Anda di halaman 1dari 10

Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Kebakaran

Untuk Warga RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala


Kecamatan Makasar Jakarta Timur
Umi Marfuah1, Didi Sunardi2, Casban3, Aria Purnamasari Dewi4
1
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jalan Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta 10510

E-mail : umi.marfuah1@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kebakaran dapat terjadi tanpa diduga, meski sudah berhati-hati menggunakan peralatan yang
menghasilkan api di dalam rumah, beberapa sumber penyebab terjadinya kebakaran yaitu konsleting
listrik, kompor gas, membakar sampah, puntung rokok dan lilin saat mati lampu. Tujuan pelatihan dalam
pengabdian masyarakat adalah untuk memberikan pengetahuan tentang penyebab kebakaran dan tindakan
pencegahannya. Peserta yang terlibat dalam pelatihan meliputi dosen dan mahasiswa jurusan Teknik
Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta, Instruktur dari Suku Dinas kebakaran Jakarta Timur dan
warga RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Teknik pelatihan
dengan presentasi materi, praktik dan peninjauan hasil. Metode pelaksanaan dengan melakukan
identifikasi masalah yang terjadi pada obyek, menentukan skala prioritas perbaikan dan memberikan
problem solving serta feedback berupa evalusi hasil. Pelaksanaan pelatihan dapat memberikan
pengetahuan tentang faktor penyebab kebakaran dirumah, sehingga dapat mendorong kepedulian
masyarakat akan pentingnya tindakan pencegahan untuk menghindari kebakaran. Kesimpulan pelatihan
dalam pengabdian masyarakat yaitu dapat memberikan pengetahuan mengenai faktor penyebab
kebakaran dan mengetahui tindakan pencegahan untuk meminimalisir terjadinya kebakaran serta dapat
mendorong kepedulian dalam pencegahan kebakaran dalam komunitas lingkungan masyarakat.

Kata kunci: Pencegahan Kebakaran, Konsleting Listrik dan Kompor Gas.

ABSTRACT
Fires can occur unexpectedly, despite careful use of equipment that produces fires in the house, several
sources of the cause of the fire are electrical zippers, gas stoves, burning trash, cigarette butts and
candles when the lights go out. The purpose of training in community service is to provide knowledge
about the causes of fires and their preventive actions. Participants involved in the training included
lecturers and students majoring in Industrial Engineering at the Muhammadiyah University of Jakarta,
Instructors from the East Jakarta Fire Service Tribe and residents of RT 08 RW 09 Kebon Pala Village,
Makasar District, East Jakarta. Training techniques with material presentation, practice and results
review. The method of implementation is to identify problems that occur on the object, determine the
scale of priority improvements and provide problem solving and feedback in the form of evaluation
results. Conducting training can provide knowledge about the causes of fires at home, so as to encourage
community awareness of the importance of preventive measures to avoid fires. The conclusion of the
training in community service is that it can provide knowledge about the factors that cause fires and
know preventive measures to minimize the occurrence of fires and can encourage concern in fire
prevention in the community community environment.

Keywords: Fire Prevention, Electrical Zippers and Gas Stoves

DOI: 10.24853/jpmt.3.1.7-16
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK
(JPMT) E-ISSN: 2655-1446
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jpmt
1. PENDAHULUAN Data statistik kebakaran yang terjadi di
Kebakaran bisa terjadi kapan saja dan Jakarta dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
penyebabnya bisa karena hal yang sama sekali mulai dari tahun 2015 sampai 2019 yang
tidak terduga. Kebakaran rumah dapat terjadi dikelompokkan berdasarkan penyebab, maka
sewaktu-waktu tanpa diduga, meski sudah sumber penyebab terjadinya kebakaran yang
merasa sangat berhati-hati dalam menggunakan paling tinggi disebabkan oleh listrik dan
perangkat dan peralatan yang menghasilkan api kompor. Data kebakaran selama tahun 2019
di dalam rumah, bukan berarti sudah aman dari secara berjumlah 1355 kasus, penyebab
kebakaran rumah. Kebakaran adalah suatu nyala kebakaran dari listrik 557 kasus, rokok 51 kasus,
api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kompor 102 kasus, lain-lain 645 kasus.
dikehendaki dan bersifat merugikan (Dewi. K,
2013) dan pada kondisi tersebut api yang timbul
dari kebakaran tidak dapat dikendalikan dan kejadian

