Anda di halaman 1dari 20

JACEE 2021, Volume 1 No.

1 (2021) : April 2021, 23-42 23

Analisis Penerapan Sarana Penyelamatan Dan Sistem


Proteksi Pasif Terhadap Bahaya Kebakaran
(Studi Kasus : Gedung Menara Bosowa Makassar)
Zyulmiangga Rusman1, Andi Were Matario2, Mardiana Amir3, Aisyah Zakaria4
1
Program Studi D4 Jasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil
2
Program Studi D4 Jasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil
3
Program Studi D4 Jasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil
4
Program Studi D4 Jasa Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil
Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Tamalanrea, Makassar 90245

Abstrak—Tujuan penelitian untuk mendapatkan nilai


penerapan sarana penyelamatan dan sistem proteksi pasif
terhadap bahaya kebakaran dan keandalan sistem keselamatan I. Pendahuluan
bangunan terhadap bahaya kebakaran di Gedung Menara
Bosowa Makassar dengan mengevaluasi penerapan sistem
proteksi kebakaran berdasarkan peraturan yang berlaku. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Adapun komponen utilitas yang akan dianalisis yaitu Bangunan Gedung menyatakan bahwa setiap bangunan
kelengkapan tapak, sarana penyelamatan, sistem proteksi aktif gedung yang didirikan haruslah memenuhi persyaratan
dan sistem proteksi pasif. Penelitian ini menggunakan metode
analisis deksriptif kuantitatif dan teknik pengumpulan data teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
dengan observasi langsung, telaah dokumen dan Persyaratan administrasi meliputi persyaratan status hak
waancara.Observasi dilakukan dengan menggunakan checklist atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin
yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum mendirikan bangunan, sementara persyaratan teknis
No.26/PRT/M/2008 sedangkan telaah dokumen menggunakan
dokumen-dokumen pendukung yang telah ada di Gedung
meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan
Menara Bosowa dan wawancara dilakukan dengan mengajukan keandalan bangunan gedung. Undang-undang tersebut
beberapa pertanyaan pada informan kunci dan informan juga menjelaskan bahwa setiap bangunan gedung
pendukung. haruslah memenuhi persyaratan keselamatan yang salah
Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan sarana satunya meliputi pencegahan dan penanggulangan
penyelematan dan sistem proteksi pasif terhadap bahaya
kebakaran pada Gedung Menara Bosowa berdasarkan hasil kebakaran. Pencegahan dan penanggulangan bahaya
pengukuran skala liket dengan jumlah rata-rata 5.00. Nilai kebakaran pada bangunan gedung ini dilakukan melalui
tersebut mengkategorikan penerapan sarana penyelematan dan kelengkapan tapak, sarana penyelamatan, proteksi pasif
sistem proteksi pasif terhadap bahaya kebakaran pada Gedung dan proteksi aktif. Seperti Undang-undang Nomor 28
Menara Bosowa dalam kategori sangat sesuai dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008. Sedangkan nilai
tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Perda Kota
keandalan sistem keselamatan bangunan terhadap bahaya Makassar Nomor 15 tahun 2004 tentang Tata Bangunan
kebakaran pada Gedung Menara Bosowa berdasarkan Pd-T-11- juga masyarakat hal dimana diperlukan adanya suatu
2005-C untuk 4 komponen yaitu 88.16% dari skala 100%. Nilai manajemen penanggulangan kebakaran pada bangunan
tersebut menunjukkan bahwa keandalan sistem keselamatan gedung tertentu.
bangunan pada Gedung Menara Bosowa telah sesuai dengan Pd-
T-11-2005-C dan dalam kondisi baik. Peneliti Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di kota Makassar
merekomendasikan pihak Gedung Menara Bosowa untuk memiliki potensi kebakaran yang cukup besar. Hal ini
melengkapi sub komponen sarana penyelamatan, sistem proteksi terlihat berdasarkan data yang dirilis Dinas Pemadam
pasif dan sistem proteksi aktif serta melakukan pemeriksaan, Kebakaran (Damkar) Makassar yang mencatat adanya
pemeliharaan, pengujian, secara berkala terhadap subkomponen
yang telah ada.
peningkatan musibah kebakaran selama tahun 2018.
Sekertaris Dinas Damkar Makassar, Hasanuddin
Kata Kunci: Kebakaran, Proteksi, Keandalan, Gedung mengungkapkan berdasarkan rekap terjadinya kebakaran
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 24

selama 2018 , setidaknya ada 208 kejadian kebakaran 1. Bagaimana penerapan sarana penyelamatan dan
dikota Makassar yang suda ditangani Dinas Damkar sistem proteksi pasif terhadap bahaya kebakaran di
Makassar. Jika menilik data jumlah ini mengalami Gedung Menara Bosowa Makassar?
Peningkatan dibandingkan tahun 2017 yang tercatat 2. Bagaimana nilai keandalan sistem keselamatan
sebanyak 150 kejadian kebakaran. Sementara untuk bangunan terhadap bahaya kebakaran di Gedung
taksiran kerugian masyarakat akibat musibah kebakaran Menara Bososwa Makassar dengan mengevaluasi
diperkirakan mencapai Rp. 20.000.000.000. Sementara penerapan sistem proteksi kebakaran berdasarkan
untuk masyarakat yang menjadi korban, Dinas Damkar peraturan yang berlaku?
Makassar mencatat ada 10 orang meninggal dunia dan 7 Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini:
orang mengalami luka (Kabar.news, Sabtu 29/12/2018). 1. Untuk mendapatkan nilai penerapan sarana
Pembangunan di Kota Makassar dewasanya penyelamatan dan sistem proteksi pasif terhadap
semakin meningkat, Saat ini banyak pembangunan bahaya kebakaran di Gedung Menara Bosowa
gedung sebagai pendukung kinerja penduduk di Kota Makassar.
Makassar. Pembangunan gedung yang beragam dan 2. Untuk mendapatkan nilai keandalan sistem
kompleks menuntut aspek keselamatan dan rasa aman keselamatan bangunan terhadap bahaya kebakaran di
terhadap bangunan gedung dan lingkungannya. Salah Gedung Menara Bosowa Makassar dengan
satu aspek keselamatan yang penting dari sebuah mengevaluasi penerapan sistem proteksi kebakaran
bangunan gedung adalah keselamatan dari bahaya berdasarkan peraturan yang berlaku.
kebakaran.
Salah satu gedung perkantoran dikota Makassar II. Tinjauan Pustaka
dengan aktivitas dan perilaku yang cukup tinggi yaitu
Gedung Menara Bosawa milik Grup Bosowa atau A. Penelitian Terdahulu
Bosowa Corporation. Menara Bosowa adalah gedung Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil
perkantoran tertinggi di Makassar dan Indonesia Timur, penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan
dengan 23 lantai 120 meter dan menghadap langsung ke sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-
Lapangan Karebosi, serta memiliki jumlah hunian hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak
sebanyak 230 hunian hal inilah yang membuat penulis terlepas dari topik penelitian yaitu mengenai penilaian
tertarik. Berdasarkan data bangunan diatas tidak penerapan sarana penyelamatan dan sistem proteksi
menutup kemungkinan akan terjadinya kebakaran yang terhadap bahaya kebakaran.
merupakan suatu permasalahan yang tidak bisa lepas Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lily
dari manusia, kerugian yang diakibatkan oleh Christiani P (2011) yang berjudul “Analisis Pelaksanaan
kebakaran tidak hanya berupa kerusakan bangunan Fire Management pada Hotel di Surakarta dengan
saja, melainkan kerugian yang menyangkut moral dan Mengukur Tingkat Keamanan Hotel”. Hasil
jiwa manusia. Beberapa penyebab kebakaran antara penelitiannya menyatakan bahwa penerapan sistem
lain : rendahnya pemahaman dan kesadaran akan proteksi aktif dan pasif cukup memenuhi syarat sesuai
bahaya kebakaran, kurangnya kesiapan individu untuk dengan peraturan, analisis penerapan peraturan sistem
menghadapi dan menanggulangi bahaya kebakaran, proteksi aktif dan pasif yang berarti cukup memenuhi
sistem penanganan kebakaran yang belum terwujud peraturan dengan skala likert sebesar 4,232 pelaksanaan
dan terintegrasi serta rendahnya prasarana dan sarana pemeriksaan dan pemeliharaan sarana proteksi
sistem proteksi kebakaran bangunan yang memadai. kebakaran sudah dilakukan dengan rutin, dan
Bangunan Gedung Menara Bosowa mestinya ketersediaan alat pemadam kebakaran yang cukup
memerlukan kelengkapan tapak, sistem proteksi berpengaruh pada keamanaan staff hotel.
kebakaran dan sarana penyelamatan karena bangunan Dwiyoga Noris Indrawijaya ( 2011) dengan
tersebut memiliki fungsi dan perilaku yang kompleks penelitiannya yang berjudul “Analisis Keandalan
dalam suatu bangunan tertutup. Berdasarkan hal Bangunan Gedung (Studi kasus Bangunan Gedung
tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan Laboratorium Teknik Fakultas Teknik Unversitas
mengangkat judul “Analisis Keandalan Sistem Sebelas Maret Surakarta)”. Hasil penelitiannya
Proteksi terhadap Bahaya Kebakaran (Studi Kasus : menyatakan bahwa andal untuk bangunan gedung
Gedung Menara Bosowa)”. Laboratorium Teknik Fakultas Teknik Universitas
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui : Sebelas Maret Surakarta. Penilaian tingkat keandalan
meliputi arsitektur 97,01% (andal), Strultur 99,24%
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 25

