Anda di halaman 1dari 67

TUGAS SENSOR 2

Selma Damayanti
215441931
3-AEC

A. SENSOR

1. Linearity

1.1. Sensor LVDT

1.1. Definisi

Sensor Linear Variable Differential Transformers (LVDT) Adalah suatu


sensor yang bekerja berdasarkan prinsip trafo diferensial dengan gandengan variabel
antara gandengan variabel antara kumparan primer dan kumparan sekunder. Prinsip
ini pertama kali dikemukakan oleh Schaevits pada tahun 1940-an.Pada masa sekarang
sensor LVDT telah secara luas digunakan. Pada aplikasinya LVDT dapat digunakan
sebagai sensor jarak, sensor sudut, dan sensor mekanik lainnya.Untuk kali ini sensor
ini diaplikasikan sebagai sensor jarak. Suatu LVDT pada dasarnya terdiri dari sebuah
kumparan primer, dua buah kumparan sekunder, dan inti dari bahan feromagnetik.
Kumparan-kumparan tersebut dililitkan pada suatu selongsong, sedangkan inti besi
ditempatkan didalam rongga selongsong tersebut. Selongsong ini terbuat dari bahan
non-magnetik. Kumparan primer dililitkan ditengah selongsong, sedangkan kedua
kumparan sekunder dililitkan disetiap sisi kumparan primer. Kedua kumparan
sekunder ini dihubungkan seri secara berlawanan dengan jumlah lilitan yang sama.

1.2. Prinsip Kerja

1.2. Prinsip Kerja


Secara umum LVDT bekerja karena adanya perbedaan medan magnet.
Medan magnet ini muncul karena adanya gerakan inti magnet yang dimasukkan ke
dalam kumparan. Semakin dalam inti magnet dimasukkan ke dalam kumparan maka
nilai medan magnet yang di hasilkan akan semakin besar. LVDT bekerja pada
frekuensi rendah dan gerakannya linear terhadap masukan.

1.3. Tiga bentuk sinyal yang dihasilkan LVDT sensor ketika sensor tersebut
mendeteksi adanya perubahan linear pada benda.

1.3. Spesifikasi

1.4. Spesifikasi LVDT (Sample LVDT LBB Series)


1.5. Dimensi

1.4. Aplikasi LVDT

 Inspeksi dan Quality Control komponen otomotif


 Sensor feedback untuk mesin dengan control numeric
 Pengukuran dimensi perkakas presisi
 Data collector untuk SPC pabrik
 Robotika
 Komponen otomotif (pedal gas, rem, dan sebagainya)
 Mesin ATM
 Suspensi Otomotif
2. Mechanical

Sensor Tekanan

Pressure sensor (sensor Tekanan ) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan, yaitu dengan cara mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Sensor
Tekanan diciptakan untuk mengukur tekanan suatu zat yang memiliki tekanan sangat kecil
sehingga sulit untuk diukur apabila menggunakan alat pengukur biasa. Dalam pelajaran
Science, kita mengenal adanya alat pengukur untuk suatu benda. Seperti contoh thermometer
sebagai alat untuk mengukur suhu, anemometer untuk mengukur kecepatan angin dan
speedometer untuk mengukur kecepatan suatu benda. Tekanan yang dilambangkan dalam
huruf (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya, yang dilamabangkan dengan (F)
persatuan luas, yang dilambangkan dengan (A). Satuan tekanan sering digunakan untuk
mengukur kekuatan atau tekanan dari unsur zat yaitu berupa cairan dan gas. Fungsi dari
sensor tekanan sebenarnya adalah untuk mengubah tekanan menjadi induktasi.

Berikut adalah beragam Jenis Sensor Tekanan :

1. Tabung Bourdon

Pirnsip kerja pada alat ini adalah perubahan tekanan pada kantung tersebut menyebabkan
perubahan tempat inti sehingga berakibat perubahan sebuah magnetic kumparan.

Kelebihan :

 Tidak mudah terpengaruh perubahan temperatur


 Baik dipakai untuk mengkur tekanan antara 30 – 100000 psi

Kekurangan :

 Pada tekanan rendah 0 – 30 psi kurang sensitive.

2. (Linear Variabel Differential Transformer) LVDT


LVDT ini merupakan sensor tekanan yang diaplikasikan untuk sensor induksi
magnetic yang berubah induksinya menjadi tekanan listrik dan berubahnya suatu posisi.
Prinsip Kerja pada alat ini yaitu apabila sebuah tekanan dalam tabung itu bertambah, maka
tabung itu akan menyusut perlahan bila tekanan pada tabung berkurang.

Contoh Penerapan LVDT


•Sensor-sensor (perpindahan, jarak, Dan sensor mekanik lainnya)
•Level fluida
•Automotive Suspension
•Mesin ATM

Kelebihan :

 Padat dan kuat, sehingga dapat digunakan pada peralatan yang berat.
 System operasi tanpa gesekan antara aramature dan tranformer sehingga cocok untuk
pengujian material.
 Sensitif, sehingga dapat mendeteksi sedikit saja perubahan.
 Mampu menangani input yang berlebih.
 Dapat digunakan pada lingkungan yang bervariasi.
 Output mutlak.

Kekurangan :

 LVDT baru bekerja jika ada kontak antara armature dan transformer.
 Pengkuran dinamis dibatasi tidak lebih dari 1/10 dari LVDT resonansi frekuensi. Di
beberapa kasus, hasilnya lebih dari 2 kHZ.
 Harga relative mahal

Sensor tekanan MPX4100 merupakan seri Manifold Absolute Pressure (MAP) yaitu
sensor tekanan yang dapat membaca tekanan udara dalam suatu manifold. Pada dasarnya
sensor tekanan MPX4100 adalah sebuah sensor tekanan yang sudah dilengkapi dengan
rangkaian pengkondisi sinyal dan temperatur kalibrator yang membuat sensor ini stabil
terhadap perubahan suhu. Untuk akurasi pengukuran sensor ini menggunakan teknik micro
machine, thin film metalization dan proses bipolar semiconductor. Bentuk fisik sensor
tekanan MPX4100 cukup kecil seperti terlihat pada gambar berikut :
Bentuk fisik dari sensor tekanan MPX4100 cukup kecil sehingga dapat digunakan
dengan lebih praktis dan efisien tempat peletakan sensor tekanan MPX4100 tersebut. Dengan
adanya rangkaian pengkondisi sinyal, sensor ini dapat terhubung langsung pada Analog to
Digital Converter. Rangkaian pengkondisi sinyal menghasilkan tegangan analog dengan
Skala Penuh (Full Scale) hingga 5 Volt
Feature Sensor tekanan MPX4100 Sesuai datasheet dari sensor tekanan, feature yang dimiliki
oleh sensor tekanan tipe MPX4100 ini adalah sebagai berikut : 1.8% Maximum Error Over 0°
to 85°C Specifically Designed for Intake Manifold Absolute Pressure Sensing in Engine
Control Systems Ideally Suited for Microprocessor Interfacing Temperature Compensated
Over -40°C to +125°C Durable Epoxy Unibody Element Ideal for Non-Automotive
Applications

Diagram Blok Internal Sensor Tekanan MPX4100

Sensor ini mempunyai kemampuan untuk mendeteksi tekanan 15 hingga 115 kilo Pascal dan
bekerja berdasarkan perbedaan tekanan antara P1 dan P2. P1 atau Pressure Side terdiri dari
fluorisilicone gel yang melindunginya dari benda-benda keras.

Grafik Tegangan Output Sensor Tekanan MPX4100

Gambar diatas menunjukkan perubahan tekanan terhadap tegangan output dari sensor
di mana perubahan bergerak linear setelah 20 kPa. Tampak 3 buah garis pada grafik tersebut
yang menunjukkan batas maksimum dan minimum error dari hasil pengukuran sensor. Sensor
tekanan pada aplikasi robotik seringkali digunakan sebagai feedback mechanic di mana
sistem mikrokontroler dapat mendeteksi kondisi mekanik pada saat itu. Contohnya untuk
mendeteksi kuat lemah cengkeraman robot atau menghitung beban yang diletakkan pada
robot. Selain itu pengukuran tekanan kompresi pada manifold mesin (otomotif) sering
menggunakan sensor tekanan MPX4100 ini karena tetap stabil dalam perubahan suhu yang
tinggi

Torque sensor

Torque cell adalah sensor (transduser) yang mengubah torsi menjadi sinyal output
elektrik. Dua tipe torque cell yang sering dipakai adalah yang dipasang pada poros yang tetap
dan yang dipasang pada poros yang berputar.

Torque cell mirip dengan load cell, terdiri dari elemen mekanik (biasanya sebuah
poros dengan penampang melingkar) dan sebuah sensor (biasanya strain gauge).

Tegangan puntir terhadap torsi t diberikan:

Dimana: d = diameter poros

J = momen inersia polar.

Karena tegangan normal σx = σy =σz = 0 untuk untuk poros bulat yang diberi torsi
murni, maka:

16T
 1   2   xz 
D 3
Regangan utama diperoleh dari persamaan diatas dan hukum hook, sebagai:

16T  1  v  16T  1  v 
1  3   2   3  
D  E  D  E 

Respon dari strain gauge adalah:

R1 R R3 R 16T  1  v 


 2   4   S g
R1 R2 R3 R4 D3  E 
Tegangan output strain gauge adalah;

16T  1  v  D 3 E
vo    g s
S v atau T  vo  Cvo
D 3  E  16(1  v) S g vs

Sensor Gaya

Berfungsi untuk mengubah gaya, beban, torsi dan regangan menjadi


resistansi/hambatan.Sensor ini terbuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm.
Kawat tahanan yang biasa digunakan adalah campuran dari bahan konstantan (60 % Cu dan
40 % Ni). Kawat tahanan ini dilekatkan pada papan penyangga membentuk strain gage
dengan tipe-tipe:

a. Bonded strain gage

Susunan kawat tahanan di dalamnya berliku-liku sehingga memudahkan pendeteksian


terhadap gaya tekanan yang tegak lurus dengan arah panjang lipatan kawat, karena
tekanan akan menarik kabel sehingga meregang. Dengan meregannya starin gage,
maka terjadi perubahan resistansi kawat.

b. Unbonded strain gage

Jenis strain gage yang dibentuk dengan kawat tahanan yang terpasang lurus dan
simetris. Jika papan atau rangka mendapat tekanan dari luar, maka resistansinya akan
bertambah.
Konstruksi strain gage :

Strain gage dipasang/ditempelkan pada logam yang lentur yang dengan


permukaan yang rata agar saat logam meregang strain gage juga ikut meregang tetapi
tidak bergeser dar posisinya. Dengan melengkungnya besi/logam membuat strain
gage melengkung juga/meregang sehingga resistansinya berubah.

Flow sensor

Sensor Aliran Fluida ( Flow Sensor )

Pengukuran aliran mulai dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry Pitot mengatur
jumlah fluida yang mengalir. Dalam pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan vektor
kecepatan aliran pada suatu titik dalam fluida dan bagaimana fluida tersebut berubah dari titik
ke titik.

