Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

LABORATORIUM SISTEM KENDALI KONTINU

KENDALI PEMANAS ON/OFF

Dosen Pengampu :
Bambang Supriyo, BSEE., M.EngSc, PhD

Disusun Oleh :
1. Arif Kusuma EK – 3D (3.32.17.3.04)
2. Bagas Suryatama EK – 3D (3.32.17.3.05)
3. Hasri Ainur Rahmah EK – 3D (3.32.17.3.10)
4. Widia Pangestika EK – 3D (3.32.17.3.21)

Tanggal Praktik : 16 Oktober 2018


Tanggal Laporan : 8 Januari 2020

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020
FOTO NAMA NIM

Arif Kusuma 3.32.17.3.04

Bagas Suryatama 3.32.17.3.05

Hasri Ainur Rahmah 3.32.17.3.10

Widia Pangestika 3.32.17.3.21


No. Percobaan :1
Judul Percobaan : Kendali Pemanas ON/OFF

1. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini, agar mahasiswa dapat:
1. Membuat rangkaian kendali pemanas on/off.
2. Memahami cara kerja rangkaian kendali pemanas on/off .
3. Mengetahui fungsi dari setiap komponen pada rangkaian kendali pemanas
on/off.
4. Membuat program simulink pada aplikasi MATLAB.

2. Dasar Teori
1. Sensor Suhu
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35
memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan
dengan sesor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan liniearitas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan
dengan rangaian kendali khusus serta tidak memerlukan kerumitan dalam
menggunakannya.

Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara
dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari
0,1°C, dan dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan
dapat dihubungkan interface rangkaian kontrol yang sangat mudah. Tegangan
keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai
pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien
sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi
kenaikan tegangan sebesar 10 mV.

Karakteristik Sensor LM 35
1. Resolusi Sensor 10 mVolt/ ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam
celcius.
2. Keakurasi kalibrasi 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
3. Jangkauan maksimal operasi suhu -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Tegangan kerja 4v sampai 30 volt.
5. Konsumsi arus rendah kurang dari 60 µA.
6. Faktor pemanasan diri yang rendah (low-heating) kurang dari 0,1 ºC pada
udara diam.
7. Impedansi keluaran yang rendah 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Toleransi ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC

Gambar 2.1 Sensor Suhu LM35

2. OP-AMP sebagai Penguat Tak Membalik

Gambar 2.2 Rangkaian dasar penguat tak membalik


Pada penguat tak membalik sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa dengan
sinyal masukannya. Syarat ideal sebuah penguat adalah tegangan masukan
antar pin (+ dan -) sama dengan 0 dan impedansi masukan tak terhingga.
sehingga dari rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus penguat adalah
sebagai berikut :
𝑉− = 𝑉+ = 𝑉𝑖𝑛 = 0
𝑖𝑖𝑛 + 𝑖𝑓 = 𝑖-; 𝑖𝑓 = −𝑖𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡 − 𝑉- 𝑉𝑜𝑢𝑡 − 𝑉𝑖𝑛
𝑖𝑓 = =
𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑉𝑖𝑛 − 𝑉- 0 − 𝑉𝑖𝑛 −𝑉𝑖𝑛
𝑖𝑖𝑛 = = =
𝑅𝑖𝑛 𝑅𝑖𝑛 𝑅𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑢𝑡 − 𝑉𝑖𝑛 𝑉𝑖𝑛
= ,
𝑅𝑓 𝑅𝑖𝑛
𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = ( + 1) 𝑉𝑖𝑛
𝑅𝑖𝑛

3. OP-AMP sebagai Pembanding

Gambar 2.2 Rangkaian dasar komparator


Prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo tegangan
dari dua buah sinyal input Vp dan Vn. Jika Vo adalah tegangan output dan Vsat
tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah sebagai berikut:
Vp ≥ Vn maka Vo = +Vsat
Vp = Vn maka Vo = 0V
Vp < Vn maka Vo = -Vsat
Keterangan:
Vp = Amplitudo sinyal input tak membalik (V)
Vn = Amplitudo sinyal input membalik (V)
+Vsat = Tegangan saturasi + (V)
-Vsat = Tegangan saturasi - (V)
Vo = Tegangan output (V)

4. Modul Driver Pemanas (Solid State Relay)


Modul driver pemanas ini, menggunakan komponen SSR (Solid State Relay).
SSR adalah sebuah perangkat semikonduktor yang dapat digunakan
menggantikan relay mekanik untuk menghubungkan arus listrik ke beban dalam
banyak aplikasi. Artinya Solid state relay adalah sebuah saklar elektronik yang
tidak memiliki bagian yang bergerak. Contohnya foto-coupled SSR,
transformer-coupled SSR, dan hybrida SSR. SSR adalah murni elektronik,
biasanya terdiri dari sisi kontrol yang rendah/ low current control side (setara
dengan kumparan relay elektromekanik) dan high-current load side (setara
dengan kontak pada relay konvensional). SSR biasanya mempunyai
kemampuan mengisolasi listrik beberapa ribu volt antara kontrol dan beban.
Karena isolasi ini, beban sendiri hanya diberi power dari switch line sendiri dan
hanya kan terhubung apabila ada kontrol sinyal yang mengoperasikan relay.

