Anda di halaman 1dari 11

SELIMUT API SEBAGAI SARANA PEMADAM KEBAKARAN

PADA BANGUNAN RUMAH, GEDUNG DAN KENDARAAN

Oleh : Achmad Hidajat Effendi


Pusat Litbang Permukiman Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan Kab. Bandung 40393
E-mail: achmadhe53@yahoo.com
Tanggal masuk naskah: 28 Mei 2007, Tanggal revisi terakhir : 19 Juni 2008

Kata Kunci :

Keywords :

165
PENDAHULUAN harapan bagi seluruh masyarakat di
daerah dalam upaya meningkatkan
Latar Belakang pelayanan masyarakat, salah satu fungsi
Kebakaran adalah suatu bencana yang perlindungan yang perlu ditangani oleh
waktu kejadiannya tidak dapat diduga pemerintah kabupaten / kota adalah
( ), namun demikian perlindungan terhadap bahaya kebakar-
bahaya kebakaran dapat dicegah atau an. Hal ini sejalan dengan kenyataan,
dapat ditekan terhadap tingkat bahwa perkembangan kawasan
kerugiannya, antara lain dengan upaya perkotaan yang begitu cepat telah
pencegahan secara sistematis, efektif membawa pula timbulnya potensi
dan berkesinambungan. Salah satu bahaya kebakaran. Untuk mengantisipasi
faktor yang paling dominan yang besarnya potensi bahaya kebakaran
mengacu pada permasalahan pencegah- tersebut, Pemerintah Daerah perlu
an dan penanggulangan kebakaran, mengupayakan penyediaan sarana dan
adalah semakin tingginya laju prasarana perkotaan yang dapat
pertumbuhan pembangunan di berbagai dimanfaatkan dalam upaya pencegahan
sektor, diantaranya sektor jasa dan penanggulangan kebakaran, seperti
konstruksi. Pada sektor ini peran hidran kebakaran, sarana komunikasi
arsitektur perkotaan dan bangunan yang massa, pos-pos kebakaran, sarana
memperkenalkan konsep-konsep baru pemadam kebakaran sederhana berupa
seperti kawasan-kawasan pusat selimut api untuk pencegahan
perdagangan, perkantoran, perhotelan kebakaran pada tahap awal dan
dan pusat perbelanjaan yang sangat sebagainya.
luas, bahkan sampai perencanaan
turut Seperti kita ketahui bahwa kecenderung-
menjadi faktor pemacu keterbatasan an penyelenggaraan pemerintahan
lahan. Sebagai konsekwensi perkembang- daerah selama ini, baik dalam
an perkotaan, menjadikan pembangun- pengaturan, pembagian dan pemanfaat-
an gedung semakin tinggi, bahkan an sumber daya selalu mengutamakan
seolah-olah tanpa batas. Selain itu kegiatan yang dapat memberikan
akibat perkembangan infrastruktur di kontribusi langsung terhadap peningkatan
perkotaan menarik minat masyarakat Pendapatan Asli Daerah (PAD),
dari luar daerah untuk hijrah ke kota akibatnya terjadi ketimpangan dalam
besar dengan berbagai macam alasan, pelayanan, dimana sektor-sektor yang
sehingga makin memperparah lingkung- tidak dapat memberikan kontribusi
an perkotaan dengan banyak bermuncul- secara langsung agak terabaikan. Hal ini
an kawasan permukiman kumuh yang sebenarnya cukup memprihatinkan
semakin memicu kerawanan terhadap karena pembelanjaan di sektor pen-
bahaya kebakaran. cegahan dan penanggulangan ke-
bakaran, memang tidak selalu dapat
Sejalan dengan diberlakukannya Undang- dilihat dari sudut pandang
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang . Investasi di sektor
Pemerintahan Daerah, melahirkan nuansa pemadam kebakaran seyogyanya tidak
baru yaitu pergeseran kewenangan selalu dilihat dengan kacamata tersebut,
pemerintahan yang sentralistik birokratik karena sifatnya adalah fungsi perlindung-
ke pemerintahan yang desentralistik an dan penyelamatan atas jiwa manusia
partisipatoris, hal ini menumbuhkan maupun harta benda.