Pengukuran atau penyensoran aliran fluida dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Pengukuran kuantitas
Pengukuran ini memberikan petunjuk yang sebanding dengan kuantitas total yang
telah mengalir dalam waktu tertentu. Fluida mengalir melewati elemen primer secara
berturutan dalam kuantitas yang kurang lebih terisolasi dengan secara bergantian mengisi
dan mengosongkan bejana pengukur yang diketahui kapasitasnya.
Pengukuran kuantitas diklasifikasikan menurut :

a. Pengukur gravimetri atau pengukuran berat


b. Pengukur volumetri untuk cairan
c. Pengukur volumetri untuk gas
2. Pengukuran laju aliran
Laju aliran Q merupakan fungsi luas pipa A dan kecepatan V dari cairan yang
mengalir lewat pipa, yakni:

Q = A.V

tetapi dalam praktek, kecepatan tidak merata, lebih besar di pusat. Jadi kecepatan terukur
rata-rata dari cairan atau gas dapat berbeda dari kecepatan rata-rata sebenarnya. Gejala ini
dapat dikoreksi sebagai berikut:

Q = K.A.V

di mana K adalah konstanta untuk pipa tertentu dan menggambarkan hubungan antara
kecepatan rata-rata sebenarnya dan kecepatan terukur. Nilai konstanta ini bisa didapatkan
melalui eksperimen.

Pengukuran laju aliran digunakan untuk mengukur kecepatan cairan atau gas yang
mengalir melalui pipa. Pengukuran ini dikelompokkan lagi menurut jenis bahan yang
diukur, cairan atau gas, dan menurut sifat-sifat elemen primer sebagai berikut:

a. Pengukuran laju aliran untuk cairan:


1) jenis baling-baling defleksi
2) jenis baling-baling rotasi
3) jenis baling-baling heliks
4) jenis turbin
5) pengukur kombinasi
6) pengukur aliran magnetis
7) pengukur aliran ultrasonic
8) pengukur aliran kisaran (vorteks)

Gambar Vortex shedding flowmeter, (a) flowmeter geometry, (b) response, (c)
readout block diagram.
9) pengukur pusaran (swirl)
b. Pengukuran laju aliran gas
1) jenis baling-baling defleksi
2) jenis baling-baling rotasi
3) jenis termal
3. Pengukuran metoda diferensial tekanan
Jenis pengukur aliran yang paling luas digunakan adalah pengukuran tekanan
diferensial. Pada prinsipnya beda luas penampang melintang dari aliran dikurangi dengan
yang mengakibatkan naiknya kecepatan, sehingga menaikan pula energi gerakan atau
energi kinetis. Karena energi tidak bisa diciptakan atau dihilangkan ( Hukum perpindahan
energi ), maka kenaikan energi kinetis ini diperoleh dari energi tekanan yang berubah..

Lebih jelasnya, apabila fluida bergerak melewati penghantar (pipa) yang seragam
dengan kecepatan rendah, maka gerakan partikel masing-masing umumnya sejajar
disepanjang garis dinding pipa. Kalau laju aliran meningkat, titik puncak dicapai apabila
gerakan partikel menjadi lebih acak dan kompleks.

Kecepatan kira-kira di mana perubahan ini terjadi dinamakan kecepatan kritis dan aliran
pada tingkat kelajuan yang lebih tinggi dinamakan turbulen dan pada tingkat kelajuan
lebih rendah dinamakan laminer.

DV
RD 

Kecepatan kritis dinamakan juga angka Reynold, dituliskan tanpa dimensi:

di mana : D = dimensi penampang arus fluida, biasanya diameter

ρ = kerapatan fluida

V = kecepatan fluida

μ = kecepatan absolut fluida

Batas kecepatan kritisuntuk pipa biasanya berada diantara 2000 dan 2300.

Pengukuran aliran metoda ini dapat dilakukan dengan banyak cara misalnya:
menggunakan pipa venturi, pipa pitot, orifice plat (lubang sempit), turbine flow meter,
rotameter, cara thermal, menggunakan bahan radio aktif, elektromagnetik, ultar sonic dan
flowmeter gyro. Cara lain dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan proses. Yang
dibahas dalam buku ini adalah sensor laju aliran berdasarkan perbedaan tekanan.
1. Sensor Aliran Berdasarkan Perbedaan Tekanan

Metoda ini berdasarkan Hukum Bernoulli yang menyatakan hubungan :

P1  12  1  .g.h1  P2  12  2  .g.h2
2 2

dimana: P = tekanan fluida

ρ = masa jenis fluida

v = kecepatan fulida

g = gravitasi bumi

h = tinggi fluida (elevasi)

v2

P1 P2
v1

h2

h1

Gambar 3.36. Hukum Kontiunitas

Jika h1 dan h2 dibuat sama tingginya maka

P1  12  1  P2  12  2 .( 12  2 2 )  P2  P1
2 2 1
atau 2

Perhatian : Rumus diatas hanya berlaku untuk aliran Laminer, yaitu aliran yang memenuhi
prinsip kontinuitas.

Pipa pitot, orifice plate, pipa venturi dan flow Nozzle menggunakan hukum Bernoulli
diatas. Prinsip dasarnya adalah membentuk sedikit perubahan kecepatan dari aliran fluida
sehingga diperoleh perubahan tekanan yang dapat diamati.Pengubahan kecepatan aliran
fluida dapat dilakukan dengan mengubah diameter pipa, hubungan ini diperoleh dari Hukum
kontiunitas aliran fluida.
Perhatikan rumus berikut: A1.D1  A2 .D2 ,di mana : A = luas penampang pipa, D=
debit fluida

Karena debit fluida berhubungan langsung dengan kecepatan fluida, maka jelas
kecepatan fluida dapat diubah dengan cara mengubah diameter pipa.

Kelompok sensor aliran:

A. Pressure based flow sensors

B. Turbine flow sensors

C. Jenis khusus

A. Pressure based flow sensors

1.1. Orifice Plate

Alat ukur terdiri dari pipa dimana dibagian dalamnya diberi pelat berlubang lebih
kecil dari ukuran diameter pipa. Sensor tekanan diletakan disisi pelat bagian inlet (P1) dan
satu lagi dibagian sisi pelat bagian outlet (P2). Jika terjadi aliran dari inlet ke outlet, maka
tekanan P1akan lebih besar dari tekanan outlet P2.

Keuntungan utama dari Orfice plate ini adalah dari :

1. Konstruksi sederhana

2. Ukuran pipa dapat dibuat persis sama dengan ukuran pipa sambungan.

3. Harga pembuatan alat cukup murah

4. Output cukup besar

Kerugian menggunakan cara ini adalah :

1. Jika terdapat bagian padat dari aliran fluida, maka padat bagian tersebut akan
terkumpul pada bagian pelat disisi inlet.

2. Jangkauan pengukuran sangat rendah

3. Dimungkinkan terjadinya aliran Turbulen sehingga menyebabkan kesalahan


pengukuran jadi besar karena tidak mengikuti prinsip aliran Laminer.

4. Tidak memungkinkan bila digunakan untuk mengukur aliran fluida yang bertekanan
rendah.
P1 P2

Aliran
fluida

P1> P2

Gambar Orifice Plate

Jumlah fluida yang mengalir per satuan waktu ( m3/dt) adalah:

2g
Q  KA2 P1  P2

di mana : Q = jumlah fluida yang mengalir ( m3/dt)

K = konstanta pipa

A2 = luas penampang pipa sempit

P = tekanan fluida pada pipa 1 dan 2

ρ = masa jenis fluida

g = gravitasi bumi

Rumus ini juga berlaku untuk pipa venturi

1.2. Pipa Venturi

Bentuk lain dari pengukuran aliran dengan beda tekanan adalah pipa venture.

Pada pipa venture, pemercepat aliran fluida dilakukan dengan cara membentuk corong
sehingga aliran masih dapat dijaga agar tetap laminar. Sensor tekana pertama (P 1) diletakkan
pada sudut tekanan pertama dan sensor tekanan kedua diletakkan pada bagian yang plaing
menjorok ke tengah. Pipa venturi biasa dipergunakan untuk mengukur aliran cairan.

Keuntungan dari pipa venturi adalah:

1.Partikel padatan masih melewati alat ukur


2. Kapasitas aliran cukup besar

3. Pengukuran tekana lebih baik dibandingkan orifice plate.

4. Tahan terhadapa gesakan fluida.

Kerugiannya adalah:

1. Ukuiran menjadi lebih besar

2. Lebih mahal dari orifice plate

3. Beda tekanan yang ditimbulkan menjadi lebih kecil dari orifice plate.
P2
P1

Aliran
Fluida

P1> P2

Gambar Pipa Venturi

1.3. Flow Nozzle

Tipe Flow Nozzle menggunakan sebuah corong yang diletakkan diantara sambungan
pipa sensor tekanan P1 dibagian inlet dan P2 dibagian outlet.Tekanan P2 lebih kecil
dibandingkan P1. Sensor jenis ini memiliki keunggulan diabanding venture dan orifice plate
yaitu:

1. Masih dapat melewatkan padatan

2. Kapasitas aliran cukup besar

3. Mudah dalam pemasangan

4. Tahan terhadap gesekan fluida


5. Beda tekanan yang diperoleh lebih besar daripada pipa venturi

6. Hasil beda tekanan cukup baik karena aliran masih laminer

P1 P2

P1> P2
Aliran
fluida

1.4. Pipa Pitot

Pitot tube ialah pipa terbuka kecil dimana permukaannya bersentuhan langsung
dengan aliran.Terdiri dari 2 pipa, yaitu :

• Static tube (untuk mengukur tekanan statis)


Pipa ini membuka secara tegak lurus sampai ke aliran sehingga dapat diketahui tekanan
statisnya.

• Impact/stagnation tube (untuk mengukur tekanan stagnasi = velocity head)


Impact pressure selalu lebih besar daripada static pressure dan perbedaan antara kedua
tekanan ini sebanding dengan kecepatan.

Konstruksi pipa ini adalah berupa pipa biasa sedang di bagian tengah pipa diselipkan
pipa kecil yang dibengkokkan ke arah inlet. Jenis pipa ini jarang dipergunakan di industri
karena dengan adanya pipa kecil di bagian tengah akan menyebabkan benturan yang sangat
kuat terhadap aliran fluida. Alat ini hanya dipergunakan untuk mengukur aliran fluida yang
sangat lambat.

