Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1

SISTEM INSTRUMENTASI

Nama Anggota :
1. Nova Bayu Aryono (0517040058)
2. Yuniarti Umi Rahayu (0517040065)
3. Steven Tantowi (0517040078)

Soal :
Mengapa ada sistem intstrumentasi?

Jawaban :
Karena sistem instrumentasi dibutuhkan utk kebutuhan dasar dalam membangun sebuah
sistem proses peralatan produksi, berbagai jenis informasi dari sistem instrumentasi juga
memastikan kelengkapan data produksi, sehingga bisa diketahui cara efisiensi yang
maksimal, biaya produksi yang bisa ditekan dan yang terpenting adalah kualitas hasil
produksi pada akhir sebuah sistem proses
KELOMPOK 2
POTENSIOMETER

Nama Anggota :
1. Viko Ilham Damara (05170400--)
2. Arnys An Nida Isnany (0517040068)
3. M Anis Senoaji (05170400--)

Soal :
Untuk rangkaian berikut, hitunglah range tegangan dari Vbc sebagai sebuah potensiometer
yang nilainya bervariasi antara nilai minimum dan maksimumnya.

Jawaban :
Tegangan minimum antara terminal b dan c akan terjadi saat kontak geser berada pada posisi
paling bawah dari resistor variabel. Pada posisi ini, tegangan Vbc = 0 V, karena terminal b dan
c terhubung singkat (short circuit).
Tegangan maksimum Vbc  terjadi ketika kontak geser berada pada posisi paling atas dari
resistor variabel. Pada posisi ini, rangkaiannya ditunjukkan pada gambar berikut.
Pada gambar diatas, kita lihat resistansi R2 paralel dengan beban resistor RL. Tegangan antara
terminal b dan c dapat dengan mudah dihitung dari aturan pembagi tegangan:
Vbc   = E × (R2||RL) / [ (R2||RL) + R1]
= (120 V) (25 kΩ) / (25 kΩ + 50 kΩ)
= 40 V
Dapat simpulkan bahwa tegangan output dari potensiometer dapat diatur dari 0 V hingga 40
V untuk beban resistansi RL = 50 kΩ.
KELOMPOK 3
LVDT

Nama Anggota :
1. Hafis Jauhar Febiyan (0517040066)
2. Rivera Luisa Heralda (0517040071)
3. Muhammad Rieza Aulya Aly (0517040082)

Soal :
Pada masa sekarang sensor LVDT telah secara luas digunakan, LVDT dapat digunakan
sebagai sensor jarak, sensor sudut, dan sensor mekanik lainnya. Sebutkan contoh aplikasi
LVDT !

Jawaban :
Beberapa pengukur besaran fisika seperti, tekanan, beban, percepatan dapat diukur dengan
defleksi/simpangan mekanik maka sudah tentu LVDT dapat digunakan sebagai sensor pada
alat-alat ukur tersebut. LVDT dipakai pula untuk elemen dasar dari extensiometer, indikator
permukaan/level. Pada numerical controlled machine (mesin dikontrol numerik) dan creep-
testing machine (mesin pengetes rayapan) banyak memakai LVDT pula.
KELOMPOK 4
LM35

Nama anggota :
1. Mastuty Rachmawati Arum ( 0517040057 )
2. Alek Aribowo ( 0517040067 )
3. Salsabila Dinda Azzahra Arifin ( 0517040072 )

Soal :
Bagaimana prinsip kerja LM 35 ?

Jawaban :
Karakteristik

 Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10mVolt/°C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
 Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5°C pada suhu 25°C .
 Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55°C sampai +150°C.
 Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
 Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
 Memiliki pemanasan sendiri yang rendah yaitu kurang dari 0,1 °C pada udara
diam.
 Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
 Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ±1/4 °C.

1. Prinsip Kerja
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu,
setiap kenaikan suhu 1 ºC akan menunjukan kenaikan tegangan sebesar 10 mV. Pada
penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen
pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena
terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih
antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama
dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh
lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan
suhu udara disekitarnya.
KELOMPOK 5
HUMIDITY SENSOR

Nama Anggota :
1. Rr. Astrid Maharani W.P. (0517040059)
2. Bagas Ari Eka P. (0517040069)
3. Karimatun Niswah (0517040077)

Soal :
Bagaimana cara kerja dari humidity sensor HS 15P ?

