ABSTRAK
Latar Belakang: Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang diakibatkan oleh adanya
tiga unsur nyala api yang dapat memebahayakan keselamatan jiwa ataupun harta benda.
Kebakaran di gedung bertingkat lebih mematikan dan merugikan jika tidak memenuhi
komponen keselamatan kebakaran..
Metode: .Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode survei melalui wawancara
dan observasimenggunakan checklist penilaian risiko kebakaran di Kampus I
Universitas Muhammadiyah Semarang dengan pendekatan cross sectional.
Hasil: Manajemen proteksi risiko extreme pada manajemen, perencanaan prosedur
serta pengunjung dan penyandang disabilitas sedangkan kesadaran staf dan pelatihan
risiko high. Sarana penyelamatan risiko extreme yaitu pintu darurat dan pintu keluar
semua gedung, sedangkan jalur evakuasi, jalan keluar dan penerangan darurat gedung
NRC risiko low. Sarana proteksi risiko extreme meliputi alarm kebakaran gedung
lab.terpadu dan rektorat, sedangkan risiko low pada alarm kebakaran gedung NRC serta
APAR, hidran, sprinkler gedung rektorat dan lab.terpadu. Pencegahan kebakaran risiko
extreme pada penyimpanan bahan mudah terbakar gedung rektorat dan instalasi listrik
gedung rektorat dan NRC.
Kesimpulan : Kategori risiko extreme meliputi manajemen proteksi pada manajemen,
prosedur, perencanaan serta pengunjung.
ABSTRACT
Background: A Fire is an event caused by three components of flame that pose threat to
both people and belongings. Fires in high rise buildings are more deadly and damaging
when requirements for fire safety components are not met.
Method: It is a descriptive research involving surveys with interviews and observations
with checklists of fire risk assessment di Kampus I Universitas Muhammadiyah
Semarang using the cross-sectional method.
Results: Risk protection management is found to be extreme for procedure, planning,
visitors and people with disabilities, and it is found to be of high risk for staff awareness
and training. The extreme risk safety equipment includes emergency exit in all parts of
the building, while the low risk includes evacuation and exit routes and also emergency
lighting at the NRC building. The extreme risk protection equipment includes fire alarms
at the integrated laboratory and rector building, whereas the low risk covers fire alarms
and the NRC building, as well as the APAR, hydrant, and sprinkler in both the rector and
integrated laboratory buildings. The extreme risk fire protection was identified at
flammable material storage room of rector and electrical installations at rector and NRC
buildings.
Conclusion: Extreme risk category includes protection management in the management,
procedure, planning, visitors.
18
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 13(1): 2018
19
J. Kesehat. Masy. Indones. 13(1): 2018 ISSN 1693-3443
20
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 13(1): 2018
disediakan, letak tangga dan lift pada yang terdiri dari jalur evakuasi, jalan
gedung laboratorium kesehatan berdekatan keluar, dan penerangan darurat di gedung
dan berada di tengah-tengah gedung, letak rektorat mempunyai nilai 44% kategori
assembly point berada di parkiran dan tidak risiko high. Pada pintu darurat dan pintu
memenuhi jumlah penghuni gedung, keluar di gedung nilai 33% kategori risiko
petunjuk arah (jalur evakuasi) masih extreme. Penilaian risiko kebakaran
kurang lengkap. Oleh karena itu, betapa gedung NRC pada sarana penyelamatan
perlunya kewaspadaan pencegahan jiwa dari jalur evakuasi, jalan keluar, dan
terhadap terjadinya kebakaran dan ledakan penerangan nilai 62% kategori risiko low.
perlu lebih ditingkatkan.1 Pada pintu darurat dan pintu keluar nilai
33% kategori risiko extreme. Sedangkan
METODE penilaian risiko kebakaran gedung
laboratorium terpadu pada sarana
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyelamatan jiwa dari jalur evakuasi,
penelitian ini adalah deskriptif dengan jalan keluar, jalur darurat dan penerangan
metode survei melalui observasi dan nilai 37% kategori risiko extreme. Pada
wawancara menggunakan checklist pintu darurat dan pintu keluar nilai 33%
penilaian risiko kebakaran (FRA) dengan kategori risiko extreme.
pendekatan cross sectional. Hasil penilaian risiko kebakaran sarana
Penelitian ini menilai risiko kebakaran proteksi kebakaran berupa APAR, hidran
di gedung bertingkat untuk upaya dan sprinkler pada gedung rektorat
pencegahan dan penanggulangan mempunyai nilai 71% yang berarti tingkat
kebakaran untuk keselamatan bangunan kemungkinan unlikely dengan tingkat
gedung di Kampus I Universitas keparahan minor sehingga risiko relatifnya
Muhammadiyah Semarang. Setelah rendah (low). alarm kebakaran gedung
dilakukan penilaian risiko kebakaran, rektorat mendapat nilai 0% dengan tingkat
kemudian dilakukan analisis tingkat kemungkinan almost certain dan tingkat
kemungkinan dan tingkat keparahan. Hasil keparahan catastrophic sehingga risiko
dari tingkat kemungkinan dan tingkat relatifnya sangat tinggi (extreme).
