Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

“Memandikan Bayi dan Perawatan Tali Pusat”

Oleh :

Nisa Hestyarini (1911316060)

Dosen Pembimbing

Ns. Ira Mulya Sari, M. Kep., Sp. Kep. An

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
1. Memandikan Bayi

Memandikan bayi yang benar adalah suatu cara membersihkan


tubuh bayi dengan air dengan cara menyiram, merendam diri dalam air
berdasarkan urut-urutan yang sesuai (Choirunisa, 2009). Memandikan bayi
adalah mencuci tubuh dengan air, baik mengguyur badan bayi dengan air
maupun dengan mencelupkan badan bayi ke dalam air.

Teknik memandikan neonatus adalah dengan teknik spongebath


yaitu membersihkan neonatus dengan membasuh seluruh bagian tubuh dari
mulai kepala sampai dengan ujung kaki tanpa dimasukan kedalam bak
mandi. Bayi baru lahir sebenarnya tidak perlu dimandikan segera setelah
di lahirkan untuk membersihkan vernik, karena vernik bisa menghilang
sendiri setelah hari kedua dan dapat melindungi kulit dari bakteri. Bayi
harus dimandikan jika seluruh tubuhnya diselimuti oleh mekonium/ yang
terkontaminasi oleh darah/ feces ibu.

2. Perawatan Tali pusat

Perawatan tali pusat adalah suatu tindakan perawatan pada tali


pusat bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi.
Perawatan tali pusat adalah tindakan pencegahan aseptic secara dini yang
dilakukan untuk terjadinya infeksi yang ditularkan melalui pembuluh tali
pusat. Tujuan nya mencegah secara dini perdarahan dan infeksi.
B. Manfaat
1. Memandikan Bayi
Mandi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk
kebersihan dan kesehatan bayi, mandi akan memberikan rasa nyaman
bagi tubuh bayi (Choirunisa, 2009).
Selain itu manfaat lainnya dalam memandikan bayi adalah
membuat bayi tetap wangi dan bersih, mengurangi resiko terjadinya
infeksi, mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi, dan
merupakan bentuk perhatian ibu untuk menunjukkan rasa sayangnya.

2. Perawatan Tali Pusat

Secara umum perawatan tali pusat dilakukan agar terhindar


dari berbagai jenis infeksi. Manfaat lainnya seperti meningkatkan
granulasi dan mempercepat proses pengeringan tali pusat.

a. Komplikasi
Akibat dari kurangnya perawatan tali pusat yang kurang bersih:
a. Infeksi pada tali pusat.
b. Omphalitis yaitu peradangan pada puntung tali pusat akibat
mikroorganisme.
c. Infeksi pada organ dalam abdomen.

C. Waktu yang tepat memandikan


Waktu yang tepat untuk memandikan bayi adalah sebelum bayi tidur,
karena dapat membuatnya rileks hingga memudahkan bayi tidur. Hindari
memandikan bayi sebelum atau setelah makan karena perut bayi yang
tertekan akan membuatnya muntah.

D. Alat- Alat yang di butuhkan


1. Memandikan Bayi
a. Meja mandi khusus
b. Handuk mandi
c. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
d. Wash lap 2
e. Kapas lembab di tempatnya
f. Kapas kering di tempatnya
g. Kapas pembersih bertangkai (Cotten bud)
h. Baby oil
i. Tempat pakaian kotor
j. Perlengkapan pakaian bayi
k. 2 baskom berisi air
l. Bak mandi bayi

2. Perawatan Tali Pusat

Panduan APN, 2010)


a. Peralatan Yang Dibutuhkan:
1. 2 Air DTT, hangat :
- untuk membasahi dan menyabun
- untuk membilas
2. Washlap kering dan basah
3. Sabun bayi
4. Kassa steril
5. 1 set pakaian bayi

