1 PEBRUARI 2005 : 1 - 61
Oleh :
Ida Bagus Gede Wirawibawa Mantra
Dosen Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur Universitas Udayana
Email: wirawibawa@yahoo.com
ABSTRAK
Perumahan menempati urutan tertinggi dalam hal kejadian kebakaran di Indonesia. Selain
karena beban api yang tinggi, juga disebabkan oleh kepadatan bangunan yang tinggi. Kebakaran jenis ini
umumnya menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi penghuninya bahkan tidak jarang
mengakibatkan korban jiwa.
Studi pendahuluan ini tentang kondisi perumahan dikaitkan dengan bahaya kebakaran. Studi ini
tidak akan membuat model penataan yang terukur, tetapi hanya melakukan pendekatan konsepsual. Studi
ini membandingkan berbagai literatur dengan kondisi perumahan Sarijadi Bandung sebagai kasus studi.
Hasil pengkajian yang dilakukan menunjukkan kondisi perumahan Sarijadi kurang mememenuhi
persyaratan terhadap bahaya kebakaran terutama bila dilihat ketersediaan berbagai kebutuhan
pemadaman api, ketersediaan air untuk pemadaman, kesulitan mencapai lokasi kebakaran kompartemen
pada banungn dan persyaratan lainnya.
Saran-saran yang dapat diberikan adalah perlu dilakukanya kompartemensasi antar rumah
terutama dengan menggunakan bahan penghambat api, ketersediaan akses pemadaman oleh petugas
perlu dilakukan seperti penyediaan air (hidran), akses untuk kendaraan pemadaman serta lapangan atau
areal untuk manuver kendaraan.
Kata Kunci : kerapatan bangunan, beban api, dan kompartemen,.
ABSTRACT
The highest number of Indonesia’s fire incidents occurs in housing areas. Besides high fire loads,
it is also caused by high building density areas. In generally, it is can be easily for hundreds of people
losing their homes and lives.
This is a preliminary study of housing’s condition which related to fire hazard. It will not make a
model of measure planning, but conduct conceptual approach only. It is compare any literature with
condition of Sarijadi Bandung housing as a case study.
The result shows that condition of Sarijadi housing is lack of fulfill fire requirement, especially
lack of fire prevention equipment, lack of water for fire fighting, difficulty in accessing the fire location,
building’s compartment and other.
So I suggest that fire safety in Sarijadi housing must conduct inter houses compartment with fire
retardant material; access and water for fire fighting; and areas for vehicle’s turning radius.
Key Word: building density, fire load, and compartment.
24
KAJIAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PADA PERUMAHAN (IDA BAGUS GEDE WIRAWIBAWA MANTRA)
25
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 3 NO. 1 PEBRUARI 2005 : 1 - 61
membakar permukaan benda yang terletak pada berangsur turun. Selain penurunan
dinding tersebut. temperatur, ciri lainnya adalah laju
pembakaran yang juga turun.
Konveksi dapat terjadi melalui bagian-
bagian bangunan yang terbuka seperti tangga,
3. Upaya Proteksi
dan koridor.
Usaha untuk melakukan perlindungan
Radiasi terjadi antara ruang/bangunan
terhadap bangunan beserta isinya termasuk juga
yang berdekatan. Hal ini akan lebih cepat terjadi
manusia dari bahaya kebakaran dilakukan
jika sebaran api dibantu oleh tekanan
dengan berbagai cara yaitu melalui proteksi
udara/angin ke arah bangunan lain.
aktif, proteksi pasif dan fire safety management.