keparahan kemudian dianalisis Penilaian risiko sarana proteksi
menggunakan matrix peringkat risiko. kebakaran (APAR, hidran, sprinkler)
gedung NRC mendapatkan nilai 57%
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan tingkat kemungkinan possible dan
tingkat keparahan moderate, sehingga
Hasil penilaian risiko manajemen risiko relatifnya tinggi (high). (alarm
proteksi kebakaran pada aspek manajemen, kebakaran) mendapat nilai 75% dengan
perencanaan, dan prosedur mendapat nilai tingkat kemungkinan unlikely dan tingkat
8% sehingga kategori risiko extreme. Pada keparahan minor sehingga risiko relatifnya
aspek kesadaran staf dan pelatihan rendah (low).
kebakaran mendapatkan nilai 43% Penilaian risiko kebakaran sarana
sehingga kategori risiko high. Sedangkan proteksi kebakaran berupa APAR, hidran
pada aspek hak pengunjung/ tamu dan dan sprinkler pada gedung laboratorium
penyandang disabilitas mendapatkan nilai terpadu mendapat nilai 71% yang berarti
0% sehingga kategori risiko extreme. tingkat kemungkinan unlikely dengan
Hasil penilaian risiko kebakaran gedung tingkat keparahan minor sehingga risiko
rektorat pada sarana penyelamatan jiwa relative bahaya rendah (low). Sedangkan
21
J. Kesehat. Masy. Indones. 13(1): 2018 ISSN 1693-3443
pada alarm kebakaran mendapat nilai 0% bahwa pengurus gedung atau kampus
dengan tingkat kemungkinan almost sudah bekerjasama dengan Dinas
certain dan tingkat keparahan catastrophic Pemadam Kebakaran Kota Semarang
sehingga risiko relatif bahaya sangat tinggi dalam pengecekan sarana proteksi
(extreme). kebakaran secara rutin.
Hasil penilaian risiko kebakaran di Hasil penilaian risiko pada manajemen
gedung rektorat berdasarkan pencegahan kategori risiko extreme. Sebagaimana
kebakaran dengan penerapan kebersihan dinyatakan pada Keputusan Menteri No 11
dan kerapihan nilai 67% kategori risiko tahun 2000 bahwa setiap bangunan gedung
low, bahan mudah terbakar nilai 33% yang berpenghuni minimal 500 orang, atau
kategori risiko extreme, instalasi dan yang memiliki luas lantai 5.000 m 2 atau
peralatan listrik nilai 20% kategori risiko terdapat bahan berbahaya yang mudah
extreme. Pencegahan kebakaran pada terbakar diwajibkan menerapkan
penerapan merokok di dalam ataupun di Manajemen Penanggulangan Kebakaran.20
area gedung rektorat nilai 83% kategori Hasil penilaian risiko pada
risiko low, perilaku pembakaran pengunjung/tamu dan penyandang
sembarangan di area gedung nilai 50% disabilitas kategori risiko extreme,
kategori risiko high. dikarenakan tidak ada ketentuan yang perlu
Hasil penilaian risiko kebakaran di diinformasikan bagi tamu/ pengunjung
gedung NRC berdasarkan pencegahan yang masuk ke dalam gedung, hal tersebut
kebakaran dengan penerapan kebersihan tidak sesuai dengan peraturan bahwa
dan kerapihan nilai 78% kategori risiko petugas bertugas membimbing para tamu
low, bahan mudah terbakar nilai 78% atau pengunjung yang berada di lantai
kategori risiko low, instalasi dan peralatan masing-masing tentang letak sarana
listrik nilai 20% kategori risiko extreme, penyelamatan jiwa saat terjadi kebakaran
penerapan merokok di dalam ataupun nilai di dalam gedung.21 Dan jika pemilik
67% kategori risiko low, perilaku bangunan gedung yang tidak menyediakan
pembakaran sembarangan nilai 50% fasilitas yang mudah diakses oleh
kategori risiko high. penyandang disabilitas dikenai sanksi
Hasil penilaian risiko kebakaran di administratif.22
gedung laboratorium terpadu berdasarkan Penerapan jalur evakuasi yang
pencegahan kebakaran dengan penerapan terpasang di gedung rektorat, NRC, dan
kebersihan dan kerapihan nilai 78% laboratorium terpadu mempunyai
kategori risiko low, bahan mudah terbakar kesesuaian dengan pedoman SNI 03-1746-
nilai 78% kategori risiko low, instalasi dan 2000 seperti penandaan jalur evakuasi
peralatan listrik nilai 60% kategori risiko dapat terlihat tanpa terhalang apapun.23
low, penerapan merokok nilai 50% Gedung rektorat, gedung NRC dan gedung
