Anda di halaman 1dari 16

CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Diajukann untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan

Dosen pengampu H. Manaf, B.Sc.,S.Pd.,MM

MAKALAH

Disusun Oleh :

KLP 6 TK 2 A

Juliana (191FK01063)

Rafly Ahmad Ramadan (191FK01092)

Regita Nur Ramadani (191FK01095)

Tuti Herawati (191FK01134)

Yossy Yosinta (191FK01141)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik,
dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk
menyelesaikan tugas dari dosen kami H. Manaf, B.Sc.,S.Pd.,MM.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 2 Mei 2021

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................iii
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................................
2.1 Pengertian Pendekatan social budaya dalam praktik keperawatan..............
2.2 Macam-Macam Pendekatan social budaya dalam praktik keperawatan ....
2.3 Pengertian Implikasi Antropologi Kesehatan ............................................
2.4 Macam-Macam Implikasi ...........................................................................
2.5 Implikasi Antropologi Kesehatan dalam praktik Keperawatan ..................
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejauh ini masalah kesehatan reproduksi lebih banyak didekati dari aspek klinis
sehingga berkembang anggapan bahwa masalah kesehatan reproduksi hanya dapat dipelajari
dan dipecahkan oleh ahli-ahli kedokteran.Sementara itu , banyak bukti yang mengatakan
bahwa inti persoalan kesehatan reproduksi sesungguhnya terletak pada konteks sosial,
ekonomi dan kebudayaan. Kesehatan reproduksi dipengaruhi dan mempengaruhi sistem
politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan gander.
Pengaruh kehamilan pada ibu sangat bergantung pada dukungan sosial, lingkungan
keluarga, fisik maupun psikologis nya. Saat ini dalam melakukan praktek kebidanan di
perkotaan maupun dipedesaan sangat lah berpengaruh terhadap sosial dan budaya. Seorang
bidan yang dalam memberikan asuhan pelayanan kesehatan harus mengetahui dan
melakukan pendekatan sosial dapat diterima oleh masyarakat.
Pada makalah ini, akan dibahas mengenai cara-cara pendekatan sosial budaya dalam
praktek kebidanan. Pendekatan sosial ini sangatlah penting karena akan berpengaruh dalam
memberikan pelayanan asuhan kebidanan. Dan juga berpengaruh terhadap lingkungan sosial
dan budaya
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pendekatan social budaya dalam praktik keperawatan ?
2. Bagiamna Macam-Macam Pendekatan social budaya dalam praktik keperawatan ?
3. Bagaimana Pengertian Implikasi Antropologi Kesehatan ?
4. Bgaiamana Macam-Macam Implikasi ?
5. Bagaimana Implikasi Antropologi Kesehatan dalam praktik Keperawatan?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian social budaya dalam prktik keperawatan
2. Mahasiswa dapat menegtahui macam-macam pendekatan social budaya dalam
praktik keperawatan
3. Mahasiswa dapat mengetahui definisi implikasi dan macam-macam implikasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN


A. Pengertian :
Definisi sosial budaya dalam masyarakat Menurut Soerjono Soekanto budaya
sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur –
unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam
kehidupan kelompok masyarakat.
B. Ada beberapa macam Pendekatan social budaya dalam praktik keperawatan,
yaitu :
1) Pendekatan melalui Agama
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani
hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu
umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi.
Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan
kebidanan dan kesehatan diantaranya :
- Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga
kesehatannya.
- Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan
melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang
bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa.
- Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya
- Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan
yang bertentangan dengan ajarannya.

Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari


upaya-upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama,
diantaranya :