(andal), Utilitas dan proteksi kebakaran 98,52% Tabel 2.2 Gambaran Fokus Penelitian Sistem Proteksi
(kurang andal), Aksesibilitas 75,50% (kurang andal) Pasif
dan Tata bangunan dan lingkungan 100% (andal). No Variabel
Untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat 1. Pasangan konstruksi tahan api
keandalan bangunan gedung maka diperlukan 2. Pintu dan jendela tahan api
perbaikan dan pemeliharaan yang berkelanjutan. 3. Bahan pelapis interior
Penelitian mengenai “Analisis Tingkat Kepentingan 4. Penghalang api
Persepsi Peng guna Bangunan terhadap Fire 5. Partisi penghalang asap
Management Rumah Sakit di Kota Surakarta” oleh Rr. 6. Penghalang asap
Aryu Diah Parwitasari (2010) menyatakan bahwa 7. Atrium
penerapan sistem proteksi aktif dan pasif cukup Sumber :Permen PU No:26/PRT/M/2008
memenuhi syarat sesuai dengan peraturan sesuai dengan
analisis penerapann peraturan sistem proteksi aktif dan Tabel 2.3 Checklist Pengamatan Di Lapangan
pasif yang menunjukan 3 skala Likert yang berarti cukup No
Variabel
Kondisi
Keterangan
memenuhi peraturan, pelaksanaan pemeriksaan dan . Ya / Ada Tidak
pemeliharaan sarana proteksi kebakaran sudah dilakukan 1. Eksit Ya -
Keandalan
dengan rutin, dan sarana proteksi yang menurut keluarga 2. Ya -
jalan keluar
pasien dan karyawan RS menjadi prioritas utama untuk 3. -
dibenahi dan dilengkapi oleh pihak RS.
B. Unsur Penilaian
Hasil dari pengamatan, selanjutnya di
analisis berdasarkan skala likert yakni skala
1. Penilaian Penerapan Sarana Penyelamatan dan sebagai pengukuran kesesuaian antara dua atau
Sistem Proteksi Pasif lebih komponen yang ditinjau.
Tahapan analisis yang dilakukan dalam
penelitian Penilaian Penerapan Sarana Tabel 2.4 Skala Likert
Penyelamatan dan Sistem Proteksi Pasif adalah No. Keterangan Skala likert
menentukan variabel untuk pengambilan data, 1. Sangat sesuai dengan peraturan 5
pengambilan data dilakukan dengan melakukan 2. Sesuai dengan peraturan 4
3. Cukup sesuai dengan peraturan 3
interview dan pengamatan langsung di lapangan
4. Kurang sesuai peraturan 2
dengan menggunakan check list. 5. Sangat tidak memenuhi 1
Sumber : Sugiyono, 2009
Tabel 2.1. Gambaran Fokus Penelitian Sarana
Penyelamatan Untuk mendapatkan hasil final setiap
No Variabel komponen , digunakan rumus rata – rata
1. Eksit sebagai berikut .
2. Keandalan jalan keluar
3. Pintu
4. Ruang terlindung dan proteksi tangga
5. Jalan terusan eksit
6. Jumlah sarana jalan ke luar
2. Penilaian Nilai Keandalan Sistem Keselamatan
7. Susunan jalan ke luar
Bangunan (NKSKB)
8. Eksit Pelepasan
9. Iluminasi sarana jal an ke luar
Tahapan analisis yang dilakukan dalam
10. Pencahayaan darurat Penilaian Nilai Keandalan Sistem Keselamatan
11. Penandaan sarana jalan ke luar Bangunan Gedung adalah dengan meninjau
Sumber : Permen PU No.26/PRT/M/2008 secara langsung keadaan sebenarnya di
lapangan, selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan standar dan peraturan yang
berlaku.
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 26

Keandalan merupakan tingkat Penilaian didasarkan pada kriteria atau


kesempurnaan kondisi perlengkapan proteksi pembatasan kondisi komponen bangunan.
yang menjamin keselamatan, fungsi dan (Peraturan Pd–T–11–2005–C tentang
kenyamanan suatu bangunan gedung dan Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan
lingkungannya selama masa pakai dari gedung Gedung)
tersebut dari segi bahayanya terhadap
kebakaran. Keselamatan gedung merupakan Tabel 2. 6 Tingkat penilaian audit kebakaran
kondisi yang menjamin keselamatan dan
Nilai Kesesuaian Keandalan
tercegahnya bencana dalam suatu gedung
> 80 – 100 Sesuai persyaratan Baik (B)
beserta isinya (manusia, peralatan, barang)
Terpasang tetapi ada
yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak
sebagian kecil
berfungsinya utilitas gedung. (Peraturan Pd–T– 60 - 80 Cukup (C)
instalasi yang tidak
11–2005–C tentang Pemeriksaan Keselamatan
sesuai persyaratan
Kebakaran Bangunan Gedung)
Tidak sesuai sama
Tabel 2. 5 Gambaran Fokus Penelitian Nilai
< 60 Kurang (K)
sekali
Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan Sumber : Peraturan Pd–T–11–2005–C tentang
No Variabel Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran
Kelengkapan Tapak Bangunan Gedung
1. Sumber Air
2. Jalan Lingkungan Tabel 2.7 Hasil Pembobotan Parameter
3. Jarak Antar Bangunan Komponen Sistem Keselamatan Bangunan
4. Hidran Halaman No. Parameter KSKB
Sarana penyelamatan 1 Kelengkapan Tapak
1. Jalan Keluar 2 Sarana Penyelamatan
2. Konstruksi Jalan ke Luar 3 Sistem Proteksi Aktif
3. Landasan Helikopter 4 Sistem Proteksi Pasif
Sarana Proteksi Aktif
Sumber : Peraturan Pd–T–11–2005–C tentang
1. Deteksi dan Alarm
2. Siemes Conection Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran
3. Pemadam Api Ringan Bangunan Gedung
4. Hidran Gedung
5. Sprinkler Klasifikasi tingkat keandalan keselamatan
6. Sistem Pemadam Luapan bangunan
7. Pengendali Asap a. Baik, bila nilai NKSKB tidak kurang antara
8. Deteksi Asap 80 % - 100 %.
9. Pembuangan Asap b. Cukup baik, bila 60% < NKSKB < 80%
10. Lift Kebakaran c. Kurang, bila NKSKB < 60 %
11. Cahaya Darurat
12. Listrik Darurat
13 Ruang Pengendalian Operasi Cara Pengisian dan Pengolahan hasil
Sistem Proteksi Pasif pemeriksaan dan pencatatan kondisi nyata
1 Ketahanan api struktur bangunan komponen utilitas digunakan untuk proses
2 Kompartemenisasi ruang pengolahan dan penentuan nilai keandalan
3 Perlindungan bukaan utilitas.
Sumber : Peraturan Pd–T–11–2005–C tentang
Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung Tabel 2. 8 Penilaian Komponen Keselamatan
Bangunan
Kondisi setiap komponen atau bagian KSKB/
bangunan harus dinilai atau dievaluasi. Nilai Hasil Standar Nilai Jumlah
No Sub Bobot
Penilaian Penilaian Kondisi Nilai
kondisi komponen proteksi kebakaran bangunan KSKB
dibagi dalam tiga tingkat, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7
BAIK=“B“ ; SEDANG atau CUKUP
Sumber : Peraturan Pd–T–11–2005–C tentang
= “C“ dan KURANG = “K“ (Ekuivalensi nilai Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung
B adalah 100, C adalah 80 dan K adalah 60).
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 27