Cara kerja pitot tube :

 Pipa yang mengukur tekanan statis terletak secara radial pada batang yang
dihubungkan ke manometer (pstat)
 Tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk merupakan tekanan stagnasi(p0)
 Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukkan dalam persamaan Bernoulli untuk
mengetahui kecepatan alirannya
 Sulit untuk mendapat hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata karena adanya
friksi pada pipa. Hasil pengukuran selalu lebih kecil dari kenyataan akibat faktor C
(friksi empirik)
1
p0  pstat  V 2 , ( Bernoulli )
2
V  2( p0  pstat ) / 
V  C 2( p0  pstat ) / 
P0 = stagnation pressure

Pstat = static pressure


P1 P2

P1> P2

Aliran
fluida

Prinsip dari pitot tube :

Energi kinetik dikonversikan menjadi static pressure head

Aplikasi pipa pitot

 Mengukur kecepatan pada pesawat (airspeed)


 Altimeter pesawat
 Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel (terowongan angin)
Skema Pipa Pitot

1.5. Rotameter

Rotameter terdiridari tabung vertikal dengan lubang gerak di mana kedudukan


pelampung dianggap vertical sesuai dengan laju aliran melalui tabung (Gambar 3.41). Untuk
laju aliran yang diketahui, pelampung tetap stasioner karena gaya vertical dari tekanan
diferensial, gravitasi, kekentalan, dan gaya-apung akan berimbang. Jadi kemampuan
menyeimbangkan diri dari pelampung yang digantung dengan kawat dan tergantung pada
luas dapat ditentukan. Gaya kebawah (gravitasi dikurangi gaya apung) adalah konstan dan
demikian pula gaya keatas (penurunan tekanan dikalikan luas pelampung) juga harus konstan.

C ( At  A f )  W f  W ff 
Q 2 gVt  
1  [ At  A f ) / At ] 2  A W 
 f ff 

atau Q  K ( At  A f ); C dan [( At  A f ) At )]2 jauh lebih kecil


Dengan mengasumsikan aliran non kompresif, hasilnya adalah sebagai berikut:

Di mana, Q = laju aliran volume

C = koefisien pengosongan

At = luas tabung

Af = luas pelampung

Vf = volume pelampung

Wf = berat jenis pelampung

Wff = berat jenis fluida yang mengalir


Outlet
Tabung gelas

Pelampung
x

Pelampung dapat
Inletdibuat dari berbagai bahan untuk mendapatkan beda kerapatan yang
diperlukan (Wf-Wff) untuk mengukur cairan atau gas tertentu. Tabung sering dibuat dari gelas
berkekuatan tinggi sehingga dapat dilakukan pengamatan langsung terhadap kedudukan
pelampung.

B. Turbine flow sensors

Turbine flow sensors

Disebut juga flow meter, menggunakan tongkat roda (paddle wheel) atau baling-baling yang
diletakkan pada garis aliran. Kecepatan rotasi dari roda berbanding langsung dengan
kecepatan aliran.

Aliran medium akan mengeliminasi tipe sensor ini untuk beberapa aplikasi, khususnya
temperatur tinggi atau fluida tipe abrasive.

Gambar Turbine Flow Sensor


C. Jenis khusus

1. Cara-cara Thermal

Cara-cara thermal biasanya dipergunakan untuk mengukur aliran udara. Pengukuran


dengan menggunakan carathermal dapat dilakukan dengan cara-cara :

 Anemometer kawat panas


 Teknik perambatan panas
 Teknik penggetaran

1.1. Anemometer Kawat Panas

Metoda ini cukup sederhana yaitu dengan menggunakan kawat yang dipanaskan oleh
aliran listrik, arus yang mengalir pada kawat dibuat tetap konstan menggunakan sumber arus
konstan. Jika ada aliran udara, maka kawat akan mendingin (seperti kita meniup lilin) dengan
mendinginnya kawat, maka resistansi kawat menurun. Karena dipergunakan sumber arus
konstan, maka kita dapat menyensor tegangan pada ujung-ujung kawat.Sensor jenis ini
memiliki sensitivitas sangat baik untuk menyensor aliran gas yang lambat.Namun sayangnya
penginstalasian keseluruhan sensor tergolong sulit.

Disini berlaku rumus :

I 2 Rw  K c hc ATw  Tt 

di mana : I = arus kawat

Rw = resistansi kawat

Kc = faktor konversi, panas ke daya listrik

Tw = temperatur kawat

Tt = temperatur fluida yang mengalir

Hc = koefisien film (pelapis) dari perpindahan panas

A = luas perpindahan panas


(a) tertutup (b) terbuka

Gambar. Kontruksi Anemometer Kawat Panas

Gambar Thermal-type mass flowmeters: (a) internally heated thermiostor, (b) readout, (c)
separated heater tyoe, (d) heated capillry type.

1.2. Perambatan Panas

Pada teknik perambatan panas, pemanas dipasang pada bagian luar pipa, pipa tersebut
terbuat dari bahan logam. Di kiri dan kanan pemanas, dipasang bahan isolator panas, dan
pada isolator ini dipasang sensor suhu. Bila udara mengalir dari kiri ke kanan, maka suhu
disebelah kiri akan terasa lebih dingin dibanding suhu sebelah kanan.
Sensor suhu Sensor suhu
Elemen pemanas

T1 T2 T1< T2
Aliran

fluida

Gambar. Flowmeter Rambatan Panas

Sensor suhu yang digunakan dapat berupa sensor resistif tetapi yang biasa terpasang
adalah thermokopel karena memiliki respon suhu yang cepat. Sensor aliran perambatan panas
tipe lama, memanaskan seluruh bagian dari saluran udara, sehingga dibutuhkan pemanas
sampai puluhan kilowatt, untuk mengurangi daya panas tersebut digunakan tipe baru dengan
membelokkan sebagian kecil udara kedalam sensor.

2. Flowmeter Radio Aktif

Teknik pengukuran aliran dengan radio aktif adalah dengan menembakkan partikel
netron dari sebuah pemancar radio aktif.Pada jarak tertentu ke arah outlet, dipasang detector.
Bila terjadi aliran, maka akan terdeteksi adanya partikel radio aktif, jumlah partikel yang
terdeteksi pada selang tertentu akan sebanding dengan kecepatan aliran fluida.

Teknik lain yang masih menggunakan teknik radio aktif adalah dengan cara
mencampurkan bahan radio aktif kedalam fluida kemudian pada bagian-bagian tertentu
dipasang detector. Teknik ini dilakukan bila terjadi kesulitan mengukur misalnya karena
bahan aliran terdiri dari zat yang berada pada berbagai fase.

Teknik radio aktif ini juga bila dipergunakan pada pengobatan yaitu mencari posisi pembuluh
darah yang macet bagi penderita kelumpuhan.
Sumber radiasi

netron

Aliran

Detektor mendeteksi muatan


ion akibat radiasi

Gambar . Flowmeter Cara Radiasi Nuklir

3. Flowmeter Elektromagnetis

Flowmeter jenis ini biasa digunakan untuk mengukur aliran cairan elektrolit.
Flowmeter ini menggunakan prinsip Efek Hall, dua buah gulungan kawat tembaga dengan
inti besi dipasang pada pipa agar membangkitkan medan magnetik. Dua buah elektroda
dipasang pada bagian dalam pipa dengan posisi tegak lurus arus medan magnet dan tegak
lurus terhadap aliran fluida.

Bila terjadi aliran fluida, maka ion-ion posistif dan ion-ino negatif membelok ke arah
elektroda. Dengan demikian terjadi beda tegangan pada elektroda-elektrodanya. Untuk
menghindari adanya elektrolisa terhadap larutan, dapat digunakan arus AC sebagai
pembangkit medan magnet.

Beda potensial yang terjadi dinyatakan dengan rumus, yaitu:

Lintasan ion positif


+
Medan magnet arah
meninggalkan kita

Elektroda
Aliran logam
fluida

_
Lintasan ion negatif

Gambar 3.45. Prinsip Pengukuran Aliran menggunakan Efek Hall


4. Flowmeter Ultrasonic

Flowmeter ini menggunakan Azas Doppler.Dua pasang ultrasonic transduser dipasang


pada posisi diagonal dari pipa, keduanya dipasang dibagian tepi dari pipa, untuk menghindari
kerusakan sensor dantyransmitter, permukaan sensor dihalangi oleh membran. Perbedaan
lintasan terjadi karena adanya aliran fluida yang menyebabkan pwerubahan phase pada sinyal
yang diterima sensor ultrasonic

Ultra sonic

Tx - Rx

Ultra sonic

Tx - Rx
Gambar 3.46. Sensor Aliran Fluida Menggunakan Ultrasonic

Flow meter dengan Efek Doppler ini memenpaatkan perubahan frekuensi, dengan
rumus:
Pemisahan frekuensi pancar denga frekuensi terima dilakukan dengan heterodyne,
mendapatkan HPF untuk mendapatkan sinyal AC saja

Gambar Ultrasonic (d\Doppler) flowmeter, (a) geometry, (b) response, (c) block diagram of
readout.
3. Electromagnetic

Tenaga elektromagnetik yang digunakan dalam sensor elektromagnetik antara lain:

I. sensor sonar = tenaga suara


II. sensor kamera dan ernometer = tenaga elektromagnetik
III. sensor gravitometer = tenaga gravitasi
IV. sensor magnetometer = tenaga magnetik
V. sensor seismometer = tenaga seismik/getaran

I. Sensor Sonar

Definisi :

Sonar merupakan kependekan dari Sound Navigation and Ranging, bila


diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bisa berarti pengukuran jarak dan navigasi suara.
Dengan kata lain, Sonar merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan posisi (jarak)
dan navigasi dengan menggunakan gelombang suara (akustik). Navigasi sendiri merupakan
tata cara menjalankan pesawat ataupun kapal laut. Banyak metode navigasi, salah satunya
adalah Sonar. Metode lainnya menggunakan kompas, Radar, GPS ataupun dengan astronomi.

Prinsip Kerja :

Sebelum memahami cara kerja Sonar, terlebih dahulu kita harus mengetahui bagian-
bagian dari Sonar. Bagian-bagian sonar adalah sebagai berikut:

1.Echo sounder
2. Hidrofon
3. Display

Sedangkan cara kerja Sonar adalah sebagai berikut. Pertama, echo


sounder mengemisikan gelombang suara berfrekuensi tinggi. Gelombang suara ini akan
merambat dalam air. Jika mengenai obyek seperti ikan, metal, dasar laut atau benda-benda
yang lain, maka gelombang suara tadi akan terpantul. Sinyal pantulan akan diterima oleh
hidrofon dan ditampilkan oleh display yang menggambarkan karakteristik obyek di bawah
air.
Untuk mengetahui lokasi (jarak) dari obyek di bawah air, maka waktu yang
dibutuhkan gelombang suara tersebut dapat digunakan untuk mencari jarak panjang
gelombang yang ditempuh gelombang suara tersebut. Sedangkan jarak (posisi) aktual d dari
obyek tersebut diperoleh dengan membagi dua panjang gelombang λ yang ditempuh.
Contoh:

Dalam kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501, peralatan Sonar digunakan untuk


mencari dan mendeteksi keberadaan pesawat di dasar laut. KRI Bung Tomo misalnya
dikerahkan untuk SAR (search and rescue) serpihan pesawat maupun pencarian korban dan
evakuasi di selat Karimata dekat Pangkalan Bun, Kalimantan tengah. Gambar 1
mengilustrasikan Sonar yang digunakan dalam KRI Bung Tomo beserta beberapa bagiannya.