1) Upaya pemeliharaan kesehatan


Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu
hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi
yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan
merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat melakukan/menjalani
hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan
kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat
manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkanoleh agama antara lain :
- Makan makanan yang bergizi
- Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari
iman)
- Berolah raga
- Pengobatan diwaktu sakit
2) Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di
waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
a. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid
SD kelas 1 sampai kelas 3.
b. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233). Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan
seorang ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2
tahun.
c. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok
pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
3) Upaya pengobatan Penyakit
Agama salah satu pendekatan sosial budaya dalam praktik keperawatan yaitu
melalui agama. Keluarga Berencana Pandangan agama islam terhadap
pelayanan keluarga berencana. Ada dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu
memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi.
 Pandangan agama yang memperbolehkan pemakaian alat kontrasepsi IUD:
- Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan
- Pemakaian IUD menghentikan kehamilan
2) Pendekatan Melalui Kesenian Tradisional
Praktik keperawatan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai
dengan kewenangan dan kemampuannya. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan
kesehatan saat ini dihadapkan pada masyarakat yang lebih terdidik,dan mampu
memberi pelayanan kesehatan yang di tawarkan atau dibutuhkan oleh masyarakat.
Masyarakat mengiginkan pelayanan kesehatan yang murah, nyaman,sehingga
memberi kepuasan (sembuh dengan cepat dengan pelayanan yang baik). Rumah
sakit perlu mengembangkan suatu sistem pelayanan yang didasarkan pada
pelayanan yang berkualitas baik, biaya yang dapat dipertanggung jawabkan dan
diberikan pada waktu yang cepat dan tepat. Rumah sakit sebagai suatu institusi
pelayanan kesehatan, dalam memproduksi jasa pelayanan kesehatan ( pelayanan
medis dan pelayanan kebidanan), untuk masyarakat menggunakan berbagai sumber
daya seperti ketenanagaan, mesin, bahan, fasilitas, modal, energy dan waktu.
Pelayanan praktik keperawatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab
memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan selama 24 jam
secara berkesinambungan. Perawatharus memiliki keterampilan professional,
ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka
perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani pelayanannya
kepada pasien.
Program pelayanan keperawatan yang optimal dapat dicapai dengan adanya
tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan
keperawatan berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti
memiliki berbagai pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh
para perawat dalam melakukan pendekatan asuhan keperawatan kepada
masyarakat.
Perawat dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui
pendekatan sosial dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan
yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para perawat dalam melakukan
pendekatan asuhan keperawatann kepada masyarakat misalnya paguyuban,
kesenian tradisional, agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk
memudahkan masyarakat dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang
diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata
atau benar adanya.
 Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang perawat lebih bersifat :
a. Promotif
Perawat yang bersifat promotif berarti bidan berupaya menyebarluaskan
informasi melalui berbagai media Metode penyampaian, alat bantu, sasaran,
media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan
instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah,
bergantung kepada dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk
menyiasatinya agar informasi kesehatan bisa diterima dengan benar dan
selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya promotif tidak selalu
menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak. Selain
itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan
dengan memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan
agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya
selalu diupdate seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini.
b. Preventif
Berarti perawatberupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan balita
di Posyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa
bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar
rumah.
c. Kuratif
Berarti perawat tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit terutama
penyakit berat.
d. Rehabilitatif
Berarti perawat melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama bagi
pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka panjang.
3) Pendekatan dalam sistem Paguyuban
Paguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang
diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh
rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih
ekonomi.
 Ciri-ciri Paguyuban
Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :
a. Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
b. Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
c. Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak
untuk orang lain diluar “kita”.
 Sedangkan secara umum cirri-ciri paguyuban yaitu :
a. Adanya hubungan perasaan kasih sayang
b. Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
c. Tidak suka menonjolkan diri
d. Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
e. Sifat gotong royong masih kuat
f. Hubungan kekeluargaan masih kental
 Tipe Paguyuban
Memiliki tiga tipe yang ada di masyarakat yaitu :
a. Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood )
Yaitu paguyuban bedasarkan keturunan contoh kelompok
kekeluargaan,keluarga besar
b. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place )
Yaitu paguyuban yang terdiri dari ornag-orang yang berdekatan tempat
tinggal sehingga dapat saling tolong menolong contohnya
arisan,RT,RW,karang taruna,PKK,pos kambling, atau ronda
c. Paguyuban karena jiwa pikiran(gemneinschaft by mind)
Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak mempunyai hubungan
darah atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka
mempunyai jiwa dan pikiran yang sama,paguyuban semacam itu tidak
sekuat dengan ikatan paguyuban berdasarkan keturunan.contohnya
organisasi.
 Pembahasan pelayanan kebidanan dengan pendekatan Paguyuban
Paguyuban atau gemeinschft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang
diantara para warganya di warnai dengan hubungan – hubungan sosial yang
penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal, serta jauh dan pamrih -
pamrih ekonomi.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan
pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga
kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan
berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat
sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan
posyandu di puskesmas puskesmas.
4) Pendekatan Sosial Budaya dalam praktek kebidanan melalui pesantren
Kebidanan
Kebidanan sendiri merupakan bagian integral dari sistim kesehatan dan
berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode
etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan
dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normaldan bukan merupakan penyakit,
walaupun pada beberapa kasus mungkinberkomplikasi sejak awal karena kondisi
tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah untuk
memastikan kesejahteraan ibu dan janin/ bayinya, bermitra dengan perempuan,
menghormati martabat dan memberdayakansegala potensi yang ada padanya,
termasuk proses penjaminan kesehatan ibu danbayinya serta untuk menghindari
kasus gizi buruk bagi bayi
Kemudian praktek kebidanan adalah asuhan yangdiberikan oleh bidan secara
mandiri baik pada perempuan yang menyangkut prosesreproduksi, kesejahteraan
ibu dan janin / bayinya, masa antara dalam lingkuppraktek kebidanan juga termasuk
pendidikan kesehatan dalam hal prosesreproduksi untuk keluarga dan
komunitasnya.
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan denganperempuan, bersifat
holistik dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruhsosial, emosional,
budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari pengalamanreproduksinya.
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitasdan morbilitas ibu
dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan,medis dan sosial untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibudan janin / bayinya.

 Pendekatan Sosial Budaya dalam praktek kebidanan melalui pesantren


dalam praktek kebidanan melalui pesantren sebagaisalah satu alternativ
pemecahan masalah dalam bidang kesehatan. Saat ini pesantren diharapkan
dapat berperan aktif dalam upayamemberdayakan masyarakat menuju perilaku
hidup bersih dan sehat, karena Pondokpesantren dianggap mampu menjadi
penggerak masyarakat baik di bidang agama,sosial, maupun ekonomi.

3.1 IMPLIKASI ANTROPOLOGI KESEHATAN


A. Definisi
Kata implikasi memiliki arti yang cukup luas sehingga maknanya cukup beragam.
Implikasi didefinisikan sebagai suatu akibat yang terjadi karena suatu hal , implikasi
memiliki makna bahwa sesuatu yang disimpulkan dalam suatu penelitian yang lugas
dan jelas.
Implikasi dalam bahasa Indonesia adalah efek yang ditimbulkan dimasa depan atau
dampak yang dirasakan ketika melakukan sesuatu.
Implikasi adalah akibat langsung yang terjadi karena suatu hal misalnya : penemuan
atau karena hasil penelitian.
B. Macam-macam implikasi :
1) Implikasi teoritis :
Pada bagian ini peneliti menyajikan gambaran lengkap mengenai implikasi
teoritikal dari penelitian. Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji pada
mengenai konstribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang
digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tetapi implikasinya bagi
teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama yang disajikan dalam model
teoritis.
2) Implikasi manajerial :
Pada bagian ini, peneliti menyajikan berbagai implikasi kebijakan yang dapat
dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini implikasi
manajerial memberikan konstribusi praktis bagi manajemen.
3) Implikasi metodologi :
bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai metodologi
yang digunakan dalam penelitiannya. Misalnya pada bagian ini dapat disajikan
penjelasan mengenai bagian-bagian metode penelitian mana yang telah dilakukan
dengan sangat baik dan bagian mana yang relative sulit serta prosedur mana yang
telah dikembangkan untuk mengatasi berbagai kesulitan yang sebelumnya tidak
digambarkan sebelumnya dalam metode penelitian.
C. Implikasi antropologi kesehatan terhadap praktik keperawatan
1) Antropologi kesehatan dan ekologi keperawatan
Para antropologi kesehatan pada masa kini khususnya di amerika bekerja dibidang
kesehatan masyarakat, fakultas kedokteran, sekolah perawat dirumah sakit, dan
departemen kesehatan serta dijurusan antropologi pada universitas umum. Mereka
melakukan penelitian dalam topic seperti manusia, anatomi, pediatric,
epidemiologi, kesehatan jiwa, penyalah gunaan obat, definisi mengenai sehat dan
penyakit, layihan petugas kesehatan, birokasi medis, pengaturan dan pelaksanaan
rumah sakit, hubungan dokter-pasien, dan proses memperkenalkan system
kesehatan tradisional.
2) Konsep-konsep penting dalam antropologi kesehatan dan ekologi
keperawatan
a. System adalah agregasi pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh
beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit
yang berbedayang dikombinasikan sedemikian rupa alam atau oleh seni
sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi,
beroperasi atau bergerak dalam suatu kesatuan
b. System sosial-budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang integral
dalam interaksi antar manusia
c. Ekosistem adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dalam
lingkungan non hidup mereka (hardesty 1977;289) Hubungan antropologi
kesehatan dengan ekologi dalam praktek keperawatan . hubungan manusia
dengan lingkungan , dengan tingkah lakunya, dengan penyakitnya, cara
dimana penyakitnya dan tingkahlakunya mempengaruhi evolusi atau
kebudayaan selalu melalui proses umpan balik. Pendekatan Ekologis
Merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah epidemiologi.cara-cara
dimana tingkah laku individu dan kelompok menentukan derajat kesehatan
dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang berbeda-
beda.. contoh : semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun
berbeda dengan bangsa yang baru berkembang. penyakit-penyakit infeksi
seperti malaria, demam berdarah, TBC dll pada umumnya terdapat pada
Negara yang berrkembang, sedangkan penyakit-penyakit non infeksi seperti
stress, depresi, kanker, hipertensi, umumnya terdapat pada Negara-negara
maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada
kedua kelompok tersebut.