26/PRT/M/2008 dan Pd-T-11-2005-C tentang


Beberapa langkah pengisian form Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran Bangunan
penilaian komponen keselamatan bangunan : Gedung.
1. Kolom 1, berisi nomor penilaian 2. Data sekunder
2. Kolom 2, berisi variable komponen Data sekunder diperoleh dari beberapa
keselamatan bangunan peraturan, antara lain;
3. Kolom 3, menuliskan hasil penilaian sesuai a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
dengan pengamatan langsung. Penilaian 26/PRT/M/2008,
berupa disajikan dalam bentuk huruf B, C, atau b. Pd-T-11-2005-C tentang Pemeriksaan
K Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung,
4. Kolom 4, menuliskan penilaian dari kolom 3 c. Profil Gedung Menara Bosowa Jl. Jend.
yang disajikan da lam bentuk Angka. Sudirman No. 7, Pisang Utara, Kec. Ujung
5. Kolom 5, menuliskan bobot tiap komponen. Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selan.
6. Kolom 6, menuliskan nilai kondisi dengan d. Dokumen-dokemen Pendukung terlampir
rumus :
D. Metode Analisis Data
Nilai kondisi = (kolom 4) × (kolom 5) × Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian akan
(bobot tiap komponen)............. (2.2.) diolah dan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan seluruh data untuk setiap
III. Metode Penelitian subkomponen-subkomponen yang diperoleh melalui
metode-metode pengumpulan yang sudah ditetapkan.
A. Lokasi Penelitian Subkomponen dalam penelitian ini adalah
Penelitian dilakukan di Gedung Perkantoran subkomponen keandalan sistem keselamatan
Menara Bosowa, Jl. Jend. Sudirman No.7, Pisang Utara, bangunan (Sub KSKB) yang sudah ditetapkan dalam
Kec. Ujung Pandang Kota Makassar, Sulawesi Selatan. pedoman pemeriksaan keselamatan kebakaran
bangunan gedung pd-t-11-2005-c dan berdasarkan
Lokasi U Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Penelitian No:26/PRT/M/2008 untuk selanjutnya di analisis
berdasarkan skala likert.
2. Metode pertama yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah observasi langsung. Data yang tidak bisa
diperoleh melaui observasi atau data yang hanya
dapat diambil melalui catatan dokumen dikumpulkan
Gambar 3.1. Lokasi Penelitian melalui telaah dokumen. Data yang tidak bisa
diperoleh melaui observasi dan telaah dokumen atau
B. Waktu Penelitian data yang hanya dapat diambil melalui proses
wawancara dikumpulkan melalui kegiatan
Sasaran objek penelitian adalah pihak – pihak yang
wawancara dengan informan
bersangkutan di bidang kebakaran. Pengambilan data
3. Data disusun dan dikelompokkan sesuai dengan
dilakukan diluar jam kerja, dan penelitian dilakukan
variabel komponen-komponen sistem proteksi
pada bulan Februari 2020 – September 2020
kebakaran bangunan gedung.
4. Mencocokkan data yang diperoleh dengan standar
C. Teknik Pengumpulan Data pedoman teknis pemeriksaaan keselamatan kebakaran
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini bangunan gedung yang dibuat oleh departemen PU.
menggunakan 2 cara, yaitu; Hasil perbandingan akan menghasilkan nilai
1. Data primer kualitatif berupa B (baik), C (cukup), dan K (kurang).
Data primer diperoleh dari observasi langsung 5. Subkomponen yang mendapat nilai B akan diberikan
dan wawancara mengenai sistem proteksi kebakaran nilai kuantitatif >80-100, nilai C akan diberikan nilai
di Gedung Menara Bosowa. Observasi dilakukan kuantitatif 60-80, dan nilai K akan diberikan nilai
dengan menggunakan cheklist yang mengacu pada kuantitatif <60. Hasil temuan yang diperoleh peneliti
peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. melalui observasi langsung akan dicocokkan dengan
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 28

kriteria yang ada. Jika terdapat kriteria yang tidak Diagram Alir Metode Penelitian
dapat diperoleh dengan observasi, maka penentuan
pemenuhan kriteria tersebut akan dilakukan melalui
metode wawancara atau telaah dokumen.
6. Seluruh hasil temuan kemudian akan dicocokkan
dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan hasil
pencocokkan kemudian dikonsultasikan kepada
pihak/petugas/tenaga ahli yang memiliki kualifikasi
dalam peraturan proteksi kebakaran bangunan
gedung. Peneliti bersama pihak/petugas/tenaga ahli
tersebut melakukan diskusi untuk menentukan nilai
kuantitatif (<60, 60-80, dan >80-100) bagi setiap
subkomponen yang telah diperiksa oleh peneliti.
Konsultasi dan diskusi tersebut dilakukan untuk
menghindari subjektifitas penilaian.
7. Adapun yang menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan nilai kuantitatif untuk setiap
subkomponen tersebut adalah terkait seberapa banyak Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
kriterian-kriteria yang sudah terpenuhi oleh masing-
masing subkomponen.
8. Mengkalikan nilai kuantitaif tersebut dengan bobot IV. Hasil dan Pembahasan
subkomponen KSKB dan bobot komponen KSKB.
9. Bobot subkomponen kskb dan bobot komponen A. Analisis Deskriptif
KSKB yang dimaksud dalam poin 7 sudah ditentukan
Analisis deskriptif ini berdasarkan hasil dari check
dalam pedoman pemeriksaan keselamatan kebakaran
list pengamatan di lapangan mengenai sarana
bangunan gedung pd-t-11-2005-c yang digunakan
penyelamatan dan sistem proteksi pasif. Check list
dalam penelitian ini.
dilakukan di Gedung Menara Bosowa. Hasil check list
10. Penghitungan antara nilai kuantitatif subkomponen
bisa dilihat di Lampiran.
dengan bobot subkomponen KSKB dan bobot
Berdasarkan hasil check list dari pengamatan,
komponen KSKB akan menghasilkan nilai kondisi
selanjutnya di analisis berdasarkan skala likert yakni
setiap subkomponen (dengan satuan persentase).
skala sebagai pengukuran kesesuaian antara dua atau
11. Perhitungan poin 3 sampai 9 dilakukan untuk setiap
lebih komponen yang ditinjau.
subkomponen. Seluruh nilai kondisi subkomponen
1. Sarana penyelamatan
pada masing-masing komponen kemudian
Hasil pengamatan mengenai sarana
dijumlahkan. Angka yang didapatkan merupakan
penyelamatan berdasarkan pengamatan di
nilai komponen sistem proteksi kebakaran (dengan
lapangan, disajikan dalam tabel berikut :
satuan persentase).
12. Nilai keempat komponen lalu dijumlahkan dan Tabel 4. 1 Eksit
menghasilkan nilai Kuantitatif keandalan sistem Kondisi skala
Peraturan
proteksi kebakaran (dengan satuan persentase). Existing likert
13. Nilai yang didapat kemudian diubah ke dalam nilai Eksit dipisahkan dari
Dipisahkan
kualitatif bangunan lain (Permen PU 5
oleh koridor
14. Jika tingkat nilai Keandalan Sistem Proteksi No:26/PRT/M/2008 :35)
Kebakaran ≥80%-100%, maka diberi nilai kualitatif Pemisah dibangun dengan
Pemisah
B pasangan konstruksi yang
dari
15. Jika jumlah nilai keandalan sistem proteksi kebakaran tidak mudah terbakar 5
Kontruksi
≥60%-<80%, maka diberi nilai kualitatif C Dan jika (Permen PU
beton
nilai tingkat keandalan sistem proteksi kebakaran No:26/PRT/M/2008 : 36)
kurang dari 60 %, maka diberi nilai kualitatif K
(kurang).
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 29

Tabel 4. 4 Ruang Terlindung dan Proteksi Tangga


Tabel 4. 2 Keandalan Jalan Keluar
Kondisi skala
Kondisi skala Peraturan
Peraturan Existing likert
Existing likert
Penandaan jalur tangga
Perabot, dekorasi, atau benda- Penandaan
Tidak ada menunjukkan tingkat lantai,
benda lain tidak boleh diletakkan tangga
sepanjang akhir teratas dan terbawah
disepanjang eksit (Permen PU 5 menunjukkan 5
eksit dari ruang terlindung
No:26/PRT/M/2008:39) tingkat lantai
(Permen PU
Tidak boleh ada sandaran, pagar,
No:26/PRT/M/2008 : 53)
penghalang atau pintu Tidak ada
5 Penandaan ditempatkan
disepanjang eksit (Permen PU penghalang
mendekati 1,5 m di atas Jarak penandaan
No:26/MRT/M/2008:39)
bordes lantai, posisi mudah diatas bordes 5
Cermin tidak boleh dipasang di Tidak ada
terlihat (Permen PU lantai
pintu eksit (Permen PU cermin 5
No:26/PRT/M/2008 : 54)
No:26/PRT/M/2008 : 39) dipintu eksit
Penandaan dicat atau
Setiap pintu dan jalan masuk Penandaan
Pintu dan dituliskan pada dinding dan
untuk eksit, jelas dan langsung dicetak dan 5
akses jalan 5 terpasang kuat(Permen PU
( Permen PU No:26/PRT/M/ terpasang kuat
keluar jelas No:26/PRT/M /2008 :54)
2008 : 39)
huruf identifikasi jalur
Tabel 4. 3 Pintu tangga ditempatkan di
Kondisi skala bagian atas dengan tinggi Tinggi huruf 3
Peraturan 5
Existing likert minimum huruf 2,5 cm cm
Pintu pada sarana jalan keluar (Permen PU
dari jenis engsel sisi atau pintu Pintu dari No:26/PRT/M/2008:55)
5
ayun (Permen PU engsel sisi Tabel 4. 5 Jalan Terusan Eksit
No:26/PRT/M/2008 :39)
Kondisi skala
Pintu tahan api membuka Peraturan
Pintu besi Existing likert
ke arah jalur jalan keluar
membuka ke 5 Jalan terusan eksit memiliki
(Permen PU No:26/PRT/M/
jalan keluar tingkat ketahanan api Jalan terusan
2008 : 41) 5
(Permen PU eksit dari beton
Semua tangga yang melayani Semua
No:26/PRT/M/2008 : 58)
sebuah eksit harus tertutup tangga
5
(Permen keadaan Tabel 4. 6 Jumlah Sarana Jalan Keluar
PU No:26/PRT/M/2008 : 50) tertutup Kondisi skala
Peraturan
Existing likert
Jumlah minimim sarana Jumlah
jalan keluar dari setiap sarana jalan
balkon, lantai, adalah dua keluar 5
(Permen PU No:26/PRT/M terdapat dua
/2008:70)
Tabel 4. 7 Susunan Jalan Keluar
Kondisi skala
Peraturan
Existing likert
Eksit ditempatkan dan
disusun sehingga eksit
Eksit mudah
mudah dicapai pada setiap 5
dicapai
saat (Permen PU
No:26/PRT/M/2008 : 72)
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 30

