Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF SEBAGAI

UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN (STUDI KASUS: BRI TOWER)


Nama Penulis Pertama1, Nama Penulis Kedua2, dst (ARIAL 10, Tanpa Gelar, Tidak Disingkat)
Nama Instansi Penulis (ARIAL 10)
E-mail: Penulis1@institusi.org, Penulis2@institusi.org

Informasi Naskah: Abstract: Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris yang berisikan Pendahuluan, tujuan
Diterima: penelitian, metode/pendekatan penelitian dan hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam
xxxxxxx satu alenia, tidak lebih dari 200 kata. (ARIAL 10, spasi tunggal).
Direvisi:
xxxxxxx Keyword: Active fire protection system, fire prevention, high-rise buildings.
Disetujui terbit:
xxxxxxx
Abstrak: Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia yang berisikan Pendahuluan,
Diterbitkan:
tujuan penelitian, metode/pendekatan penelitian dan hasil penelitian. Abstrak ditulis
Cetak: dalam satu alenia, tidak lebih dari 200 kata. (ARIAL 10, spasi tunggal).
xxxxxxx
Kata Kunci: Sistem proteksi kebakaran aktif, pencegahan kebakaran, bangunan
Online tinggi.
xxxxxxxx

PENDAHULUAN mengganggu keberlangsungan suatu usaha yang


Bangunan tinggi merupakan bangunan yang cukup penting. (Kuntoro, 2017)
memiliki jumlah lantai lebih dari 4 lantai atau Ada empat hal yang perlu diperhatikan mengenai
memiliki ketinggian antara 23 meter sampai bahaya api saat terjadinya kebakaran, yaitu
dengan 150 meter. Bangunan tinggi merupakan bangunan (manusia), isi bangunan (harta), isi
solusi dari tidak mungkinnya membangun bangunan (harta), struktur banguan dan bangunan
bangunan secara horizontal dikarenakan tidak ada lain yang berada disebelahnya. Bahaya api pada
dan mahalnya lahan sehingga solusi ini menjadi saat terjadi kebakaran gedung berkaitan erat
pilihan yang memberikan aspek ekonomis. dengan tiga hal yang pertama, sedangkan hal
Bangunan tinggi biasanya digunakan sebagai yang terkahir merupakan pertimbangan bagi
hotel, apartemen, kantor sewa bahkan gabungan bangunan lain dan lingkungan komunitasnya
dari beberapa fungsi bangunan. Apapun fungsi secara menyeluruh. (Hesna, 2009)
yang diterapkan di bangunan tinggi tersebut maka Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
akan banyak penggunaan sumber daya listrik No.26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis
untuk menunjang seluruh aktivitas di dalamnya. Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan
Saat ini, energi listrik memang sudah menjadi Gedung dan Lingkungan, bahwa khususnya
bagian dari seluruh aktivitas manusia. Namun bahaya kebakaran menjadi pertimbangan yang
penggunaan lsitrik ini ternyata dapat memberikan diprioritaskan untuk keselamatan masyarakat yang
ancaman berupa kasus kebakaran. Pengetahuan berada di dalam bangunan dan lingkungan, maka
masyarakat yang masih belum begitu memahami dari itu sistem proteksi kebakaran pasif maupun
potensi bahaya dari listrik tersebut menjadi faktor aktif harus diterapkan di setiap gedung tinggi,
yang cukup besar terhadap terjadinya kasus dilengkapi dengan kelengkapan tapak dan sarana
kebakaran. penyelamatan dalam rangka mewujudkan kondisi
Tindakan pencegahan (preventif) dan perhatian yang aman dari bahaya kebakaran pada bangunan
khusus merupakan upaya yang perlu dilakukan gedung dan lingkungan. (Hidayat, 2017)
untuk mengurangi atau bahkan meniadakan Menurut Hunt (dalam Marlina 2008), kantor sewa
kemungkinan terjadiya kasus kebakaran. adalah suatu bangunan yang mewadahi transaksi
Manajemen risiko merupakan salah satunya, bisnis dan pelayanan secara profesional. Lebih
karena jika terjadi kasus kebakaran maka akan lanjut Marlina (2008) memaparkan bahwa kantor
sewa merupakan suatu respon karena cepatnya
Penulis 1, Penulis 2: [Judul Singkat] 1
pertumbuhan ekonomi khususnya di kota-kota mengidentifikasi sistem proteksi kebakaran aktif di
besar (perkembangan industri, BRI Tower Kota Bandung sebagai upaya
bangunan/konstruksi, perdagangan, perbankan, pencegahan kebakaran berdasarkan ketentuan
dan lain-lain), sehingga terciptalah fasilitas yang telah ada.