Gambar 2.3 Rangkaian dasar SSR

3. Alat dan Bahan


3.1 Alat
a. Power Supply
b. Jumper
c. Laptop / PC
d. Voltmeter

3.2 Bahan
a. Sensor Suhu LM35 = 1 buah
b. Arduino Uno + Kabel = 1 buah
c. Driver Pemanas / SSR = 1 buah
d. Kipas = 1 buah
e. Resistor 10k = 2 buah
f. Potensiometer 10k = 1 buah
g. Resistor 1k = 4 buah
h. Resistor 15k = 2 buah
i. Resistor 18k = 1 buah
j. Resistor 22k = 1 buah
k. Kapasitor 100uF = 2 buah
l. Kapasitor 47uF = 1 buah
m. Zener 5V1 = 1 buah
n. IC CA3140 = 2 buah

4. Pelaksanaan Percobaan
1. Gambar Rangkaian

Gambar Rangkaian Percobaan

2. Cara Kerja Rangkaian


Rangkaian ini akan menyalakan pemanas ketika diberi catu daya. Mula-mula
mengeset nilai set point yang telah ditentukan. Ketika suhu melebihi set point maka
pemanas OFF dan kipas ON untuk mendinginkan pemanas. Ketika suhu kembali
dibawah set point maka pemanas ON dan kipas OFF.
Proses tersebut akan berulang secara terus menerus hingga catu daya dilepas. Pada
proses kenaikan suhu pertama, akan terjadi overshoot yang lebih tinggi. Proses
penurunan suhu lebih lambat daripada kenaikan suhu.

3. Langkah Percobaan
1. Merangkai gambar rangkaian percobaan di atas dan membuat program
simulink pada Matlab.
2. Menyalakan Power Supply dengan sumber DC diatur sebesar 12 Volt.
3. Mengatur tegangan potensiometer dengan voltmeter agar menghasilkan
tegangan set point.
Tegangan Potensio (V) Suhu (oC)
2,5 50
3 60
3,5 70

4. Menyalakan sumber AC untuk memulai percobaan, yaitu untuk menyalakan


pemanas.
5. Jalankan program simulink pada MATLAB.
6. Mengamati kenaikan suhu pada scope antara Ta dan Tsp, apabila grafik kurang
jelas, dapat dilihat dengan menekan icon teropong.
7. Setelah waktu pada simulink selesai, salin gambar yang ada di dalam scope.

4. Program Simulink
Program Simulink pada Matlab

5. Hasil Percobaan
Gambar Percobaan pada Scope
a. Set Point 50°C
b. Set Point 60°C

c. Set Point 70°C


6. Pembahasan
Keluaran dari sensor suhu LM35 dikuatkan oleh penguat tak membalik (IC1),
karena sensor suhu LM35 hanya memiliki spesifikasi linear 10mV/oC. Artinya saat
suhu 100oC, maka keluaran sensor suhu LM35 hanya 1 volt. Dibutuhkan penguat
agar dapat menguatkan 5x (5 volt) agar dapat terbaca baik oleh Arduino. Hasil
penguatan tersebut dibaca oleh Arduino melalui pin A0 dan dikonversi menjadi
suhu.
Suhu tersebut dibandingkan dengan nilai set point yang telah ditentukan. Suhu dan
set point dibandingkan dengan menggunakan op amp pembanding (IC2).
Saat Ta < Tsp , driver pemanas ON dan Pemanas ON, Kipas OFF.
Saat Ta > Tsp , driver pemanas OFF dan Pemanas OFF, Kipas ON.
Pada gambar grafik menunjukkan bahwa pemanas mulai ON pada suhu awal sekitar
35oC kemudian suhu pemanas naik hingga di atas set point. Pemanas akan OFF saat
hingga suhu turun di bawah set point, kemudian pemanas ON kembali hingga suhu
di atas set point.

7. Kesimpulan
1. Sensor suhu LM35 merupakan sensor suhu yang memiliki tegangan keluaran
yang konstan yaitu 10mV/oC.
2. Op-Amp sebagai penguat tak membalik dapat menguatkan tegangan input
tanpa merubah polaritas dari input.
3. Op-Amp sebagai pembanding digunakan untuk membandingkan tegangan
keluaran dari suhu aktual dan tegangan potensiometer (set point).
DAFTAR PUSTAKA
Clayton, George dan Steve Winder. 2003. Operational Amplifiers. Diindonesiakan
oleh Wiwit Kastawan, Jakarta : Erlangga.

Petruzella, Frank D. 1996. Industrial Electronics. Diindonesiakan oleh Sumanto,


Yogyakarta : Andi.

Sumarna. 2006. Elektronika (Konsep Dasar dan Aplikasi). Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai