DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS FALETEHAN
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT karenanya kami dapat
membuat makalah dengan judul “Aspek Sosial Budaya Dalam Kesehatan” dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini kami buat bersama untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kewarganegaraan. Makalah ini merupakan hasil Kerjasama kelompok kami yang
beranggotakan Vina, Gisa, Nurwatini, Osep dan Naji.
Kami mengerti bahwa makalah ini memilliki banyak kekurangan pada penulisan
maupun materinya. Maka dari itu, kami sangat terbuka untuk evaluasi serta masukan untuk
memperbaiki penusilan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Seperti contoh, petugas kesehatan perlu mengetahui aspek sosial budayanya agar
usaha pendidikan yang dilakukan berhasil.Perilaku adalah aktivitas manusia yang dapat
diamati maupun yang tidak dapat diamati yangresultante antara faktor internal dan eksternal
dari fisik, psikis, sosial individu. Perilakumerupakan fungsi dari sikap, norma, kebiasaan, dan
harapan individu yang berupa tindakannyata yang dapat diamati indera bahkan dapat
dipelajari dan merupakan tindak lanjut pengetahuan, sikap, dan niat seseorang terhadap suatu
obyek.
Masyarakat mempunyai batasan sehat atausakit yang berbeda dengan konsep sehat dan sakit
versi sistem medis modern (penyakitdisebabkan oleh makhluk halus, guna-guna, dan dosa)
2.Kepercayaan
2
Kepercayaan dalam masyarakat sangat dipengaruhi tingkah laku kesehatan, beberapa
pandangan yang berasal dari agama tertentu kadang-kadang memberi pengaruhnegatif
terhadap program kesehatan. Sifat fatalistik atau
fatalism
adalah ajaran atau paham bahwa manusia dikuasai oleh nasib. Seperti contoh, orang-orang
Islam di pedesaanmenganggap bahwa penyakit adalah cobaan dari Tuhan, dan kematian
adalah kehendakAllah. Jadi, sulit menyadarkan masyarakat untuk melakukan pengobatan saat
sakit.
3.Pendidikan
4.Nilai Kebudayaan
Contoh : Wanita sehabis melahirkan tidak boleh memakan ikan karena ASI akan menjadi
amis-
Di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit kuru. Penyakit ini menyerang susunansaraf
otak dan penyebabnya adalah virus. Penderita hanya terbatas pada anak-anakdan wanita.
Setelah dilakukan penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karenaadanya tradisi
kanibalismeSifat
3
antara satukebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Masyarakat menetapkan perilaku yang
normal (normatif) serta perilaku yang tidak normatif.
Contohnya, Bila wanita sedang sakit, harusdiperiksa oleh dokter wanita dan
masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada beras merah, padahal mereka
mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas merahdaripada diberas putih.
6.Inovasi Kesehatan
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu perubahan selalu
dinamis. artinya setiap perubahan akan diikuti perubahan kedua, ketiga danseterusnya.
Seorang petugas kesehatan jika akan melakukan perubahan perilaku kesehatanharus mampu
menjadi contoh dalam perilakukanya sehari-hari. Ada anggapan bahwa petugaskesehatan
merupakan contoh rujukan perilaku hidup bersih sehat, bahkan diyakini bahwa perilaku
kesehatan yang baik adalah kepunyaan/ hanya petugas kesehatan yang benar.
2.Jenis kelamin ( sex). Wanita cenderung lebih sering memeriksakan kesehatan ke dokterdari
pada laki-laki.
3.Jenis pekerjaan yang berpengaruh besar terhadap jenis penyakit yang diderita pekerja.
4.Self Concept, menurut Merriam-Webster adalah : “the mental image one has of oneself ”
Self concept ditentukanoleh tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang kita rasakan terhadap
diri kita sendiri.
5. Image Kelompok.
4
2.1 ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
TRADISIONAL DAN MODERN
5
swasta. Pengobatan tradisional berkaitan dengan budaya suatu suku bangsa yang menempati
suatu wilayah geografi tertentu. Pengobatan tradisional juga lazim digunakan dalam
mengatasi berbagai masalah kesehatan baik di desa maupun di kota-kota besar.
1. Faktor Sosial Alasan masyarakat memilih pengobatan alternatif adalah selama mengalami
pengobatan alternatif keluarganya dapat menjenguk dan menunggui setiap saat. Hal tersebut
sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu ingin berinteraksi langsung
dengan keluarganya atau kerabatnya dalam keadaan sakit. Selama perawatan yang
dialaminya mereka dapat berkomunikasi dengan akrab dengan keluarganya. Namun ada juga
informasi yang mengemukakan bahwa masyarakat lebih senang dirawat atau diobati di rumah
sakit daripada dirawat atau diobati di tempat-tempat pengobatan alternatif. Mereka dibawa ke
pengobatan alternatif bukan atas kemauan sendiri tetapi atas desakan biaya pengobatan.
Biasanya mereka belum pernah ke rumah sakit sehingga tidak bisa dibandingkan pengobatan
alternatif dengan pengobatan di rumah sakit. Disini tampak adanya faktor pasrah akibat dari
keterbatasan pengalaman-pengalaman dalam interaksi sosial.