166
Disamping itu, cara pandang dalam kemasan beras yang biasa
penyelenggaraan fungsi perlindungan digunakan masyarakat sebagai
terhadap masyarakat, khususnya sarana pemadam kebakaran
terhadap bahaya kebakaran, hingga saat tradisional.
ini mengesankan kurang tepat, karena
Bertitik tolak dari permasalahan
sebagian besar menganggap bahwa
diatas, maka sebagai solusi untuk
tugas pencegahan dan penanggulangan
pencegahan kebakaran awal, diperlukan
kebakaran adalah memadamkan
penelitian dan pengembangan yang
kebakaran. Hal ini tidak keliru, namun
berkaitan dengan peralatan pemadam
itu hanya sebagian kecil dari tugasnya.
kebakaran, yaitu selimut api.
Tugas yang lebih penting adalah
bagaimana mengupayakan agar tidak Maksud dan Tujuan Penelitian
terjadi kebakaran. Seandainya terjadi, Maksud dari penelitian ini, adalah untuk
bagaimana dapat diatasi sedini mungkin memperoleh keandalan kinerja dari
sebelum terjadi kebakaran yang lebih selimut api melalui eksperimen
besar dan membahayakan. laboratorium menggunakan standar
pengujian AS/NZS 3504 : 1995 dan
Permasalahan
ASTM D3806-1979. Sedangkan tujuan
Sebagaimana telah disebutkan diatas,
dari penelitian ini, adalah untuk
bahwa tingginya laju pertumbuhan
menciptakan alat pemadam api
pembangunan diberbagai sektor dan
sederhana yang terbuat dari bahan kain,
tingginya tingkat urbanisasi masyarakat
jenis katun dikombinasikan dengan
dari luar daerah ke kota, mengakibatkan
bahan tahan api berbasis air, yaitu
terjadinya keterbatasan lahan di
suatu bahan kimia
perkotaan, dan tumbuhnya permukiman
penghambat api yang aman terhadap
kumuh yang sering memacu terjadinya
manusia, hewan dan lingkungan. Bahan
kebakaran. Berdasarkan pengamatan
tersebut murah, mudah didapat dan
selama ini, sering terjadinya kebakaran,
mudah dalam pengerjaan serta mampu
diakibatkan oleh hal-hal sebagai berikut:
memadamkan kebakaran pada tahap
1. Saat awal terjadinya kebakaran,
awal kebakaran.
umumnya tidak diketahui pe-
nyebabnya, sehingga api dengan Lingkup Penelitian
cepat menjalar kebagian bangunan Dalam penelitian ini, ruang lingkup
yang mudah terbakar; bahasan meliputi uji keandalan selimut
2. Pada saat terjadi kebakaran, api menggunakan standar pengujian
penghuni bangunan yang terbakar AS/NZS 3504 : 1995, tentang metode uji
biasanya panik dan tidak tahu apa bakar minyak goreng (
yang harus dilakukan; ) dan ASTM D3806-1979 tentang, uji
3. Umumnya tidak seluruh penghuni perambatan api ( ).
bangunan mampu menyediakan alat
pemadam api ringan (APAR), karena TINJAUAN PUSTAKA
harganya yang relatif mahal; Pengertian Selimut Api
4. Sulitnya memperoleh air di per- Dalam penelitian ini, yang dimaksud
mukiman padat huni, terutama air dengan selimut api adalah lembaran
untuk pemadaman kebakaran, di- bahan yang mudah lentur digunakan
samping sulitnya untuk men- untuk memadamkan kebakaran pada
dapatkan karung goni, bekas tahap awal.