Tabel 4. 8 Susunan Jalan Keluar Tabel 4. 11 Pencahayaan Darurat


Kondisi skala skala
Peraturan Peraturan Kondisi Existing
Existing likert likert
Akses eksit tidak melalui Akses tidak Peralatan Pencahayaan siap
dapur, gudang, ruang melalui ruang pencahayaan darurat beroperasi
istirahat, ruang kerja, terkunci sepenuhnya siap
kloset, atau ruang lain 5 beroperasi( Permen 5
yang mungkin terkunci PU
Permen PU No:26/PRT/M/2008 :
No:26/PRT/M/2008 : 81) 91)
Gantungan atau gorden Tidak terdapat
tidak gantungan
dipasang di atas pintu dipintu eksit Tabel 4. 12 Penanda Sarana Jalan Keluar
5 Kondisi skala
eksit ( Permen Peraturan
PU No:26/PRT/M/2008 : Existing likert
81) Tanda eksit bisa diraba dan
terbaca, ditempatkan di
Tabel 4. 9 Eksit Pelepasan Tanda eksit
setiap pintu eksit (Permen 5
Kondisi skala dapat diraba
Peraturan PU No:26/PRT/M/2008 :
Existing likert 93)
Semua eksit berakhir Tanda eksit diletakkan
langsung di jalan umum Eksit berakhir dengan ukuran, dan warna
atau pada bagian luar pada bagian Tanda eksit
5 nyata, mudah dilihat 5
eksit pelepasan (Permen luar eksit warnanya nyata
(Permen PU
PU No:26/PRT/M/2008 : pelepasan No:26/PRT/M/2008 : 95)
85) Tanda arah yang
Eksit pelepasan ditata dan menunjukkan arah lintasan,
diberi Tanda arah
ditempatkan di setiap lokasi,
tanda untuk membuat yang
apabila arah lintasan 5
jelas arah dari jalan ke Tanda arah menunjukkan
5 mencapai eksit terdekat
luar ke jalan umum terlihat jelas arah lintasan
tidak jelas (Permen PU
(Permen PU No:26/PRT/M/2008 : 97)
No:26/PRT/M/2008
:87) 2. Sistem Proteksi Pasif
Hasil pengamatan mengenai sistem proteksi
Tabel 4. 10 Iluminasi Sarana Jalan Keluar pasif berdasarkan pengamatan di lapangan, disajikan
Kondisi skala dalam tabel berikut :
Peraturan
Existing likert
Iluminasi jalan ke luar Tabel 4. 13 Pasangan Konstruksi Tahan Api
siap digunakan setiap Kondisi skala
Peraturan
saat dalam kondisi Iluminasi jalan Existing likert
penghuni membutuhkan keluar siap 5 Tipe konstruksi tahan terhadap Konstruksi
5
sarana jalan ke luar digunakan api (Permen PU Tipe A
(Permen PU No:26/PRT/M/200 : 103)
No:26/PRT/M/2008 : 89) Jenis partisi, penutup atap Partisi
tahan terbuat dari
5
terhadap api (Permen PU gypsum, dan
No:26/PRT/M/2008 : 103) atap beton
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 31

Tabel 4. 14 Pintu dan Jendela Tahan Api dari penghalang


Kondisi skala jenis pintu yang bisa asap
Peraturan
Existing likert menutup sendiri atau menutup
Jenis pintu dan jendela tahan Pintu dan menutup sendiri secara secara
terhadap api (Permen PU jendela kaca 5 otomatis (Permen PU otomatis
No:26/PRT/M/2008 : 104) No:26/PRT/M/2008 : 119)
Tabel 4. 15 Bahan Pelapis Interior Tabel 4. 19 Atrium
Kondisi skala Kondisi skala
Peraturan Peraturan
Existing likert Existing likert
Bahan pelapis interior tahan Bahan Bangunan gedung diproteksi Terdapat
terhadap api (Permen PU pelapis keseluruhannya dengan sistem spinkler
5
5 prinkler otomatis (Permen PU otomatis
No:26/PRT/M/2008 : 104) interios No:26/PRT/M/2008 : 123)
gypsum
B. Penerapan Sarana Penyelamatan dan Sistem
Tabel 4. 16 Penghalang Api Proteksi Pasif
Kondisi skala Penerapan sarana penyelamatan dan sistem proteksi
Peraturan
Existing likert pasif diperoleh dari penerapan peraturan yang dinilai
Terdapat sistem peralatan Terdapat dengan menggunakan skala likert. Skala likert terdiri
penyetop api seperti kabel – peralatan dari 5 skala.
kabel, rak kabel, pemipaan, penyetop api
5
tabung, ven asap dan ven 1. Sarana Penyelamatan
pembuangan (Permen PU Skala likert dihitung menggunakan rumus 2.1
No:26/PRT/M/2008 : 109) dengan hasil yang disajikan dalam tabel sebagai
Terdapat saluran udara, seperti Terdapat berikut :
ventilasi untuk pengkodisian ventilasi
5 Tabel 4. 20 Analisis Peraturan Sarana Penyelamatan
udara (Permen PU
No:26/PRT/M/2008 : 115) dalam skala likert
Skala
Tabel 4. 17 Partisi Penghalang Api No. Tinjauan
likert
Kondisi skala 1 Eksit 5
Peraturan
Existing likert 2 Keandalan Jalan Keluar 5
Partisi dipasang membentang Partisi 3 Pintu 5
dari lantai hingga di bagian dipasang Ruang Terlindung dan Proteksi
bawah atap atau geladak atap dari lantai 4 5
tangga
diatas, melewati ruang – ruang hingga atas 5 Jalan Terusan eksit 5
tersembunyi seperti di atas palfon 5 6 Jumlah Sarana Jalan Keluar 5
langit – langit gantung, dan 7 Susunan jalan Kaluar 5
melewati ruang – ruang antara 8 Eksit Pelepasan 5
struktur dan mekanikal (Permen 9 Iluminasi sarana Jalan Keluar 5
PU No:26/PRT/M/2008 : 116) 10 Pencahayaan darurat 5
Pintu tidak memiliki kisi – kisi Pintu tidak 11 Penandaan Sarana Jalan Keluar 5
(Permen PU No:26/PRT/M/ memiliki 5 Jumlah Rata-rata sarana
2008 : 117) kisi-kisi 5
penyelamatan
Pintu menutup sendiri atau Pintu
menutup secara otomatis menutup Penerapan peraturan sarana penyelamatan
5
( Permen secara seperti pada tabel tersebut di atas menghasilkan
PU No:26/PRT/M/2008 : 117) otomatis jumlah rata – rata sebesar 5 dalam skala likert. Hal
Tabel 4. 18 Penghalang Asap ini menunjukkan sarana penyelamatan di Gedung
Kondisi skala Menara Bosowa telah sesuai dengan peraturan.
Peraturan
Existing likert
Pintu pada penghalang asap Pintu 5
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 32

2. Sistem Proteksi Pasif “...sumber air telah mencukupi pemakaian


Skala likert dihitung menggunakan rumus 2.1. seluruh bangunan gedung karena sumber
dengan hasil yang disajikan dalam tabel sebagai airnya sudah Dipersiapkan untuk 1-3 jam
berikut : dengan kapasitas lebih dari 300 mᶾ...” (ik)

Tabel 4. 21 Analisis Peraturan Sistem Proteksi Pasif Tabel 4. 22 Hasil Pemenuhan Kriteria Penilaian
dalam skala likert Sumber Air
No. Tinjauan Skala likert Kriteria Penilaian Kondisi Aktual Nilai
1 Pasangan Konstruksi Tahan Api 5 Tersedia dengan Sumber air B
2 Pintu dan Jendala Tahan Api 5 kapasitas yang berasal dari air (100)
3 Bahan Pelapis interior 5 Memenuhi tanah dan PDAM
4 Penghalang Api 5 Persyaratan minimal terdapat ground
5 Partisi Penghalang Api 5 terhadap fungsi tank dengan
6 Penghalang Asap 5 bangunan kapasitas ±300
7 Atrium 5 m3
Jumlah Rata-rata sarana penyelamatan 5
2) Jalan Lingkungan
Subkomponen jalan lingkungan
Penerapan peraturan sistem proteksi pasif seperti
mensyaratakan bahwa jalan lingkungan harus
pada tabel tersebut di atas menghasilkan jumlah rata
tersedia dengan lebar minimal 6 m, diberi
– rata sebesar 5 dalam skala likert. Hal ini
pengerasan, dan lebar jalan masuk minimal 4 m.
menunjukkan sistem proteksi pasif di Gedung
Kondisi aktual jalan lingkungan Gedung
Menara Bosowa sangat sesuai dengan peraturan.
Menara Bosowa telah memenuhi tiga kriteria
3. Analisis Deskriptif – Kuantitatif yang telah disebutkan. Hasil pengukuran
Analisis deskriptif ini mengetahui nilai langsung menunjukkan jalan lingkungan
keandalan sistem keselamatan bangunan terhadap Gedung Menara Bosowa memiliki lebar di atas
bahaya kebakaran melalui pengamatan langsung. 6 m, jalan lingkungan telah diberi pengerasan
Dalam menilai keandalan suatu bangunan aspal, serta lebar jalan masuk di atas 4 meter
ditentukan oleh peraturan Pd – T – 11 – 2005 – C sehingga memungkinkan mobil pemadam
tentang Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran kebakaran untuk masuk ke area sekitar Gedung
Bangunan Gedung yang didalamnya memiliki Menara Bosowa. Pemenuhan kriteria jalan
beberapa aspek, antara lain, kelengkapan tapak, lingkungan dapat dilihat dalam tabel berikut.
sarana penyelamatan, sarana proteksi aktif, dan Tabel 4. 23 Hasil Pemenuhan Kriteria Penilaian
sarana proteksi pasif. Jalan Lingkungan
Kriteria
Kondisi Aktual Nilai
a. Kelengkapan Tapak Penialaian
Komponen kelengkapan tapak terdiri atas 4 Tersedia Tersedia dengan B
subkomponen, yaitu sumber air, jalan dengan lebar lebar 6m; diberi (100)
lingkungan, jarak antar bangunan, dan hidran 6m; diberi pengerasan; lebar
halaman. Untuk mendapatkan nilai kondisi pengerasan; jalan masuk 4 m
komponen kelengkapan tapak Gedung Menara lebar jalan
Bosowa, diperlukan nilai kondisi dari keempat masuk 4 m
subkomponen tersebut. Pemaparan nilai konidisi
dari empat subkomponen tersebut akan
diuraikan dalam bagian berikut. 3) Jarak Antar Bangunan
Penilaian subkomponen jarak antar
1) Sumber Air bangunan dilakukan dengan observasi langsung
Berdasarkan hasil wawancara dengan yaitu pengukuran dengan alat bantu meteran
informan, jika kapasitas air di Gedung Menara dan telaah dokumen. Posisi Gedung Menara
Bosowa telah memenuhi syarat minimal Bosowa dengan bangunan terdekat akan
terhadap fungsi bangunan. dihitung jarak antar keduanya sehingga
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 33