II. Sensor Kamera

Definisi :

Dalam fotografi digital, sensor menjadi komponen utama yang menggantikan tugas
film sebagai bagian yang menangkap gambar. Sekeping sensor tersusun atas jutaan rangkaian
dioda peka cahaya berukuran sangat kecil yang dinamakan piksel. Banyaknya jumlah piksel
pada sensor menunjukkan resolusi yang menentukan seberapa detail sebuah foto bisa
dihasilkan. Semakin tinggi resolusi dari sebuah foto maka akan semakin besar ukuran cetak
maksimalnya.

Adapun jenis file foto digital yang paling umum adalah berformat JPEG, sementara
file RAW adalah file asli dari sensor yang belum mengalami proses pengolahan gambar di
dalam kamera. Tidak semua kamera menyediakan format file RAW. File JPEG merupakan
file foto hasil proses di dalam kamera mulai dari pengaturan tone, white balance, noise
reduction hingga kompresi. Karena adanya kompresi itulah maka file JPEG punya ukuran
yang cukup kecil, meski harus dibayar dengan adanya sedikit penurunan kualitas foto bila
dibanding dengan file yang tidak dikompres. Pada kamera modern, tersedia pilihan kualitas
kompresi file JPEG, biasanya ada tiga tingkatan :

best/fine : kompresi rendah, kualitas foto tinggi, tapi ukuran file agak besar

normal : kompresi sedang, kualitas foto baik, ukuran file sedang


basic : kompresi tinggi, kualitas foto kurang baik, tapi ukuran file kecil

Prinsip Kerja :

Sensor pada kamera digital secara umum terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

-Sensor CCD :

Sensor CCD (Charged Coupled Device) merupakan sensor tipe analog yang telah
lama digunakan sebagai sensor kamera digital dan kamera perekam video dan memiliki
kualitas hasil foto yang amat baik. Prinsip kerja sensor CCD amat sederhana, karena sensor
ini hanya merubah intensitas cahaya yang mengenainya menjadi nilai tegangan yang
kemudian diproses menjadi data digital oleh rangkaian Analog to Digital Converter (ADC)
pada kamera digital.

-Sensor CMOS :

Sementara sensor CMOS (Complimentary Metal Oxide Semiconductor) merupakan


sensor berteknologi modern yang memiliki transistor di tiap pikselnya. Sensor CMOS dibuat
dengan konsep digital-chip sehingga keluaran dari sensor ini sudah dalam bentuk data digital.
Jadi kamera dengan sensor CMOS tidak lagi memerlukan rangkaian ADC tersendiri, karena
keluaran dari sensor CMOS bisa langsung masuk ke prosesor kamera. Karena mekanisme
kerja sensor CMOS lebih sederhana, sensor jenis ini digunakan secara luas di kamera ponsel
meski dengan kualitas hasil foto pas-pasan. Seiring dengan kemajuan teknologi, sensor
CMOS masa kini sudah mampu menyamai kualitas dari sensor CCD dan telah dipakai di
kamera kelas atas seperti DSLR kelas pro. Salah satu keunggulan sensor CMOS adalah bisa
dipakai memotret burst dengan frame rate tinggi.

III. Sensor Gravitometer

Definisi :

Survey dengan menggunakan metode gravitasi memanfaatkan nilai percepatan


gravitasi diarea survey tersebut. Perubahan percepatan pada satu titik dengan titik lain
disekitarnya dapat menandakan adanya perbedaan kandungan yang ada dibawah permukaan
bumi. Namun, perubahan yang terjadi relative sangat kecil sehingga dalam pengukuran
dengan metode gravitasi memerlukan alat ukur yang memiliki kepekaan yang sangat tinggi,
dan alat tersebut dikenal dengan gravimeter. Bahakan sekarang telah dikembangkan alat
mikrogravimeter.

Peralatan geofisika yang digunakan untuk pengukuran gravitasi permukaan termasuk


gravimeter, sebuah cara mendapatkan posisi dan sarana yang sangat akurat menentukan
perubahan relative dalam ketinggian. Gravimeter dirancang untuk mengukur perbedaan yang
sangat kecil dimedan gravitasi dan sebagai hasilnya merupakan instrument yang sangat halus.
Gravimeter ini rentan terhadap shock mekanis selama transportasi dan penanganan.
Prinsip Kerja :

Dalam gravimeter terdapat massa yang tergantung pada sebuah pegas, sehingga jika
densitas batuan bawah permukaan berbeda akan menyebabkan tarikan atau gaya berbeda
pula. Pada tempat yang memiliki kendungan batuan bawah permukaan dengan densitas yang
lebih tinggi akan menyebabkan nilai gravitasi yang terukur lebih besar pula dan begitu pula
sebaikna untuk densitas yang lebih rendah.

Contoh:

- Gravimeter, instrumen yang digunakan dalam pengmbilan data di darat.

A-10 gravimeter.

Alat ini bekerja dengan medeteksi anomaly yang teredam pada sensor dari perubahan
gravitasi dibawah permukaan bumi. Pada jenis A-10 Gravimeter, didalamnya terdapat satu
cairan, cairannya adalah liquid helium filleddewar dan suhu cairan ini 4.2K.

Gravimeter La Coste & Ronberg type G358 dan G617.


Dengan spesifikasi model zero lengh spring, skala pembacaan 0-7000 mgal dengan
ketelitian 0.01 mgal. Memiliki thermostat untuk menjaga temperature alat konstan.

2. Ada tiga jenis gravimeter yang digunakan untuk survey dilaut:

Lacoste & Romberg ZLS

Chekan Am.

Dan GT-2M

Ketiga alat ini mengguanakan prinsip kerja yang sama dengan airborne gravimeter
namun dilakukan modifikasi teruntama pada respon Gravity Sensor pada spectrum dari sinyal
gravity
· Kapal laut yang memiliki system navigasi lengkap dengan peraltan pendukung lainnya.
· Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya
digunakan untuk keperluan navigasi dalampenerbangan, pendakian, dan kegiatan yang
berhubungan dengan ketinggian.
· GPS

IV. Sensor Magnetometer

Definisi :

Magnet detektor dengan sensor Fluxgate Magnetometer adalah rangkaian elektronika


yang berfungsi untuk mendeteksi adanya medan magnet disekitar sensor atau transducer.
Rangkaian magnet detektor dengan sensor Fluxgate Magnetometer ini dibuat menggunakan
sensor medan magnet Fluxgate Magnetometer. Sensor fluxgate magnetometer ini merupakan
sensor kuat medan magnet yang mengukur kuat-lemahnya medan magnet secara absolut.
Konstruksi dan penggunaannya juga sangat sederhana, tidak seperti rangkaian detektor
medan dengan teknik BFO (Beat Frequency Oscilator). “Rangkaian Magnet Detektor Dengan
Sensor Fluxgate Magnetometer” dengan menggunakan fluxgate magnetometer (FGM), yang
selanjutnya disebut dengan fluxgate, sangat sederhana dan mudah dalam pengaplikasian dan
konstruksinya. Selain itu alat ini berukuran kecil, mudah dibawa kemana-mana tanpa
menampakkan bahwa alat ini adalah detektor medan magnet. Komponen ini merupakan salah
satu kompnen yang dapat mendeteksi kuat medan magnet selain komponen hall effect sensor.
Pemakaian fluxgate sedikit berbeda dengan pemakaian pada hall effect sensor karena yang
dioutputkan oleh komponen fluxgate adalah berupa pulsa-pulsa kotak 0,5 volt dengan
frekuensi tertentu yang berkaitan dengan polaritas dan kuat medan magnet yang diterima oleh
fluxgate.

Prinsip Kerja :

Output fluxgate dapat langsung diumpankan pada gerbang logika (TTL) karena
outputnya sudah pada level TTL. Teknik yang digunakan untuk mengalikasikan fluxgate
hampir sama dengan teknik BFO. Frekuensi output untuk fluxgate pada kondisi normal
(tanpa pengaruh medan magnet) adalah pada 64.736KHz. Sinyal dengan frekuensi ini harus
diturunkan dulu menjadi sekitar 32.368KHz agar ketika dicampur dengan sinyal referensi
akan terbentuk sinyal dengan frekuensi yang dapat didengarkan oleh indera penderngar
manusia. Untuk membagi 2 frekuensi output darifluxgate digunakan komponen digital D
flip-flop yaitu MC4013. Pada MC4013 ini terdiri dari dua buah D flip-flop dimana salah
satunya digunakan sebagai mixer dari osilator yang dibentuk dari IC opamp U2, TL081.
Frekuensi output sinyal osilator ini pada 32.768KHz diumpankan pada input clock2 D flip-
flop. Konfigurasi ini secara tidak langsung membentuk rangkaian mixer secara digital.
Output dari Q2 merupakan level digital yang mempunyai variasi frekuensi cukup baik dan
dapat di dengar perubahannya. Frekuensi output Q2 berkisar pada frekuensi 100Hz.
V. Sensor Seismometer

Definisi :

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah
alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau
getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.

Prinsip Kerja :

Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang


seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa
tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis
ini dan menghitung besaran gempa.
Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini
seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf
menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis
gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan
horizontal tergantung dari pendularyang digunakan apakah vertikal atau horizontal.
Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkanvolatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa
yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer.
4. Thermal
Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah
besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada
obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin
yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau
mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun
Digital. Sensor Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser.
4.1. Termostat (Thermostat)
Thermostat adalah jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor) yang
menggunakan prinsip Electro-Mechanical. Thermostat pada dasarnya terdiri dari dua jenis
logam yang berbeda seperti Nikel, Tembaga, Tungsten atau aluminium. Dua Jenis Logam
tersebut kemudian ditempel sehingga membentuk Bi-Metallic strip. Bi-Metallic Strip tersebut
akan bengkok jika mendapatkan suhu tertentu sehingga bergerak memutuskan atau
menyambungkan sirkuit (ON/OFF).
Thermostat sering digunakan pada peralatan listrik seperti Oven, Seterika dan Water
Heater.

4.1.2. Thermistor

Thermistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh


Suhu. Thermistor yang merupakan singkatan dari Thermal Resistor ini pada dasarnya terdiri
dari 2 jenis yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya akan
meningkat tinggi ketika suhunya tinggi dan NTC (Negative Temperature Coefficient) yang
nilai resistansinya menurun ketika suhunya meningkat tinggi.
Thermistor yang dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan ini terbuat dari
bahan keramik semikonduktor seperti Kobalt, Mangan atau Nikel Oksida yang dilapisi
dengan kaca.
Keuntungan dari Thermistor adalah sebagai berikut :
 Memiliki Respon yang cepat atas perubahan suhu.
 Lebih murah dibanding dengan Sensor Suhu jenis RTD (Resistive Temperature
Detector).
 Rentang atau Range nilai resistansi yang luas berkisar dari 2.000 Ohm hingga 10.000
Ohm.
 Memiliki sensitivitas suhu yang tinggi.
Thermistor (PTC/NTC) banyak diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika seperti
Voltage Regulator, sensor suhu kulkas, pendeteksi kebakaran, Sensor suhu pada Otomotif,
Sensor suhu pada Komputer, sensor untuk memantau pengisian ulang Baterai pada ponsel,
kamera dan Laptop.