Jawaban :
Cara Kerja Sensor Relative Humidity HS-15P
 Pada prinsipnya cara kerja sensor ini adalah mendeteksi besarnya kelembaban relatif
udara di sekitar sensor tersebut.
 HS15P yang mendeteksi kelembaban di sekitarnya akan merubah frekuensi oscilator
dan akan mengirimkan data ke mikrokontroler slave. Dari mikro slave akan
dilanjutkan ke mikro master. Selanjutnya mikro akan menganalisa data, mikro
melakukan dengancara membandingkan antara data yang dikirim dan data masukan.
Apabila dalam membandingkan tersebut diatas kelambaban yang ditentukan dibawah
atau diatas dari data yang dikirimsensor maka alat akan bekerja untuk menyesuaikan
kelembaban menjdi sesuai dengan yang diharapkan.
KELOMPOK 6
JEMBATAN WHEATSTONE

Nama Anggota :
1. Setya Kusuma Dewi A. (0517040060)
2. Aulia Arlyn (0517040079)

Soal :
Jembatan Wheatstone pada gambar mempunyai data RM =
12 ohm , Rx = 8 ohm, dan Rn = 3 ohm. Jika Rp diparalel
dengan hambatan 3ohm tercapai keseimbangan.

Jawaban :
Misalkan nilai hambatan pengganti untuk hubungan paralel Rp dengan 3ohm adalah R. Sesuai
dengan prinsip jembatan wheatatone dalam keadaan setimbang berlaku
RM R = RN Rx
12 ohm * R = 8 ohm * 3 ohm
R = 2 ohm
R adalah gabungan Rp dengan 3 ohm secara paralel, sehingga
R = Rp (3 ohm) / (Rp + 3 ohm)
2 (Rp + 3) = 3 Rp
Rp = 6 ohm
KELOMPOK 7
SENSOR GAS

Nama Anggota :
1. Shafira Yuana (0517040061)
2. Tauam Sumunar (0517040073)
3. Indri Fahira (0517040080)

Soal :
Jelaskan bagaimana cara kerja dari Sensor AF 30?

Jawaban :
Pada dasarnya prinsip kerja dari sensor tersebut adalah mendeteksi keberadaan gas-gas yang
dianggap mewakili asap rokok, yaitu gas Hydrogen dan Ethanol. Sensor AF-30 mempunyai
tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap dua jenis gas tersebut. Jika sensor tersebut
mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut diudara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka
sensor akan menganggap terdapat asap rokok di udara. Ketika sensor mendeteksi keberadaan
gas-gas tersebut maka resistansi elektrik sensor akan turun. Dengan memanfaatkan prinsip
kerja dsri sensor AF 30 ini, maka dapat mendeteksi adanya asap di suatu ruangan. Sensor ini
dapat mendeteksi secara akurat gas dengan merasakan unsure yang terkena untuk satu sisi
suatu keramik substrate. Didalamnya mempunyai sejumlah suatu penyerap keramik untuk
perlindungan melawan terhadap debu atau gas yang tidak diketahui.
KELOMPOK 8
OPTICAL ENCODER

Nama Anggota :
1. Shinta Anggreaning Puspa (0517040062)
2. Gilang Firmanullah Muhammad (0517040075)
3. Nabila Marwah Rizki (0517040083)

Soal :
Bagaimana tahap tahap saat mendeteksi arah rotasi pada salah satu jenis optical rotary
encoder yaitu incremental encoder?

Jawaban :
Saat channel A mendahului channel B, maka dapat diketahui shaft berputar searah jarum jam,
dan sebaliknya jika channel B mendahului channel A, maka shaft berputar berlawanan jarum
jam.
Pada gambar diatas terdapat sinyal Marker, sinyal Marker ini biasa disebut index signal.
Sinyal ini berfungsi untuk menentukan posisi nol dengan cara memberikan pulsa tunggal
setiap satu revolusi.
Resolusi dari incremental encoder dapat lebih baik dengan cara menambah jumlah lubang
pada piringan. Jumlah lubang ini sama dengan jumlah dari pulsa per satu revolusi.
Sebagai contoh, jika sebuah incremental encoder memiliki 1000 lubang, dan telah berputar
sebanyak 180 derajat, maka pulsa yang dihasilkan sebanyak 500  pulsa.
KELOMPOK 9
STRAIN GAUGE

Nama Anggota :
1. Sulfiana Nur Azizah (0517040063)
2. Fodiq Ramadhana (0517040076)
3. Zunaidah Nur Safitri (0517040084)

Soal :
Jelaskan mengenai cara kerja dari strain gauge ?

Jawaban :
Gaya yang diberikan pada suatu benda logam (konduktif), selain menimbulkan deformasi
bentuk fisik juga menimbulkan perubahan sifat resistansi elektrik benda tersebut. Dengan
menempelkan jenis material tersebut pada suatu specimen menggunakan suatu perekat
yang isolative terhadap arus listrik, maka material tadi akan menghasilkan adanya
perubahan resistansi yang nilainya sebanding terhadap deformasi bentuknya.

Anda mungkin juga menyukai