perkantoran yang berkelompok di dalam satu
bangunan yang disewakan. Dari beberapa definisi TINJUAN PUSTAKA
di atas, dapat disimpulkan bahwa kantor sewa Menurut KEPMEN PU No.10/KPTS/2000, sistem
adalah sebuah ruang yang berada di sebuah proteksi kebakaran aktif merupakan suatu sistem
gedung atau bangunan yang ditempati dengan perlindungan terhadap kebakaran yang dapat
adanya perjanjian pinjaman dan imbalan dan dilakukan dengan menggunakan peralatan yang
digunakan sebagai tempat bekerja. bekerja secara otomatis ataupun manual.
Api tidak muncul dengan cara tiba-tiba tanpa Peralatan digunakan oleh penghuni atau petugas
sebab pada saat kebakaran terjadi. Setidaknya pemadam kebakaran dalam upayanya
ada empat penyebab terbesar di Kota Bandung melaksanakan operasi pemadam kebakaran.
yang memantik terjadinya kebakaran, yaitu listrik, Sistem proteksi ini meliputi APAR, sprinkler, alarm
lampu, kompor, dan rokok. Jumlah kasus kebakaran, detektor, dan hidran.
kebakaran dari tahun 2019 hingga tahun 2022 di Alat pemadam api ringan menurut PERMENAKER
Kota Bandung, Jawa Barat tercatat Dinas No. 04/MEN/1980 adalah alat yang ringan serta
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar) mudah dilayani oleh satu orang untuk
mulai menurun. Tercatat di tahun 2019 mencapai memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran
272 kasus, tahun 2020 195 kasus, 2021 182 ketika api belum membesar.
kasus, dan di tahun 2022 mencapai 134 kasus. Sprinkler menurut PERMEN PU RI No.
Listrik selalu menjadi penyebab yang 26/PRT/M/2008 adalah alat pemancar air yang
mengakibatkan terjadinya kebakaran di Kota difungsikan untuk memadamkan kebakaran
Bandung dari tahun 2007 sampai 2021 menurut berbentuk tudung dengan ujungnya memiliki mulut
data dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan pancar yang dapa memancar yang dapat
Bencana Kota Bandung. Listrik mendominasi memancar ke semua arah.
kasus penyebab kebakaran dengan persentase 73 Menurut SNI 03-3989-2000, alarm kebakaran
persen atau 847 totas kasus semenjak tahun 2007 adalah suatu komponen dan sistem yang berfungsi
sampai 2021. untuk memberikan isyarat/tanda setelah kebakaran
Berdasarkan laporan lapangan Dinas Kebakaran terdeteksi.
dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, Menurut SNI 03-3989-2000, Detektor adalah alat
alasan dibalik terjadinya beberapa kebakaran yang yang dirancang untuk mendeteksi adanya
disebabkan oleh permasalahan llistrik. kebakaran dan guna mengawali suatu tindakan.
Permasalahan yang terjadi bukan disebabkan oleh Detektor terbagi menjadi 3 macam antara lain
buruknya sistem jaringan listrik yang ada, namun detektor asap, detektor panas dan detektor api.
karena adanya korsleting listrik yang terjadi karena Menurut KEPMEN No. 10/KPTS/2000, hidran
kurangnya perawatan secara berkala pada sistem adalah alat yang dilengkapi dengan selang dan
jaringan listrik. Akibatnya ada sebagian jaringan mulut pancar (nozzle) untuk mengalirkan air
yang mulai mengalami penurunan kualitas dan bertekanan yang digunakan bagi keperluan
adanya kerusakan yang disebabkan oleh hewan. pemadaman kebakaran.
