidup
saja
5. Untuk Seluruh Keluarga
a. Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi dari setiap anggota keluarga
b. Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik memberi yang nyata bagi generasi yang
akan datang
c. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mendapatkan
pendidikan
d. Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat memberi sumbangan yang lebih banyak
untuk kesejahteraan lingkungan.

2.1.4 Kontrasepsi
Kontrasepsi diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, yaitu:
1. Metode Sederhana
Metode sederhana dibagi menjadi metode sedehana dengan alat dan metode sederhana tanpa alat,
yaitu :
a. Tanpa alat :
1). KB alamiah : kalender, suhu basal, lendir serviks
2). Coitus intruptus (senggama terputus)
b. Dengan alat : kondom, diafragma, kap serviks, kondom wanita, spermisida.
2. Modern
Metode kontrasepsi modern dibagi menjadi:
a. Hormonal
Metode modern hormonal terdiri atas: kontrasepsi pil, implan, dan suntikan
b. Nonhormonal
Metode modern non hormonal adalah kontrasepsi IUD
3. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap terdiri atas Tubektomi dan Vasektomi

2.2 Kontrasepsi Suntik Kombinasi


2.2.1 Definisi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali ( Cyclofem), dan 50 mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Saifuddin, 2003).
Kontrasepsi suntik kombinasi adalah jenis kontrasepsi yang terdiri dari dua hormone yaitu
progestin dan estrogen seperti hormone alami pada tubuh seorang perempuan. Progestin yang
digunakan adalah Medroxy Progesterone Acetate (MPA) dan estrogen nya adalah Estradiol
Cypionate (JNPK-KR, 2012)

2.2.2 Cara Kerja


Cara kerja kontrasepsi suntik kombinasi menurut Hanafi, 1996 antara lain:
a. Menekan ovulasi
b. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma tidak terganggu
c. Perubahan pada endomroetrium (atrofi) sehingga impalntasi terganggu
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
2.2.3 Efektivitas
Menurut Ari Sulistyawati, 2011 . Keefektifan kontrasepsi suntik kombinasi sangat efektif (0,1 –
0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan,
2.2.4 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik kombinasi menurut Saifuddin, 2006 antara lain:
a. Resiko terhadap kesehatan kecil
b. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c. Tidak dilakukan pemeriksaan dalam
d. Jangka panjang
e. Efek samping sangat kecil
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
2.2.5 Keuntungan Nonkontrasepsi
Keuntungan Nonkontrasepsi menurut Hanafi Hartanto 1996 di buku KB dan Kontrasepsi, yaitu :
a. Mengurangi jumlah perdarahan
b. Mengurangi nyeri saat haid
c. Mencegah anemia
d. Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
e. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
f. Mencegah kehamilan ektopik
g. Melindungi klien dari jenis-jenis penyakit radang panggul
h. Pada keadaan tertentu dapat diberikan paada perempuan usia perimenopause

2.2.6. Kerugian
Menurut JNPK-KR (2012) kerugian kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
a. Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spoting, atau
perdarahan sampai 10 hari
b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan
kedua atau ketiga
c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk
mendapatkan suntikan
d. Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy (Fenitoin dan
Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)
e. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru
atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
f. Penambahan berat badan
g. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B, atau
infeksi virus HIV
h. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

2.2.7. Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi (menurut saefuddin 2006)


a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
c. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
d. Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
e. Pascapersalinan dan tidak menyusui
f. Anemia
g. Nyeri haid hebat
h. Riwayat kehamilan ektopik
i. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
2.2.8.Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi menurut Hanafi Hartanto yaitu :
a. Hamil atau diduga hamil
b. Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan
c. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d. Penyakit hati akut (virus hepatitis)
e. Usia > 35 tahun yang merokok
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)
g. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
h. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
i. Keganasan pada payudara

2.2.9. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi


Menurut Ari Sulistyawati waktu yg tepat untuk memulai menggunakan suntikan kombinasi
adalah :
a. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi
tambahan
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
c. Bila klien tidak haid, suntikan pertama diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu
tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari
d. Bila klien pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, maka suntikan pertama dapat
diberikan, asal saja dapat dpastikan tidak hamil
e. Bila pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama
diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7
f. Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi
g. Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberikan
h. Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan atau dalam waktu 7 hari
i. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi
sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu
j. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal
kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain
k. Ibu yang mengatakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan asal saja diyakini ibu tersebut
tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari
ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan
AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan
hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.

2.2.10. Cara Penggunaan


Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuscular dalam. Klien
diminta datang setiap 4 minggu.suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan
kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang
telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari
saja.