E. Prosedur Pelaksanaan
1. Memandikan Bayi
a. Menutup pintu dan jendela ruangan serta membuka pakaian bayi.
b. Bayi di angkat ke meja mandi, di letakkan pada posisi yang aman
(jangan risiko jatuh), dan gunakan selimut mandi.
c. Mata bayi dibersihkan menggunakan kapas lembab dengan cara
menghapus dari bagian dalam ke arah luar. Setiap mengusap kapas
harus diganti.
d. Telinga bersihkan dengan kapas pembersih, setiap usapan kapas
harus diganti.
e. Muka dilap dengan waslap, setelah itu keringkan dengan handuk.
Boleh menggunakan sabun tetapi hati-hati karena sabun dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan kulit bayi.
f. Kemudian kepala bayi ditaruh di atas tangan kiri, lalu disabun
kemudian bersihkan dengan waslap sampai bersih.
g. Membuka pakaian bayi kemudian tangan, badan, dan kaki disabun
menggunakan waslap basah.
h. Punggung disabun dengan cara bayi ditelungkupkan atau miring
dengan dada dan leher berada di atas lengan kiri serta tangan
memegang lengan kanan bayi. Lalu punggung di seka dengan waslap
basah sampai bersih, lihat daerah-daerah lipatan jangan ada yang
tersisa.
i. Bokong, perinium, genetalia dibersihkan paling akhir untuk
mencegah kontaminasi karena daerah ini paling kotor.
j. Bayi masukkan ke dalam bak mandi bayi dengan cara memegang
kepala dan bahu kiri bayi dengan tangan memegang lengan kiri bayi
dan tangan kanan mengangkat bokong, kepala berada di atas air.
k. Kepala, badan dan anggota tubuh lainnya dibersihkan dengan waslap
yang satunya (yang belum kena sabun) dengan menggunakan tangan
kanan.
l. Angkat bayi seperti pada waktu memasukkan bayi ke dalam bak
mandi.
m. Setelah itu keringkan dengan handuk, beri minyak telon, baby oil dan
talek.
n. Merawat tali pusat.
o. Memasang pakaian bayi.

2. Perawatan Tali Pusat

Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan


pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering
anginkan hingga benar-benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali
pusat yang dibersihkan air dan sabun cenderung lebih cepat lepas dari pada
tali pusat yang dibersihkan alkohol. Tali pusat juga tidak boleh ditutup
rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain
memperlambat lepasnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
Kalaupun terpaksa ditutup, tutup atau ikat dengan longgar pada bagian
atas tali pusat dengan kain kassa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat
dapat tekena udara dengan leluasa.

Perawatan Tali Pusat:

1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju,bedong
yang sudah digelar
4. Buka bedong bayi
5. Lepas bungkus tali pusat
6. Bersihkan/ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai
kaki/ atas ke bawah
7. Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih
8. Bersihkan tali pusat, dengan cara:
a. Pegang bagian ujung
b. Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c. Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d. Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e. Keringkan sisa air dengan kassa steril
f. Tali pusat tidak dibungkus
g. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan
di pinggir. Keuntungan: Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis
tidak langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
h. Bereskan alat
i. Cuci tangan
F. Faktor Yang Mempengaruhi Cara Memandikan Bayi
1. Faktor predisposisi (Predisposing Factors)
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
yang dapat merubah ke perilaku yang positif (Soekanto, 2009).
Tidak semua orang tua berani memandikan bayinya sendiri,
alasan mereka adalah tidak mengerti cara memandikan bayi dengan
benar. Ketidaktahuan orang tua ini khususnya timbul dari orang tua
yang tidak mau tahu bagaimana cara memandikan bayinya malah
menyerahkan bayinya kepada baby sitter atau kepada orang tua
mereka, kurangnya pengetahuan ini karena latar belakang rendahnya
pendidikan (Choirunisa, 2009).
b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo (2003), pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalan memotivasi untuk sikap berperan
serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003).
Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi. Pendidikan dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan
kemampuan menyarap dan menerima informasi kesehatan, demikian
jaga orang tua atau ibu. Semakin tinggi pendidikan seseorang
biasanya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
sehingga akan lebih mudah menerima informasi kesehatan. Bagi
orang tua yang berpendidikan tinggi tidak begitu sulit untuk
memandikan bayinya sendiri. Sebaliknya orang tua yang
berpendidikan rendah akan lebih sulit untuk menerima informasi dan
pengetahuan kesehatan, oleh karena itu diperlukan pemahaman yang
lebih untuk dapat memahami informasi dan pengetahun tentang
kesehatan.

c. Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang yang
menambah pengetahuan orang tersebut tentang suatu hal. Begitu
pula ibu nifas yang dulu sudah pernah melahirkan akan lebih mudah
untuk merawat dan memandikan bayinya. Berbeda dengan ibu nifas
yang pertama kali melahirkan mereka akan canggung untuk merawat
bayinya. (Soekanto, 2009).

2. Faktor Pendorong
a. Dukungan suami atau keluarga
Peran atau dukungan suami dan keluarga merupakan hal
terpenting dalam proses memandikan bayi yang benar. Kondisi ibu
nifas yang masih lemah apalagi ditambah dengan adanya luka jahitan
perineum yang menyebabkan ibu merasa malas dan tidak mau untuk
memandikan bayinya sendiri. Kondisi saat inilah dukungan suami
dan keluarga dibutuhkan untuk menambah kepercayaan diri ibu agar
mau dan berani memandikan bayinya sendiri (Setiadi, 2008).

Anda mungkin juga menyukai