menghasilkan informasi terpenuhi atau tidaknya b. Sistem Proteksi Aktif


subkomponen jarak antar bangunan. Komponen sistem proteksi aktif yang diperiksa
Bangunan Gedung Menara Bosowa di Gedung Menara Bosowa terdiri atas 13
berada dalam kisaran tinggi 105.2 m hingga subkomponen yang meliputi deteksi dan alarm,
jarak antar bangunan yang dipersyaratkan siames connection, alat pemadam api ringan (apar),
adalah lebih 8 m. Pemenuhan kriteria jalan hidran gedung, springkler, sistem pemadam luapan,
lingkungan dapat dilihat dalam tabel berikut. pengendali asap, deteksi asap, pembuangan asap, lift
Tabel 4. 24 Hasil Pemenuhan Kriteria Penilaian
kebakaran, cahaya darurat, listrik darurat, dan ruang
Jarak Antar Bangunan pengendali operasi. Penilaian terhadap ketigabelas
Kondisi subkomponen tersebut akan dijelaskan pada bagian
Kriteria Penilaian Nilai berikut ini.
Aktual
Jika tinggi bangunan Jarak dengan B
1) Deteksi dan alarm
di atas 40m, maka bangunan (100)
jarak antar terdekat hanya Kebakaran merupakan peristiwa yang terjadi saat
bangunannya adalah sekitar 12,45 m suatu bahan mencapai temperatur kritis dan secara
lebih dari 8 m kimia dengan oksigen yang menghasilkan panas,
nyala api, cahaya, uap air, asap, karbon monoksida,
atau produk dan efek lainnya. Detektor melakukan
4) Hidran Halaman alat yang dirancang untuk mendeteksi adanya
Hidran halaman yang dimiliki oleh Gedung kebakaran dan mengawali suatu tindakan (SNI 03-
Menara Bosowa sudah tersedia di halaman dan 3985-2000).
mudah dijangkau oleh petugas pemadam. Selain Pemenuhan kriteria-kriteria subkomponen
itu, hidran halaman tersebut juga pernah deteksi dan alarm Gedung Menara Bosowa dapat
diujicoba oleh petugas pemadam sehingga dapat dilihat dalam tabel berikut.
disimpulkan jika hidran halaman tersebut Tabel 4. 26 Hasil Pemenuhan Kriteria Penilaian Deteksi
berfungsi sempurna dan lengkap. Dalam ujicoba dan Alarm
tersebut diketahui pula tekanan airnya berkisar Kriteria penilaian Kondisi aktual Nilai
antara 3,5 – 4 bar sementara suplai air berkisar Detektor harus Detektor telah B
antara 38 – 40 liter/detik. Pememuhan kriteria dilindungi dari bahaya dilindungi dari (100)
hidran halaman dapat dilihat dalam tabel berikut. gangguan mekanis bahaya gangguan
mekanik
Tabel 4. 25 Hasil Pemenuhan Kriteria Penilaian
Detektor harus Detektor sudah
Hidran Halaman
dipasang pada seluruh terpasang di
Kriteria Kondisi daerah ruangan seluruh area
Nilai
Penilaian Aktual ruangan
Hidran halaman Tersedia di B Setiap detektor yang Detektor yang
tersedia di halaman ; halaman; (100) terpasang harus dapat terpasang telah
hidran halaman mudah dijangkau untuk dapat dijangkau
harus mudah dijangkau; pemeliharaan dan untuk
dijangkau; hidran berfungsi pengujian secara pemeliharaan dan
halaman harus sempurna dan periodik pengujian
berfungsi sempurna lengkap; suplai Tersedianya detector Detektor panas
dan lengkap; air 38 – 40 panas sudah tersedia
suplaiair hidran liter/detik Terpasangnya alat Alarm manual
halaman adalah 38 tekanan 3,5 – 4 manual pemicu alarm sudah tersedia
liter/detik; tekanan bar; Jarak detektor tidak Jarak detektor –
air hidran halaman boleh lebih dari 30 m alarm manual tidak
adalah 3,5 bar dari titik alarm manual lebih dari 30 meter
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 34

2) Siamese connection 4) Hidran Gedung


Siamese connection adalah sebuah bagian yang Pemenuhan kriteria subkomponen hidran gedung
sering ditemukan dalam suatu sistem pipa tegak. dapat dilihat melalui tabel berikut.
Fungsi dari Siamese Connection ini adalah untuk Tabel 4. 29 Hasil pemenuhan kriteria hidran gedung.
memberikan tambahan suplai air, tetapi tidak Kondisi
Kriteria Nilai
menyediakan suplai air untuk keseluruhan sistem aktual
springkler (Minnesota fire state marshal, 2006). Tersedia sambungan selang Sudah B
diameter 35 mm dalam tersedia (100)
Pemenuhan kriteria subkomponen siamese kondisi baik, panjang selang lengkap
connection Gedung Menara Bosowa dijelaskan dalam minimal 30 m, dan tersedia dengan
tabel berikut. kotak untuk menyimpan kondisi baik
Pasokan air cukup tersedia Pasokan air
Tabel 4. 27 Hasil pemenuhan kriteria siamese connection sekurang-kurangnya untuk telah cukup
Kriteria penilaian Kondisi aktual Nilai 45 menit
Siamese connection Sudah tersedia dan B `Bangunan kelas 4, luas 1000 Lt. 19-G
tersedia dan ditempatkan ditempatkan pada lokasi (100) m2/buah (kompartemen terdapat 2
pada lokasi yang mudah yang mudah dijangkau tanpa partisi), 2 buah/1000 buah dan Lt
dijangkau mobil pemadam mobil pemadam m2 (kompartemen dengan 23-20
siamese connection diberi dilengkapi petunjuk partisi) bangunan kelas 5, terdapat 1
tanda petunjuk hingga luas 800 m2/buah tanpa buat setiap
mudah dikenali partisi, dan 2 buah/800 m2 lantai
dengan partisi
Hasil pengamatan langsung menunjukkan
siamese connection sudah ditempatkan di lokasi yang 5) Sprinkler
mudah dijangkau mobil pemadam dan telah diberi Sprinkler dalam SNI 03-3989-2000 tentang tata
penanda atau tanda penunjuk agar siamese connection cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler
tersebut mudah dikenali. otomatik untuk pencegahan kebakaran pada
bagunan gedung mendefinisikan sprinkler sebagai
3) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) suatau instalasi pemadaman kebakaran yang
Pemenuhan kriteria subkomponen apar di dipasang secara tetap/permanen di dalam bangunan
Gedung Menara Bosowa dapat dilihat melalui yang dapat memadamkan kebakaran secara otomatis
tabel berikut. dengan menyemprotkan air di tempat mula
terjadinya kebakaran. Berdasarkan klasifikasi
Tabel 4. 28 Hasil pemenuhan kriteria APAR
Kriteria penilaian Kondisi aktual Nilai hunian bahaya kebakaran, sni 03-3989-2000
Jumlah apar sesuai Jumlah sudah sesuai dengan B membagi sistem sprinkler menjadi tiga, yaitu sistem
dengan luas bangunan luas bangunan (100) bahaya kebakaran ringan, sistem bahaya kebakaran
Jarak antar apar Jarak antar apar tidak lebih sedang, dan sistem bahaya kebakaran berat.
maksimal 25 m dari 25m
Penempatan apar mudah Apar mudah dilihat, serta
dilihat termasuk instruksi sudah terdapat instruksi
pengoperasiannya dan Pengoperasian dan
tanda identifikasinya` identifikasinya
Apar tidak boleh Apar tidak terhalang
terhalang oleh peralatan
atau material- material
Penempatan apar Jarak apar dengan
minimum 15 cm dari permukaan lantai 50 cm
permukaan lantai

Dari dokumen re-layout Gedung Menara


Bosowa, luas keseluruhan bangunan Gedung
Menara Bosowa adalah sekitar 31584,60 m2
(339976,64 ft2). Maka berdasarkan NFPA 10
kebutuhan APAR dapat dihitung sebagai berikut;