2.2.11. Instruksi Untuk Klien (menurut Hanafi Hartanti 1996)


a. Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 4 minggu
b. Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk memastikan hamil
atau tidak
c. Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikandan apa yang harus dilakukan
bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri payudara, serta
perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering ditemukan, dan biasanya akan hilang
pada suntikan ke-2 atau ke-3
d. Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsy, obat-obat tersebut
dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.
2.2.12. Tanda-tanda Yang Harus Diwaspasdai Pada Penggunaan Suntikan
Kombinasi
a. Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru atau serangan
jantung
b. Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi, atau
migrain
c. Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai
d. Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan
terjadi kehamilan.
2.3. Manajemen Varney
I. Pengumpulan Data atau Pengkajian
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap yaitu :
a. Riwayat kesehatan
b. Pemeriksaan fisik
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi
II. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan di Interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik.
III. Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
IV. Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
V. Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.
VI. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut
benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi.
VII. Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
Ny. F Umur 25 Tahun P1A0 Di Bidan Suryanti, Am.Keb
No. Register : 029
Ruang : R. Periksa
Tgl. Masuk : 14 Februari 2014
Nama Pengkaji : Mustika dan Sofa Musta Jaba

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Tanggal : 14 Februari 2014 pukul : 19.00 WIB
Nama Ibu : Ny. F Nama Suami : Tn. A
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jln. Gede Alamat : Jln. Gede
Telp :- Telp :-

B. ANAMNESA
1. Alasan Kunjungan ini : Ibu mengatakan ini adalah kunjungan ulang/rutin untuk KB suntik 1
bulan (kombinasi).
2. Keluhan Utama : Tidak ada
3. Riwayat menstruasi
 Haid Pertama : 13 Tahun
 HPHT : 11 Februari 2014
 Siklus : 28 hari
 Banyaknya : 3 kali/hari ganti pembalut
 Dismenore : Tidak ada
 Teratur/tidak teratur : Teratur
 Lamanya : 5 hari
 Sifat darah : kental kehitaman, baunya khas
4. Pola Kebiasaan Sehari-hari
 Pola Makan : 3 kali sehari, porsi sedang, berisi nasi, lauk
pauk, sayur, dan buah-buahan
 Pola Minum : 7-8 gelas / hari, berisi air putih
 Pola Aktivitas : Pagi sampai siang bekerja, malam
mengurus anak dan suami
 Pola Hubungan : 2 kali seminggu
Seksual
 Kebiasaan Lain : Ibu tidak merokok dan tidak minum
minuman beralkohol

5. Riwayat kesehatan sehari-hari


 Jantung : tidak ada penyakit jantung
 Asma/TBC Paru : tidak ada penyakit Asma/TBC Paru
 DM : tidak ada penyakit DM
 Hepatitis : tidak ada penyakit Hepatitis
 Hipertensi : tidak ada penyakit hipertensi
 Epilepsi : tidak ada penyakit epilepsi
 IMS : tidak ada penyakit IMS
 HIV/AIDS : tidak ada penyakit HIV/AIDS
 Lain-lain : tidak ada penyakit lainnya

6. Riwayat Kesehatan dahulu


 Jantung : tidak ada penyakit jantung
 Asma/TBC Paru : tidak ada penyakit Asma/TBC Paru
 DM : tidak ada penyakit DM
 Hepatitis : tidak ada penyakit Hepatitis
 Hipertensi : tidak ada penyakit hipertensi
 Epilepsi : tidak ada penyakit epilepsy
 IMS : tidak ada penyakit IMS
 HIV/AIDS : tidak ada penyakit HIV/AIDS
 Lain-lain : tidak ada penyakit lainnya

7. Riwayat kesehatan keluarga


 Jantung : tidak ada penyakit jantung
 Asma/TBC Paru : tidak ada penyakit Asma/TBC Paru
 DM : tidak ada penyakit DM
 Hepatitis : tidak ada penyakit Hepatitis
 Hipertensi : tidak ada penyakit hipertensi
 Epilepsi : tidak ada penyakit epilepsy
 IMS : tidak ada penyakit IMS
 HIV/AIDS : tidak ada penyakit HIV/AIDS
 Lain-lain : tidak ada penyakit lainnya

8. Riwayat KB
Pasang/Mulai Lepas/Stop
No. Alat/cara
Tgl/Bln/Thn Oleh Tgl/Bln/Thn Oleh Masalah
Tidak Haid
Selama
KB Suntik Desember
1 Oktober 2013 Bidan Bidan Pemakaian
3 Bulan 2013
KB Suntik 3
Bulan
Tidak ada
KB suntik 1 Desember
2 Bidn - -
bulan 2013

9. Data Psikososial
 Pengetahuan ibu tentang KB : Ibu hanya mengetahui KB
suntik saja
 Dukungan Keluarga : Suami mendukung ibu ber
KB
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Baik
Keadaan Emosional : Stabil
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Denyut Nadi : 78 x/menit
 Pernapasan : 20 x/menit
 Suhu Tubuh : 36,9o C
Tinggi Badan : 153 cm
LILA : 25
BB sekarang : 45 kg

PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala
 Muka/wajah : tidak pucat, tidak ada oedema dan tidak ada
flek hitam
 Lain-lain : tidak ada kelainan
Mata
 Kelopak mata : simetris, tidak ada kelainan
 Konjungtiva : tidak pucat
 Sklera : tidak kuning
 Lain-lain : tidak ada kelainan
Hidung
 Secret/serumen : tidak ada
 Polip : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada kelainan
Telinga
 Secret/serumen : tidak ada
 Polip : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada kelainan
Mulut
 Bibir : lembab, tidak pecah-pecah dan tidak stomatitis
 Gigi : tidak karies dan tidak berlubang
 Lain-lain : tidak ada kelainan
Leher
 Kelenjar Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
 Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
 Lain-lain : tidak ada kelainan
Dada : Simetris
Payudara
 Pembesaran : tidak ada pembesaran
 Putting susu : menonjol
 Simetris : simetris
 Benjolan : tidak ada benjolan
 Pengeluaran : tidak ada pengeluaran ASI
 Aerola : merah kecoklatan
 Rasa nyeri : tidak ada rasa nyeri
 Lain-lain : tidak ada kelainan
Abdomen
 Pembesaran : tidak ada pembesaran
 Benjolan abnormal: tidak ada
 Bekas luka operasi: tidak ada
 Kandung kemih : kosong
 Nyeri tekan perut : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada kelainan
Ano-Genital
 Vulva-Vagina : tidak dilakukan
 Perineum : tidak dilakukan
 Pengeluaran : tidak dilakukan
 Anus: hemoroid : tidak dilakukan
 Varises & oedem : tidak dilakukan
 Lain-lain : tidak dilakukan
Posisi tulang belakang : tegak
Ekstremitas atas
 Oedem : tidak ada
 Kebersihan : bersih
 Warna jari& kuku : bersih, tidak pucat
 Turgor : baik
 Kekakuan otot : tidak ada
 Kemerahan : tidak ada
 Varises : tidak ada
 Lain-lain : tidak ada kelainan
Ekstremitas Bawah
 Oedem : tampak tidak ada oedem
 Kebersihan : tampak bersih
 Warna jari& kuku : tampak bersih, tidak pucat
 Turgor : tampak baik
 Kekauan otot : tidak ada
 Kemerahan : tidak ada
 Varises : tidak ada
 Reflex Patella : kanan positif kiri positif
 Lain-lain : tidak ada kelainan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak Dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
 Diagnosa : Ny. F Usia 26 tahun P1A0 dengan akseptor KB
suntik 1 bulan
DO : keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
keadaan emosional stabil. TTV : TD: 110/70 mmHg ; N: 76x/menit ; S: 36,9o C ; R: 20x/menit
DS : ibu mengatakan ingin mengunakan KB suntik 1
bulan (kunjungan ulang/rutin)
 Masalah : tidak ada
 Kebutuhan : tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
(MANDIRI, KOLABORASI DAN RUJUKAN)
Tidak Ada

V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan KIE ulang efek samping dan komplikasi KB suntik 1 bulan
3. Siapkan alat dan obat untuk KB suntik 1 bulan (cyclofem)
4. Berikan injeksi KB 1 bulan (cyclofem)
5. Anjurkan ibu untuk datang kembali pada bulan berikutnya atau bila ada keluhan sewaktu-waktu
6. Lakukan dokumentasi tindakan

VI. PEL AKSANAAN


1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan
emosional stabil. TTV : TD: 110/70 mmHg ; N: 76x/menit ; S: 36,9o C ; R: 20x/menit
2. Memberikan KIE ulang tentang KB suntik 1 bulan dan efek samping KB suntik 1 bulan seperti
perubahan pola haid yang tidak teratur, sakit kepala, dan penambahan berat badan.
3. Menyiapkan alat dan obat
a. Kapas alcohol/kapas DTT
b. Spuit
c. Obat KB cyclofem
d. Menyiapkan obat dalam spuit
e. Menjaga keadaan jarum tetap steril
4. Memberi suntikan KB 1 bulan pada 1/3 bagian dari spina illiaca anterior superior secara IM.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan suntik ulang pada bulan berikutnya pada tanggal 12 Maret
2014 atau jika ada keluhan untuk konsultasi
6. Melakukan dokumentasi tindakan berupa identitas pasien, hasil pemeriksaan, dan terapi yang
diberikan