Ketiga usaha di atas dilakukan secara simultan-
2. Tahap Perkembangan Api sehingga mendapatkan suatu hasil yang
Perkembangan api mengalami beberapa diharapkan.
tahapan yang lama masing-masing tahapan tidak
sama pada satu peristiwa kebakaran dengan yang a. Proteksi Aktif
lainnya. Adapun tahapan perkembangan api
tersebut adalah: Proteksi terhadap bahaya kebakaran
dengan bantuan alat-alat bantu pemadaman
a. Tahap Penyalaan/Peletusan. ditandai maupun pendeteksian seperti misalnya sprinkler,
dengan munculnya api di dalam ruangan. fire hidrant, detektor, special fire lift dan
Proses timbulnya api dalam ruangan ini peralatan pemadaman lainnya.
disebabkan oleh adanya energi panas yang
mengenai material dalam ruang. Energi Hidrant adalah peralatan pemadam api
panas tersebut bisa berasal dari panas akibat yang menggunakan air bertekanan dan
ledakan kompor, hubungan singkat arus komponen utamanya berupa nozzle, slang,
listrik dan lain sebagainya. kopling dan kotak hidrant.
b. Tahap Pertumbuhan: api mulai Dalam pemukiman, yang penting untuk
berkembang sebagai fungsi dari bahan bakar dikemukakan adalah fasilitas hidrant halaman
dengan sedikit/tanpa pengaruh dari luar. dimana dipersyaratkan bahwa debit air yang
Tahapan ini merupakan tahap yang paling dimiliki adalah 1000 liter/menit dengan
baik untuk melakukan evakuasi penghuni. persedian air untuk setiap waktu adalah 30.000
Pada saat ini pula sensor-sensor pencegah liter dan mudah dicapai oleh pemadam
kebakaran dan alat pemadaman harus sudah kebakaran.
mulai bekerja.
c. Tahap Flashover: masa transisi antara tahap b. Proteksi Pasif
pertumbuhan dengan tahap pembakaran Proteksi terhadap bahaya kebakaran
penuh. Prosesnya berlangsung sangat cepat, yang lebih menekankan pada aspek disain
yang mana suhunya berkisar antara 300 bangunan seperti misalnya pemilihan bahan
sampai 600 C. Terjadinya tahapan ini karena bangunan yang tidak manghasilkan gas yang
terjadinya ketidakstabilan termal dalam beracun, perencanaan yang tidak menyebabkan
ruang. asap dengan mudah memenuhi ruang, ataupun
d. Tahap Pembakaran Penuh: pada tahap ini, api tidak mudah merambat ke ruang lain, dan
kalor yang dilepaskan adalah yang paling lain sebagainya.
besar, karena kebakaran terjadi di seluruh Adapun yang menjadi penekanan utama
ruang. Seluruh material dalam ruang pada proteksi pasif ini adalah:
terbakar sehingga temperatur dalam ruang • Site plan dan lingkungan bangunannya,
menjadi sangat tinggi mencapai 1200 C. • Struktur yang tahan api,
e. Tahap Surut: tercapai bila material terbakar • Sarana penyelamatan jiwa,
sudah habis dan temperatur ruangan • Pemilihan bahan bangunan yang digunakan.
26
KAJIAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PADA PERUMAHAN (IDA BAGUS GEDE WIRAWIBAWA MANTRA)
27
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 3 NO. 1 PEBRUARI 2005 : 1 - 61
Foto 2.
Salah satu kondisi rumah penduduk perumahan.