Kebutuhan APAR: = 56 APAR


JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 35

Tabel 4. 30 Hasil pemenuhan kriteria Sprinkler


Bangunan kantor. Sistem pengendalian asap
dirancang dengan tujuan untuk menghalangi aliran
Kriteria penilaian Kondisi aktual Nilai
asap ke dalam sarana jalan keluar, jalam terusan
Jumlah, perletakan Sprinkler sesuai B
keluar, daerah tempat berlindung, atau daerah lain
dan jenis sesuai dengan standar (100)
yang serupa.
dengan persyaratan
Tekanan catu air Tekanan catu air Tabel 4. 31 Hasil pemenuhan kriteria pengendali asap
sprinkler pada titik sprinkler telah Kriteria penilaian Kondisi aktual Nilai
terjauh (0,5-2,0) mencapai titik Fan pembuangan asap akan Fan Otomatis B
kg/cm2 terjauh (0,5-2,0) berputar berurutan setelah (90)
kg/cm2 aktifnya detektor asap yang
Debit sumber catu Debit sumber catu ditempatkan dalam zona
air minimal (40-200) air telah mencapai sesuai dengan reservoir
liter/menit per (40-200) asap yang dilayani, dan
kepala sprinkler liter/menit per Detektor asap harus dalam Detektor asap
kepala sprinkler keadaan bersih dan tidak dalam keadaan
Jarak kepala Jarak kepala terhalang oleh benda lain bersih dan tidak
sprinkler kedinding sprinkler 4 meter, disekitarnya terhalang
< ½ jarak antar ke dinding 2 meter Di dalam kompartemen Tidak menyatu
kepala sprinkler bertingkat banyak, sistem dengan
Jarak maks sprinkler Jarak kepala pengolahan udara pembuangan
: Kebakaran ringan sprinkler 4 meter beroperasi dengan asap
dan sedang = 4,6m menggunakan seluruh
Kebakaran berat = udara segar melalui ruang
3,7m kosong bangunan tidak
Dalam ruang Tidak terdapat menjadi satu dengan
tersembunyi, jarak ruang yang cerobong pembuangan
langit-langit dan ataptersembunyi asap
lebih 80cm , Tersedia panel kontrol Tidak terdapat
dipasang jenis manual dan indikator panel kontrol
kepala sprinkler kebakaran serta buku manual dan
dengan pancaran petunjuk pengoperasian indikator
keatas bagi petugas jaga kebakaran serta
buku petunjuk
6) Sistem Pemadam Luapan pengoprasian
Sistem pemadam luapan harus tersedia untuk bagi petugas
ruangan atau bangunan yang memerlukan sistem jaga
khusus seperti ruang komunikasi, ruang komputer,
ruang magnetik, ruang elektronik, dan lainnya. 8) Deteksi Asap
Sistem pemadam khusus ini dapat berupa gas, busa, Penilaian terhadap deteksi asap yang terdapat di
dan bubuk kering (Yervi Hesna dkk, 2009) Gedung Menara Bosowa dapat dilihat dalam tabel
“...Gedung beroperasi selama jam kerja sehingga berikut.
aktifitas SDM pun akan berlangsung 24 jam selama 5
hari. Selain itu pekerja dan satpam sudah diberi
pelatihan penanganan kebakaran. Serta, sudah
terdapat garis komando untuk di luar jam kerja
normal sehingga gedung bisa terus terpantau...” (IK)

7) Pengendali Asap
Pengendalian asap harus disediakan untuk
bagunan kelas 2 sampai kelas 9. Gedung Menara
Bosowa termaksud dalam bangunan kelas 5 :
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 36

Tabel 4. 33 Hasil Pemenuhan Kriteria Cahaya Darurat dan


Tabel 4. 32 Hasil pemenuhan kriteria deteksi asap
Petunjuk Arah
Kriteria penilaian Kondisi aktual Nilai Kriteria Penilaian Kondisi Aktual Nilai
Sistem deteksi asap Sistem deteksi B
Sistem pencahayaan Sudah tersedia B
memenuhi SN 03-3989 mengaktifkan (100)
darurat harus dipasang di pencahayaan (100)
mengaktifkan sistem peringatan bagi setiap tangga yang darurat
peringatan penghuni seluruh dilindungi terhadap
bangunan penghuni kebakaran, di setiap lantai
Pada ruang dapur area lain Detektor panas dengan luas >300m2, di
yang sering mengakibatkan telah terpasang setiap jalan terusan,
terjadinya alarm palsu koridor.
dipasang alarm panas, Desain sistem Sistem
terkecuali telah dipasang pencahayaan darurat pencahayaan
sprinkler beroperasi otomatis, darurat
Detektor asap yang Detektor memberikan pencahayaan beroperasi
terpasang dapat mengaktifkan yang cukup, dan harus otomatis dan
mengaktifkan sistem pengolahan memenuhi standar yang memberikan
pengolahan udara secara udara secara berlaku. pencahayaan
otomatis, sistem otomatis yang cukup.
pembuangan asap, ventilasi Tanda exit terlihat dan Tanda exit
asap dan panas terpasang berdekatan terlihat dan
Jarak antara detektor < Jarak antar dengan pintu yang terpasang
20m dan < 10m dari detektor <20 m memberikan jalan keluar dengan pintu
dinding pemisah atau tirai dan <10 m langsung, pintu dari suatu yang melayani
asap dari dinding tangga, exit horizontal exit.
pemisah Atau dan pintu yang melayani
tirai asap exit.
Bila exit tidak terlihat Exit yang
9) Lift Kebakaran secara langsung dengan terpasang sudah
Pedoman pemeriksaan keselamatan kebakaran jelas oleh penghuni harus disertai dengan
gedung Pd-T- 11-2005-C Departemen PU yang
dipasang tanda petunjuk penunjuk arah.
digunakan dalam tulisan ini memberikan kriteria
dengan tanda panah dan
bahwa lift kebakaran sekurang-kurangnya harus
dipasang pada bangunan dengan ketinggian efektif penunjuk arah.
25 meter. Berdasarkan dokumen perencanaan re- Setiap tanda exit harus Tanda exit
layout gedung Menara Bosowa Jalan Jend. Sudirman jelas dan pasti, diberi sudah diberi
No.7 Makassar, bangunan Gedung Menara Bosowa pencahayaan yang cukup, pencahayaan
memiliki tinggi sekitar 105.2 meter dengan 23 lantai dipasang sedemkian rupa cukup, terlihat
sehingga masuk dalam kriteria subkomponen lift sehingga tidak terjadi jelas dan pasti.
kebakaran. gangguan listrik, tanda
petunjuk arah keluar
Berdasarkan kondisi aktual dan hasil wawancara
harus memenuhi standar
dengan informan, berdasarkan pengamatan
dilapangan menujukan tidak adanya liff kebakaran yang berlaku.
diGedung Menara Bosowa.
“... karena adanya lift service yang
difungsikan...” (ik)
10) Cahaya Darurat dan Petunjuk Arah
Penilaian kondisi aktual dari subkomponen
cahaya darurat dan petunjuk arah dilakukan dengan
pengamatan langsung. Hasil penilaian subkomponen
cahaya darurat dan petunjuk arah dapat dilihat
melalui tabel berikut.
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 37

C. Sistem Proteksi Pasif


11. Listrik Darurat
Hasil penilaian subkomponen listrik darurat Komponen sistem proteksi pasif yang diperiksa
dapat dilihat melalui tabel berikut. di Gedung Menara Bosowa Makassar terdiri atas 3
subkomponen yang meliputi ketahan api struktur
Tabel 4. 34 Hasil Pemenuhan Kriteria Listrik Darurat bangunan, kompartemenisasi ruangan, dan
Kriteria Penilaian Kondisi Aktual Nilai perlindungan bukaan. Penilaian terhadap ketiga
Daya yang disuplai Terdapat dua sumber B subkomponen tersebut akan dijelaskan pada bagian
sekurang-kurangnya dari listrik: PLN dan (90) berikut ini.
dua sumber yaitu PLN, Genset
1) Ketahanan Api Struktur Bangunan
atau sumber daya
Penilaian subkomponen ketahanan struktur api
darurat (batere, bangunan dilakukan dengan membandingkan
generator, dll). kondisi aktual gedung bangunan dengan kriteria
Semua intalasi kabel Instalasi kabel telah penilaian ketahanan api struktur bangunan. Hasil
yang melayani sumber tidak dapat menahan penilaian subkomponen ketahanan api strukutur
daya listrik harus tahan api, kecuali instalasi bangunan Gedung Menara Bosowa Makassar dapat
api selama 60 menit, darurat dilihat melaui tabel berikut.
catu daya dari sumber
Tabel 4. 36 Hasil Pemenuhan Ketahanan Api Struktur
daya ke motor harus Bangunan
memenuhi ketentuan Kondisi
Kriteria Penilaian Nilai
Aktual
Memenuhi cara Memenuhi cara Ketahanan api komponen Ketahanan api B
pemasangan kabel yang pemasangan sesuai struktur bangunan sesuai struktur (100)
termuat dalam PUIL. dengan PUIL. dengan yang bangunan
Sumber listrik untuk kebutuhan daya di Gedung dipersyaratkan (Tipe A, sudah sesuai.
Menara Bosowa Makassar telah sesuai kriteria B, C) yang sesuai dengan
karena suplai daya berasal lebih dari satu sumber. fungsi/klasifikasi
Hal ini dipertegas dari informasi informan . bangunannya.
“...sumber listrik berasal dari PLN dan Genset
Gedung Menara Bosowa Makassar termasuk
...” (ik)
dalam struktur bangunan tipe A dan konstruksinya
12. Ruang Pengendali Operasi sudah memenuhi persyaratan ketahanan api untuk
bangunan tipe A yaitu konstruksi dari bahan beton.
Hasil penilaian terhadap subkomponen ruang
Kepmen PU Nomor 11 Tahun 2000 menyebutkan
pengendali operasi dapat dilihat dalam tabel berikut :
jika beton merupakan salah satu bahan konstruksi
Tabel 4. 35 Hasil Pemenuhan Kriteria Ruang yang tahan api. Hal ini kemudian diperkuat dengan
Pengendali Operasi informasi dari informan.
Kriteria Penilaian Kondisi Aktual Nilai
Tersedia dengan Tersedia dengan B 2) Kompartemenisasi Ruangan
peralatan yang lengkap terdapatnya CCTV (100) Penilaian sub komponen kompartemenisasi dapat
dan dapat memonitor yang diletakkan di dilihat pada tabel berikut ini :
bahaya kebakaran yang berbagai titik.
akan terjadi.
Hasil pengamatan di Gedung Menara Bosowa
sudah memasang CCTV di berbagai titik dengan
pusat kendali di ruang pengendali operasi yang
berada dibasement. Kegiatan dalam gedung secara
umum, keberadaan CCTV juga cukup membantu
memonitor bahaya kebakaran.
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 38