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi
sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang professional. Didalam bidang
kesehatan itu sendiri khususnya perawat berbagai ilmu ilmu yang mencangkup
bidangnya sangat penting untuk dikuasai dan dipahami salah satunya yaitu antropologi
kesehatan. Hubungan antara budaya dengan kesehatan sangatlah erat hubungannya.
Seringkali sulit untuk membedakan antara antropologi kesehatan dan sosiologi bagi
ilmuan yang kurang berkecimpung dalam memahami ilmu sosial.

Objek material kedua ilmu itu memang memiliki kesamaan yaitu antropologi dan
sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fan memahami manusia sebagai bagian
dari suatu kelompok atau masyarakat demikian pula dengan data dan model atau teori
bias saling meminjam. Artinya bias sendiri ataupun bersama-sama digunakan dalam
bahasan antropologi kesehatan ataupun sosiologi kesehatan .
Perkembangan antropologi kesehatan sehubungan dengan fenomena konsep
sehat sakit dapat dilihat dari factor berikut :
1) Biologis dan ekologis disebut sebagai kutub biologi dengan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan manusia maupun penyakit dalam evolusi ekologis.
Kajian ini didukung ilmu lain seperti genetika, anatomi, serologi, biokimia
2) Psikologis dan sosial budaya disebut sebagai kutub sosial mengamati prilaku sakit
pada pasien, mempelajari etnomedisin, petugas kesehatan dan profesionalisme,
hubungan perawat-dokter-petugas farmasi. Kajian ini didukung ilmu seperti
psikologi, sosiologi, administrasi, poloyik, komunikasi, bahasa, kesehatan
masyarakat, pendidikan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa sebagai tenaga kesehatan yang selalu berbaur dengan
dengan masyarakat kita harus selalu menjaga dan menghormati adat istiadat dari bergai
daerah mulai dari agama.kesenian,paguyuban,pesantren bahkan jika kita melakukan sebuah
persealinan kita sebagai bidan harus mengikuti aturan dari dearah agar kita tidak caci maki
oleh warga setempat.
Hubungan antropologi kesehatan dengan ekologi dalam praktek keperawatan.
hubungan manusia dengan lingkungan, dengan tingkah lakunya, dengan penyakitnya, cara
dimana penyakitnya dan tingkahlakunya mempengaruhi evolusi atau kebudayaan selalu
melalui proses umpan balik. Pendekatan Ekologis Merupakan dasar bagi studi tentang
masalah-masalah epidemiologi.cara-cara dimana tingkah laku individu dan kelompok
menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi
yang berbeda-beda..
B. Saran
Kebersihan sebagian dari iman. Slogan yang begitu terkenal itu menjadi pemicu bagi
umat untuk senantiasa menjaga kebersihan, rohani maupun jasmani. Barang siapa yang
dalam keseharian mampu menjalankan pola hidup sehat baik di lingkungan maupun pribadi,
maka hal itu akan berdampak pada peningkatan kualitas imannya
DAFTAR PUSTAKA

http://indahfebrianti09.blogspot.com/2015/12/mengaplikasikan-cara-cara-pendekatan.html

http://lhutvianah.blogspot.com/2016/03/isbd-cara-pendekatan-sosialbudaya-dalam.html

http://warungbidan.blogspot.com/2016/07/makalah-antropologi-8-implikasi.html

Anda mungkin juga menyukai