Andri Adrinal
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari penyebab kerusakan bearing yang terjadi pada swing
drive excavator 313 D2 Caterpillar. Bearing pada swing drive ini berjenis spherical roller bearing
buatan NTN dengan nomor seri NTN Ultage 22315 EA. Penelitian ini juga ingin membandingkan
seberapa besar pengaruh perbedaan kontak permukaan antara bearing yang lama dan bearing yang
baru. Bearing lama memiliki groove dan terbukti gagal pada saat pengoperasian yang singkat.
Sementara bearing baru yang tidak memiliki groove memiliki daya tahan yang relative lebih lama
dibanding bearing yang lama. Umur bearing menjadi lebih singkat dan tentu membuat masalah yang
besar untuk unit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan bearing disebabkan oleh perbedaan luas
kontak permukaan yang bersentuhan antara housing Swing Drive Gp dengan bearing. Hal ini
membuat umur bearing jauh lebih singkat dibanding dengan perkiraaan umur bearing. Kerusakan
yang terjadi pada bearing yang memiliki groove.
Kata kunci : bantalan, spherical roller, groove, outer, inner kontak permukaan yang bersentuhan.
Abstract
The purpose of this research is to get data how much influence the difference of surface to
received pressure by spherical roller bearing. The bearing in swing drive has model spherical roller
bearing made by NTN with series NTN Ultage 22315 EA. This research also want to compare how
many the influence of surface area difference between former bearing and new bearing. The former
bearing that has a groove and confimed failed.when the short term. Meanwhile, the new bearing
that has no groove having resistant power more longer than the former bearing relatively. This case
makes the lifetime of bearing is too short and surely makes a big problem to unit. The unit cannot
be operated if this case occurred.
The research shows that the damage of bearing is caused by the difference of contact surface
between housing and swing drive bearing.
Gambar 1.1
Gambar 2.1 Alur Sistem Operasi 313 D2
Excavator 313 D2 Caterpillar.
Caterpillar
Excavator adalah alat berat yang secara
2.3.1 Engine
umum menggunakan tenaga hidrolik sebagai
Engine merupakan komponen yang paling
tenaga penggerak. Namun untuk menggerakkann
utama dari sebuah excavator karena torsi engine lah
pompa hidrolik tersebut digunakan motor bakar.
yang dimanfaatkan untuk memutar pompa hidrolik.
Pompa hidrolik akan menyalurkan aliran fluida
Engine excavator seri 313D2 ini memiliki seri C4.4.
menuju katup pengontrol. Nah di katup
Pada seri C4.4 ini ditopang oleh 4 ruang bakar.
pengontrol inilah tempat akan dibagi-bagikannya
Komponen sistem bahan bakar menggunakan sprayer
fluida tersebut. Apakah untuk menggerakkan
berjenis nozzle. Namun pada seri 320D komponen
track, untuk mengeruk, ataupun untuk berputar.
system bahan bakar menggunakan injector.
Perbedaannya terletak pada cara penyemprotan bahan
2. TINJAUAN PUSTAKA
bakar.
2.1 Excavator 313D2 Caterpillar
2.3.3 Katup Pengontrol (Control-Valve)
Excavator 313D2 merupakan keluaran
Aliran oli yang diberikan oleh pompa mengalir
terbaru caterpillar yang dilaunching ke Indonesia
menuju katup pengontrol. Didalam katup pengontrol
di akhir 2014. Seri terbaru ini dihadirkan untuk
banyak terdapat lubang . Lubang tersebut dibuat
mampu memenuhi kebutuhan pasar yang amat
semakin menyempit (orifice). Ini bertujuan untuk
tinggi dalam permintaan alat berat. Pada seri
meningkatkan hambatan pada aliran oli sehingga
sebelumnya, Caterpillar
meningkatlah tekanan. Pada katup pengontrol inilah
oli yang bertekanan tadi akan dipisah-pisahkan sesuai
2.2 Komponen Excavator kebutuhan. Apakah itu ditujukan untuk menggerakkan
Excavator memiliki beberapa komponen utama. track, swing, boom, stick atau bucket.