diluar keinginan manusia (Ramli, 2010). Banyak


faktor yang dapat menjadi sumber penyebab
terjadinya kebakaran rumah, mulai dari
konsleting listrik, kebocoran selang pada
kompor gas, membakar sampah, puntung rokok
dan lilin saat mati lampu.
Kelalaian merupakan faktor yang paling tahun
sering menjadi penyebab terjadinya kebakaran
rumah, misalnya kabel listrik yang sudah rapuh
yang tidak segera diganti atau penggunaan kebel
yang tidak memenuhi standar dan kelebihan Gambar 1. Statistik kebakaran di Jakarta
beban. Dalam penggunaan kompor gas (sumber : Jakartafire.net/statistik).
seringkali tidak pernah melakukan pemeriksaan
selang gas atau menggantinya secara periodik. Wilayah pemukiman dengan jumlah
Kegiatan membakar sampah yang ada penduduk yang banyak dengan struktur
dilingkungan padat penduduk menjadi penyebab bangunan yang cukup padat, maka diperlukan
kebakaran karena terjadi kelalaian pada saat sistem deteksi (proteksi aktif) kebakaran yang
membakar sampah, sehingga api dari sampah dapat digunakan untuk memperingatkan
yang terbakar semakin membesar dan sulit penghuni gedung apabila terjadi kebakaran
terkendali. Peristiwa kebakaran yang terjadi (Addawiyah, 2016) karena sumber api dapat
lebih banyak disebabkan karena factor kelalaian, berkobar dengan waktu yang sangat cepat
secara umum dengan semakin meningkatnya menghanguskan rumah dan tempat usaha.
kebutuhan masyarakat tidak selalu disertai Apalagi lokasi terjadinya kebakaran berada di
dengan kepedulian akan pentingnya keamanan jalan atau gang yang sempit sehingga tidak
dan keselamatan dari ancaman bencana, salah dapat terjangkau oleh mobil pemadam
satunya kebakaran (Furi, 2012). kebakaran sehingga api sulit untuk dipadamkan.
Kasus kebakaran berdasarkan data Dinas Dampak yang ditimbulkan dari bahaya
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan kebakaran disebabkan adanya nyala api yang
Jakarta dalam rentang waktu dari tanggal 1 tidak terkendali atau peristiwa berkobarnya api
Januari 2019 sampai 7 Juli 2019, kebakaran yang tidak terkendali sehingga dapat
yang terjadi sebanyak 857 kasus. Faktor mengancam keselamatan jiwa maupun harta
penyebab kebakaran yang tertinggi disebabkan benda (Sucipto, 2014). Untuk mengurangi
konsleting listrik 574 kasus, kompor gas 93 besarnya kerugian yang diakibatkan terjadinya
kasus, membakar sampah 52 kasus, puntung kebakaran maka bangunan harus dilengkapi
rokok 25 kasus, lilin 3 kasus, dan sisanya dengan sistem proteksi kebakaran baik secara
penyebab lainnya, dengan taksiran kerugian aktif maupun pasif dengan kelengkapan sarana
harta benda berjumlah sekitar Rp. 166,21 miliar. penyelamatan dalam rangka mewujudkan
Peristiwa kebakaran yang terjadi di Jakarta kondisi aman dari kebakaran pada bangunan
jumlah rata-rata sebanyak 4 kasus dalam satu gedung dan lingkungan (Hidayat, 2017).
hari, belum termasuk daerah lain di Indonesia. Kerugian dari terjadinya kebakaran selain harta
(sumber: https://mediaindonesia.com). benda, rumah dan tempat usaha yang habis