2. Faktor Ekonomi Masyarakat memilih pengobatan alternatif kerena biayanya lebih murah
daripada rumah sakit, cara pembayarannya juga tidak memberatkan karena pasien tidak
tertarik uang muka. Selain itu bagi yang tidak mampu membayar sekaligus dapat dicicil
setelah pulang.
3. Faktor Budaya Salah satu alasan mengapa pasien memilih pengobatan alternatif karena
pengobatan di tempat ini memiliki seorang ahli yang mempunyai kekuatan supranatural yang
6
mampu mempercepat kesembuhan penyakit. Disamping itu hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Foster dan Anderson bahwa sistem medis adalah bagian integral dari
kebudayaan. Salah satu faktor lain yang menyebabkan pengobatan alternatif masih diminati
masyarakat adalah kategori penyembuhan yaitu siapa yang berhak atau yang tepat dalam
menyembuhkan, misalnya untuk penyakit C hanya D yang berhak, penyakit A hanya B yang
tepat menyembuhkan. Dalam persepsi masyarakat juga menganggap penyakit yang tidak
parah tidak perlu dibawa ke rumah sakit, karena penyakit yang diderita dianggap tidak
mengancam jiwanya, tidak mengganggu nafsu makan serta masih mampu melakukan
kegiatan sehari-hari walaupun agak terganggu.
4. Faktor Kenyamanan Kenyamanan yang diperoleh pada saat pengobatan karena tidak
menggunakan peralatan-peralatan yang bisa menakutkan mereka, terutama patah tulang tidak
perlu diamputasi atau digips
5. Kemudahan Pasien dapat segera ditangani tanpa harus menunggu hasil rontgen dan hasil
laboratorium lainnya. Perbedaan yang terutama di antara pengobatan alternatif dengan
pengobatan modern berdasarkan cara-pikir pengobatannya adalah pengobatan modern atau
medis berpola-pikir logika yang menganggap penyakit yang bersifat lahir, sedangkan
polapikir pengobatan alternatif menganggap penyakit bersifat batin dan juga bersifat lahir.
Dalam penelitian ini membahas mengenai penyakit kista dan apa saja faktorfaktor yang
mempengaruhi penderita kista dalam memilih pengobatan. Yang dimaksud dengan kista
adalah suatu kantung yang berisi cairan, bisa kental seperti gel (mukus), bisa juga cair
(serous).
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam jaringan di organ
reproduksi perempuan yang paling sering ditemui. Penyebab utamanya masih menjadi
misteri, namun ada literatur yang menyebutkan bahwa kista berasal dari telur yang gagal
berovulasi, ada juga yang menyatakan bahwa kista diproduksi oleh kelenjar-kelenjar yang
ada di ovarium, yang tak bisa dikeluarkan Akhirnya tertampung, dan makin lama makin
besar. Kista menempati rongga-rongga di dalam tubuh, yang paling terkenal adalah kista
indung telur (Ovarian Cysts). Menurut beberapa kasus, perempuan yang memiliki kista pada
awalnya merasakan sakit di bagian bawah perut ( rahim ) pada saat menstruasi ataupun pada
saat berhubungan bagi perempuan yang sudah berumah tangga.
Pada awalnya pasien melakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu yaitu dengan melakukan
USG. Dengan demikian pasien penderita kista dapat mempertimbangkan jenis pengobatan
yang sesuai dengan kondisinya, yaitu pengobatan yang tidak hanya memberikan proses
7
penyembuhan secara biologis atau fisik, tetapi juga secara psikis, sosial budaya dan spiritual.
Adapun yang menarik dari judul yang menjadi alasan saya memilih penelitian ini adalah
bagaimana pelayanan kesehatan dan kondisi sosial budaya masyarakat dapat mempengaruhi
keputusan perempuan penderita kista dalam memilih jenis pengobatan.
Dalam buku Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik (2018) karya Encep Sudirjo,
Muhammad Nur Alif, manusi adalah makhluk hidup yang selalu mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Di mana perubahan tersebut dimulai dari dalam kandungan, lahir, menjadi
dewasa dan tua. Kemudian terjadi perubahan dalam aspek-aspek fisik, mnotorik, pikiran,
emosi, dan sosial. Pola-pola perubahan berubahan bersifat meningkat, kemudian menurun.
Peningkatan terjadi dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan. Sedangkan
penurunan terjadi dalam proses penuaan.
8
perkembangan dalam periode tertentu. Studi tentang perkembangan gerak mencakup diskripsi
dan menjelaskan mengenai perilaku gerak manusia sepanjang hidup.
Perkembangan hidup manusia secara umum terjadi dalam lima fase, yakni:
Sebelum lahir
Bayi
Anak-anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Setiap fase perkembangan terjadi dalam batasan usia dan didasarkan pada
kecenderungan karakteristik perkembangan yang terjadi pada kurun waktu tertent u
dalam setiap usianya. Pertumbuhan proses peningkatan yang ada pada diri seseorang
yang bersifat kuantitatif atau peningkatan dalam hal ukuran. Peningkatan karena
kesempurnaan dan bukan karena penambahan bagian yang baru. Pada studi
perkembangan motorik cenderung digunakan dalam kaitannya dengan peningkatan
ukuran fisik. Contohnya adalah:
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
3.2 Daftar Pustaka
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/10/143000269/pertumbuhan-dan-perkembangan-
manusia?page=all
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/3._Sosbud_Kesehatan_SLT_.ppt
http://www.jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273
11