Berikut adalah komponen-komponen utama tersebut :
2
Gambar 2.5
Struktur Bawah (Lower Structure)
Gambar 2.7 Swing drive dan swing gear
Putaran gear kecil memutar gear akan membuat
torsi meningkat. Itulah yang dibutuhkan oleh
excavator untuk dapat melakukan manuver berputar
agar dapat memutar berat struktur atas.
3. METODOLOGI PENELITIAN
1 B 55 mm
2 r 5 mm
3 D 60 mm
Gambar 4.2 Swing drive dan gear output
4 d 75 mm sebagai penggerak
5 b 10,5 mm
6 k 5 mm
4.2 Analisa
Dalam menganalisa sebuah kerusakan dini
sebuah bearing, tentu kita harus tahu berapa umur
komponen bearing (life time) sebenarnya.
Perhitungan umur komponen tersebut didasarkan
pada beberapa aspek. Pada rumus yang dibuat oleh Gambar 4.3 Swing gear sebagai yang gear
para analis pembuat bantalan berkesimpulan digerakkan
bahwa umur yang didapat dari analisa dibawah
adalah umur dimana bearing masih dalam kondisi Rumus kecepatan putaran : S1 x
diatas 90. Jadi disini dimaksudkan adalah bearing T1 = S2 x T2 Keterangan :
pada kondisi beban normal atau tidak pada beban S1 = kecepatan putaran yang menggerakkan
kerja yang berlebih (overloading). (swing drive) =…???
S2 = kecepatan putaran yang digerakkan (swing gear)
1.2.1. Mencari Kecepatan Swing Drive / Shaft = 12,2 rpm
Pinion T1 = Jumlah gigi yang menggerakkan (shaft pinion)
= 13 gigi
T2 = Jumlah gigi yang digerakkan (swing gear) =
110 gigi
Maka,
S1 x T1 = S2 x T2
S1 x 13 = 12,2 x 110 S1 x
13 = 1342
S1
S1 = 103,2 rpm
7
Jadi kecepatan swing drive atau kecepatan shaft T = Torsi motor swing drive (kN.m) = 30,9 kN
pinion sebagai tenaga penggerak yang terhubung n = putaran per menit = 103,2 rpm
langusng ke motor adalah sebanyak 103,2 rpm. = konstanta korelasi satuan
Maka,
T
T = 21444,36 kN.m
T =
Keterangan :
8
Fa
Ft
Ft
Fr
Ft Ft
Gambar 4.5
Arah-arah gaya
Ft = Gaya tangensial
T = Torsi maksimum = 21444,36 kN.m r =
radius shaft = 0,0375 m
Maka,
Ft = 4.2.5 Menentukan Besar Gaya Radial
Ft
Ft = 571849,6 kN
Jadi gaya tangensial yang terjadi pada bearing adalah
sebesar 571849,6 kN.
Terjadi Pada Bearing Jadi penjumlahan beban dinamis radial dan beban
( Equivalent Dynamic Load Bearing ) dinamis aksial adalah sebesar 929,749 kN.
Untuk menentukan beban dinamis radial, kita terlebih
dahulu harus menentukan beban dinamis radial dan
aksial. 4.2.7 Gaya Geser Pada Permukaan Bearing
Yang Memiliki Groove
1. Beban dinamis radial ( Equivalent Dynamic
Radial Load )
Pr = X . Fr + Y . Fa
Keterangan : r
Pr = Beban radial dinamis (N)
X = faktor beban radial=
Fr = beban radial aktual (N) = 926,39 kN
Y = faktor beban aksial = 2,98 b
Fa = beban aksial ackual (N)= 127,486 N =
0,127486 kN
Maka,
Pr = X . Fr + Y . Fa
Pr = 1 . 926,39 kN + . 2,98 . 0,127486 kN B
Pr = 926,39 kN + 0,379908 kN
Pr = 926,769 kN
Pa = Fa + 1.2 Fr
Rumus ini hanya dipakai jika Fr/Fa ≤ 0,55.
