Anda di halaman 1dari 25

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN LINTAS

BUDAYA

A. Latar Belakang
Trend dan Issue
“Professional caring for people of diverse cultures,
necessitates the use of transcultural concept, principles,
theoretical ideas and research findings to reflect upon and
guide actions and decisions.” Leininger, 1978

1. Perkembangan social budaya khususnya


keperawatan sangat cerah pd masa
mendatang dilihat dari kekayaan budaya
Indonesia
2. Kekayaan alam Indonesia , ke anekaragaman
hayati ,sejarah pengobatan tradisional yg
telah dikenal lama
3. Kedepan . Perawat terus ditantang oleh
perubahan-perubahan yang ada, baik dari
lingkungan maupun klien.
4. Lingkungan, globalisasi. perpindahan
penduduk menuntut perawat agar dapat
menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya.
5. Peran perawat yang komprehensif dalam
memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis,
psikologis, dan spiritual klien.

1
B. Tujuan

Dapat memahami tentang perspektif dan perkembangan


transkultural dalam keperawatan berkenaan dengan
globalisasi dan pelayanan kesehatan

A. Landasan teori :Perspektif Transkultural dalam


Keperawatan

1. Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam


Pelayanan Kesehatan
Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan
transkultural, perlu kita ketahui apa arti kebudayaan
terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan,
tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara
belajar dalam rangka kehidupan masyarakat.
(koentjoroningrat, 1986)
a. Wujud-wujud kebudayaan antara lain :
1. Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan
peraturan
2. Kompleks aktifitas atau tindakan
3. Benda – benda hasil karya manusia

2
b. Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body
of knowledge yang dapat dikembangkan dan
diaplikasikan dalam praktek keperawatan.

c. Teori transkultural dari keperawatan berasal dari


disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam
konteks keperawatan.

d. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep


keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang
adanya perbedaan nilai-nilai cultural yang melekat
dalam masyarakat.

e. Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan


keragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan
asuhan keperawatan kepada klien.

f. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan


mengakibatkan terjadinya cultural shock.

g. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu


kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi
dengan perbedaan nilai budaya.

h. Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat


yang humanis yang difokuskan pada perilaku
individu/kelompok serta proses untuk
3
mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat
atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar
belakang budaya.

i. Sedangkan menurut Leinenger (1978), keperawatan


transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan
yang berfokus pada analisa dan studi perbandingan
tentang perbedaan budaya.

2. Tujuan dari transcultural nursing adalah :

1. Untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan


menggunakan norma pemahaman keperawatan
transcultural dalam meningkatkan kebudayaan
spesifik dalam asuhan keperawatan.

2. Asumsinya adalah berdasarkan teori caring, caring


adalah esensi dari, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan.

3. Perilaku caring diberikan kepada manusia sejak


lahir hingga meninggal dunia.

4. Human caring merupakan fenomena universal


dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi
diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

4
3. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan
Transkultural
a. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir,
bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya
Tindakan/keinginan yang dipertahankan pada suatu waktu
tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan
c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan
keperawatan
d. Etnosentris
Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah
persepsi yang dimiliki individu menganggap budayanya
adalah yang terbaik
e. Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok
budaya yang digolongkan menurut cirri-ciri dan kebiasaan
yang lazim
f. Ras

5
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia. Jenis ras umum
dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.
g. Etnografi: Ilmu budaya
Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi
memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran
yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap individu.
h. Care
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga dan kelompok
dengan adanya kejadian untuk memenuhikebutuhan baik
actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan
kualitas kehidupan manusia
i. Caring
Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau
kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan
manusia
j. Culture care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi digunakan untuk
membimbing, mendukung atau member kesempatan
individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan

6
kesehatan, sehat dan berkembang bertahan hidup dalam
keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai
k. Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan
kepercayaan, praktek dan nilai karena percaya bahwa ide
yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari kelompok lain.

4. Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) ,


adalah :

Cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep


dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang
budaya, terhadap 4 konsep sentral keperawatan yaitu
a.Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang
memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan
berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
Menurut Leininger (1984) manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapundia berada (Geiger and Davidhizar,
1995).
b. Kesehatan : adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki
klien dalam mengisikehidupannya, terletak pada rentang
sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai,
pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang
dapat diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan

7
perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit
yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
c. Lingkungan
- Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan
fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien.
- Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas
kehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berinteraksi.
- Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial
dan simbolik.
a. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau
diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa,
pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti
rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat
karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.
b. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur
sosial yang berhubungan dengan sosialisasi
individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan
sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-
aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.
c. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk
dan simbol yang menyebabkan individu atau
kelompok merasa bersatu seperti musik, seni,
riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
d. Keperawatan
8
a. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau
rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya.
b. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan
individu sesuai dengan budaya klien.
c. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan
adalah perlindungan/ mempertahankan budaya,
mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

Dalam mengembangkan bidang keperawatan transkultur


dua ide yang sangat penting dikembangkan untuk
mengidentifikasi berbagai jenis perawatan, yaitu, generic
perawatan dan perawatan profesional, yang sebagian
besar didasarkan pada perawatan emik dan etik. Kedua
istilah tersebut membantu perawat menyadari
keperawatan dengan membedakan sumber-sumbernya,
makna dan ekspresi yang digunakan merawat seseorang.
Generik (emic) Care / Professional (Etic) Care
Cure / Cure
 berorientasi pada  orientasi ilmiah

humanistik  Klien bertindak

 seseorang didasari dengan tekhnik tidak


dengan praktis dan kekeluargaan dan
keakraban keluarga asing

9
 pendekatan holistik  membedakan dan
dan terintegrasi tidak
dengan fokus pada menggabungkan
sosial hubungan, pelayanan dengan
bahasa, dan jalan focus fisik tubuh dan
hidup pikiran
 fokus terbesar pada  Fokus sebagian
caring besar pada
 sebagian besar rakyat menyembuhkan,
nonteknologi diagnosis, dan
menggunakan obat perawatan
dan hubungan pribadi  Sebagian besar
 berfokus pada teknologi dengan
pencegahan penyakit, berbagai tes
ketidakmampuan dan diagnostik dan
pemeliharaan jalan perawatan ilmiah
hidup  Fokus pada
 menggunakan mode mengobati penyakit,
komunikasi konteks cacat, dan patologi
tinggi  menggunakan mode
 mempercayai komunikasi rendah
perawatan dan  Bergantung pada
penyembuhan rakyat faktor biofisik dan
tradisional emosional untuk
mengkaji dan
bertindak

10
Berikut beberapa prinsip penting keperawatan transkultur
yang memberikan bimbingan kepada pelayan perawatan
transkultur untuk berinteraksi.
1. Human caring dengan keperawatan transkultur
berfokus untuk kepentingan kesehatan,
penyembuhan, dan kesejahteraan individu, keluarga,
kelompok, dan lembaga.
2. Setiap budaya memiliki kepercayaan tertentu, nilai,
dan pola kepedulian dan penyembuhan yang perlu
ditemukan, dipahami, dan digunakan dalam merawat
orang-orang dari budaya yang berbeda-beda atau
mirip.
3. Keperawatan transcultural pengetahuan dan
kompetensi yang imperatif untuk memberikan
makna, kongruen, aman, dan menguntungkan praktek
perawatan kesehatan.
4. Ini adalah hak asasi manusia yang kebudayaan
memiliki nilai-nilai peduli budaya mereka,
kepercayaan, dan praktek-praktek dihormati dan
merenung dimasukkan ke dalam perawatan dan
layanan kesehatan.
5. Budaya dan kesehatan perawatan berdasarkan
kepercayaan dan praktek-praktek kesehatan
bervariasi di barat dan non-budaya barat dan dapat
berubah dari waktu ke waktu.
6. Komparatif pengalaman perawatan budaya, makna,
nilai, dan pola budaya perawatan sumber dasar
11
pengetahuan keperawatan lintas untuk menuntun
keputusan menyusui.
7. Generic (emik, folk) dan profesional (etik)
pengetahuan dan praktik perawatan sering memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dasar
yang perlu dinilai dan dipahami sebelum
menggunakan informasi dalam perawatan klien.
8. Pengetahuan yang holistik dan komprehensif
keperawatan transkultur membutuhkan pemahaman
perspektif emik dan etik yang terkait dengan
pandangan dunia, bahasa, ethnohistory, kekerabatan,
agama (spiritualitas), teknologi, ekonomi dan faktor-
faktor politik, dan nilai-nilai budaya tertentu,
keyakinan, dan praktik atas ketegasan perawatan,
penyakit, dan kesejahteraan.
9. Cara belajar yang berbeda, hidup, dan budaya
transmisi perawatan dan kesehatan siklus hidupmu
adalah fokus utama dari pendidikan, penelitian, dan
praktik keperawatan transkultur.
10. Keperawatan transcultural membutuhkan
pemahaman tentang diri sendiri, satu budaya, dan
cara seseorang memasuki budaya yang berbeda dan
membantu orang lain.
11. Keperawatan transcultural teori, riset, dan
praktek yang tertarik pada kedua universal untuk
kesamaan) dan perbedaan untuk menghasilkan
pengetahuan baru dan bermanfaat untuk