Sebagai suatu bangunan yang mewadahi transaksi
bisnis dan pelayanan profesional, maka sudah
seharusnya kantor sewa memberikan layanan METODOLOGI PENELITIAN
terbaik guna mencapai tingkat kepuasan yang baik Metode penelitian yang digunakan adalah
dari para penyewanya. Bangunan yang dilengkapi penelitian deskriptif. Berdasarkan jenisnya
dengan sarana keamanan pencegahan kebakaran penelitian ini termasuk penelitian observasional
merupakan salah satu faktor yang perlu yang bertujuan untuk menganalisis sistem proteksi
diperhatikan, karena banyaknya aktivitas yang kebakaran sebagai upaya pencegahan dan
menggunakan listrik dalam kantor dan banyaknya penanggulangan kebakaran di gedung BRI Tower
material mudah terbakar dapat memicu terjadinya Kota Bandung.
kebakaran. Analisis dalam penelitian ini bersifat deskriptif
Sistem proteksi kebakaran harus dilihat dari mendeskripsikan objek dengan analisis kualitatif
kesesuaian dengan ketentuan yang telah tanpa pengujian hipotesis. Objek penelitian ini
ditetapkan diantaranya PERMEN PU No. adalah sistem proteksi kebakaran aktif di gedung
26/PRT/M/2008, KEPMEN PU No. 10/KPTS/2000, BRI Tower Kota Bandung yang terdiri atas sistem
PERMENAKER No. 04/MEN/1980, SNI, dan proteksi kebakaran aktif.
NFPA. Penerapan yang benar dan sesuai dengan Penelitian ini dilakukan di gedung BRI Tower Kota
standar keselamatan bangunan yang berlaku, Bandung dimulai pada …. hingga … dengan
maka besar kemungkinan kebakaran yang terjadi pengambilan data pada …..
dapat diatasi lebih mudah dan dapat diminimalkan. Penilaian tingkat kesesuaiannya berdasarkan
Oleh sebab itu, hal tersebut membuat peneliti PERMEN PU No. 26/PRT/M/2008, KEPMEN PU
tertarik untuk melakukan penelitian dengan No. 10/KPTS/2000, PERMENAKER No.
2 ARCADE: Vol. x No. x, bulan xxxx
04/MEN/1980, KEPMEN KEP. 186/MEN/1999, sprinkler, APAR dan hidran. Semua komponen
SNI, dan NFPA dengan menggunakan tingkat tersebut diidentifikasi dengan observasi.
pemenuhan audit kebakaran menurut Puslitbang Tabel 2. Tingkat Kesesuaian Sistem Proteksi
Departemen Pekerjaan Umum tahun 2005 sebagai Kebakaran Aktif di Gedung BRI Tower Kota
berikut: Bandung
Tabel 1. Tingkat Penilaian Kebakaran No Komponen Presentase
Nilai Kesesuaian 1 APAR 80%
Baik (>80%- Sesuai persyaratan 2 Sprinkler 90%
100%) 3 Alarm Kebakaran 80%
Cukup (60%- Terpasang namun ada 4 Sistem Detektor 90%
80%) instalasi sebagian 5 Hidran 85%
kecil yang tidak sesuai Tingkat Kesesuaian 85%
persyaratan
Kurang (<60%) Tidak sesuai sama Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
sekali Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan,
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah terdapat 4 buah alat pemadam api ringan (APAR)
secara deskriptif yaitu mendeskripsikan objek yang di setiap lantai dari lantai dasar sampai dengan
diteliti dengan membandingkan kesesuaian lantai 16, di lantai 17 terdapat 3 buah, sedangkan
berdasarkan PERMEN PU No. 26/PRT/M/2008, di basement tidak terlihat adanya alat tersebut.
KEPMEN No. 10/KPTS/2000, PERMENAKER No. Penempatan alat tersebut sudah sesuai dengan
04/MEN/1980, SNI, dan NFPA, kemudian klasifikasi kebakaran yang ada dan sudah
ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi terpasang dengan baik dan benar.
sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan Penempatan APAR harus mudah dilihat, diakses,
mudah dalam proses membacanya. dan diambil serta dilengkapi dengan tanda
Analisis data yang digunakan adalah dengan pemasangan APAR/ tabung pemadam. Pemberian
menelaah seluruh data yang tersedia dari hasil tanda pemasangan yaitu berada di ketinggian 125
observasi dengan 1) reduksi data, dalam penelitian cm dari dasar lantai, jarak antar APAR/ tabung
ini dengan membandingkan hasil penelitian pemdam ditentukan oleh ahli K3 atau pengawas
dengan standar yang digunakan, 2) penyajian data K3.
dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tabel Pemeriksaan APAR dilakukan minimal 2 kali dalam
observasi yang berisi bagaimana tingkat setahun. Jika APAR terpakai, maka pihak
kesesuaian sistem proteksi aktif sebagai upaya pengelola harus segera menghubungi pemadam
pencegahan kebakaran yang ada di gedung BRI kebakaran setempat untuk menukar APAR yang
Tower Kota Bandung, 3) penarikan kesimpulan, telah dipakai ke APAR yang baru agar dapat
dalam penelitian ini berupa deskripsi dan digunakan kembali pada keadaan darurat
gambaran dari kondisi dan tingkat kesesuaian kebakaran.