28
KAJIAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PADA PERUMAHAN (IDA BAGUS GEDE WIRAWIBAWA MANTRA)
29
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 3 NO. 1 PEBRUARI 2005 : 1 - 61
30
KAJIAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PADA PERUMAHAN (IDA BAGUS GEDE WIRAWIBAWA MANTRA)
Hal yang masih dapat dilakukan adalah minum dari PDAM ini tentunya tidak akan
dengan melakukan pelebaran pada jalan masuk memenuhi persyaratan untuk usaha pemadaman
menuju lapangan untuk mempermudah manuver api jika terjadi kebakaran, karena memang
kendaraan. Pelebaran yang dimaksud disini fungsinya bukan untuk pemadaman air. Adanya
adalah pelebaran jalan masuk ke tanah lapang pompa tangan untuk menaikkan air juga bukan
dari jalan di depannya. Walaupun jalan di depan merupakan sarana penyediaan air untuk
lapangan cukup sempit, tetapi dengan adanya pemadaman api yang baik. Sumur-sumur
jalan untuk masuk ke lapangan (berupa jembatan ataupun sumber-sumber air lainnya baik berupa
kecil yang melewati selokan) cukup lebar, akan kolam maupun sungai yang mampu
memudahkan kendaraan untuk melakukan menyediakan air dengan kapasitas minimum
manuver. 15.000 liter setiap saat sehingga bisa
dimanfaatkan oleh dinas pemadam kebakaran
Disamping itu perlu dilakukan
pada saat terjadi kebakaran, juga tidak dijumpai
pemadatan disekitar tanah lapangan itu sebagai
disekitar perumahan. Hal ini memperbesar
landasan untuk kendaraan pemadam kebakaran
kemungkinan terjadinya resiko bahaya
karena kendaraan jenis ini, saat dipergunakan
kebakaran. Jarak sumber air yang bisa
memberikan suatu tekanan yang cukup besar ke
dimanfaatkan untuk pemadaman juga cukup jauh
tanah sehingga jika kondisi tanahnya seperti
karena dalam radius 500 m dari perumahan tidak
sekarang ini dikhawatirkan akan membuat
dijumpai sumber air yang memadai untuk
kendaraan tidak stabil dan tugasnya tidak dapat
pemadaman api.
terlaksana dengan baik.
Dalam hal ini beberapa bagian dari tanah 5. Areal Parkir
lapang tersebut dibuat perkerasan yang
disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari Parkir kendaraan di perumahan ini
masyarakat sekitarnya. Pemanfaatan tanah yang umumnya dilakukan di pinggir jalan dan
diperkeras tersebut bisa dimanfaatkan untuk memanfaatkan tanah lapang di tengah
lapangan bulutangkis ataupun kegiatan lain yang perumahan. Hal ini membuat tanah lapang akan
memerlukan perkerasan. penuh kendaraan sehingga saat terjadi kebakaran
akan sangat menyulitkan petugas dalam
menanggulangi kebakaran.
4. Hidrant dan Sumber-sumber Air
Lainnya Dalam hal ini diperlukan kerjasama
Hidrant halaman tidak dijumpai disekitar penduduk dimana tempat-tempat tersebut masih
daerah perumahan Sarijadi sehingga tetap dapat dipergunakan sebagai tempat parkir
dikhawatirkan pada saat terjadi kebakaran akan akan tetapi pada saat darurat dimanapun
sangat sulit bagi petugas pemadam kebakaran disekitar perumahan, kendaraan tersebut harus
untuk mendapatkan sumber air untuk segera dipindahkan sehingga mempermudah
pemadaman. Disamping itu juga telah kerja petugas untuk memadamkan api.
dipersyaratkan oleh peraturan bahwa setiap
bangunan yang memiliki maksimal 4 lantai harus 6. Sarana Komunikasi
dilengkapi hidran yang berjarak maksimal 90 Sarana komunikasi yang ada di
meter antar hidrant dan berjarak 3 meter dari tepi perumahan ini adalah berupa telepon baik itu
jalan. Peraturan ini mengisyaratkan bahwa setiap telepon di rumah penduduk maupun beberapa
lingkungan harus memiliki hidran halaman yang telepon umum (wartel) yang tersebar di beberapa
melayani suatu daerah tertentu, sehingga akan tempat di daerah ini. Sarana ini akan sangat
sangat membantu petugas kebakaran saat mempermudah penyampaian informasi kepada
kebakaran berlangsung. petugas pemadam kebakaran sehingga kejadian
Untuk memenuhi kebutuhan akan air kebakaran yang mungkin ada akan mudah
bersih, penghuni perumahan Sarijadi diketahui petugas dan mempercepat
memanfaatkan jasa Perusahaan Air Minum yang penanganannya. Sarana lain adalah adanya
melayani seluruh daerah perumahan. Debit air penduduk yang menjadi anggota radio amatir
31
JURNAL PERMUKIMAN NATAH VOL. 3 NO. 1 PEBRUARI 2005 : 1 - 61
(orari) sehingga penyampaian informasipun akan terus meluas dari rumah satu ke rumah lainnya.