12
menyediakan humanistik dan praktek perawatan
ilmiah.
12. Keperawatan transcultural tindakan atau
keputusan yang didasarkan terutama pada perawatan
dan kesehatan penelitian pengetahuan yang diperoleh
dari studi yang mendalam tentang budaya dan
penggunaan pengetahuan ini dalam merawat
profesional.
5. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu
menjembatani antara sistem perawatan yang dilakukan
masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan
keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan harus
memperhatikan 3 prinsip asuhan keperawatan yaitu:
 Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien
tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan
implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-
nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien
dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
 Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini
dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap
budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan.
Perawat membantu klien agar dapat memilih dan
13
menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil
mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan
dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
 Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang
dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya
merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.

Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger


dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam
konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit (Sunrise Model). Geisser (1991) menyatakan bahwa
proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai
landasan berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah
klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan
keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan
latar belakang budaya klien ( Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang
ada pada”Sunrise Model” yaitu:
1. Faktor teknologi (technological factors)
14
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk
memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah
dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji:
Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi
masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan,
alasan klien memilih pengobatan alternative dan persepsi
klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi
untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.
2. Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and
philosophical factors )
Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan
pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya.
Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
mendapatkan kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas
kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawat adalah: agama yang dianut, status pernikahan, cara
pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif
terhadap kesehatan.
3. Faktos sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social
factors )
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama
lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir,
jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan
kepala keluarga.
15
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life
ways )
a. Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan
dan ditetapkan oleh penganut budaya yang di anggap
baik atau buruk.
b. Norma –norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut
budaya terkait.
c. Yang perlu di kaji pada factor ini adalah posisi dan
jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa
yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang
dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan
dengan aktivitas sehari- hari dan kebiasaan
membersihkan diri.
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and
legal factors )
a. Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku
adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995 ).
b. Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan
kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung,
jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.
6. Faktor ekonomi (economical factors)
a. Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan
sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh.
16
b. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat
diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya
pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga.
7. Faktor pendidikan ( educational factors )
a. Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman
klien dalam menempuh jalur formal tertinggi saat ini.
b. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan
klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang
rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya.
c. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta
kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang
kembali.
Prinsip-prinsip pengkajian budaya:
a. Jangan menggunakan asumsi.
b. Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya:
orang Padang pelit,orang Jawa halus.
c. Menerima dan memahami metode komunikasi.
d. Menghargai perbedaan individu
e. Tdk boleh membedakan keyakinan klien
f. Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi
6. Instrumen Pengkajian Budaya
17
Sejalan berjalnnya waktu,Transkultural in Nursing
mengalami perkembangan oleh beberapa ahli, diantaranya:
a. Sunrise model (Leininger
1. Faktor teknbologi (Technological Factors)
- Persepsi sehat-sakit
- Kebiassaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
- Alasan mencari bantuan/pertolongan medis
- Alasan memilih pengobatan alternative
- Persepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam
mengatasi masalah kesehatan
2) Faktor agama atau falsafah hidup (Religious &
Philosophical factors)
- Agama yang dianut
- Status pernikahan
- Cara pandang terhadap penyebab penyakit
- Cara pengobatan / kebiasaan agama yang positif terhadap
kesehatan
3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship & Social
Factors)
- Nama lengkap & nama panggilan
- Umur & tempat lahir,jenis kelamin
18
- Status,tipe keluarga,hubungan klien dengan keluarga
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
4 Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and
lifeways)
- Posisi / jabatan yang dipegang dalam keluarga dan
komunitas
- Bahasa yang digunakan
- Kebiasaan yang berhubungan dengan makanan & pola
makan
- Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan
diri dan aktifitas sehari-hari
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political &
legal Factors)
Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah
segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu
dalam asuhan keperawatan lintas budaya,meliputi:
- Peraturan dan kebijakan jam berkunjung
- Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
- Cara pembayaran
6)Faktor ekonomi (Economical Factors)
- Pekerjaan
- Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
19
- Sumber biaya pengobatan
- Sumber lain ; penggantian dari kantor,asuransi dll.
- Patungan antar anggota keluarga
7) Faktor Pendidikan (Educational Factors)
- Tingkat pendidikan klien
- Jenis pendidikan
- Tingkat kemampuan untuk belajar secara aktif
- Pengetahuan tentang sehat-sakit
b. Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar
Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil
unik dari suatu kebudayaan,pengkajian keperawatan
transkultural model ini meliputi:
1) Komunikasi (Communication)
Bahasa yang digunakan,intonasi dan kualitas
suara,pengucapan (pronounciation),penggunaan bahasa
non verbal,penggunaan ‘diam’
2) Space (ruang gerak)
Tingkat rasa nyaman,hubungan kedekatan dengan orang
lain,persepsi tentang ruang gerak dan pergerakan tubuh.
3) Orientasi social (social orientastion)

