Dosen Pengampu:
Bambang Supriyo, BSEE,MEngSc,PhD
Disusun Oleh:
1. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu
1. Mahasiswa dapat memahami dan menganalisis cara kerja kontrol on off pada
pemanas udara.
2. Memahami cara kerja dan prinsip kerja penguat Op-Amp
2. Dasar Teori
1.1 Arduino UNO
Pada praktek percobaan ini Arduino sebagai pemroses dan pin-pin yang
digunakan pada Arduino UNO untuk pembacaan tegangan. Arduino Uno
adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14
pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan
sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal,
koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk
mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya
menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan
kabel USB atau listrik dengan AC yang ke adaptor DC atau baterai untuk
menjalankannya.
Gambar IC LM35
4. Pelaksanaan Percobaan
4.1 Gambar Rangkaian
Gambar 4.1 Rangkaian Kendali On/Off Pemanas Udara
4.2 Cara Kerja Rangkaian
Sensor suhu LM35 memiliki spesifikasi 10mV/ ̊C artinya setiap perubahan 1 ̊C,
tegangan yang dihasilkan oleh sensor suhu sebesar 10mV. Perubahan tegangan
yang sangat kecil ini kemudian dikuatkan sebesar 5x menggunakan Op-Amp
Amplifier. Arduino berfungsi sebagai pemroses dari sensor yang kemudian
dikendalikan menggunakan komputer dengan software matlab/ simulink. SSR
sebagai digunakan sebagai saklar saat kondisi pemanasan maupun pendinginan.
4.3 Langkah Percobaan
1. Merangkai komponen sesuai pada gambar rangkaian.
2. Mengubungkan Arduino dengan rangkaian
3. Menghubungkan rangkaian pada sumber tegangan.
4. Ukurlah tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian penguat pada suhu
ruangan 30 ̊ menggunakan alat ukur tegangan dan pemantauan melalui
Matlab C. Jika tegangan yang dihasilkan sebesar 1,5V maka rangkaian
penguat sesuai dan bekerja dengan baik.
5. Atur Set Point pada suhu 50 ̊C dengan Vref = 50 pada matlab
6. Amati gelombang yang dihasilkan pada oscilloscope.
7. Ulangi langkah percobaan ke 4 dan 5 dengan Set Point 60 ̊C dan 70 ̊C.
8.
5. Hasil Percobaan
Temperatur 50◦C
60
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Tsp Ta
60
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Tsp Ta
Temperatur 70◦C
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Tsp Ta
6. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, gelombang menunjukkan kendali ON-OFF
pemanas dan di dinginkan oleh kipas 12 volt. Pemanas mengalami dua kondisi yaitu
pemanasan dan pendinginan, pemanasan ketika ON dan pendinginan ketika OFF.
Kondisi tersebut dapat dilihat dari hasil grafik SP (Setting Point). Pada grafik, garis
linier lurus menandakan nilai SP yang tetap. Saat grafik aktual berada di atas SP
menandakan proses pendinginan, sedangkan ketika grafik berada di bawah SP
mengalami proses pemanasan. Grafik dimulai dari 35˚ sesuai dari temperatur awal.
Dari grafik tersebut dapat dilihat bentuk dari grafik di mana puncak gelombang di
atas nilai SP lebih besar daripada puncak gelombang di bawah SP, menandakan
bahwa proses pemanasan terjadi lebih cepat daripada proses pendinginan. Hal
tersebut bisa terjadi karena kipas yang berfungsi sebagai pendingin kurang dapat
bekerja secara stabil ataupun akurat, dan jarak kipas terhadap pemanas juga dapat
mempengaruhi proses pendinginan. Pemanasan di SP 70 lama karena menunggu
dari sensor mendapatkan pemanasan dari hair dryer.
7. Kesimpulan
Dari percobaan praktikum kendali pemanas on/off ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemanas mengalami dua kondisi yaitu pemanasan dan pendinginan.
2. Grafik lurus pada SP menandakan nilai tetap.
3. Pada grafik aktual pemanasan akan terjadi lebih cepat daripada pendinginan.
4. Perbedaan lama waktu pemanasan dan pendinginan dapat dipengaruhi dari
posisi kipas saat mendinginkan pemanas.
DAFTAR PUSTAKA