KELOMPOK :6
NAMA : Megavia Noor Iman
NRP : 0517040020
KELAS : K3-4A
DASAR TEORI
Nyala api adalah suatu kejadian yang dapat diamati gejalanya yaitu
dengan melihat adanya cahaya dan mengukur suhu panas dari suatu
bahan yang sedang terbakar. Gejala lainnya yang dapat kita amati
adalah bila suatu bahan telah terbakar maka akan mengalami perubahan
baik bentuk fisiknya maupun sifat kimianya. Keadaan fisik bahan yang
telah terbakar akan berubah pula menjadi zat baru. Gejala perubahan
tersebut menurut teori perubahan zat dan energi adalah perubahan
secara kimia.
Menurut teori ini Nyala api akan muncul jika terdapat tiga unsur
pokok yaitu adanya: bahan yang dapat terbakar (fuel), oksigen (O2)
yang cukup dari udara atau bahan oksidator dan panas yang cukup.
Apabila salah satu unsur tersebut tidak berada pada keseimbangan yang
cukup, maka api tidak akan terjadi. Berikut gambar segitiga api pada
Gambar 2.1 di bawah ini.
a. Cooling/Pendinginan
Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan menghilangkan panas
serta mendinginkan permukaan dan bahan yang terbakar dengan
bahan semprotan air sampai menmencapai suhu dibawah titik
nyalanya. Atau dengan kata lain mengurangi/ menurunkan panas
sampai benda yang terbakar mencapai suhu dibawah titik nyalanya
(flash point). Pendinginan permukaan yang terbakar tersebut akan
menghentikan proses terbentuknya uap.
b. Smothering/Penyelimutan/Isolasi
Kebakaran dapat juga dipadamkan dengan menghilangkan unsur
oksigen atau udara mencapai dibawah 12% sehingga pembakaran
tidak berlanjut. Menyelimuti bagian yang terbakar dengan
karbondioksida atau busaakan menghentikan suplay udara. Biasa juga
dikenal dengan sistem pemadaman isolasi/ lokalisasi yaitu
memutuskan hubungan udara luar dengan benda yang terbakar, agar
perbandingan udara dengan bahan bakar tersebut berkurang.
c. Starvation/ Memisahkan bahan yang terbakar/ penguraian
Suatu bahan yang terbakar dapat dipisahkan dengan jalan menutup
aliran yang menuju ke tempat kebakaran atau menghentikan suplay
bahan bakar yang dapat terbakar. Yaitu mengurangi atau mengambil
jumlah bahan-bahan yang terbakar menutupi aliran bahan yang
terbakar.
d. Memutus rantai reaksi
Cara yang terakhir yaitu dengan memutus rantai reaksi yang ada di
dalam proses pembakaran. Pada beberapa zat kimia mempunyai sifat
memecah sehingga terjadi reaksi rantai oleh atom-atom yang
dibutuhkan api untuk tetap terbakar, contohnya yaitu hidrokarbon
terhalogenasi.
Pendingin
Air mempunyai daya serap panas, karna hal itu air dapat
mendinginkan suatu barang yang terbakar. Air mampu
menyerap panas dari suhu 15ºC sampai 100 ºC.
Pengisolasi
Air yang terkena panas berubah menjadi uap dan uap
tersebutlah yang menyelimuti udara sekitar sehingga oksigen
berkurang. Dalam pemadaman ini, air cukup efektif karena dari
1 liter air akan berubah menjadi uap sebanyak 1670 liter uap air.
METODE PRAKTIKUM
2. Karung goni
3. Ember
4. Air
5. Korek Api
Karung Goni
>
< Tong
pembakaran
3.2 Prosedur Kerja
START
SELESAI
BAB IV
4.1 Analisa
Dari hasil praktikum ini yang dilaksanakan pada Jum’at, 22 Maret 2019
didapatkan bahwa langkah-langkah kerja telah dilakukan dengan cukup baik.
Langkah-langkah praktikum pemadaman api tradisional adalah sebagai
berikut.
Langkah petama adalah persiapan penyalaan api. Bahan bakar yang
digunakan yaitu solar dan kayu sedangkan sumber penyalaannya adalah korek
api. Langkah kerja penyiapan penyalaan api ditunjukkan pada Gambar 4.1
dibawah ini.
4.2 Pembahasan
Cara
Benar Salah
Pemadaman
Cara memegang
√ -
karung goni
Sesuai arah angin √ -
Posisi badan pada
saat melempar √ -
karung goni
Cara menarik
kembali karung √ -
goni
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pemadaman api dengan karung goni merupakan pemadaman secara
smothering atau isolasi atau penyelimutan.
2. Pemadaman api dengan karung goni harus memperhatikan cara
menggunakan karung goni sebagai media pemadam sekaligus pelindung
diri saat memadamkan api, termasuk cara memegangnya dengan
memastikan telapak tangan tertutupi karung goni.
3. Pemadaman api dengan karung goni efektif untuk pemadaman api kelas A,
yaitu benda padat non logam mudah terbakar.
4. Arah angin sangat perlu di perhatikan saat proses pemadaman api, hal ini
untuk melindungi diri saat proses pemadaman agar tidak terkena panas
dari api.
5. Pemadaman harus memperhatikan posisi badan saat meletakkan karung
goni.
6. Karung goni harus dalam kondisi benar-benar basah.
5.2 Saran
1. Melakukan kegiatan pemadaman api dengan karung goni secara berulang-
ulang agar terbiasa dan mampu menutup bahan yang terbakar dengan
sekali pelemparan karung goni
2. Melakukan proses pemadaman dengan serius
3. Mengikuti prosedur pemadaman yang sudah ditetapkan
4. Penyelenggara menyiapkan alat dan bahan sesuai standar yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Harlinanto, Agatha.2015. Penerapan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan jalur
evakuasi serta penanggulangan kebakaran di RSUD dr.R.Soetijono
Kabupaten Blora. http://lib.unnes.ac.id/20613/1/6411409069-
S.pdf.Semarang.Universitas Negeri Semarang. Diakses pada 21 Maret
2019.