20
Budaya,etnisitas,tempat,peran dan fungsi
keluarga,pekerjaan,waktu luang,persahabatan dan kegiatan
social keagamaan.
4) Waktu (time)
Penggunaan waktu,definisi dan pengukuran waktu,waktu
untuk bekerja dan menjalin hubungan social,orientasi
waktu saat ini,masa lalu dan yang akan datang.
5) Kontrol lingkungan (environmental control)
Nilai-nilai budaya,definisi tentang sehat-sakit,budaya yang
berkaitan dengan sehat-sakit.
6) Variasi biologis (Biological variation)
Struktur tubuh,warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya
seperti; eksistensi enzim dan genetic,penyakit yang
spesifik pada populasi terntentu,kerentanan terhadap
penyakit tertentu,kecenderungan pola makan dan
karakteristikpsikologis,koping dan dukungan social.
c. Keperawatan transkultural model Andrew & Boyle
Komponen-komponenya meliputi:
1) Identitas budaya
2) Ethnohistory
3) Nilai-nilai budaya
4) Hubungan kekeluargaan
5) Kepercayaan agama dan spiritual

21
6) Kode etik dan moral
7) Pendidikan
8) Politik
9) Status ekonomi dan social
10) Kebiasaan dan gaya hidup
11) Faktor/sifat-sifat bawaan
12) Kecenderungan individu
13) Profesi dan organisasi budaya
Komponen-komponen diatas perlu dikaji pada diri perawat
(self assessment) dan pada klien, Kemudian perawat
mengkomunikasikan kompetensi transkulturalnya melalui
media: verbal, non verbal & teknologi, untuk tercapainya
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan dan
kesejahteraan klien.

5. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar
belakang budayanya yang dapat dicegah, diubah atau
dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995).
Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering
ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :
a. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur

22
b. Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi
sosiokultural
c. Ketidak patuhan dalam pengobatan berhubungan dengan
sistem nilai yang diyakini.

6. Perencanaan dan Pelaksanaan


Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan
trnaskultural adalah suatu proses keperawatan yang tidak
dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses
memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah
melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang
budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan
transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
1. Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya
klien tidak bertentangan dengan kesehatan,

Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang


menguntungkan kesehatan dan

Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien


bertentangan dengan kesehatan.

7. Cultural care preservation/maintenance

a. Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat


b. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi
dengan klien
23
c. Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien
dan perawat

8. Cultural careaccomodation/negotiation
a. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
b. Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
c. Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi
dimana kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis,
pandangan klien dan standar etik.

9. Cultual care repartening/reconstruction


a. Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi
yang diberikan dan melaksanakannya
b. Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari
budaya kelompok
c. Gunakan pihak ketiga bila perlu
d. Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa
kesehatan yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua
e. Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan
kesehatan

Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya


masing masing melalui proses akulturasi, yaitu proses
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang
akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila
perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul
rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara
perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya
24
klien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan
hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

7. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan
terhadap keberhasilan klien tentang mempertahankan
budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya
klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi
dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan
dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat
diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya klien.

25

Anda mungkin juga menyukai