Tabel 4. 38 Hasil Pemenuhan Kriteria Perlindungan


Tabel 4. 37 Hasil Pemenuhan Kriteria Kompartemenisasi
Bukaan
Ruangan
Kondisi
Kondisi Kriteria Penilaian Nilai
Kriteria Penilaian Nilai Aktual
Aktual
Bukaan harus dilindungi, Tidak C
Berlaku untuk bangunan Sudah ada B
diberi penyetop api. terdapat (75)
dengan luas lantai kompartemeni (100)
5000m2 (untuk tipe A), sasi. Bukaan vertikal dari Tidak
3500m2 (untuk tipe B), dinding tertutup dari terdapat
dan 2000m2 (untuk tipe bawah sampai atas di penutup api
C). setiap lantai diberi penutup
api.
Luas lebih dari 18000m2, Telah sesuai
volume 108000m3 Sarana proteksi pada Telah sesuai
dilengkapi dengan bukaan meliputi:Pintu dengan
springkler, dikelilingi kebakaran, jendela standar dan
jalan masuk kendaraan kebakaran, pintu penahan pintu
asap dan penutup api berputar
dan sistem pembuangan
sesuai dengan standar kesatu
asap otomatis dengan
jumlah, tipe, dan cara - Daun pintu dapat berputar sisi,mampu
pemasangan yang sesuai ke satu sisi Pintu mampu menahan
persyaratan. menahan asap 200oC Tebal asap 200oC
daun pintu 35mm dengan tebal
Lebar jalanan minimal Lebar jalan di
35mm
6m, mobil pemadam atas 6m,
dapat masuk ke lokasi. mobil Jalan keluar/masuk pada Tingkat
pemadam bisa dinding tahan api: Lebar isolasi lebih
masuk. bukaan pintu keluar harus dari 30m
dari setengah panjang
dinding tahan api Tingkat
Berdasarkan pengamatan dan informasi dari
isolasi minimal 30 menit.
informan gedung Gedung Menara Bosowa Makassar
telah memiliki kompartemenisasi. Jalan keluar/masuk pada Jalan
dinding tahan api menutup
3) Perlindungan Bukaan
menutup sendiri otomatis sendiri
Penilaian sub komponen perlindungan bukaan
Gedung Menara Bosowa Makassar dapat dilihat pada D) Sarana Penyelamatan
tabel berikut ini : Komponen sarana penyelamatan yang diperiksa
di Gedung Menara Bosowa Makassar terdiri atas 2
sub komponen yang meliputi jalan keluar dan
konstruksi jalan keluar. Penilaian terhadap kedua
sub komponen tersebut akan dijelaskan pada bagian
berikut ini.
1) Jalan Keluar
Penilaian terhadap sub komponen jalan keluar
dilakukan dengan pengamatan langsung dan
pengukuran menggunakan alat bantu meteran. Hasil
penilaian terhadap sub komponen jalan keluar
Gedung Menara Bosowa Makassar akan dijelaskan
dalam tabel berikut ini.
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 39

Tabel 4. 39 Hasil Pemenuhan Kriteria Jalan Keluar Tabel 4. 40 Hasil Pemenuhan Kriteria Konstruksi Jalan
Kriteria Penilaian Kondisi Aktual Nilai Keluar
Minimal per lantai 2 Telah tersedia 2 B Kriteria Penilaian Kondisi Aktual Nilai
exit dengan tinggi exit dengan tinggi (90) Konstruksi tahan Konstruksi beton, B
efektif 2,5 m 2,1 meter minimal 2 jam. tahan diatas 2 jam. (100)
Exit terlindung dari Terlindungi dari Bebas halangan. Bebas halangan.
bahaya kebakaran. bahaya kebakaran. Lebar minimal 200 Lebar jalan keluar
Jarak tempuh minimal Terdapat satu titik cm. 2m.
20 m dari pintu keluar. dengan jarak Jalan terusan yang Jalan terusan
tempuh 20m. terlindungi terhadap terlindungi dari
Ukuran minimal 200 Ukuran lebar jalan kebakaran, bahan bahaya kebakaran.
cm. > 2 m. tidak mudah terbakar,
Jarak dari suatu exit > Jarak dari suatu langit-langit punya
6 m. exit < 6m. ketahanan penjalaran
Pintu dari dalam tidak Pintu dari dalam api tidak dibawah 60
dibuka langsung ke tidak dibuka menit.
tangga. langsung ketangga. Pada tingkat tertentu Struktur dari beton
Penggunaan pintu Penggunaan pintu elemen bangunan bisa masih dapat
ayun tidak ayun tidak mempertahankan mempertahankan
mengganggu proses mengganggu stabilitas struktur bila stabilitas struktur
jalan keluar. proses jalan keluar. terjadi kebakaran. bangunan.
Tersedia lobby bebas Tidak terdapat Dapat mencegah Dapat mencegah
asap TKA 60/60/60 lobby bebas asap penjalaran asap penjalaran asap
terdapat pintu keluar dengan TKA kebakaran.
diberi tekanan positif. 60/60/60. Cukup waktu untuk Cukup waktu
Exit tidak boleh Exit tidak mengevakuasi untuk
terhalang. terhalang. penghuni. mengevakuasi.
Exit menuju ruangan Exit menuju ruang Akses ke bangunan Akses ke
terbuka. terbuka. harus disediakan bagi bangunan
tindakan petugas disediakan bagi
Dari seluruh kriteria penilaian subkomponen kebakaran. petugas kebakaran.
jalan keluar, hanya kriteria ketersediaan lobby
bebas asap yang tidak terpenuhi.
“...kalau lobby bebas asap, Gedung Menara 3) Landasan Helikopter
Bosowa tidak ada...” (ip) Landasan helikopter merupakan sub komponen
yang harus dinilai dalam komponen sarana
2) Konstruksi Jalan Keluar penyelamatan. Kriteria penilaian sub komponen
Hasil penilaian terhadap subkompomponen landasan helikopter berlaku jika bangunan yang
konstruksi jalan keluar Gedung Menara Bosowa diteliti memiliki tinggi minimal 60 meter.
Makassar akan dijelaskan dalam tabel beirkut ini : Berdasarkan hasil telaah dokumen layout
Gedung Menara Bosowa Makassar, Gedung Menara
Bosowa Makassar hanya memiliki tinggi sekitar
102.5 meter sehingga persyaratan landasan
helikopter perlu. Tetapi berdasarkan pengamatan
dilapangan gedung Menara bosowa tidak memiliki
landasan helikopter.
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 40

4. Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan Tabel 4.44. Hasil Analisis Penilaian Komponen
(NKSKB) Sarana Penyelamatan
KSKB/
Hasil Standar Bobo Nilai Jml
No SUB
Penilaian keandalan sistem keselamatan KSKB
Penilaian Penilaian t Kondisi Nilai
bangunan berdasarkan pada kriteria dan pembobotan 1 2 3 4 5 6 7
pada yang telah disajikan. Sarana Penyelamatan 25
1 Jalan
a) Sistem Kelengkapan Tapak B 90 38 8.55
. keluar
Berdasarkan penelitian yang berjudul “Analisis 2 Kons jalan
B 100 35 8.75
. keluar
Penerapan Sarana Penyelamatan dan Sistem
3 Landasan
Proteksi Pasif terhadap Bahaya Kebakaran (studi K 0 27 0
. Helikopter
kasus : Gedung Menara Bosowa)” yang dilakukan Jumlah 17.30
oleh penulis, hasil pengamatan mengenai
Berdasarkan Tabel 4.48 diatas jumlah nilai
kelengkapan tapak di Gedung Menara Bosowa
kondisi komponen sarana penyelamatan sebesar
Makassar, dapat disajikan dalam tabel berikut :
17,30% dengan nilai bobot sarana penyelamatan
Tabel 4.43. Hasil Analisis Penilaian Komponen 25%.
Kelengkapan Tapak
KSKB
Hasil Standar Nilai Jml c) Sistem Proteksi Aktif
No. /SUB Bobot
KSKB
Penilaian Penilaian Kondisi Nilai Berdasarkan penelitian yang berjudul “Analisis
1 2 3 4 5 6 7 Penerapan Sistem Proteksi terhadap Bahaya
Kelengkapan Tapak 25 Kebakaran (studi kasus : Gedung Menara
1 Sumber
. Air
B 100 27 6.75 Bosowa)” yang dilakukan oleh penulis, hasil
Jarak pengamatan mengenai sistem proteksi aktif
2
.
Lingkun B 100 25 6.25 disajikan dalam tabel berikut :
gan
Jarak Tabel 4. 41 Hasil Analisis Penilaian Komponen Sistem
3 antar Proteksi Aktif
B 100 23 5.75
. banguna Hasil Nilai
n KSKB /SUB Standar Jumlah
No Penilaia Bobot Kondis
4 Hidran KSKB Penilaian Nilai
B 100 25 6.25 n i
. halaman 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah 25.00 Sistem Proteksi Aktif 24
Deteksi dan
1. B 100 8 1,92
Alarm
Berdasarkan Tabel 4.47 diatas jumlah nilai kondisi Siamese
komponen kelengkapan tapak sebesar 25% dengan nilai 2. B 100 8 1,92
connection
bobot kelengkapan tapak 25%. Pemadam api
3. B 100 8 1,92
ringan
Hidran gedung
b) Sarana Penyelamatan 4.
(pipa tegak)
B 100 8 1,92
Hasil analisis komponen sarana penyelamatan di 5. Sprinkler B 100 8 1,92
Gedung Bosowa Makassar, dapat disajikan pada Sistem
6. pemadam B 100 7 1,68
tabel berikut luapan
7. Pengendali asap B 100 8 1,92
8. Deteksi asap B 90 8 1,73
Pembuangan
9. B 100 7 1,68
asap
10. Lift kebakaran K 0 7 0
Cahaya darurat
11. dan B 100 8 1,92
petunjuk arah
12. Listrik darurat B 90 8 1,73
Ruang
13. pengendali B 100 7 1,68
operasi
Jumlah 21,94
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 41