167
Selimut Api ( ) dan dapat diambil dari tempatnya, serta
Bahan selimut api atau yang dapat dibentangkan (membuka lipatan),
beredar di pasaran terbuat dari siap digunakan dalam waktu tidak lebih
, namun harganya cukup mahal. dari 4 detik.
Sebagai solusi agar harga selimut api
Kemampuan Selimut Api Me-
dapat terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat, dan diharapkan selimut api
madamkan Kebakaran
tersebut menjadi kebutuhan utama pada Selimut api mampu memadamkan
setiap rumah tangga, maka dilakukan kebakaran pada kelas kebakaran :
penelitian dan pengembangan serta uji- A (Bahan padat), seperti kayu, kain,
coba laboratorium dengan memodifikasi kertas, plastik dan lain-lain;
selimut api atau yang B (Bahan cair mudah terbakar),
terdapat dipasaran, menggunakan seperti bensin, tinner, terpentin dan
bahan dari kain katun jenis terpal lain-lain;
(gambar 1), direndam selama 1 x 24 F (Bahan padat dan cair), seperti
jam dengan bahan kimia penghambat minyak untuk menggoreng, lemak,
api jenis dapas 15 berbasis air, dll. [1]
kemudian dikeringkan. Manfaat atau
fungsi selimut api adalah untuk
memadamkan kebakaran pada tahap
awal terjadinya kebakaran, misalnya
kebakaran akibat kompor minyak,
kompor gas, hubungan arus pendek
listrik, dan pemadaman pada kendaraan
yang terbakar (gambar 2).
Desain dan Konstruksi Selimut Gambar 1. Selimut Api
Api
Bahan selimut api tidak boleh terbuat
dari asbes, kemudian penampilan dan
warna kedua permukaan bahan selimut
api harus sama. Ukuran selimut api
adalah persegi panjang atau persegi,
dengan panjang maksimum 1800 mm,
lebar tidak kurang dari 900 mm. Ukuran
selimut api secara umum yaitu 1200 mm Gambar 2. Fungsi Selimut Api
x 1200 mm atau 900 mm x 900 mm.
Selanjutnya berat selimut api tidak boleh
lebih dari 1 kg, dan ujung-ujung dari
selimut api tidak boleh sobek atau
koyak. Selimut api harus dapat digulung
kira-kira sepanjang 50 mm dengan
bentuk silinder, tanpa terjadi kerusakkan
yang permanen setelah digulung.
Selimut api harus ditempatkan atau
dibungkus dalam kantong (gambar 3), Gambar 3. Kantong Selimut Api

168
Gambar 4. Kemampuan Selimut Api Memadamkan Kebakaran

169
Prinsip Pengujian Selimut Api Silinder pengukur volume (gelas
dengan Metode Uji Bakar ukur);
Minyak Goreng ( Meja bejana dengan tinggi ± 1000
) mm;
Sebuah bejana berisi minyak goreng Nyala harus dikekang atau
dipanaskan tetapi tidak sampai terjadi ditahan tetap berada dibawah alas
penyalaan. Api membakar minyak bejana, dengan kata lain, nyala api
goreng dengan periode tertentu, tidak meluas ke sisi bejana, untuk
kemudian api ditutup dengan selimut mencegah nyala api masuk ke
api. Jumlah selimut api adalah enam minyak goreng. [2]
buah, diuji sesuai dengan ketentuan
perlakuan uji selimut api dengan metode Prosedur Pengujian Selimut Api
uji bakar minyak goreng ( dengan Metode Uji Bakar
), yaitu tiga buah pada satu sisi dari Minyak Goreng (
selimut api dan tiga lagi pada sisi )
lainnya. Perlakuan pengujian dilaksana- Pengujian selimut api dengan metode uji
kan pada temperatur ruangan 25ºC ± bakar minyak goreng dilakukan dengan
10ºC dengan kecepatan aliran udara cara sebagai berikut :
tidak lebih dari 2 m/s. 1. Letakkan bejana pada rangkanya
diatas (pemanas), seperti
Ketentuan Uji Selimut Api yang diperlihatkan pada gambar
Pengujian masing-masing selimut api 5, dan isi bejana dengan minyak
harus mampu memadamkan api pada goreng sejumlah 5 liter;
minyak goreng dalam waktu 30 menit, 2. Panaskan minyak goreng dengan
dan tidak terjadi nyala pada selimut api, kecepatan pemanasan tetap, hingga
setelah beberapa saat pengujian tidak terjadi penyalaan (temperatur
berlangsung.
320ºC);
Peralatan Uji Selimut Api 3. Matikan pemanas dan biarkan
Peralatan yang digunakan adalah minyak terbakar selama 2 menit;
sebagai berikut : 4. Lakukan pemadaman api dengan
Bejana terbuat dari logam dengan menutupkan (menyelimutkan) se-
ukuran sesuai dengan yang di- limut api pada bejana selama 30
perlihatkan pada gambar 5; menit;
untuk memanaskan minyak 5. Amati apakah terjadi gas yang me-
goreng; nyala diatas selimut api, kemudian
Sumber panas mampu memanaskan catat kondisi yang terjadi;
minyak dengan temperatur kira-kira 6. Lepaskan atau buka selimut api se-
320ºC dan tidak menimbulkan telah 30 menit menutupi (me-
penyalaan pada minyak goreng; nyelimuti) bejana;
Paling sedikit 5 liter minyak goreng 7. Amati pakah terjadi nyala, dan
yang dibutuhkan setiap pengujian; ukur berapa liter minyak goreng
Termokopel atau sejenisnya untuk yang tersisa.[3]
memantau temperatur minyak
goreng;