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
keadaan emosional stabil. TTV : TD: 110/70 mmHg ; N: 76x/menit ; S: 36,9o C ; R: 20x/menit
2. Ibu sudah mengerti KIE tentang KB suntik 1 bulan dan efek sampingnya
3. Peralatan dan obat KB sudah disiapkan
4. Pasien sudah disuntikkan KB suntik 1 bulan (cyclofem)
5. Ibu mengerti dan bersedia untuk datang kembali untuk suntik ulang pada tanggal 12 Maret 2014
atau jika ada keluhan
6. Identitas pasien, hasil pemeriksaan, dan terapi yang diberikan sudah didokumentasikan dan kartu
kunjungan ulang sudah diisi
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada Ny. F Usia 25 tahun P 1 A0 dengan Akseptor KB Suntik
kombinasi telah dilakukan pengkajian (data subyektif dan data obyektif) sesuai dengan
manajemen kebidanan 7 langkah varney melalui anamnesa langsung pada pasien dan beberapa
pemeriksaan. Dalam pengkajian data tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan di lapangan.
a. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir pada tanggal 11 Februari 2014 dan pasien
melakukan kunjungan ulang untuk ber kb pada tanggal 14 Februari 2014 . Hal ini sesuai dengan
teori Sayfuddin (2010) yang mengatakan bahwa suntik kb kombinasi dapat diberikan dalam
waktu 7 hari siklus haid dan tidak diperlukan kontrasepsi tambahan Maka ibu diperbolehkan
menggunakan kb ini dan tidak memerlukan kontrasepsi tambahan apapun.
b. ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga dan terdahulu seperti: Hipertensi,
Gagal Jantung, IMS, Diabetes Mellitus, Epilepsi, Hepatitis, Tuberculosis, dan HIV/AIDS. Hal ini
menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori Hanafi Hartanto (2002) dan kasus. Maka
dari itu ibu dapat diberikan KB suntik kombinasi karena ibu tidak mempunyai riwayat penyakit
yang tidak boleh dimiliki bagi pengguna KB suntik kombinasi.
c. ibu mengatakan tidak pernah merokok, maka dari itu ibu dapat diberikan suntik kombinasi
karena merokok dapat mengurangi keefektifan kb suntik kombinasi.
d. pada pemeriksaan tanda-tanda vital, ibu mempunyai tekanan darah sebesar 110/70 mmHg. Pada
teori Hanafi Hartanto (2002) mengatakan bahwa pasien dengan tekanan darah > 180/100 mmHg
tidak diperbolehkan menggunakan kb suntik kombinasi. Hal ini yang memperbolehkan pasien
dapat menggunakan kb suntik kombinasi
Pada pengidentifikasian diagnosa dan identifikasi masalah tidak terjadi kesenjangan pula,
karena diagnosa di ambil dari prosedur anamnesa, pada kasus ini tidak ada masalah yang
muncul. Karena ibu sudah memakai alat kontrasepsi suntik KB kombinasi selama 2 bulan.
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan adanya
masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan dignosa ibu dalam keadaan baik
Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan yang
khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi kematian. Dan pada kasus tidak
ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu
Pada pengembangan rencana, implementasi dan evaluasi tidak ada kesenjangan antara
teori dengan praktek. Dimana dalam praktek langkah langkah tersebut disesuaikan dengan
kedaaan pasien. Sehingga tujuan dilakukan asuhan kebidanan Ny.”F” Usia 26
tahun P 1 A0 dengan akseptor KB suntik kombinasi dapat tercapai.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “F” umur 26 tahun P1A0 akseptor KB suntik
kombinasi, dari uraian tentang masalah penerapan manajemen kebidanan dalam memnberikan
asuhan kebidanan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan dapat membangun
hubungan saling percaya antara pasien dengan bidan.
b. Dalam menganalisa data dengan cermat maka dapat dibuat diagnosa, masalah dan kebutuhan
pasien yang sesuai.
c. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika ada kerjasama yang
baik dengan pasien.
d. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah dan disandarkan pada perencanaan
tindakan yang disusun.
e. Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan
asuhan kebidanan dan pelaksanaan diagnosa
5.2. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan, logika dan ilmiah dalam melaksanakan dan
menerapkan asuhan kebidanan.
b. Bagi Petugas dan klinik
Diharapkan agar mutu pelayanan lebih ditingkatkan dan lebih maju serta perlu kiranya
memfungsikan sarana dan prasarana yang telah tersedia ditempat pelayanan praktek semaksimal
mungkin
c. Bagi Institusi Pendidikan
Memperbanyak buku-buku/literature yang berkaitan dengan kebutuhan kebidanan yang ada
sebagai pedoman dalam pembuatan makalah kami berikutnya agar lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi.1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan

Manuaba, Ida Bagus Gede.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – BP

Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP

2002. Buku Acuan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi. Jakarta

http://litbang.tangerangkota.go.id

http://bkkbn.go.id

Anda mungkin juga menyukai