kategori risiko high, perilaku pembakaran laboratorium terpadu masing-masing
sembarangan nilai 50% kategori risiko memiliki jalan keluar berupa tangga
high. sebanyak 2 tangga, sehingga hal tersebut
Gedung rektorat, gedung NRC, dan sudah sesuai dengan persyaratan
gedung Laboratorium Terpadu tidak ada kebutuhan jalan keluar Keputusan Menteri
petugas yang melakukan pengecekan Negara Pekerjaan Umum
sarana proteksi kebakaran secara rutin. No.10/KPTS/2000 yang berbunyi
Berdasarkan hasil wawancara dengan “bangunan gedung dengan ketinggian 2
kepala bagian rumah tangga, diketahui
22
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 13(1): 2018
lantai atau lebih harus mempunyai akses penanggung jawab berkewajiban untuk
jalan keluar sedikitnya 2 jalan keluar.” 24 membuat dan memasang
Gedung NRC dan gedung laboratorium tanda/petunjuk/peringatan larangan
terpadu dikatakan dalam risiko bahaya merokok dan tanda/petunjuk ruangan
tinggi (extreme) dikarenakan gedung NRC boleh merokok”.28
tidak memiliki pintu darurat dan hanya
memiliki satu pintu keluar utama. KESIMPULAN DAN SARAN
Sedangkan gedung laboratorium terpadu
memiliki 1 pintu darurat yang berada di Kesimpulan
bagian belakang. Pintu darurat menuju arah Manajemen proteksi kebakaran dengan
belakang gedung. Padahal dalam peraturan kategori risiko extreme meliputi
menyatakan bahwa setiap bangunan atau manajemen perencanaan, dan prosedur
gedung yang bertingkat lebih dari 3 (tiga) serta pengunjung/tamu dan penyandang
lantai harus dilengkapi dengan pintu disabilitas, sedangkan kesadaran staf dan
darurat minimal 2 (dua) buah.25 pelatihan kebakaran kategori risiko high.
Alarm kebakaran kategori risiko Sarana penyelamatan jiwa dengan
extreme pada gedung rektorat dan kategori risiko extreme meliputi pintu
laboratorium terpadu, hal tersebut tidak darurat dan pintu keluar pada semua
sesuai dengan Permenaker gedung dan jalur evakuasi, jalan keluar dan
No.PER.02/MEN/1983 tentang Instalasi penerangan darurat pada gedung
Alarm Kebakaran dimana “ruang lab.terpadu. Kategori risiko high meliputi
bangunan tangga dalam bangunan yang jalur evakuasi, jalan keluar dan penerangan
kedap kebakaran harus dipasang detektor darurat gedung rektorat. Sedangkan
di atasnya sedangkan untuk ruang kategori risiko low meliputi jalur evakuasi,
bangunan tangga yang tidak kedap jalan keluar dan penerangan darurat
kebakaran harus dipasang detektor pada gedung NRC.
setiap permukaan lantai utamanya”.26 Sarana proteksi kebakaran dengan
Gedung rektorat dikatakan risiko sangat kategori risiko extreme meliputi alarm
tinggi pada penyimpanan bahan mudah kebakaran gedung rektorat dan lab.terpadu.
terbakar karena gedung tersebut banyak Kategori risiko high meliputi APAR,
dimanfaatkan untuk ruang arsip dan hidran, sprinkler gedung NRC. Sedangkan
terdapat perpustakaan. Sehingga lembaga kategori risiko low meliputi APAR, hidran,
kearsipan atau perpustakaan harus sprinkler gedung rektorat dan lab terpadu,
menetapkan aturan-aturan yang serta alarm kebakaran gedung NRC.
diantaranya tidak boleh merokok di dalam Pencegahan kebakaran dengan kategori
ruang penyimpanan, melakukan risiko extreme meliputi penyimpanan
pemeliharaan secara teratur peralatan bahan mudah terbakar gedung rektorat,
listrik supaya tidak terjadi kontak singkat instalasi listrik gedung rektorat dan NRC.
yang berpotensi menimbulkan percikan Kategori risiko high meliputi pembakaran
api, dan pemilihan material yang tahan api semua gedung, dan merokok gedung
untuk gedung penyimpanan arsip.27 lab.terpadu. Sedangkan kategori low
Gedung rektorat dan gedung NRC meliputi kebersihan semua gedung,
sudah diberlakukan kebijakan larangan merokok gedung rektorat dan NRC,
merokok di area kampus dan pintu masuk penyimpanan bahan dan instalasi listrik
ruangan. Hal tersebut sudah sesuai dengan gedung lab.terpadu.
peraturan bahwa “pimpinan atau
23
J. Kesehat. Masy. Indones. 13(1): 2018 ISSN 1693-3443
24
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 13(1): 2018
25