dapat cepat disampaikan kepada petugas dan Adapun perincian dari kondisi perumahan
selanjutnya cepat mengadakan penanganan yang Sarijadi berdasarkan item yang dibahas diatas
tepat. adalah:
1. Dilihat dari bentuk jalan lingkungan, kondisi
7. Pemakaian Bahan-bahan untuk yang ada baik untuk sirkulasi pemadam
Komponen Struktur
kebakaran, akan tetapi dilihat dari ukuran
Seperti telah diuraikan sebelumnya, yang ada, akan menyulitkan pelaksanaan
rumah penduduk saat ini sebagian besar telah pemadaman karena dimensinya kurang
mempergunakan bahan-bahan yang cukup lebar.
mampu untuk menahan penyebaran api ke
2. Sebagian rumah di perumahan Sarijadi telah
bagian lainnya beberapa saat. Hal ini karena
memanfaatkan dinding sebagai
sebagian besar dan bahkan hampir diseluruh
kompartemensasi dari bahaya kebakaran
perumahan telah mempergunakan bahan-bahan
walaupun diperkirakan dilakukan dengan
beton untuk struktur serta dilengkapi dengan
tidak sengaja, akan tetapi sebagian lagi
pemakaian batu bata atau batako untuk dinding
masih sangat rawan terhadap kebakaran
penutupnya. Sementara itu untuk bahan penutup
terutama penyebaran api lewat atap yang
atapnya telah mempergunakan genteng tanah
terbuat dari genteng.
yang dibakar bahkan ada beberapa yang telah
menggunakan genteng beton yang dicetak. 3. Lapangan terbuka yang ada dapat
Pemakaian dinding rangkap pada perbatasan difungsikan sebagai tempat pengungsian
dengan dinding tetangga (masing-masing bagi penduduk maupun barang miliknya,
membuat dinding yang bahannya dari batu bata serta dapat juga dipergunakan sebagai
ataupun batako) merupakan sarana tempat kendaraan kebakaran melakukan
kompartemensasi yang cukup efektif untuk tugasnya karena letaknya yang ditengah
menghambat penyebaran api ke bangunan perumahan, akan tetapi tiadanya pemadatan
lainnya. membuat kinerja petugas kurang maksimal
karena kendaraan kebakaran saat kebakaran
Beton bertulang sebagai struktur pada
mengeluarkan tekanan yang cukup tinggi ke
bangunan bertingkat merupakan bahan yang baik
tanah.
untuk menahan atau mengurangi keruntuhan
bangunan pada saat kebakaran. Hal ini memberi 4. Ketiadaan hidrant sebagai sumber air untuk
kesempatan yang lebih lama bagi penghuni pemadaman membuat nilai tingkat resiko
untuk menyelamatkan dirinya maupun barang- kebakaran pada perumahan ini cukup tinggi
barang miliknya pada saat kebakaran. sehingga sangat rawan saat terjadi
kebakaran. Sementara itu keberadaan
sumber air lainnya tidak dijumpai di dekat
perumahan sehingga makin memperberat
SIMPULAN DAN SARAN-SARAN jika benar-benar terjadi kebakaran di
perumahan ini.
a. Simpulan 5. Sarana komunikasi yang ada di dalam
Secara umum perumahan Sarijadi cukup lingkungan perumahan adalah berupa
sulit terjadi kebakaran mengingat bahan pesawat telepon baik itu telepon pribadi
bangunan yang dipergunakan serta beban api maupun di wartel. Sementara itu jenis alat
yang umumnya diperumahan cukup rendah, akan komunikasi lainnya yang dapat dipakai
tetapi pada saat terjadinya kebakaran dari dalam keadaan darurat untuk kebakaran
kelalaian manusia, akan sangat sulit bagi petugas adalah pesawat radio amatir yang mana
melakukan penanggulangan karena kondisi sebagian penduduknya menjadi anggota di
lingkungannya yang tidak mendukung. Hal ini dalamnya.
dapat berakibat sangat fatal yaitu kebakaran akan
32
KAJIAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PADA PERUMAHAN (IDA BAGUS GEDE WIRAWIBAWA MANTRA)
33