Berdasarkan Tabel 4.49 diatas jumlah nilai bahwa nilai keandalan bangunan Gedung Menara
kondisi komponen sistem proteksi aktif sebesar Bosowa termasuk baik.
21,94% dengan nilai bobot sistem proteksi aktif
24%.
V. Kesimpulan dan Saran
d) Sistem Proteksi Pasif
A. Kesimpulan
Prosedur penilaian komponen sistem
proteksi pasif sama dengan prosedur penilaian Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data
komponen sarana penyelamatan yang penelitian dapat disimpulkan bahwa :
membedakan adalah nilai bobot komponen 1. Penerapan sarana penyelamatan dan sistem proteksi
sistem proteksi pasif . Hasil Analisis Penerapan pasif terhadap bahaya kebakaran di Gedung Menara
Sistem Proteksi terhadap Bahaya Kebakaran (studi Bosowa berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
kasus : Gedung Menara Bosowa) dapat disajikan Umum 26/PRT/M/2008 mendapatkan hasil
dalam tabel berikut : penelitian sarana penyelamatan dengan jumlah rata
– rata sebesar 5.00 dalam skala likert dan sistem
Tabel 4. 42 Hasil Analisis Penilaian Komponen Sistem proteksi pasif di Gedung Menara Bosowa meng
Proteksi Pasif hasilkan jumlah rata – rata sebesar 5.00 dalam
Hasil skala likert. Hal ini menunjukkan sarana
Komponen Standar Nilai Jumlah
No.
Utilitas/Variabel
Penilaia
Penilaian
Bobot
Kondisi Nilai
penyelamatan dan sistem proteksi pasif di
n Gedung Menara Bosowa telah sangat sesuai dengan
1 2 3 4 5 6 7
Sistem Proteksi Pasif 26 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Ketahanan api 26/PRT/M/2008.
1. B 100 36 9,36
struktur Bangunan 2. Nilai keandalan sistem keselamatan bangunan
Kompartemenisasi terhadap bahaya kebakaran di Gedung Menara
2. B 100 32 8,32
ruang
Perlindungan Bosowa dengan mengevaluasi penerapan sistem
3. C 75 32 6,24 proteksi kebakaran berdasarkan Pd-T-11-2005-C
bukaan
Jumlah 23,92 departemen pekerjaan umum mendapatkan hasil
penelitian penilain kondisi komponen sistem
Berdasarkan Tabel 4.50 diatas jumlah nilai
kelengkapan tapak 25%, Sarana penyelamatan
kondisi komponen sistem proteksi pasif sebesesar
17,30%, Sistem proteksi aktif 21,94%, Sistem
23,92% dengan nilai bobot sistem proteksi pasif
proteksi pasif 23,92%, dari seluruh komponen
26%.
diperoleh total nilai kondisi sebesar 88,16% dari
skala 100%. Hal ini menunjukkan bahwa Nilai
e) Evaluasi Nilai Keandalan Sistem Keselamatan Keandalan Sistem Keselamatan Bangunan
Bangunan (NKSKB) (NKSKB) telah sangat sesuai dengan peraturan Pd-
T-11-2005-C.
Berdasarkan hasil dari perhitungan nilai
keandalan untuk tiap komponen utilitas, dapat
B. Saran
disimpulkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.47. Hasil Perhitungan Penilaian Berdasarkan pada hasil penelitian, terdapat beberapa
Komponen Utilitas saran yang diharapkan dapat menjadi masukan guna
Bobot meningkatkan kualitas sistem keselamatan bangunan
No. Parameter KSKB Nilai di Gedung Menara Bosowa Makassar. Adapun saran-
KSKS(%)
1 Kelengkapan Tapak 25.00 25 saran tersebut adalah sebagai berikut :
2 Sarana Penyelamatan 17.30 25 1. Bagi pihak yang berwenang menangani semua
3 Sistem Proteksi aktif 21.94 24
4 Sistem Proteksi Pasif 23.92 26
yang berhubungan dengan Sistem Proteksi
NKSKB (%) 88.16 100 Kebakaran di Gedung Menara Bosowa Makassar,
diharapkan dapat melengkapi dan meningkatan
Berdasarkan Tabel 4.51 Hasil perhitungan kualitas Sistem Proteksi Kebakaran terutama
penilaian komponen utilitas menghasilkan Nilai jumlah perlindungan bukaan , mengingat bangunan
Keandalan Sistem Keselamatan Bnagunan tersebut memiliki tingkat 23 lantai.
(NKSKB) sebesar 88.16%, hal ini menunjukkan
JACEE 2021, Volume 1 No.1 (2021) : April 2021, 23-42 42

2. Bagi kalangan akademis yang ingin melakukan Audit%20keselamatan-Literatur.pdf. Diakses tanggal 7 Agustus
2019.
penelitian mengenai kualitas Sistem Proteksi [6] Parwitasari, Rr Aryu Diah. 2010. “Analisis Tingkat Kepentingan
Kebakaran diharapkan sebagai bahan dan Persepsi Pengguna Bangunan Terhadap Fire Planning
pertimbangan peningkatan kualitas Sistem Proteksi Management Rumah Sakit di Kota Surakarta”, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Kebakaran terhadap bahaya kebakaran gedung di
[7] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008.
Indonesia khususnya bagi gedung yang berkaitan 2008. Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada
erat dengan aktivitas banyak orang seperti halnya Bangunan Gedung dan Lingkungan. Jakarta.
apartemen, mall ataupun rumah sakit. Dengan [8] Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
04/Men/1980. 1980. Syarat-syarat Pemasangan dan
demikian diharapkan resiko terhadap bahaya Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Jakarta.
kebakaran dapat dihindari dan diantisipasi. [9] Ramli, Soehatman. 2010. “Pedoman Praktis Manajemen Risiko
dalam Prespektif K3”. Jakarta: Dian Rakyat.
[10] ----------.2010. “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Daftar Pustaka Kerja OSHAS 18001”. Jakarta: Dian Rakyat.
[11] Republik Indonesia. 2004. Peraturan Daerah Kota Makassar
[1] Christiani P, Lily. 2011. ”Analisis Pelaksanaan Fire Planning Nomor 15 Tahun 2004 tentang Tata Bangunan. Lembaran
Management Pada Hotel di Surakarta” Universitas Sebelas Daerah Kota Makassar Tahun 2004, No. 9. Sekretariat Daerah
Maret, Surakarta. Kota Makassar. Makassar.
[2] Fajar, Ihwan. Jumlah Kebakaran di Makassar Meningkat [12] Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
(online), https://kabar.news/2018-jumlah-kebakaran-di- 2008 tentang Bangunan Gedung. Lembaran RI Tahun 2002,
makassar-meningkat. Diakses tanggal 5 Agustus 2019. No. 134. Sekretariat Negara. Jakarta.
[3] Hesna, Yervi, Benny Hidayat, dan Satria Suwanda. 2009. [13] Saptaria, E., Mulyanto, S., dan Maryono. 2006. Pemeriksaan
Evaluasi Penerapan Sistem Keselamatan Kebakaran Pada Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung, Badan Litbag PU
Bangunan Gedung Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang. Departemen Pekerjaan Umum , Pd-T-11-2005-C. Jakarta.
Rekayasa Sipil, 18(2). [14] Standar Nasional Indonesia. 2000. Tata Cara Perencanaan
[4] Indra Wijaya, Dwiyoga Noris. 2011. ”Analisis Keandalan Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Bangunan (Studi Kasus Bangunan Laboratorium Teknik Pada Bangunan Gedung, SNI 03-1736-2000. Jakarta: BSNI.
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta)” [15] Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Universitas Sebelas Maret, Surakarta. dan Research and Development”. Bandung: CV. Alfabeta.
[5] Klasifikasi Kebakaran Menurut NFPA (online).
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125291-S-5708-

Anda mungkin juga menyukai