Anda di halaman 1dari 17

SOSIO ANTROPOLOGI KESEHATAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:


LA ODE MUHAMMAD FIKRAN J1A119140
MUH. FADHLI J1A119153
MUSTAFSYIRA J1A119157
RIDHA FARIDHA TASYA J1A119183
RIDMAN J1A119184
SILVINA NURHIDAYAH E.L. J1A119195
AKTO SANJAYA J1A119225
FADHILAH RIZKA MUTHIAH J1A119244
SITI MUSDALIFAH J1A119308

KELAS : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sosio Antropologi Kesehatan ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Akifah pada mata kuliah Sosio Antropologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Sosio Antropologi Kesehatan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Akifah, selaku dosen mata kuliah Sosio
Antropologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 29 februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..….iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………1

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………….…….1

B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….….1

C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….3

A. DEFINISI ANTROPOLOGI DAN KESEHATAN………………………….

…….3

B. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DAN KESEHATAN……………………….4

C. PERKEMBANGAN BUDAYA KESEHATAN MANUSIA………………...…..6

D. MACAM-MACAM JENIS CABANG DISIPLIN ILMU ANTROPOLOGI……..8

BAB III PENUTUPAN…………………………………………………………………..….9

A. KESIMPULAN………………………………………………………………...……..9

B. SARAN………………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..………

10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Ketika baru dilahirkan, semua tingkah laku manusia yang baru lahir
tersebut digerakkan olen insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak
termasuk dalam kebudayaan, tetapi mempengaruhi
kebudayaan.  Contohnya adalah kebutuhan akan tempat tinggal,dulu
manusia hanya hidup berpindah-pindah atau nomaden. Mereka hanya
mencari perlindungan di goa atau di bawah pohon-pohon besar agar tidak
diserang oleh binatang buas, tetapi sekarang tempat tinggal adalah
kebutuhan dasar yang tidak termasuk dalam kebudayaan. Bagaimana
kebutuhan itu dipenuhi;dengan cara apa agar kebutuhan itu terpenuhi
adalah bagian dari kebudayaan. Semua manusia perlu tempat tinggal
yang bersih dan nyaman bagi kehidupannya,agar tidak diserang
penyakit  tetapi kebudayaan yang berbeda dari kelompok kelompoknya
menyebabkan manusia melakukan kegiatan itu dengan cara yang
berbeda.
Sebagai contoh adanya kepercayaan masyarakat Jawa memiliki budaya
mencuci kaki selepas bepergian dengan alasan kepercayaan menghindari
musibah dan gangguan makhluk halus. Meskipun memiliki alasan yang
tidak ilmiah, namun budaya tersebut secara  langsung mempengaruhi
kesehatan masyarakat Jawa. Contoh lainnya adalah budaya sumpah-
serapah dalam keluarga di beberapa daerah di Indonesia. Budaya ini lebih
jauh dapat mempengaruhi kesehatan kejiwaan anggota keluarga. Hal ini
semua terjadi karena manusia mempelajari atau mencontoh sesuatu yang
dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang
dianggap baik dan berguna dalam hidupnya. Sehingga dalam
mensosialisasikan kesehatan pada masyarakat luas dapat lebih terarah
yang implikasinya adalah naiknya derajat kesehatan masyarakat.
B.  RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di sampaikan, yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan antropologi dan kesehatan?
2.      Bagaimana hubungan antara budaya dan kesehatan?
3.      Bagaimana perkembangan budaya kesehatan manusia?
4. Apa saja macam-macam jenis cabang disiplin ilmu antropologi ?
5. Bagaimana batasan antropologi kesehatan

1
2

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa mampu menganalisis hubungan antropologi dengan
Ilmu Kesehatan Masyarakat;

2.      Agar mahasiswa mengetahui, hubungan antara budaya dan


kesehatan;
3.      Agar mahasiswa mengetahui perkembangan budaya kesehatan
manusia;
4.      Untuk memenuhi tugas akhir yang diberikan dosen kepada
mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ANTROPOLOGI DAN KESEHATAN


1.      Definisi Antropologi
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-
unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan
penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial
budaya. Pokok perhatian Kutub Biologi. Pertumbuhan dan
perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia,
paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba). Pokok
perhatian kutub sosial-budaya : Sistem medis tradisional (etnomedisin),
masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka,
tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien, dinamika dari usaha
memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat
tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi
Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-
budaya
dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial
dan kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan
masyarakat mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan
kesehatan dan masalah terkait lainnya.
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang
menggambarkan pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa
terhadap kesehatan (dalam arti luas) meliputi pengalaman dan
distribusi kesakitan, pencegahan dan pengobatan penyakit, proses
penyembuhan dan hubungan sosial manajemen pengobatan serta
kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan yang
beranekaragam.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan
individu, formasi sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh
hubungan antara manusia dan spesies lain, norma budaya dan institusi
sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi.

3
4

2.  Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua
aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan / atau efisiensi
metabolisme organisme, sering secara implisit manusia.
Pada saat berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada
tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit
atau kelemahan."
Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,
mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan
sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep
yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta
kemampuan fisik."
Ciri Ciri Sehat :
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan
mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif
tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak
mengalami gangguan.
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,
emosional, dan spiritual.
1.    Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2.  Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih
dan sebagainya.
3.  Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya
terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha
Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan
seseorang.
B.  HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DAN KESEHATAN
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang
lain, yang kemudian disebut sebagaisuperorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
5

sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual


dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B.
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian
yang tak terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan
hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang ditemukan secara
universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui
komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat
dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta
kebudayaan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya
berbeda di setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka
miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan tentang kesehatan masih
belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat untuk menempuh
cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit,
meskipun resiko untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian
perpaduan antara pengalaman empiris dengan konsep kesehatan
ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan merupakan
konsep sehat tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan
adalah penggunaan kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit
kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat
menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat
yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah
ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan
bangsa Kreta, dan bangsa
6

Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta


teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
C.  PERKEMBANGAN BUDAYA KESEHATAN MANUSIA
Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Budaya lahir
akibat adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia pun juga akan ikut
berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Hal yang sama
terjadi  budaya kesehatan yang ada di masyarakat. Budaya kesehatan
akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengethuan yang
pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa
lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan
mendatang.
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga
kesehatan personal, seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman
dahulu sebelum ditemukannya formula untuk membuat sabun oleh Al-
Razi, kimiawan Persia, manusia di berbagai daerah di belahan bumi ini
memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan badan. Penggunaan
yang lazim pada masa itu diantaranya adalah minyak, abu, atau batu
apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan
menggunakan kombinasi minyak hewani dan nabati ditambah garam
alkali. Ini adalah bahan pengganti sabun. Ramuan ini pun berfungsi untuk
menyembuhkan penyakit kulit sekaligus untuk membersihkan. Orang
Yunani Kuno mandi untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan
sabun. Mereka membersihkan tubuh dengan menggunakan balok lilin,
pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan tubuh dengan
minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan orang Sunda kuno biasa
menggunakan tanaman wangi liar sebagai alat mandi mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi.
Tempat mandi Romawi yang pertama sangat terkenal. Di pemandian yang
dibangun tahun 312 SM itu terdapat saluran air. Sejak saat itu mandi
menjadi hal yang mewah dan populer.
Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun
untuk pengobatan dan pembersih. Akhirnya, mandi dengan
memnggunakan sabun menjadi sebuah kegiatan rutin hingga saat ini.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan
sekarang, tapi juga budaya gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat
Jazirah Arab menggunakan kayu siwak untuk
7

menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus sebagai


bagian dari pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia
menggunakan halusan genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih
menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan
shampoo yang secara luas digunakan. Dahulu, secara luas masyarakat
menggunakan merang untuk keramas.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang
mengalami perubahan. Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah
mengalami perubahan jika dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu
masyarakat lebih ke arah paradigma sakit. Namun saat ini seiring dengan
perkembangan zaman, masyarakat cenderung berparadigma sehat dalam
memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu terhadap status
kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya,
yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat jika
mereka menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh
individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, contohnya
mereka akan pergi ke pusat layanan kesehatan jika sakit saja, karena
mereka ingin sakitnya menjadi sembuh. Sedangkan perilaku sehat adalah
tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit, personal
hygiene, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan bergizi.
Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit.
Masyarakat menjadi rajin berolah raga, fitness, chek up ke pusat layanan
kesehatan, membudayakan cuci tangan menggunakan sabun,
menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan
budaya kesehatan dalam masyarakat. Contohnya masyarakat dahulu saat
persalinan minta bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana,
namun saat ini masyarakat lebih banyak yang ke bidan atau dokter
kandungan dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka bisa
tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan melalui
USG.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi
kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan
membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan
kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang
bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
8

Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif


terhadap adanya suatu penyakit. Yaitu pola pikir bahwa mencegah
datangnya penyakit itu lebih baik daripada mengobati penyakit.
D.  Macam-macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Antropologi
1.      Antropologi fisik
a.       Paleontologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul
manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil
b.      Somatologi, yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras
manusia dengan cirri-ciri fisik.
2.      Antropologi budaya
a.       Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran
dan perkembangan budaya manusia mengenai tulisan
b.      Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-
suku bangsa yang ada di dunia
c.       Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan
manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa yang
ada di dunia
d.      Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa
seta peranan individu kepada bangsa dalam proses perubahan
adapt-istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada
konsep psikologi.
3.      Antorpologi terapan, seperti antropologi politik, antropologi
kesehatan, antropologi ekonomi, dan sebagainya

E. BATASAN ANTROPOLOGI KESEHATAN


Antropologi kesehatan menurut Landy yaitu mengkobinasikan
dalam satu disiplin ilmu pendekatan-pendekatan ilmu biologi, ilmu sosial
dan humaniora dalam menstudi manusia, dalam proses
perkembangannya merupakan perpaduan antara aspek biologi dan aspek
sosio-budaya.
Foster dan Anderson mendefinisikan antropologi kesehatana adalah
suatu disiplin biobudaya yang memperhatikan aspek aspek biologis dan
budaya yang berkenaan dengan perilaku manusia, khususnya bagaimana
cara kedua aspek ini berinteraksi sehingga berpengaruh terhadap
kesehatan dan penyakit.

Definisi kerja secara singkat bahwa antropologi kesehatan adalah


istilah yang dipakai oleh ahli –ahli antropologi yang mendeskripsikan :
a. Secara luas dan interprestasi mengenai hubungan bio-budaya, antara
perilaku manusia di masa lalu dan di masa kini, dengan derajat
kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada
penggunaan praktis dan pengetahuan tersebut.
b. Partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan
memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang mendalam
mengnai hubungan antara gejala biososiobudaya dan kesehatan, melalui
perubahan perilaku sehat dalam arah yang dipercaya dapat memperbaiki
kesehatan dalam arah yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu,
formasi sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan
antara manusia dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik
mikro dan makro, dan globalisasi. Budaya memiliki kaitan yang erat
dengan kesehatan. Hal ini tidak lain karena pngertian budaya itu sendiri
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat
istiadat dan kebiasaan. Ini dikarenakan budaya bersifat dinamis sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan.
B.  SARAN
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat,
pemahaman akan budaya masyarakat sangat penting dalam
memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.
10
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.
Asriwati dan Irawati. 2019. Antropologi Kesehatan dalam Keperawatan.
Bandung : CV Budi Utama.
FKM UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
11

Anda mungkin juga menyukai