4.1.3. Resistive Temperature Detector (RTD)


Resistive Temperature Detector atau disingkat dengan RTD memiliki fungsi yang
sama dengan Thermistor jenis PTC yaitu dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan
listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Namun Resistive Temperature Detector
(RTD) lebih presisi dan memiliki keakurasian yang lebih tinggi jika dibanding dengan
Thermistor PTC. Resistive Temperature Detector pada umumnya terbuat dari bahan
Platinum sehingga disebut juga dengan Platinum Resistance Thermometer (PRT).
Keuntungan dari Resistive Temperature Detector (RTD)
 Rentang suhu yang luas yaitu dapat beroperasi di suhu -200⁰C hingga +650⁰C.
 Lebih linier jika dibanding dengan Thermistor dan Thermocouple
 Lebih presisi, akurasi dan stabil.
4.1.4. Thermocouple (Termokopel)

Thermocouple adalah salah satu jenis sensor suhu yang paling sering
digunakan, hal ini dikarenakan rentang suhu operasional Thermocouple yang luas yaitu
berkisar -200°C hingga lebih dari 2000°C dengan harga yang relatif rendah. Thermocouple
pada dasarnya adalah sensor suhu Thermo-Electric yang terdiri dari dua persimpangan
(junction) logam yang berbeda. Salah satu Logam di Thermocouple dijaga di suhu yang tetap
(konstan) yang berfungsi sebagai junction referensi sedangkan satunya lagi dikenakan suhu
panas yang akan dideteksi. Dengan adanya perbedaan suhu di dua persimpangan tersebut,
rangkaian akan menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan suhu
sumber panas.

Keuntungan Thermocouple adalah sebagai berikut :


 Memiliki rentang suhu yang luas
 Tahan terhadap goncangan dan getaran
 Memberikan respon langsung terhadap perubahan suhu.
5. Chemical
Sensor ini didesign dan digunakan untuk menganalissa keadaan ataupun adanya
kadar suatu zat kimia. Sensor ini termasuk non-essensial (bukan sensor dasar).
1. Klasifikasi sensor kimia
Sensor ini diklasifikasikan berdasarkan cara deteksinya :
 direct sensor
yaitu sensor yang bekerja berdasarkan reaksi kimia yang menhasilkan besaran elektrik
seperti resistansi, tegangan, arus atau kapasitas ( tidak ada proses tranduser)
---

 Complex sensor
Yaitu sensor yang tidak secara lansung menghasilkan besaran elektrik melainkan
dibutuhkan bantuan tranduser lain pada sensornya unutk menhasilkan besaran elektrik
---

 Contoh direct sensor


1. Metal Oxide Chemical Sensor

Contoh sensor ini yaitu Tin Dioxide SnO2, sensor ini digunakan untuk mendeteksi gas
seperti Methyl Mercaption (CH3SH) dan Ethyl Alcohol (C2H5OH).
---
Prinsip kerjanya :
Pada saat SnO2 menerima konsentrasi Methyl Mercaption (CH3SH) dan Ethyl
Alcohol(C2H5OH) maka SnO2 akan memanas, oksigen dihisap oleh permukaan kristal
pada SnO2 maka aliran electron pada SnO2 akan terhalangi, sebaliknya jika konsentrasi
Methyl Mercaption (CH3SH) dan Ethyl Alcohol (C2H5OH) maka permukaan kristal
berkurang kadar oksigen, aliran electron yang terhalang dapat mengalir dan konduktivitas
SnO2 meningkat.
Resistansi SnO2 dapat dihitung :

Rs = tahanan sensor
A = Constat spesifik bahan sensor
C = gas konsentrasi
α = karateristik kemiringan Rs terhdap material gas

SnO2 bekerja dengan menggunakan rangkaian lain seperti gambar a, dan gambar b
menggambarakn reaksi Rs terhadap konsentrasi gas

2. ChemFET
ChemFET adalah sebuah field effect taransistor kimia.
Sensor ini mendeteksi H2 di udara, O2 didarah, dan beberapa gas yang digunakan dalam
militer seperti NH3, CO2, dan explosive gas

Pada sensor ini memiliki beberapa part penting p-type silicon pada body (lihat gbr Si) dan
n-type silicon pada FET-surce dan FET-drain (lihat FET source-drain), dan ketiga part
tadi dilapisi silicon dioxide (lihat oxide FET gate), kemudian diaasnya yaitu hydrogel
(Ag/AgCl) dan yang apling atas adalah selective membrane (polyvinyl chloride –PVC
atau polyurethane, silicone rubber, polystyrene)
cara kerja :
operasi pada ChemFET membutukan tegangan agar silicon dan gate elektroda dapat
bekerja, Pada saat cairan yang dianalisa memilki konsentrasi bahan H2/O2 atau yang
lainnya maka electron pada permukaan semikonduktor akan membentuk jalan konduksi
antara souce-drain, jadi ChemFET bekerja seperti tahanan-konduktansi, konduktansi
inilah yangdapat diukur pada op-amp (diferensiator)
 Contoh Complex sensor
1. Biochemical sensor
Sensor ini adalh klas specila dari sensor kimia, sensor ini digunakan untuk mendeteksi
organisme, sel, organel, enzim, receptor, antibodi, dan lainnya. Contoh disini yaitu
bichemical sensor untuk mendeteksi enzim.

Cara kerja biochemical sensor


Elemen sensor disini biasanya digunakan bioreactor untuk mendeteksi dan memberikan
respon biosensor, kemudian akan dianalisa secara difusi, reaksi dari bireactor, koreaktans,
interfering species dan kinetiknya
B. ATRIBUT DAN SPESIFIKASI

Contoh dari Akurasi, Presisi, Resolusi dan Sensitifitas

Akurasi (ketelitian)

Akurasi (ketelitian) adalah ukuran yang menyatakan nilai maksimum keseluruhan error
yang diperkirakan muncul dalam pengukuran suatu variabel.Akurasi menyatakan seberapa
dekat nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya atau nilai yang dianggap benar. Jika
tidak ada data sebenarnya atau nilai yang dianggap benar tersebut maka tidak mungkin untuk
menentukan berapa akurasi pengukuran tersebut.

Akurasi pengukuran atau pembacaan adalah istilah yang sangat relatif. Akurasi
didefinisikan sebagai beda atau kedekatan antara nilai yang terbaca dari alat ukur dengan
nilai sebenarnya. Dalam eksperiman, nilai sebenarnya yang tidak pernah diketahui diganti
dengan suatu nilai standar yang diakui secara konvensional.

Contoh Pernyataan Akurasi :

1. Akurasi + 2oC menyatakan adanya ketidak pastian sebesar + 2oC dalam setiap nilai suhu
yang diukur

2. Akurasi + 0,5%FS pada sebuah volmeter yang mempunyai kisaran skala penuh 5 volt,
berarti dalam setiap pengukuran terdapat ketidak pastian sebesar + 0,025V.

Presisi (ketepatan)

Presisi (ketepatan) adalahtingkat kedekatan antara hasil pengukuran individual dan nilai
rata-ratanya. Presisi juga bisa diartikan sebagai istilah untuk menggambarkan tingkat
kebebasan alat ukur dari kesalahan acak. Jika pengukuran individual dilakukan berulang-
ulang, maka sebaran hasil pembacaan akan berubah-ubah disekitar nilai rata-ratanya.

Presisi tinggi dari alat ukur tidak mempunyai implikasi terhadap akurasi pengukuran.
Alat ukur yang mempunyai presisi tinggi belum tentu alat ukur tersebut mempunyai akurasi
tinggi. Akurasi rendah dari alat ukur yang mempunyai presisi tinggi pada umumnya
disebabkan oleh bias dari pengukuran, yang bisa dihilangkan dengan kalibrasi.
Contoh Pernyataan Presisi :

Voltmeter DC digital menunjuk nilai pengukuran 8.135 V. Jika besaran tersebut


bertambah atau berkurang 1 mV, maka penunjukkannya menjadi 8.136 V atau 8.134V.
Karena 1mV itu merupakan perubahan terkecil, maka alat ukur tersebut mempunyai
kepresisian 1mV.

Contoh Perbedaan Presisi dan Akurasi :

Berikut ini hasil pengukuran titik didih air dengan dua sensor (alat ukur) yang berbeda
(termokopel dan termometer air-raksa):

Alat ukur A (termokopel): Td air = (92,49  0,04)oC

Alat ukur B (termometer): Td air = (100,2  0,2)oC

Berdasarkan kedua hasil pengukuran tsb dapat disimpulkan:

1. Alat ukur A lebih presisi daripada B karena hasil pengukuran dengan alat ukur A
memiliki ketakpastian yang lebih kecil ( 0,04oC).

2. Alat ukur B lebih akurat daripada A karena nilai rata-rata titik didih air yang diukur
dengan alat ukur B (yaitu: 100,2oC)lebih dekatdengan nilai sesungguhnya (100oC).

SENSITIVITAS

Sensitivitas adalah ukuran yang menyatakan hubungan antara perubahan keluaran dan
perubahan masukan sensor. Pada alat ukur linier, sensitivitas adalah tetap. Dalam beberapa
hal harga sensitivitas yang besar menyatakan pula keunggulan dari alat ukur yang
bersangkutan. Alat ukur yang terlalu sensitive adalah sangat mahal, sementara belum tentu
bermanfaat untuk maksud yang kita inginkan.

Contoh Sensitivitas

Misalnya, jika sensitivitas sensor temperatur sebesar 5mV/oC berarti setiap perubahan input
1oC akan muncul output sebesar 5 mV.
DYNAMIC RANGE CALCULATION

Dynamic range calculation dapat diartikan perbedaan antara nilai tertinggi dan
terendah dari pengukuran, yang dapat berupa cahaya atau suara. Nilainya dapat ditampilkan
sebagai rasio atau dikalikan dengan fungsi set logaritmik dengan basis 10 atau basis 2.
Dynamic range biasanya dinyatakan dalam satuan Db. Gunakan formula khusus untuk
menemukan rentang dinamis yang memiliki beberapa nilai yang ditetapkan dan beberapa
nilai-nilai yang variabel ke perangkat yang sedang diukur.

Contoh penggunaan

Praktisi elektronik mengimplementasikan dynamic range calculation untuk diantaranya :

 Rasio level maksimum tertentu dari sebuah parameter, seperti power, arus, tegangan
dan frekuensi terhadap nilai minimum yang terdeteksi dari parameter tersebut.
 Dalam sistem transmisi, rasio dari level overload (kekuatan sinyal maksimum yang
dapat ditoleransi oleh sistem tanpa adanya distorsi sinyal) terhadap level noise dari
suatu sistem.
 Dalam sistem atau perangkat digital, rasio dari level maksimum dan minimum sinyal
diperlukan untuk mempertahankan rasio bit error yang spesifik.