sistem proteksi aktif dan sarana penyelamatan jiwa Berdasarkan hasil observasi tersebut menunjukan
sebagai upaya pencegahan kebakaran yang ada di bahwa kesesuaian alat pemadam api ringan
gedung BRI Tower Kota Bandung. (APAR) di gedung BRI Tower sebesar 80%. Hasil
ini memenuhi kategori BAIK.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan potensi kebakaran, bangunan kantor Sprinkler
sewa termasuk dalam bahaya kebakaran ringan, Sprinkler disesuaikan dengan standar SNI 03-
namun material pada bangunan kantor sewa 3989-2000. Area maksimal yang terlindungi oleh
merupakan bahan yang mudah terbakar seperti sprinkler adalah 21 m2, kemudian jarak sprinkler
banyaknya instalasi listrik, tirai, karpet dan material ke dinding minimal 4-inch (102 mm) dan jarak
lainnya. Hal tersebut dapat dikaitkan pada sistem antar sprinkler yang diukur dari pusat sprinkler
proteksi kebakaran yang dimiliki oleh kantor sewa tidak melebihi 1,8 m.
tersebut. Oleh karena itu, setiap bangunan gedung Sprinkler pada gedung BRI dapat dikategorikan
memerlukan penerapan sistem proteksi kebakaran BAIK dan memiliki niilai kesesuaian 90%.
yang bekerja secara aktif sebagai upaya untuk Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
meminimalisir dan mencegah terjadinya gedung ini memiliki 486 kepala sprinkler yang
kebakaran. Hasil dari pengambilan data penelitian terbagi menjadi 18 lantai, perlantainya memiliki 27
mengenai gambaran penerapan sistem proteksi buah kepala sprinkler dan diantaranya 3 sprinkler
aktif dijabarkan dalam variabel antara lain; 1) Alat ini diletakan pada ruangan ruangan tertentu.
Pemadam Api Ringan, 2) Sprinkler, 3) Alarm Penempatan dan perletakan pada titik kepala
kebakaran, 4) Sistem Detektor, 5) Hidran. sprinkler dapat dilihat dengan mudah, dan sudah
sesuai dengan kebutuhan pada setiap ruangan
Sistem Proteksi Kebakaran Aktif ruangan yang membutuhkan.
Sistem proteksi kebakaran aktif di gedung BRI Kepala sprinkler ini bisa dikatakan sebagai kran air
Tower Kota Bandung terdiri dari alarm, detektor, yang akan membuka otomatis jika ada api. Jadi,
jika terjadi kebakaran, maka suhu udara akan
Penulis 1, Penulis 2: [Judul Singkat] 3
meningkat dan secara otomatis penutup sprinkler Berdasarkan hasil identifikasi dan pembahasan
ini akan pecah. yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Sistem proteksi kebakaran aktif di gedung
Alarm Kebakaran BRI Tower Kota Bandung termasuk ke
Alarm kebakaran pada Gedung ini tingkat dalam kategori BAIK dengan tingkat
kesesuaiannya dibandingkan dengan standar SNI penilaian 85%.
003-3989-2000. Berdasarkan dari hasil observasi 2. Komponen yang kurang sesuai dengan
menunjukkan tingkat kesesuaian alarm 80%, pada sistem proteksi kebakaran aktif adalah alat
Gedung ini terpasang alarm kebakaran sebanyak 2 pemadam api ringan (APAR) di lantai
buah di tiap lantai, dari yang dilihat alarm ini dalam basement.
kondisi yang baik. Hasil ini memenuhi kategori Setelah dilakukan identifikasi pada sistem proteksi
BAIK. kebakaran aktif, penulis memberikan saran kepada
pengelola gedung BRI Tower Kota Bandung untuk
Sistem Detektor segera melengkapi dan juga merawat serta
Detektor yang ada di Gedung BRI Tower Kota memelihara komponen sistem proteksi aktif
Bandung berupa Smoke Detector yang bekerja khususnya alat pemadam api ringan (APAR). Hal
untuk mendeteksi asap. Tingkat kepekaan Smoke tersebut harus dilakukan sebagai upaya
Detector ini disesuaikan dengan potensi bahaya pencegahan dan meminimalisir dampak kebakaran
kebakarn yang ada. Smoke Detector pada Gedung guna menjamin keamanan dan keselamatan
ini tingkat kesesuaiannya dibandingkan dengan pengguna gedung.
standar SNI 003-3989-2000.