8
Umi Marfuah, Didi Sunardi, Casban, Aria Purnamasari Dewi : Pelatihan Pencegahan dan Penanganan
Kebakaran Untuk Warga RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK 3 (1) pp 7-16 © 2020
terbakar, juga dapat merenggut korban jiwa
seperti anggota keluarga. sesuai dengan prosedur dan standar yang sudah
Peristiwa kebakaran seperti halnya ditetapkan (Anizar, 2012).
bencana lainnya, jelas tidak bisa diprediksi, bisa Sistem kelistrikan perlu dilakukan
terjadi kapan saja dan di mana saja. Kebakaran perawatan secara berkala seperti mengganti
sebenarnya bisa diantisipasi jika dilakukan kabel yang sudah terkelupas dan selalu
pencegahan dan penanganan kebakaran dengan menggunakan peralatan listrik yang memenuhi
benar untuk mengurangi kerugian yang standar keamanan. Pemakaian kabel yang tidak
ditimbulkan baik harta benda dan nyawa sesuai dengan peruntukannya dapat
melayang. Langkah preventif yang dapat menyebabkan terbakarnya lapisan pembungkus
dilakukan sebenarnya sangat mudah dan relatif kabel, misalnya untuk pemasangan kabel jalur
murah yaitu sikap kesiapsiagaan dari utama instalasi listrik di rumah menggunakan
masyarakat dalam menghadapi kebakaran ukuran kabel yang kecil sehingga di saat
terutama untuk menjaga keselamatan nyawa pemakaian listrik melebihi kemampuan kabel,
sehingga menjadi hal yang penting bagi setiap maka kabel menjadi panas dan mengakibatkan
orang untuk memiliki keterampilan evakuasi terbakarnya lapisan pembungkus kabel sehingga
secara mandiri (Eni, S, dkk 2017). dapat memunculkan titik api yang dapat
Tindakan pencegahan perlu dilakukan membakar area di dekatnya misalnya kayu
untuk meminimalisir beberapa faktor yang plapon atau benda-benda lain yang mudah
menjadi sumber penyebab terjadinya kebakaran terbakar (Agus, W, 2016).
rumah. Penggunaan material bangunan sangat Desain rumah menjadi faktor penting
berpengaruh pada pencegahan kebakaran, dalam pencegahan kebakaran, banyak aktivitas
sehingga sebisa mungkin untuk menghindari yang melibatkan kontak langsung dengan api
penggunaan material bangunan dari bahan kayu sehingga perlu perancangan sistem ventilasi
dan plastik di area-area yang seringkali rawan yang baik untuk dapur agar udara bisa mudah
memicu timbulnya api seperti dapur dan ruang keluar masuk dan tidak ada akumulasi gas jika
kelistrikan. Hal lain yang dapat dilakukan ada kebocoran. Sumber api seperti kompor gas
dengan menghindari penumpukan barang harus diletakkan jauh dari benda yang mudah
mudah terbakar di dalam ruangan, sumber api terbakar dan terpisah dengan dinding. Hal yang
seperti kompor gas, lilin, tempat puntung rokok sering menjadi penyebab terjadinya kebakaran
harus diletakkan dalam jarak yang berjauhan kompor gas antara lain karet atau seal pada
dari benda atau material yang mudah terbakar. mulut tabung gas yang longgar sehingga ada
Sumber penyebab kebakaran yang perlu potensi gas dapat keluar dari sela-sela leher
diperhatikan adalah penggunaan peralatan listrik tabung dan regulator yang terpasang pada
dan elektronik yang tidak berstandar, akan tabung, kondisi selang gas sering bocor yang
mudah memicu hubungan arus pendek listrik diakibatkan adanya gigitan tikus atau retak
atau korsleting. Sistem proteksi atau pengaman akibat usia selang yang sudah lama.
istalasi rumah tinggal sangat penting untuk Berdasarkan kondisi yang sudah
dipasang. Dengan adanya pengaman pada dijelaskan diatas maka diperlukan
peralatan instalasi, dapat meminimalisir potensi pemberdayaan kepada masyarakat untuk dapat
bahaya yang dapat diakibatkan oleh adanya melakukan tindakan pencegahan dan
kerusakan ataupun konsleting pada instalasi penanganan kebakaran dirumah sebagai upaya
rumah tinggal (Ketut Ima, dkk 2016). Peralatan kesiapan masyarakat yang berupa sumber daya,
dan perangkat listrik harus terpasang dengan kesempatan, pengetahuan, dan keahlian untuk
baik dan benar, penggunaan kabel secara paralel meningkatkan kapasitas diri masyarakat
yang terlalu banyak dengan posisi pemasangan (Anwas, 2014). Tujuan pelatihan dalam kegiatan
secara berhimpitan serta beban arus listrik yang pengabdian masyarakat ini yaitu untuk
berlebihan tentunya dapat memiliki resiko memberikan pengetahuan tentang penyebab
terhadap timbulnya percikan api. Instalasi dan terjadinya kebakaran dan tindakan
peralatan listrik sebanyak 28% menjadi sumber pencegahannya, sehingga masyarakat dapat
penyebab terjadinya kebakaran, karena mengimplementasikan ke dalam kehidupan
penggunaan perlengkapan listrik dirumah tidak sehari-hari untuk menghindari terjadinya
kebakaran sedangkan manfaat jangka panjang
adalah untuk mendorong kepedulian dalam
9
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK
(JPMT) E-ISSN: 2655-1446
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jpmt
tindakan pencegahan kebakaran dalam sehari-hari untuk dapat mencegah terjadinya
komunitas lingkungan masyarakat. kebakaran disekitar lingkungannya.
Ruang Lingkup
Pengabdian masyarakat terbatas pada 2. METODE PELAKSANAAN
pemberian materi dan praktik mengenai Peserta yang terlibat dalam kegiatan
pengetahuan tentang bahaya kebakaran, faktor pengabdian masyarakat meliputi dosen dan
yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas
dan tindakan penanggulangannya sehingga Muhammadiyah Jakarta, serta melibatkan
dapat mencegah hal-hal yang dapat Instruktur dari Suku Dinas kebakaran Jakarta
menyebabkan terjadinya kebakaran dirumah. Timur dan sejumlah warga masyarakat
dilingkungan RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon
Gambaran Mitra Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Mitra kerjama dalam melaksanakan Teknik pelaksanaan dalam kegiatan
pengabdian masyarakat adalah warga RT 08 pelatihan pencegahan dan penanganan
RW 09 Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan kebakaran meliputi :
Makasar, Jakarta Timur dengan mengundang a. Presentasi dilakukan oleh tim dosen jurusan
instrukstur dari Suku Dinas penanggulangan Teknik Industri UMJ dengan memberikan
kebakaran dan penyelamatan kota administratif materi untuk menambah pengetahuan dan
Jakarta Timur. Adapun tempat pelaksanan memperluas wawasan tentang bahaya dan
pelatihan berlokasi di aula RT 08 RW 15 faktor dominan penyebab kebakaran dan
Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar tindakan penanggulangannya, sehingga
Jakarta Timur yang direkomendasikan oleh dengan adanya materi yang sudah
pengurus setempat. Peserta yang mengikuti disampaikan tersebut maka warga dapat
kegiatan pengabdian masyarakat adalah warga memiliki pemahaman, pengetahuan dan
RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala, kepedulian untuk mencegah terjadinya
Kecamatan Makasar, Jakarta Timur serta kebakaran serta memiliki kesiapsiagaan
mengikut sertakan mahasiswa dalam kegiatan dalam pencegahan dan penanganan
pengabdian masyarakat. kebakaran dalam kegiatan sehari-hari.
b. Praktik dilakukan oleh instruktur dari Suku
Solusi dan Target Luaran Dinas kebakaran Jakarta Timur untuk
Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan memberikan pelatihan dalam bentuk praktik
dalam program kegiatan pengabdian tentang peristiwa kebakaran yang sering
masyarakat, maka diperlukan solusi pemecahan terjadi dalam kegiatan sehari-hari dirumah
masalah dengan memberikan pelatihan terutama yang berkaitan dengan kegiatan
pencegahan dan penanganan kebakaran untuk memasak di dapur, sehingga dapat
warga RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala memahami potensi bahaya dari kebocoran
Kecamatan Makasar Jakarta Timur melalui gas. Peserta melakukan praktik yang dipandu
tahap kegiatan yaitu : oleh instruktur tentang tindakan yang harus
1. Presentasi materi pelatihan tentang faktor dilakukan apabila terjadi kebakaran dari
penyebab kebakaran di rumah dan tindakan kompor gas dan bagaimana cara
pencegahan kebakaran. memadamkan api yang diakibatkan adanya
2. Praktek memadamkan api yang diakibatkan kebocoran pada selang kompor gas atau api
adanya kebocoran pada selang kompor gas. yang berasal dari masakan yang sudah
3. Peninjauan hasil sebagai bentuk evaluasi terbakar diatas penggorengan.
pelaksanaan kegiatan berdasarkan materi c. Peninjauan hasil dilakukan oleh instruktur
presentasi yang sudah dipelajari dan praktek dan tim dosen untuk melakukan evaluasi
yang sudah dilakukan dalam kegiatan rangkaian kegiatan pelatihan yang sudah
pengabdian masyarakat. dilakukan mulai dari presentasi materi dan
Target yang ingin dicapai adalah terciptanya kegiatan praktik memadamkan api. Peserta
kepedulian masyarakat akan pentingnya pelatihan memberikan masukan atau umpan
pengetahuan tentang hal hal yang menjadi balik berdasarkan materi yang sudah
penyebab terjadinya kebakaran dan bagaimana dipelajari dan pengetahuan yang sudah
tindakan pencegahannya, sehingga masyarakat diperoleh dari kegiatan praktik memadamkan
memiliki kepedulian yang tinggi dalam kegiatan api yang sudah dilakukan secara bersama-