Sementara nilai Fr/Fa adalah sebesar 7266,6018
kN. Jadi disimpulkan beban dinamis aksialnya
tidak ada.
A=πxDxT Keterangan : τ =
= 3,14 x 160 x 34,5 Tegangan geser
= 17332,8 P = Beban dinamis (N) = 929,749 kN = 929749 N
Tegangan gesernya A = Luas penampang (mm2)
yaitu : τ =
Untuk menentukan luas area bearing yang kontak
dengan housing, kita dapat mencarinya dengan
menggunakan persamaan :
τ = 53,641 N. = 53,641 MPa Jadi
besar tegangan geser bearing yang memiliki A=πxDxT
Keterangan :
groove adalah sebesar 53,641 N. atau 53,641
MPa A = Luas penampang ( )
D = diameter bearing = 160 mm = 0,160 m
T = tinggi bearing = 45 mm = 0,045 m Dimana
4.2.8 Gaya Geser Pada Permukaan Bearing
luas yang dihitung adalah luas penampang outer
Yang Tidak Memiliki Groove
bearing yang bergesekan langsung dengan housing
dikurangi dengan luas fillet radius : Maka,
A=πxDxT
A=πxDxT
A = 3,14 x 0,160 m x 0,045 m
A = 0,022608
tegangan geseknya adalah
: τ=
τ=
12
= 5. KESIMPULAN
C = Basic static load rating (N) = 491 Dari analisa data dan pembahasan dapat diambil
KN kesimpulan sebagai berikut:
P = Equivalent dynamic bearing load (N) = 1. Perbedaan kontak permukaan mempengaruhi gaya
929,749 kN n = konstanta ….Untuk ball geser yang diterima oleh bearing. Semakin besar
bearing =3 kontak permukaan, semakin besar pula gaya geser
… Untuk roller bearing = yang diterima dab sebaliknya.
10/3 2. Luas penampang yang bergesekan mempengaruhi
besarnya tekanan yang diterima oleh penampang
Catatan : Nilai C (Basic static load rating) dapat tersebut. Luas penampang bearing yang memiliki
dilihat di tabel katalog NTN groove mendapatkan gaya gesek sebesar 53,641 N.
= . Sementara bearing yang tidak memiliki
groove mendapatkan gaya gesek yang lebih kecil
yaitu sebesar 41,124 N. .
=
3. Bearing spherical cocok untuk aplikasi yang
membutuhkan gaya kombinasi yang tinggi
= 0,528 juta putaran 4. Umur bearing yang diperkirakan baik dari segi
waktu maupun putaran adalah umur bearing dengan
Jadi bearing ini memiliki usia pemakaian dengan kemampuan diatas 90 %. Pada aplikasi ini, umur
kemampuan 90 % sebanyak 0,528 juta putaran. bearing diperkirakan bertahan selama 852 jam kerja
dan 0,528 juta putaran.
4.2.9.2 Perkiraan Umur Bearing 5. Spesifikasi bearing yang diuji harus memiliki jenis,
Dalam Satuan Waktu / Jam dimensi, bahan, dan tip e data yang sama agar
perbandingannya dapat dilakukan dengan benar.
= x / 60N
Keterangan :
13
NTN Catalogue, Spherical roller bearing, NTN R.S. Dweyer - Joce dan Heyme, 1., "The Entrainment
Corporation, USA, 2009 of Solid Particles into Rolling Elastohydrodynamic
Contacts", Proceeding of 22nd Leeds - Lyon
NTN Catalogue, Ball and Roller Bearing, NTN Symposium on Tribology, 1996.
Corporation, USA, 2009
Emerson bearing, Nomenclature guide to common Hamrock, B.J. dan Dowson, D., "Ball bearing
bearing, Emerson Bearing Corporation, Boston Lubrication, The Elastohydrodynamic of Elliptical
USA Contacts", 1st ed, John Wiley and Sons, London, 1981.