Hasil observasi yang telah dilakukan, smoke UCAPAN TERIMA KASIH
detector ini mendapat tingkat kesesuaian alarm Rasa syukur penulis haturkan kepada Allah SWT
90%. Sistem detector pada gedung BRI ini dapat yang telah mengizinkan penyusunan naskah
dikategorikan BAIK. Karena setiap ruangan- penelitian ini. Terima kasih kami ucapkan pula
ruangan pada gedung ini diletakan 1 detektor yang kepada pihak yang telah memberikan dukungan
mudah dijangkau dan cukup mudah dilihat. Cara demi terlaksananya penelitian ini, untuk dosen
kerjanya sendiri mendeteksi gejala kebakaran pembimbing dan teman-teman satu kelompok
dalam sebuah ruangan dengan memberikan signal serta rekan-rekan seperjuangan.
yang berupa suara alarm dan indikasi lampu
menyala, namun pada gedung BRI ini hanya DAFTAR PUSTAKA
menggunakan sistem detector yang mendeteksi Marlina. Endy, 2008, Panduan Perancangan
dengan mengeluarkan signal berupa suara alarm Bangunan Komersial. Andi Offset,
saja. Yogyakarta
Kuntoro, C. 2017. Implementasi Manajemen Risiko
Hidran Kebakaran Berdasarkan (Is) Iso 31000 Pt
Hidran tingkat kesesuaiannya dibandingkan Apac Inti Corpora. HIGEIA, 1(4): 109-119.
dengan standar SNI 03-1745-2000 didapat hasil Amalia P., N dkk. (2019). Analisis Sistem Proteksi
85%. Hasil ini memenuhi kategori BAIK. Kebakaran Sebagai Upaya Pencegahan
Berdasarkan observasi yang dilakukan, gedung ini Kebakaran. Politeknik Negeri Semarang.
memiliki hidran halaman (outdoor) dan hidran Semarang.
gedung (indoor). Hidran halaman terletak di area Adi K, R. & Martiana, T. (2017)Analisis Sistem
dekat gerbang masuk dan keluar yang berjumlah Proteksi Kebakaran Sebagai Upaya
2, sedangkan hidran gedung berjumlah 2 buah Pencegahan dan Penanggulangan
pada setiap lantainya. Kebakaran (Studi di PT. PJB UP Brantas
Semua kotak hidran mudah dilihat dan dijangkau. Malang). JURNAL MANAJEMEN
Kotak hidran berwarna merah dan memiliki tulisan KESEHATAN Yayasan RS Dr. Soetomo,
hidran dengan warna putih. Hidran sudah Vol. 3 No. 1, April 2017 : 70-85.
ditempatkan sesuai dengan kebutuhan sehingga Universitas Airlangga.
dapat dengan cepat digunakan saat keadaan Badan Standar Nasional Indonesia. 2000. SNI 03-
darurat. 3989-2000 tentang Tata Cara
Hasil identifikasi komponen-komponen sistem Perencanaan dan Pemasangan Sistem
proteksi kebakaran aktif di Gedung BRI Tower Sprinkler Otomatik untuk Pencegahan
Kota Bandung menunjukkan bahwa tingkat Bahaya Kebakaran pada Bangunan
kesesuaiannya sebesar 85% dengan kategori baik Gedung. Jakarta: Badan Standar Nasional
(sesuai persyaratan), artinya komponen-komponen Indonesia.
tersebut terpasang dengan baik dan benar, namun Departemen Pekerjaan Umum RI. 2000. Kepmen
terdapat sebagian kecil yang tidak sesuai dengan PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan
standar yang berlaku. Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya
Gedung dan Lingkungan. Jakarta:
Departemen pekerjaan umum RI.
KESIMPULAN
4 ARCADE: Vol. x No. x, bulan xxxx
Depnaker RI, 1980. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. Per
04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR.
Jakarta: Departemen Tenaga Kerja.
Permen PU. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 26/PRT/M/2008 tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan. Jakarta: Badan Penerbit PU.
https://opendata.jabarprov.go.id/id/dataset/jumlah-
kejadian-bencana-kebakaran-bangunan-
berdasarkan-kabupatenkota-di-jawa-barat

Penulis 1, Penulis 2: [Judul Singkat] 5

Anda mungkin juga menyukai