1
Umi Marfuah, Didi Sunardi, Casban, Aria Purnamasari Dewi : Pelatihan Pencegahan dan Penanganan
Kebakaran Untuk Warga RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK 3 (1) pp 7-16 © 2020
sama sebagai pengalaman untuk menghadapi
potensi dan sumber bahaya kebakaran dalam d. Langkah keempat adalah feedback berupa
kegiatan memasak di dapur. evaluasi peninjauan hasil kegiatan pelatihan
pencegahan dan penanganan kebakaran
Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan yang sudah dilakukan secara bersama-sama.
pencegahan dan penanganan kebakaran dalam Alur langkah dalam metode pelaksanaan
pengabdian masyarakat terdiri dari kegiatan kegiatan pelatihan pencegahan dan penanganan
presentasi dan praktik dilaksanakan secara kebakaran dapat dibuatkan dalam model
bersamaan pada tanggal 08 Desember 2019 penyelesain masalah pada gambar dibawah.
sedangkan peninjauan hasil pelatihan dilakukan
setelah kegiatan praktik. Identifikasi masalah yang terjadi pada obyek (eksplorasi dan pengamatan)
Peralatan dan bahan yang digunakan
untuk mendukung kegiatan operasional
pengabdian masyarakat yaitu spanduk, plakat
atau ucapan terima kasih, fotokopi materi