LINEARITY

 Definisi : hubungan antara output dan input dapat diwujudkan dalam persamaan
garis lurus atau sebagai simpangan maksimum kurva kalibrasi terhadap suatu garis
lurus.
 Linearitas sangat diinginkan karena segala perhitungan dapat dilakukan dengan
mudah jika sensor dapat diwujudkan dalam persamaan garis lurus. (Lihat Gambar 3-
3, “ICE”).

 Linieritas dinyatakan sebagai persentase simpangan maksimum


terhadap F

TRANSFER FUNCTION (FUNGSI ALIH)

Transfer function (juga disebut fungsi alih, fungsi sistem, atau fungsi jaringan) adalah
representasi matematika mengenai analisa ruang dan frekuensi untuk menggambarkan
hubungan antara perbandingan output dan input. Fungsi transfer yang umum digunakan
dalam analisis sistem seperti single-input tunggal-output filter, biasanya dalam bidang
pemrosesan sinyal, teori komunikasi, dan teori control. Istilah transfer function sering
digunakan secara eksklusif untuk mengacu pada sistem linear, time-invariant (LTI).
Kebanyakan sistem nyata memiliki non-linear input / output karakteristik, tapi banyak sistem
ketika dioperasikan dalam parameter nominal (tidak "over-driven") memiliki perilaku yang
cukup dekat dengan linear bahwa teori sistem LTI adalah representasi yang dapat diterima
dari perilaku input / output.
Kalau fungsi transfer yang didapatkan itu benar, maka apapun signal yang kita berikan
ke alat itu, outputnya akan dapat diprediksi, mengikuti rumus:
Output = input * [transfer function]
Fungsi transfer juga didefinisikan sebagai perbandingan antara transformasi Laplace
keluaran (output) sistem dengan transformasi Laplace masukan (input) sistem dengan asumsi
kondisi awal sama dengan nol.
Penentuan fungsi transfer dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :
1) Penurunan melalui persamaan matematis.
Penentuan fungsi transfer yang dilakukan dengan penurunan persamaan secara
matematis mempersyaratkan adanya model dinamika dari sistem fisis
bersangkutan. Keakuratan fungsi transfer yang diperoleh bergantung pada
keakuratan model dinamika fisis tersebut.
2) Pengukuran langsung terhadap sistem fisis sesungguhnya, yaitu dengan
mengamati keluaran sistem fisis tersebut terhadap sinyal uji/masukan tertentu.
Untuk melakukan pengukuran cara ini perlu dipahami analisis sinyal dalam
kawasan(domain) waktu dan kawasan frekuensi.
Transfer Function dapat ditulis seperti berikut

C(s) merupakan output, dan R(s) merupakan input

BANDWIDTH

Bandwidth / Lebar pita (bahasa Inggris: bandwidth) dalam teknologi komunikasi adalah
perbedaan antara frekuensi terendah dan frekuensi tertinggi dalam rentang tertentu. Sebagai
contoh,line telepon memiliki bandwidth 3000Hz (Hertz), yang merupakan rentang antara
frekuensi tertinggi (3300Hz) dan frekuensi terendah (300Hz) yang dapat dilewati
oleh line telepon ini.
Contoh bandwidth

Low Pass Filter

Low Pass Filter (LPF) atau Filter Lolos Bawah adalah filter yang hanya melewatkan sinyal
dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) dan akan melemahkan sinyal
dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc). Pada filter LPF yang ideal
sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) tidak akan dilewatkan sama sekali
(tegangan output = 0 volt). Rangkaian low pass filter RC merupakan jenis filter pasif, dengan
respon frekuensi yang ditentukan oleh konfigurasi R dan C yang digunakan.

Rangkaian dasar LPF dan grafik respon frekuensi LPF sebagai berikut :

Frekuensi cut-off (fc) dari filter pasif lolos bawah (Low Pass Filter,LPF) dengan RC dapat
dituliskan dalam persamaan matematik sebagai berikut.
Rangkaian filter pasif LPF RC diatas terlihat seperti pembagi tegangan menggunakan R.
Dimana pada filter LPF RC ini teganga output diambil pada titik pertemuan RC. Tegangan
output (Vout) filter pasif LPF seperti terlihat pada rangkaian diatas dapat diekspresikan dalam
persamaan matematis sebagai berikut.

Besarnya penguatan tegangan (G) pada filter pasif yang ideal maksimum adalah 1 = 0dB
yang hanya terjadi pada frekuensi sinyal input dibawah frekuensi cut-off (fc). Penguatan
tegangan (G) filter LPF RC pasif dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai
berikut.

Dan penguatan tegangan (G) LPF RC dapat dituliskan dalam satuan dB sebagai berikut.

Pada filtrer lolos bawah (low pass filter ,LPF) terdapat beberapa karakteristik mendasar
sebagai berikut.

 Pada saat frekuensi sinyal input lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) (fin << fc)
maka penguatan tegangan / Gain (G) = 1 atau G=0dB.
 Pada saat frekuensi sinyal input sama dengan frekuensi cut-off (fc) (fin = fc) maka ω
= 1/RC sehingga penguatan tegangan / Gain (G) menjadi -3 dB atau terjadi pelemahan
tegangan sebesar 3 dB.
 Pada saat frekuensi sinyal input lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc) (fin >> fc)
maka besarnya penguatan tegangan (G) = 1/ωRC atau G = -20 log ωRC.
 Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Filter Lolos Rendah (Low Pass Filter, LPF)
hanya meloloskan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off
(fc) saja.

High Pass Filter

High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi mengurangi
amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cutoff.Nilai-nilai pengurangan
untuk frekuensi berbeda-beda untuk tiap-tiap filter ini .Terkadang filter ini disebut low cut
filter, bass cut filter atau rumble filter yang juga sering digunakan dalam aplikasi
audio.High pass filter adalah lawan dari low pass filter, dan band pass filter adalah
kombinasi dari high pass filter dan low pass filter.

Filter ini sangat berguna sebagai filter yang dapat memblokir component frekuensi rendah
yang tidak diinginkan dari sebuah sinyal komplek saat melewati frekuensi tertinggi.
High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor yang terhubung secara pararel
dengan resistor, dimana reistansi dikali dengan kapasitor (RXC) adalah time constant
(τ).Sehingga frekuensi cut off dapat dirumuskan,

Dimana f dalam satuan hertz, τ dalam sekon, R dalam ohm, dan C dalam farad.

Karakteristik High Pass Filter


Diagram Bode HPF

Narrowband

Narrowband adalah merupakan pita dengan saluran sempit. Dengan kemampuan kecil.
Defenisi dari narrowband ini berbeda-beda dari berbagai industri. Defenisi dari narrowband
adalah saluran nirkabel, narrowbandmenunjukkan bahwa saluran yang digunakan cukup
sempit dan respon frekuensi dapat dianggap datar. Narrowband juga dapat digunakan
dengan audio spektrum untuk menggambarkan suara yang menempati rentang frekuensi yang
cukup sempit.Dalam telepon , narrowband biasanya dianggap untuk menutup frekuensi 300-
3400 Hz.

Contoh teknologi yang tergolong narrowband ini:

 T-1 pada 1,54 Mps melalui media fiber optik, infra merah, gelombang mikro atau dua
pasang kabel.
 Jalur telepon analog pada 3000 Hz, pada POTS (Plain Old Telephone Service), atau
infrastruktur telepon biasa. Untuk memanfaatkan data digital pada teknologi ini
ditambahkan perangkat modem, yang berfungsi untuk membawa data
dari komputer digital.
 BRI ISDN pada 144 kbps. Dua jalur untuk suara dan data, masing-masing pada 64 kbps.
Satu jalur untk sinyal 16 kbps.
Frekuensi Cut-Off

Adalah frekuensi keluaran yang amplitudo-nya turun 70,7% (-3dB) terhadap amplitudo
frekuensi masukan-nya.

nilai frekuensi saat daya daya turun menjadi setengah dari daya inputnya atau turun 3 dB.
Untuk memperjelas maksud dari pengertian di atas, silahkan perhatikan gambar di bawah ini

Dalam gambar di atas, bandwidth di notasikan dengan huruf B, di mana bandwidth (B)
merupakan selisih antara fH dan fL atau B = fH – fL, kemudian frekuensi cut-off atas
dinotasikan dengan fH dan frekuensi cut-off bawah dinotasikan dengan fL. Dan satuan
bandwidth untuk yang satu ini menggunakan satuan Hertz.

NOISE – COMFORT NOISE

17.1 Macam - Macam Noise


Derau atau yang biasa disebut noise adalah suatu sinyal gangguan yang bersifat akustik
(suara), elektris, maupun elektronis yang hadir dalam suatu sistem (rangkaian listrik/
elektronika) dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang diinginkan.

Sumber derau dapat dikelompokkan dalam tiga kategori:

1. Sumber derau intrinsic yang muncul dari fluktuasi acak di dalam suatu sistemfisik seperti
thermal dan shot noise.
2. Sumber derau buatan manusia seperti motor, switch, elektronika digital.
3. Derau karena gangguan alamiah seperti petir dan bintik matahari.

