IPA
Disusun Oleh :
1. Nyi Mas Yuliati
2. Vanka
3. Ulia
4. Alya
5. Maesaroh
6. Fikri
Kelas : X BDP 1
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Tentang Bencana Kebakaran” dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebakaran merupakan salah satu peristiwa yang tidak diinginkan dan terkadang tak
terkendali. Oleh karena sifatnya yang membahayakan dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat, maka kebakaran dikatagorikan sebagai salah satu bentuk bencana.
Bencana, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), adalah “peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non-alam, ataupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis”.
Daerah perkotaan (terutama kawasan dengan permukiman padat penduduk)
merupakan daerah yang rentan terhadap terjadinya bencana kebakaran. Berdasarkan data
dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah-Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Kota
Padang, kebakaran yang terjadi di Kota Padang selama tahun 2015 adalah sebanyak
357 kasus, dengan kerugian mencapai Rp 34 miliar lebih. Di Provinsi DKI Jakarta, bencana
kebakaran yang terjadi bahkan mencapai angka rata-rata 800 kasus per tahun atau sekitar 67
kasus per bulan. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa masalah kebakaran di
perkotaan perlu mendapat perhatian serius, terutama dalam hal pencegahan dan
penanggulangannya.
Kebakaran di perkotaan umumnya terjadi akibat hubungan singkat arus listrik
(korsleting) pada kabel/alat listrik, kebocoron pada pipa saluran tabung gas LPG, atau akibat
kelalaian manusia itu sendiri seperti lupa mematikan api kompor, api pembakaran sampah,
atau api puntung rokok[4]. Selain oleh faktor manusia, kejadian kebakaran juga dapat
disebabkan oleh alam seperti petir, gempa bumi, letusan gunung api, kekeringan, dan lain
sebagainya.
Upaya pemadaman kebakaran biasanya dilakukan secara gotong royong oleh warga
dengan peralatan seadanya, sebelum satuan pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian.
Masalah yang sering terjadi selama ini adalah keterlambatan kehadiran satuan pemadam
kebakaran di lokasi kebakaran. Hal ini bisa disebabkan karena tiga hal. Pertama, kurangnya
kesiapsiagaan petugas. Kedua, padatnya lalulintas di jalan menuju lokasi kejadian. Ketiga,
terlambatnya informasi yang diterima petugas (melalui nomor telepon darurat 113) dari
warga yang mengalami bencana tersebut.
Penyebab pertama dapat diatasi dengan meningkatkan kedisiplinan petugas. Penyebab
kedua dan ketiga dapat diatasi dengan menyediakan atau membuat suatu sistem deteksi dan
penyampaian informasi kebakaran secara otomatis kepada pihak kepolisian dan petugas
pemadam kebakaran. Jika terjadi kemacetan menuju lokasi kebakaran maka petugas
kepolisian akan melakukan penertiban jalan sehingga petugas pemadam kebakaran bisa
menuju lokasi kebakaran tanpa adanya hambatan.
B. Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian Tugas Akhir ini dibatasi pada hal-hal
berikut:
1. Pendeteksian kebakaran didasarkan pada konsentrasi/kandungan asap, suhu dan api
yang terjadi ketika kebakaran.
2. Pengujian sistem dilakukan dengan simulasi kebakaran.
3. Lokasi kebakaran sebelumya telah ditentukan yaitu daerah Limau Manih dan Lubuk
Begalung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang
dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Apa Penyebab Terjadinya Bencana
2. Kerugian Apa Saja Yang Ditimbulkan Akibat Bencana
3. Langkah Pencegahan Kebakaran Di Rumah
Waktu :
Selasa (28/9/2021)
Penyebab :
2.
Dampak Fisik :
Swalayan Hangus
Terbakar
Penyebab :
A. Kesimpulan
1. Kebakaran merupakan bencana yang sangat berbahaya bagi manusia, hewan dan
mahluk hidup lainya
2. Kebakaran dapat menyebabkan kerugian baik materil maupun jiwa.
3. Banyak masyarakat yang belum mengerti tentang cara pemadaman yang benar
dan tepat sehingga banyak terjadinya jatuh korban.
4. kebakaran memiliki 5 jenis klasifikasinya berdasarkan sumber utama kebakaran
tersebut.
5. kota Bekasi banyak terjadinya kebakaran karena jumlah kepadatan yang sangat inggi
.
6. Dinas pemadam kebakaran kota bekasi saat ini maasih kekurangan personil hal ini
menyebabkan tidak efektifnya pencegahan dan pemadaman kebakaran di Kota
Bekasi.
7. Dan kondisi alat alat pemdam kebkaran di dinas pemadam kota bekasi sudah
banyak yang tidak layak beroperasi
B. Saran
1. Sebagai masyarakat seharusnya kita mengetahui cara pemadaman kebakaran yang
benar agar jika kebakaran sewaktu waktu terjadi di sekitar kita , kita mampu
melakukan tindakan yang benar dan tepat.
2. Kita harus melakukan pencegahan caranya dengan melakukan pengecekan berkala
terhadap barang barang yang dengan mudah menyebabkan kebakaran.
3. Dinas pemadam kebakaran harus kebih sering memberikan informasi ke
masyarakat tentang bahaya kebakaran dan cara penanganan yang tepat jika
kebakaran itu terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
https://bpbd-kesbangpol.banyuasinkab.go.id/2019/03/13/laporan-kejadian-kebakaran/
https://indonesiabaik.id/infografis/faktor-penyebab-terjadinya-bencana
https://bnpb.go.id/berita/kebakaran-pemukiman