Feedback
presentasi, laptop, infocus, papan pengamatan Skala prioritas perbaikan (Kemampuan sumber daya)
dan alat peraga berupa peralatan memasak yang
terdiri dari penggorengan, kompor gas,
regulator, selang dan tabung gas.
Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan
Problem solving
pencegahan dan penanganan kebakaran dalam
(Solusi optimal)
pengabdian masyarakat yaitu :
a. Langkah pertama adalah identifikasi
masalah yang terjadi pada warga yang Gambar 2. Model penyelesaian masalah
menjadi obyek dalam kegiatan pengabdian
masyarakat. Pada tahap awal ini dilakukan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
melalui kegiatan eksplorasi dan pengamatan Pengertian Kebakaran
untuk mengidentifikasi permasalahan yang Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi
terjadi pada warga masyarakat di wilayah eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari
RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala suatu bahan bakar yang disertai dengan
Kecamatan Makasar Jakarta Timur. timbulnya api atau penyalaan. Kejadian yang
b. Langkah kedua adalah menentukan skala ditimbulkan karena adanya nyala api yang tidak
prioritas yang perlu dilakukan tindakan terkendali dan dapat mengancam keselamatan
perbaikan melalui wawancara dengan jiwa dan harta (Depdiknas, 2003). Kebakaran
beberapa warga dan tokoh masyarakat dapat terjadi apabila terdapat 3 hal, yaitu :
sehingga dapat mengetahui gambaran umum a. Terdapat bahan yang mudah terbakar baik
mengenai potensi, kemampuan dan berupa bahan padat, cair atau gas
kelemahan yang dimiliki oleh warga untuk
merumuskan pokok permasalahan utama
yang perlu segera dilakukan perbaikan.
c. Langkah ketiga adalah adalah problem
solving atau solusi optimal dengan
memberikan pelatihan pencegahan dan
penanganan kebakaran yang dilakukan
melalui kegiatan presentasi materi yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan
mengenai bahaya dan faktor dominan Gambar 3. Kayu, oli, solar dan gas
penyebab terjadinya kebakaran serta
tindakan penanggulangan saat terjadi
kebakaran dan kegiatan praktik untuk
memberikan pengalaman bagaimana cara
memadamkan api yang diakibatkan
kebakaran kompor gas.