170
dengan ukuran yang telah ditetapkan
dengan ruang pembakar ( )
model CS-196 (gambar 9). [4]
Kelengkapan alat uji sifat perambatan
api adalah, sebagai berikut :
1. Ruang bakar ( );
2. Pembakar ( );
3. Transformator pembakar (
);
4. Dinding isolator tahan api
( );
5. Termokopel;
6. Rekorder potensiometer (
0ºC 300ºC);
7. Bel pencatat waktu ( ).
Gambar 5. Sketsa Alat Uji Selimut Api
dengan Metode Uji Bakar Minyak
Goreng
BAHAN, PERALATAN DAN
METODE PENELITIAN
Prosedur Pengujian Selimut Api Bahan
dengan Uji Sifat Perambatan Dalam penelitian selimut api ini, bahan
Api yang digunakan adalah sebagai berikut:
Pengujian sifat perambatan api 1. Bahan kain katun jenis terpal warna
bertujuan untuk menentukan putih dengan anyaman benang
perambatan api yang terjadi pada halus dan padat;
bagian permukaan selimut api dengan 2. Bahan kimia dapas 15 berbasis air;
cara mengamati dan mengevaluasi 3. Minyak kelapa sawit;
perambatan yang terjadi, dilakukan pada 4. Gas LPG;
sebuah pembakar ( ) yang 5. Almunium foil.
dilengkapi dengan kaca skala. Ukuran
benda uji sebagai bahan selimut api Peralatan
adalah 6 mm x 100 mm x 605 mm, Peralatan yang digunakan dalam
kelembaban tidak lebih dari 10 % berat, penelitian ini, adalah :
dan waktu pengujian selama 4 menit. 1. Bejana sebagai alat uji bakar
minyak goreng;
Pada dasarnya metode ini bertujuan 2. Alat uji sifat perambatan api;
menguji tiga tingkatan pengembangan 3. ;
api, yaitu : 4. Tabung gas LPG;
1. Penyalaan; 5. E-200;
2. Perambatan atau kecepatan
menjalarnya api;
3. Luasnya kebakaran.
Kecepatan perambatan api didasarkan 9. Gelas ukur 1 liter, dll.
pada metode ASTM D3806-1979, Metode Penelitian
dilengkapi dengan sistem perambatan
Metode yang digunakan dalam penelitian
api dengan ukuran skala kecil, sesuai
ini, adalah metode eksperimental. Data