Macam-macam noise diantaranya:


 Correlated noise: hubungan antara sinyal dan noise masuk dalam kategori ini. Karena itu,
correlated noise hanya muncul saat ada sinyal.
 Uncorrelated noise: noise yang dapat muncul kapanpun, saat terdapat sinyal maupun tidak
ada sinyal. Uncorrelated noise muncul tanpa memperhatikan adanya sinyal atau tidak.
Noise dalam kategori ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori umum, yaitu :
1. Eksternal Noise: Adalah noise yang dihasilkan dari luar alat atau sirkuit. Noise tidak
disebabkan oleh komponen alat dalam sistem komunikasi tersebut. Ada 3 sumber
utama noise eksternal:
a. Atmospheric noise: Gangguan elektris yang terjadi secara alami, disebabkan oleh hal
– hal yang berkaitan dengan atmosfer bumi. Noise atmosfer biasanya disebut juga
static electricity. Noise jenis ini bersumber dari kondisi elektris yang bersifat alami,
seperti kilat dan halilintar. Static electricity berbentuk impuls yang menyebar ke
dalam energi sepanjang lebar frekuensi
b. Ekstraterrestrial noise: Noise ini terdiri dari sinyal elektris yang dihasilkan dari luar
atmosfer bumi. Terkadang disebut juga deep-space noise. Noise ekstraterrestrial bisa
disebabkan oleh Milky Way, galaksi yang lain, dan matahari. Noise ini dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu solar dan cosmic noise:
i. Solar noise: Solar noise dihasilkan langsung dari panas matahari. Ada dua bagian
solar noise, yaitu saat kondisi dimana intensitas radiasi konstan dan tinggi,
gangguan muncul karena aktivitas sun-spot dan solar flare-ups. Besar gangguan
yang jarang terjadi ini (bersifat sporadis) bergantung pada aktivitas sun spot
mengikuti pola perputaran yang berulang setiap 11 tahun.
ii. Cosmic noise: Cosmic noise didistribusikan secara kontinu di sepanjang galaksi.
Intensitas noise cenderung kecil karena sumber noise galaksi terletak lebih jauh
dari matahari. Cosmic noise sering juga disebut black-body noise dan
didistribusikan secara merata di seluruh angkasa.
c. Man-made noise: Secara sederhana diartikan sebagai noise yang dihasilkan manusia.
Sumber utama dari noise ini adalah mekanisme spark-producing, seperti komutator
dalammotor elektrik, sistem pembakaran kendaraan bermotor, alternator, dan
aktivitas peralihan alat oleh manusia (switching equipment). Misalnya, setiap saat di
rumah, penghuni sering mematikan dan menyalakan lampu melalui saklar, otomatis
arus listrik dapat tiba-tiba muncul atau terhenti. Tegangan dan arus listrik berubah
secara mendadak, perubahan ini memuat lebar frekuensi yang cukup besar. Beberapa
frekuensi itu memancar/menyebar dari saklar atau listrik rumah, yang bertindak
sebagai miniatur penghantar dan antena.
Noise karena aktivitas manusia ini disebut juga impulse noise, karena bersumber
dari aktivitas on/of yang bersifat mendadak. Spektrum noise cenderung besar dan
lebar frekuensi bisa sampai 10 MHz. Noise jenis ini lebih sering terjadi pada daerah
metropolitan dan area industri yang padat penduduknya, karena itu disebut juga
industrial noise.

2. Internal Noise: Internal noise juga menjadi faktor yang penting dalam sistem
komunikasi. Internal noise adalah gangguan elektris yang dihasilkan alat atau sirkuit.
Noise muncul berasal dari komponen alat dalam sistem komunikasi bersangkutan. Ada
3 jenis utama noise yang dihasilkan secara internal, yaitu:
a. Thermal noise: Thermal noise berhubungan dengan perpindahan elektron yang cepat
dan acak dalam alat konduktor akibat digitasi thermal. Perpindahan yang bersifat
random ini pertama kali ditemukan oleh ahli tumbuh-tumbuhan, Robert Brown, yang
mengamati perpindahan partikel alami dalam penyerbukan biji padi.Perpindahan
random elektron pertama kali dikenal tahun 1927 oleh JB. Johnson di Bell
Telephone Laboratories. Johnson membuktikan bahwa kekuatan thermal noise
proporsional dengan bandwidth dan temperatur absolut
Secara matematis, kekuatan noise adalah:
N = kekuatan noise (noise power)
K = Boltzmann’s proportionality constant (1.38 × 10-23 joules per Kelvin)
T = Temperatur absolute
B = bandwidth
b. Shot noise: noise jenis ini muncul karena penyampaian sinyal yang tidak beraturan
pada keluaran (output) alat elektronik yang digunakan, seperti pada transistor dua
kutub. Pada alat elektronik, jumlah partikel pembawa energi (elektron) yang terbatas
menghasilkan fluktuasi pada arus elektrik konduktor. Shot noise juga bisa terjadi
pada alat optik, akibat keterbatasan foton pada alat optik. Pada shot noise,
penyampaian sinyal tidak bergerak secara kontinu dan beraturan, tapi bergerak
berdasarkan garis edar yang acak. Karena itu, gangguan yang dihasilkan acak dan
berlapis pada sinyal yang ada. Ketika shot noise semakin kuat, suara yang
ditimbulkan noise ini mirip dengan butir logam yang jatuh di atas genteng timah.
Shot noise tidak berlaku pada kawat logam, karena hubungan antar elektron pada kawat
logam dapat menghilangkan fluktuasi acak. Shot noise disebut juga transistor noise dan
saling melengkapi dengan thermal noise.Penelitian shot noise pertama kali dilakukan
pada kutub positif dan kutub negatif tabung pesawat vakum (vacuum-tube amplifier)
dan dideskripsikan secara matematis oleh W. Schottky tahun 1918.
c. Transit-time noise: Arus sinyal yang dibawa melintasi sistem masukan dan keluaran
pada alat elektronik, (misalnya dari penyampai (emitter) ke pengumpul (collector)
padatransistor) menghasilkan noise yang tidak beraturan dan bervariasi. Inilah yang
disebut dengan transit-time noise.
Transit- time noise terjadi pada frekuensi tinggi ketika sinyal bergerak melintasi
semikonduktor dan membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk satu perputaran
sinyal.Transit time noise pada transistor ditentukan oleh mobilitasdata yang dibawa,
bias tegangan, dan konstruksi transistor. Jika perjalanan data tertunda dengan
frekuensi yang tinggi saat perlintasan semikonduktor, noise akan lebih banyak
dibandingkan dengan sinyal aslinya.

PLC (POWER LINE CARRIER)

PLC (Power Line Carrier) adalah suatu system yang memanfaatkan jaringan listrik sebagai
media komunikasi baik untuk Pusat Kontrol, Pembangkit dan Gardu Induk. Jadi kabel
transmisi bukan hanya membawa sinyal listrik (50Hz – 60Hz) tetapi juga membawa sinyal
komunikasi (40KHz – 500KHz). Salah satu kelebihan dari PLC ini adalah kemampuannya
untuk bisa digunakan dalam jarak yang sangat jauh(beberapa ratus kilometer) tanpa
menggunakan repeater.
Sinyal PLC disisipkan pada saluran transmisi melalui perangkat PLC Coupling. Biasanya
perangkat ini terdiri dari Coupling Capasitor (CC) atau Capacitive Voltage Transformer
(CVT) dan PLC Line Trap jenis DLTC. PLC Coupling ini berguna untuk menolak frekwensi
sinyal listrik (50Hz-60Hz) dan meluluskan frekwensi sinyal komunikasi (40KHz-500KHz),
serta melindungi perangkat dari Transient Overvoltage yang disebabkan switching maupun
petir.

OPERATING PRINCIPLE

Accelerometer adalah sebuah tranduser yang berfungsi untuk mengukur percepatan,


mendeteksi dan mengukur getaran, ataupun untuk mengukur percepatan akibat gravitasi
bumi. Accelerometer juga dapat digunakan untuk mengukur getaran yang terjadi pada
kendaraan, bangunan, mesin, dan juga bisa digunakan untuk mengukur getaran yang terjadi
di dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan kecepatan dengan ataupun tanpa
pengaruh gravitasi bumi.

Percepatan merupakan suatu keadaan berubahnya kecepatan terhadap waktu.


Bertambahnya suatu kecepatan dalam suatu rentang waktu disebut juga percepatan
(acceleration). Jika kecepatan semakin berkurang daripada kecepatan sebelumnya,
disebut deceleration. Percepatan juga bergantung pada arah/orientasi karena merupakan
penurunan kecepatan yang merupakan besaran vektor. Berubahnya arah pergerakan suatu
benda akan menimbulkan percepatan pula.

Prinsip Kerja Accelerometer

Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa apabila suatu
konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan magnet digerakkan
melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada konduktor tersebut.
Accelerometer yang diletakan di permukaan bumi dapat mendeteksi percepatan 1g (ukuran
gravitasi bumi) pada titik vertikalnya, untuk percepatan yang dikarenakan oleh pergerakan
horizontal maka accelerometer akan mengukur percepatannya secara langsung ketika
bergerak secara horizontal. Hal ini sesuai dengan tipe dan jenis sensor Accelerometer yang
digunakan karena setiap jenis sensor berbeda-beda sesuai dengan spesifikasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan pembuatnya. Saat ini hamper semua sensor/tranduser
accelerometer sudah dalam bentuk digital (bukan dengan sistem mekanik) sehingga cara
kerjanya hanya bedasarkan temperatur yang diolah secara digital dalam satu chip.
Berikut ini adalah gambar bagaimana proses accelerometer analog (dengan sistem
mekanik maupun digital) bekerja

– Accelerometer digital yang bekerja berdasarakan temperatur


– Accelerometer analog yang bekerja berdasarakan sistem mekanik

Tipe Accelerometer

Capacitive: lempengan metal pada sensor memproduksi sejumlah kapasitansi,


perubahan kapasitansi akan mempengaruhi percepatan.

Piezoelectric: kristal piezoelectric yang terdapat pada accelerometer jenis ini


mengeluarkan tegangan yang selanjutnya dikonversi menjadi percepatan.

Piezoresistive: lempengan yang secara resistan akan berubah sesuai dengan


perubahan percepatan
Hall effect: percepatan yang dirubah menjadi sinyal elektrik dengan cara mengukur
setiap perubahan pergerakan yang terjadi pada daerah yang terinduksi magnet.

Magnetoresistive: Perubahan percepatan diketahui berdasarkan resistivitas material


karena adanya daerah yang terinduksi magnet.

Heat Transfer: percepatan dapat diketahui dari lokasi sebuah benda yang dipanaskan
dan diukur ketika terjadi percepatan dengan sensor temperatur.

Terminology pada sensor percepatan

 +1g, posisi diam sensor searah dengan arah vertikal bumi dan menghadap ke atas)
 0g, posisi diam sensor searah dengan arah horizontal bumi
 +1g, posisi diam sensor searah dengan arah vertikal bumi dan menghadap ke atas
 Linearitas, selisih maksimum dari kurva antara tegangan yang dihasilkan dan
gravitasi dengan garis lurus
 Linearity=V_(out,0g)-1/2(V_(out,+1g)+V_(out,-1g)) (1)
 Sensitivitas, ukuran seberapa banyak perubahan yang terjadi pada hasil output
sensor berdasarkan perubahan percepatan yang dimasukan. Satuan dari
sensitivitas adalah volts/g
sensitivity

Spesifikasi Accelerometer
Spesifikasi dinamis:

 Sensitivitas
 Toleransi sensitivitas
 Noise
 Amplitudo puncak
 Respon frekuensi
 Resonansi frekuensi
 Temperature output dari sensitivitas
 Range temperatur output

Spesifikasi elektrik:

 Tegangan input
 Arus input
 Tegangan bias
 Waktu yang diperluakan untuk menyalakan accelerometer
 Pelindung

Spesifikasi mekanikal:

 Range temperatur
 Berat
 Material untuk sensor
 Desain sensor
 Material pelapis (casing)

Contoh Penggunaan Accelerometer


Transportasi: Salah satu pengguaan accelerometer yang sangat umum yaitu dalam
sistem airbag yang terdapat pada kendaraan, khususnya mobil. Accelerometer ini
digunakan untuk mendeteksi penurunan percepatan yang sangat besar yang biasanya
terjadi ketika terjadinya tabrakan antar kendaraan.

Bidang Medis: Sport Watch, berupa jam tangan olahraga yang juga dapat
menghitung berapa banyak langkah yang telah kita lakukan, menggunakan
accelerometer untuk menghitung kecepatan dan jarak dari si pelari yang
menggunakannya.