1
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK
(JPMT) E-ISSN: 2655-1446
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jpmt
b. Terdapat suhu yang tinggi yang disebabkan
oleh sumber panas

Gambar 6. Pemeriksaan regulator kompor gas


Gambar 4. Sumber api dari konsleting listrik
2. Instalasi listrik
Faktor yang menjadi pemicu kebakaran
c. Terdapat Oksigen (02) yang cukup
adalah hubungan pendek atau konsleting karena
kandungannya, dalam kondisi semakin besar
peralatan listrik rentan terhadap hubungan
kandungan oksigen dalam udara maka
pendek seperti steker dan stop kontak dengan
terdapat potensi nyala api yang semakin besar
pemakaian di paralel atau akibat longgarnya
pula. Pada kandungan oksigen kurang dari
penjepit steker, gigitan tikus yang
12% tidak akan terjadi kebakaran, keadaan
mengakibatkan terkelupasnya pelindung atau
normal kandungan oksigen di udara 21%,
pembungkus kabel.
cukup efektif untuk terjadinya kebakaran.

Penyebab Kebakaran di Rumah


Banyak potensi penyebab terjadinya
kebakaran di rumah, yaitu :
1. Kompor gas
Penyebab kebakaran kompor gas
dikarenakan karet atau seal pada mulut tabung
gas longgar sehingga ada gas yang keluar dari
sela-sela leher tabung dan regulator yang
terpasang pada tabung, selang yang bocor hal ini
diakibat gigitan tikus atau belah akibat usia yang Gambar 7. Konsleting listrik
sudah lama dan klem pengikat selang dalam
keadaan longgar.

Gambar 8. Pemakaian yang diparalel

Gambar 5. Pemeriksaan selang kompor gas 3. Kelalaian dalam menggunakan peralatan


Kelalaian sering kali menjadi faktor
dominan misalnya meninggalkan bahan
makanan yang sedang digoreng dalam jangka
waktu lama sehingga dapat memancing api dari
kompor naik ke penggorengan yang akhirnya
terbentuklah api yang menyala besar di atas
penggorengan yang menyebabkan kebakaran.

1
Umi Marfuah, Didi Sunardi, Casban, Aria Purnamasari Dewi : Pelatihan Pencegahan dan Penanganan
Kebakaran Untuk Warga RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK 3 (1) pp 7-16 © 2020
b. Pengendalian bahan yang dapat terbakar
Tindalan pencegahan kebakaran dapat
dilakukan dengan mengendalikan bahan yang
dapat terbakar agar tidak bertemu dengan dua
unsur yang lain. Dalam kegiatan memasak
didapur dapat melakukan identifikasi potensi
kebakaran dari alat memasak yang digunakan
yaitu melakukan pemeriksaan kondisi kompor
gas dan tabung gas, ketika melakukan kegiatan
memasak pastikan tidak sedang melakukan
aktivitas lain untuk menghindari kelalaian yang
Gambar 9. Api dari kompor dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Pastikan kompor dan tabung gas diletakkan
Potensi bahaya kebakaran yang sering terjadi dengan jarak yang aman untuk menghindari
diakibatkan adanya kelalaian dalam penggunaan hantaran panas dari kompor dapat merambat ke
lilin saat listrik padam. tabung gas.

Gambar 10. Lilin saat listrik padam

Tindakan pencegahan kebakaran Gambar 12. Peletakan kompor dan tabung gas
a. Mengetahui segitiga api dalam jarak yang aman
Segitiga api terdiri dari oksigen atau
udara, panas dan material yang mudah terbakar, c. Pengendalian titik nyala
apabila salah satu dari 3 unsur tidak tersedia Sumber titik nyala yang paling banyak
dalam jumlah yang cukup, maka tidak akan adalah api terbuka seperti nyala api kompor,
terjadi kebakaran. pemanas listrik, lampu minyak, api rokok, api
pembakaran sampah.