171
hasil uji laboratorium terdiri dari hasil uji Ukuran selimut api 1800 mm x 900
bakar minyak goreng ( mm, 1200 mm x 1200 mm, dan 900
) dan hasil uji sifat perambatan api. mm x 900 mm, lebar minimal selimut
Data hasil penelitian diolah dengan api adalah 900 mm;
analisis statistik atau analisis kwantitatif, Keempat sisi selimut api dijahit
dengan cara analisis rata-rata hitung, dengan lebar 10 mm (4);
dengan rumus : Dilengkapi dengan pegangan kiri (2)
dan pegangan kanan (3);
_ x1 + x2 + x3 ........+ xn Jarak pegangan kiri dan pegangan
X = atau : kanan ke samping kiri atau ke
n samping kanan jahitan 100 mm (5);
[5 ]
_ fi xi Jarak pegangan kiri dan pegangan
X = kanan ke ujung atas jahitan 30 mm
i (6);
Tinggi pegangan kiri dan pegangan
SPESIFIKASI SELIMUT API kanan 200 mm (7);
Dalam spesifikasi diuraikan mengenai Lebar pegangan kiri dan pegangan
ukuran selimut api pada gambar 7, kanan 25 mm (8).
sebagai berikut :

Keterangan:
1: Kain katun jenis terpal
2: Pegangan kiri
3: Pegangan kanan
4: Lebar jahitan 10 mm
5: Jarak pegangan ke samping kiri atau kanan
jahitan 10 mm
6: Jarak pegangan kiri atau pegangan kanan
ke ujung atas jahitan 30 mm
7: Tinggi pegangan 200 mm
8: Lebar pegangan 25 mm

Gambar 7. Spesifikasi Selimut Api

172
PERCOBAAN LABORATORIUM
Dalam percobaan, keandalan selimut api
diuji berdasarkan metode uji bakar
minyak goreng dan metode uji sifat
perambatan api. Kedua gambar metode
uji tersebut terdapat pada gambar 8
hingga 11, berikut data hasil uji terdapat
pada tabel 1 dan tabel 2 berikut ini.

Gambar 10. Hasil Uji Selimut Api dengan


Metode Uji Bakar Minyak Goreng

Gambar 8. Metode Uji Bakar Minyak Goreng

Gambar 11. Hasil Uji Selimut Api dengan


Metode Uji Sifat Perambatan Api

Gambar 9. Metode Uji Sifat Perambatan Api

Tabel 1.
Data Hasil Uji Keandalan Selimut Api dengan Metode Uji Bakar Minyak Goreng
( )
No. x1i f1i f1ix1i X2i f2i f2ix2i x3i f3i f3ix3i
1. 330,5 3 991,5 169,5 2 339 30,8 3 92,4
2. 330,3 1 330,3 165,8 3 497,4 31,4 3 94,2
3. 330 3 990 166,5 1 166,5 67,7 1 67,7
4. 325,6 1 325,6 185,1 1 185,1 200,8 1 200,8
5. 325,9 1 325,9 258,1 2 516,2 240 1 240
6. 325,7 1 325,7 229,4 1 229,4 250,8 1 250,8
7. 325,8 1 325,8 277,7 4 1110,8 259,4 1 259,4
8. 320,5 1 320,5 278,6 1 278,6 258,6 2 517,2
9. 320,5 2 641 277,3 1 277,3 260,1 1 260,1
10. 320,8 3 962,4 274 1 274 250,6 1 250,6
11. 320,7 3 962,1 270,9 1 270,9 244,4 3 733,2

173
No. x1i f1i f1ix1i X2i f2i f2ix2i x3i f3i f3ix3i
12. 320,9 1 320,9 267,4 1 267,4 193,3 3 579,9
13. 318,5 1 318,5 259,8 1 259,8 225,7 1 225,7
14. 318,6 1 318,6 251,5 1 251,5 205 2 410
15. 318,4 1 318,4 243,8 1 243,8 203 1 203
16. 317,7 1 317,7 215,2 3 645,6 224,6 1 224,6
17. 315 1 315 239,9 1 239,9 201,1 1 201,1
18. 310 2 620 226,6 1 226,6 197,4 1 197,4
19. 300 1 300 219,4 1 219,4 191,1 1 191,1
20. 277,8 1 277,8 212,9 2 425,8 187,1 1 187,1
Jumlah 30 9607,7 - 30 6925 - 30 5386,3