Science and Engineering: Accelerometer banyak digunakan untuk menghitung


percepatan dan penurunan percepatan dari sebuah kendaraan. Accelerometer
membantu untuk mengevaluasi performansi dari mesin dan sistem percepatan dan
juga breaking system (sistem penurunan percepatan). Kecepatan yang biasa
ditampilkan pada kendaraan anda umumnya didapatkan dari penggunaan
accelerometer. Selain itu juga biasa digunakan untuk menghitung vibrasi pada
kendaraan, mesin, bangunan, dan sistem keamanan pada kendaraan (safety
installation). Accelerometer juga dapat mengkalkulasi percepatan yang diakiabatkan
oleh gravitasi bumi. Accelerometer yang menghitung gravitasi secara spesifik
digunakan pada gravimetry, disebut sebagai gravimeter. Notebook atau laptop juga
dilengkapi dengan accelerometer untuk mengevaluasi goncangan yang dirasakan oleh
laptop tersebut.

Peralatan Elektronik: Accelerometer pada laptop biasanya digunakan pada sistem


Sudden Motion Sensor, yang biasa digunakan untuk mendeteksi jatuhnya laptop. Jika
kondisi pada saat jatuh terdeteksi, hard disk drive yang ada akan diproteksi sehingga
tidak terjadi data loss. Sekarang ini juga terdapat notebook yang menggunakan
accelerometer untuk secara otomatis mengubah arah layar (menjadi miring ataupun
terbalik) sesuai dengan arah monitor tersebut ditegakkan (portrait atau landscape).
Terdapat juga sejumlah handphone yang menggunakan accelerometer untuk
mengubah lagu yang dimainkan (Track Switching). Camera recorder menggunakan
accelerometer untuk menstabilkan gambar (image stabilization). Camera digital
menggunakan accelerometer untuk menu pilihan anti blur ketika mengambil gambar.

Baru-baru ini Aple.Inc memperkenalkan sebuah gebrakan dengan mengkombinasikan


2 sensor gerakan yaitu antara Accelerometer dan Gyroscope pada sebuah perangkat
handphone. Ini akan menyempurnakan fitur dari handphone yang hanya
menggunakan accelerometer dalam mendeteksi gerakan. Dengan kombinasi ini maka
akan didapatkan “6-axis motion sensing”/deteksi 6 sumbu gerakan yaitu 3 sumbu
linier (atas-bawah, kanan-kiri, depan-belakang) dan 3 sumbu rotasi (rotasi roll,pitch
and yaw seperti pada gambar 2). 1 keunggulan lagi dari kombinasi ini adalah akan
didapatkan output gambar yang tiap detil gerakannya lebih halus dari pada perangkat
handphone yang hanya menggunakan accelerometer.

DATA FORMAT
ANALOG SIGNAL

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua
parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude
dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus,
mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal
ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog
dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus.Dengan menggunakan
sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi
sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal analog yang
umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo,
frekuensi dan phase.

Catatan:
 Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.

 Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.

 Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

DISCREET SIGNAL

Sinyal diskrit adalah suatu sinyal yang terdiri atas sederetan elemen yang berurutan
terhadap waktu, dimana salah satu atau lebih karakteristiknya membawa informasi.
Karakteristik dari sinyal diskrit adalah : Amplitudo, lebar dan bentuk gelombangnya.

DIGITAL SIGNAL

Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami
perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua
keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan
sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat.
INTELLIGENT SENSOR

Dalam dunia pertelevisian, teknologi sensor pintar antara lain diaplikaiskan pada
televisi LCD buatan LG, pada tipe 42LG60FR dan 42LG53FR . Pada kedua televisi itu,
sensor pintar dapat secara otomatis menyesuaikan brightness, contrast, sharpness, color tone,
dan juga white balance, sesuai dengan kondisi ruangan pada saat itu.

Intelligent sensor mendeteksi beberapa jenis masukan (cahaya, panas, suara, gerakan,
sentuhan, dll.).

 Intelligent sensor harus bisa melakukan tugas tugas berikut :

 Memberikan sinyal digital sebagai keluaran.


 Mampu mengkomunikasikan sinyal.
 Mampu mengeksekusi fungsi logika dan instruksi

 Unsur – unsur yang terdapat pada intelligent sensor :

 Primary sensing element


 Excitation control
 Amplification
 Analogue filtering
 Data conversion
 Compensation
 Digital information processing
 Digital communication processing

 Kapasitas Teknis

Karena tugas-tugasnya dilakukan oleh mikroprosesor, setiap gadget yang mencampur


sensor dan mikroprosesor biasanya disebut sebagai sensor cerdas (Intelligent Sensor). Untuk
memenuhi syarat sebagai sebuah sensor cerdas, sensor dan prosesor harus menjadi bagian
dari unit fisik yang sama. Sebuah sensor yang hanya berfungsi untuk mendeteksi dan
mengirim sinyal diproses ke sistem eksternal yang melakukan beberapa tindakan dianggap
tidak cerdas.

Sistem Intelligent sensor

1. Compensation

Mampu mengdiagnosa masalah, mampu mengkalibrasi sendiri, mampu beradaptasi

 diagnostik terhadap kalibrasi

 Sebuah sensor cerdas harus mampu menjawab berikut

 Apakah output nilai yang wajar?

 Apakah itu setuju dengan hasil dari sensor yang berdekatan?

 Apakah laju perubahan output yang wajar?


 Apakah output benar-benar mengubah?

 Kompensasi

 Offset kompensasi

 Untuk sepenuhnya memanfaatkan jangkauan dinamis dari ADC

 Keuntungan

 Dengan menggunakan amplifier gain deprogram

 Linearitas

 Dengan menggunakan tabel look-up

 Cross-sensitivitas

 Suhu kontrol dan / atau kompensasi

2. Computation

Mampu mengkondisikan sinyal, mampu mereduksi data, mampu mendeteksi adanya


triger

 Berbagai derajat perhitungan

 Signal pendingin (misalnya: penyaringan)

 Signal konversi (misalnya: analog ke digital)

 Logic fungsi (misalnya: peristiwa memicu)

 Data reduksi (misalnya: ekstraksi fitur)

 Keputusan membuat (misalnya: klasifikasi)

 Lanjutan penginderaan sistem memiliki struktur hirarki dengan


berbeda abstraksi lapisan.

 LAPIS BAWAH melakukan pengolahan Sinyal penyejuk, penyaringan,


konversi, peningkatan kontras
 LAYER TENGAH melakukan pengolahan Informasi Fitur generasi, sinyal
sensor fusi dan parameter penyetelan

 LAPISAN ATAS melakukan pengolahan Pengetahuan Clustering, prediksi,


klasifikasi, pengambilan keputusan, komunikasi

Gambar. Hirarki sistem struktur intelligent sensor

 Beberapa pendekatan proses

 Klasik

 Statistik pemrosesan sinyal

 Analisis statistik pola

 Koneksionis

 Umpan-maju Multilayer jaringan saraf

 Unsupervised learning

 Fuzzy logic

 Kontrol Fuzzy

 Pemrosesan sinyal Fuzzy

 Evolutionary
 Algoritma genetik

 Pemrograman genetik

 Hybrid pendekatan

 Neuro-fuzzy

 Neuro-genetik

3. Communications

Standarisasi jaringan protokol

 Secara tradisional, setiap sistem sensor yang dirancang khusus untuk


aplikasi yang spesifik oleh desainer yang berpengalaman

 Pendekatan ini memiliki beberapa keterbatasan.

 Kompleksitas: sejumlah sensor dapat dipasang di masing-masing


sistem, dikenakan oleh tingkat kompleksitas yang desainer dapat
berurusan.

 Biaya: sistem terdiri dari sejumlah kecil sangat khusus,


relatif mahal.

 Fleksibilitas: sistem yang dihasilkan tidak dapat dengan mudah diperluas,


dimodifikasi, dipertahankan atau diperbaiki. Personil yang sangat terlatih
diperlukan untuk fungsi ini.

 Solusi

 Standardisasi antarmuka transduser

 Listrik, mekanik, protokol komunikasi

 Penambahan kemampuan komunikasi

 Cita-cita: Plug-and-play sensor


 Otonomi, didistribusikan, re-konfigurasi sensor

4. Integration

Mengcoupling sensing dan perhitungan di tingkat chip & Micro elektro-mekanik sistem
(MEMS)

 On-chip signal conditioning dan self-diagnostics merupakan seri dari ADXL


accelerometer ICs dari Analog Device yang paling cerdas.

DATA ACQUISITION COMPUTING

• Instrumentation amplifiers • Embedded

• Filters •Micro-controllers

• Sample and Hold •Digital Signal Processors

• Analog to Digital Converters •4,8,16,32-bits

• Voltage to Frequency Converters • Monitoring devices

• Multiplexers • Volatile memories

• Oscillators •Static RAM

• Voltage references •Dynamic RAM

• Sensor-specific devices • Non-volatile memories

• Complete DAQ sub-systems •ROM


•EEPROM

•Disk-on-a-chip

COMMUNICATIONS CONTROL

• Flash • Digital to Analog Converters

• Line drivers • Frequency to Voltage Converters

• Line receivers • Switches

• Bus transceivers • Power drivers

• Bus controllers • Actuator-specific devices

POWER SUPPLY

• AC/DC converters

• DC/DC converters

5. Other

 Multi-modal, multi-dimensional, multi-layer

 Aktif, mendeteksi scara otomatis

CONTOH INTELLIGENT SENSOR


Sensor di gunung berapi yang bisa mendeteksi aktivitas gunung berapi yang berupa
pergerakan lava, gempa, suhu, sehingga mampu memberikan sinyal ke observatorium
mengenai keadaan gunung berapi tersebut.

ENVIRONMENTAL DURABILITY
WATER JACKET
Water Jacket adalah casing berisi air yang mengelilingi perangkat, biasanya selubung
logam yang memiliki asupan dan ventilasi keluaran untuk memungkinkan air dipompa untuk
melaluinya dan juga bersirkulasi. Aliran air ke pemanas eksternal atau perangkat pendingin
memungkinkan kontrol suhu yang tepat dari perangkat.

Water Jacket sering digunakan dalam watercooling. Mereka juga digunakan di


laboratorium : Liebig, Graham, dan kondensor Allihn. Water Jacket yang digunakan untuk
mendinginkan barel senapan mesin pada saat Perang Dunia Pertama, namun senapan mesin
modern didinginkan menggunakan udara untuk menghemat berat dan karenanya
meningkatkan portabilitas.

Dalam mesin piston pembakaran reciprocating internal Water Jacket adalah


serangkaian lubang baik dituang atau di bor melalui blok mesin utama dan dihubungkan
dengan katup inlet dan outlet ke radiator. Peralatan seperti inkubator kultur jaringan dapat
tertutup dalam Water Jacket disimpan

Anda mungkin juga menyukai