Gambar 13. Api dari pembakaran sampah


Gambar 11. Segitiga api

1
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK
(JPMT) E-ISSN: 2655-1446
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jpmt
Peralatan pemadaman kebakaran di rumah
Untuk menanggulangi kebakaran maka
perlu dipersiapkan peralatan pemadam
kebakaran yang baanyak tersedia dilingkungan
sekitar rumah, antara lain :
 Air : tersedianya air dalam jumlah yang
cukup didekat lokasi yang berpotensi
kebakaran yang dilengkapi dengan alat yang
diperlukan berupa ember atau bak plastik.
 Pasir : yang berfungsi untuk menutup benda
terbakar sehingga udara tidak masuka Gambar 16. Dokumentasi dengan tim dosen,
dengan menimbunkan benda yang terbakar. instruktur dan peserta pelatihan.
 Karung goni, kain katun, handuk, selimut
yang digunakan sebagai peralatan Kegiatan pelatihan pencegahan dan
pencegahan kebakaran di rumah. penanganan kebakaran dapat memberikan
pengetahuan tentang faktor penyebab terjadinya
Kegiatan pelatihan pencegahan dan kebakaran dirumah dan mengetahui tindakan
penanganan kebakaran pencegahannya, sehingga dapat mendorong
Praktik pencegahan dan penanganan timbulnya kepedulian masyarakat untuk
kebakaran dilakukan oleh instruktur dari Suku mengurangi potensi bahaya kebakaran yang
Dinas kebakaran Jakarta Timur. dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Faktor yang dapat menjadi sumber penyebab
terjadinya kebakaran rumah yaitu pemakaian
kompor gas, konsleting listrik dan faktor
kelalaian dalam menggunakan peralatan.
Hasil kegiatan pelatihan dalam
pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan
sejalan dengan hasil penelitian oleh Amat
Rahmat,dkk (2018) yang menyimpulkan bahwa
kebakaran pada rumah tinggal akibat korsleting
listrik sering terjadi karena masyarakat masih
lalai dan menganggap kurang penting dalam
memahami bahaya dari peralatan elektronik
Gambar 14. Instruktur memberikan serta instalasi listrik yang tidak standar. Hasil
materi pelatihan penelitian ini didukung oleh Tasdik Darmana,
dkk (2018) yang menyebutkan bahwa sosialisasi
perlu dilakukan dalam upaya penggunaan
peralatan listrik yang secara bijak bagi
masyarakat dapat memberi dampak yang positif
dan sebagai langkah kecil namun memberi nilai
yang sangat besar.
Hasil penelitian yang lain dilakukan
oleh Ranti Hidayawanti (2018) bahwa akibat
pencantolan listrik dan kesalahan instalasi kabel
listrik dapat menimbulkan potensi bahaya
kebakaran akibat arus pendek. Sedangkan
menurut Muhamad Irfanul Hadi, dkk (2019)
Gambar 15. Instruktur mempraktikkan
bahwa penggunaan sensor arus, sensor tegangan
pencegahan kebocoran pada kompo gas
dan sensor suhu dapat mendeteksi akan terjadi
kebakaran secara akurat dan memberikan
notifikasi secara tepat.
Hasil penelitian yang mendapatkan
kesamaan hasil dengan kegiatan pelatihan dalam
pengabdian masyarakat dilakukan oleh Yunita