Tabel 2.
Data Hasil Uji Keandalan Selimut Api dengan Uji Sifat Perambatan Api
( )
No. x1i f1i f1ix1i X2i F2i f2ix2i x3i f3i f3ix3i
1. 486,9 2 973,8 85,6 2 171,2 24,5 1 24,5
2. 491,7 2 983,4 81,6 2 163,2 24 3 72
3. 489,7 1 489,7 86,7 1 86,7 25 2 50
4. 484,3 3 1452,9 87,7 2 175,4 29 1 29
5. 486,9 1 486,9 89,2 1 89,2 23,5 2 47
6. 487,5 1 487,5 97,5 3 292,5 22 2 44
7. 495,5 3 1486,5 85 2 170 20 1 20
8. 470 1 470 83 1 83 24,2 2 48,4
9. 460 1 460 82 1 82 20,4 1 20,4
10. 450 1 450 80 1 80 23 1 23
Jumlah 16 7740,7 - 16 1393,2 - 16 378,3

PEMBAHASAN Tabel 4.
Temperatur Rata-Rata dengan Metode
Data hasil uji keandalan selimut api pada Uji Sifat Perambatan Api (
tabel 1 dan tabel 2, dihitung dengan )
analisis rata-rata hitung, sebagaimana Panjang
terdapat pada tabel 3 dan tabel 4, Temperatur Perambatan
Temperatur
Permukaan pada
berikut ini. Burner
Selimut Api permukaan
(ºC)
(ºC) Selimut Api
Tabel 3. (mm)
Temperatur Rata-Rata dengan Metode
Uji Bakar Minyak Goreng ( 483,8 87,1 23,6
)
Temperatur
Temperatur Temperatur
Permukaan
Minyak Bejana
(ºC) (ºC)
Selimut Api Berdasarkan hasil analisis terhadap
(ºC) selimut api dengan metode uji bakar
320,2 230,8 179,5 minyak goreng, diperoleh temperatur
minyak rata-rata 320,2ºC, temperatur
rata-rata bejana 230,8ºC, dan

174
temperatur permukaan selimut api rata- 4. Selimut api praktis dalam
rata 179,5ºC. Kemudian hasil analisis penggunaan;
terhadap selimut api dengan metode uji 5. Selimut api dapat disimpan atau
sifat perambatan api, diperoleh dibawa dalam kendaraan;
temperatur burner rata-rata 483,8ºC, 6. Selimut api dapat digunakan
temperatur permukaan selimut api rata- berulang-ulang, selama selimut api
rata 87.1ºC, dan panjang perambatan tersebut tidak sobek;
api pada permukaan selimut api rata- 7. Memenuhi ketentuan AS/NZS
rata adalah 23,6 mm. 3504 : 1995 dan ASTM D3806-1979.
Perbedaan yang cukup signifikan antara
temperatur rata-rata permukaan selimut
DAFTAR PUSTAKA
api pada metode uji bakar minyak Australian Standard, 1995,
goreng dengan temperatur rata-rata
permukaan selimut api dengan metode
uji sifat perambatan api, disebabkan Standar Australia AS 2444-1995,
oleh lamanya waktu pengujian, Homebush NSW 2140 New Soth
perbedaan tersebut sekitar 51,5 %. Wales, Australia, page 22.
Australian / New Zealand Standard,
1995, , AS/NZS 3504 :
1995, Homebush NSW 2140 New
South Wales, Australia
Wellington 6001, New Zealand,
page 6.
Australian/ New Zealand Standard,
1995, , AS/NZS 3504 :
1995, Homebush NSW 2140 New
South Wales, Australia
Wellington 6001, New Zealand,
Gambar 12. Kurva Hasil Uji Selimut Api
page 8.
ASTM Fire Test Standard D3806-1979,
KESIMPULAN
1. Selimut api tidak memerlukan air
dalam pemadaman; , Third
2. Selimut api tidak boleh dicuci atau Edition, 1916 Race St., Philadelphia,
kena air; PA 19103, 1990, page 1.
3. Bahan kimia yang digunakan Sudjana. Prof., Dr., M.A., M.Sc.,
tidak beracun; 1992, Penerbit
Transito Bandung, hlm. 67.

175

Anda mungkin juga menyukai