1
Umi Marfuah, Didi Sunardi, Casban, Aria Purnamasari Dewi : Pelatihan Pencegahan dan Penanganan
Kebakaran Untuk Warga RT 08 RW 09 Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK 3 (1) pp 7-16 © 2020
Adilla, dkk (2016) bahwa faktor penyebab
kerentanan berdasarkan persepsi masyarakat menengah ke bawah di pemukiman padat.
yaitu faktor pemasangan instalasi listrik yang Jurnal Arsitektur Zonasi, vol.1, no.2, h.112-
berada pada kriteria tinggi. Hasil penelitian yang 122.
dilakukan oleh Ani Nidia Listianti, dkk (2018) Ani Nidia Listianti, dkk (2018). Kitchen safety
bahwa Pemerintah melalui dinas terkait seperti behaviour sebagai upaya preventif
pemadam kebakaran dan pihak lain seperti kebakaran di lingkungan rumah tangga.
akademisi dan berbagai komunitas serta Jurnal Kesehatan. Vol. 11. No. 2, h.19-24.
organisasi hendaknya turut serta berperan dalam Anizar, 2012, Teknik Keselamatan dan
upaya untuk meningkatkan pengetahuan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta :
masyarakat atau minimal mengingatkan kembali Graha Ilmu.
mengenai perilaku aman melalui edukasi dan Anwas, Oos M. 2014. Pemberdayaan
sosialisasi baik secara langsung ataupun masyarakat di era global. Bandung :
berbagai media seperti media cetak dan media Alfabeta.
sosial berbasis internet guna mencegah Dewi Kurniawati, 2013, Taktis memahami
terjadinya kebakaran di rumah. keselamatan dan kesehatan kerja,
Surakarta : PT Aksara Sinergi Media.
4. KESIMPULAN Eni Supartini, dkk. (2017). Membangun
Kegiatan pelatihan pencegahan dan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan
penanganan kebakaran dalam pengabdian dalam menghadapi bencana. Buku pedoman
masyarakat dapat memberikan pengetahuan Latihan kesiapsiagaan bencana. Jakarta :
mengenai faktor penyebab terjadinya kebakaran BNPB.
dan mengetahui tindakan pencegahan untuk Furi Sari Nurwulandari. (2012). Kajian
meminimalisir terjadinya kebakaran dalam kemampuan masyarakat di permukiman
kegiatan sehari-hari serta dapat mendorong padat dalam mitigasi kebakaran (studi
kepedulian terhadap pencegahan dan kasus : Kelurahan Taman Sari, Kota
penanganan kebakaran dalam komunitas Bandung) Tesis Program Studi Magister
lingkungan masyarakat. Perencanaan Wilayah dan Kota. Institut
Teknologi Bandung.
UCAPAN TERIMAKASIH Hidayat, D.A., Suroto., Kurniawan, B. (2017).
Ucapan terimakasih yang tulus dan Evaluasi keandalan sistem proteksi
penghargaan yang luar biasa dipersembahkan kebakaran ditinjau dari sarana
untuk Universitas Muhammadiyah Jakarta, penyelamatam dan sistem proteksi pasif
LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kebakaran di gedung Lawang Sewu
Masyarakat), Fakultas Teknik dan Program Semarang. Jurnal Kesmas, 5(5): 134-145.
Studi Teknik Industri yang telah memberikan Ketutu Ima Ismara dan Eko Prianto. (2016)
bantuan dana untuk memberikan kemudahan Keselamatan dan kesehatan kerja di bidang
dalam kegiatan pengabdian masyarakat kelistrikan (electric safety). Solo :
sehingga dapat terlaksana dengan baik. Adicandra Media Grafika.
DAFTAR PUSTAKA Muhamad Irfanul Hadi, dkk (2019).
Addawiyah, A.S. (2016). Pengembangan risk Implementasi sistem real time peringatan
assesment dalam evaluasi manajemen kebakaran pada terminal listrik rumah
penanggulangan kebakaran melalui Fault tangga. Jurnal Pengembangan Teknologi
Tree Analysis. Unnes Journal of Public Informasi dan Ilmu Komputer. vol.3, no.2,
Health, 5(1): 5-6. h. 2036-2042.
Agus Wahyono (2016). Pencegahan dan Ramli, Soehatman (2010). Manajemen
penanggulangan kabakaran. Jawa tengah : kebakaran. Jakarta : Dian Rakyat.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ranti Hidayawanti (2018). Upaya tertib listrik
Pusat pengembangan pendidikan anak usia terhadap instalatir kabel di daerah padat
dini dan pendidikan masyarakat. penduduk (study kasus kec. Tambora).
Amat Rahmat,dkk (2018). Studi evaluasi model Jurnal Kilat vol.7, no.1, h. 24-29.
bentuk atap dan fenomena kebakaran Sucipto, CD, 2014, Keselamatan dan
penyebab listrik pada rumah tinggal kesehatan kerja. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.
1
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TEKNIK
(JPMT) E-ISSN: 2655-1446
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jpmt
Tasdik Darmana, dkk (2018). Sosialisasi bahaya
dan keselamatan penggunaan listrik di
kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng.
Jurnal Terang vol. 1, no. 1,h.95-105.
Yunita Adilla, dkk (2016). Faktor penyebab
kerentanan kebakaran berdasarkan persepsi
masyarakat di kelurahan Melayu kecamatan
Banjarmasin Tengah. Jurnal Pendidikan
Geografi. vol. 3, No 4, h. 40-57.

Anda mungkin juga menyukai