Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KENDALI BERBASIS KOMPUTER I

KENDALI TEGANGAN GENERATOR (VG) ON OFF


DENGAN LAMPU BEBAN

Dosen Pengampu:
Bambang Supriyo, BSEE,MEngSc,PhD

Disusun Oleh:

1. Andi Lorenza J.P. EK-3D (3.32.17.3.02)


2. Arif Kusuma EK-3D (3.32.17.3.04)
3. Ramahadia Yoviyanto EK-3D (3.32.17.3.16)
4. Widia Pangestika EK-3D (3.32.17.3.21)

Tanggal Praktek : 21 Oktober 2019


Tanggal Laporan : 9 Januari 2020

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020
FOTO NAMA NIM

Andi Lorenza Johan Prayogi 3.32.17.3.02

Arif Kusuma 3.32.17.3.04

Ramahadia Yoviyanto 3.32.17.3.16

Widia Pangestika 3.32.17.3.21


No. Percobaan : 7
Judul Percobaan : Kendali Tegangan Generator (Vg) On/Off Dengan Beban
Lampu

1. Tujuan :
Tujuan dari percobaan ini praktikkan dapat :
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara kerja rangkaian.
2. Mahasiswa dapat mengetahui spesifikasi generator.
3. Mahasiswa dapat membuat dan menampilkan grafik waktu (t)
4. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi MATLAB untuk membaca
tegangan keluaran dari generator.

2. Dasar Teori
2.1 Motor DC
Sebuah motor DC adalah salah satu dari kelas mesin listrik berputar yang
mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik. Jenis yang
paling umum bergantung pada gaya yang dihasilkan oleh medan magnet. 

Gambar 2.1 Simbol Motor DC

2.2 Generator DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC
menghasilkan arus DC / arus searah. Pada umumnya generator DC dibuat
dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator
tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi,
penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor.
Gambar 2.2 Simbol Generator DC
2.3 Pembagi Tegangan
Pembagi tegangan adalah suatu rangkaian sederhana yang mengubah
tegangan besar menjadi tegangan yang lebih kecil. Fungsi dari pembagi
tegangan ini di rangkaian elektronika adalah untuk membagi tegangan
input menjadi satu atau beberapa tegangan output yang diperlukan oleh
komponen lainnya didalam rangkaian.

Gambar 2.3 Rangkaian Pembagi Tegangan

Aturan Pembagi Tegangan sangat sederhana, yaitu Tegangan Input


dibagi secara proporsional sesuai dengan nilai resistansi dua resistor yang
dirangkai Seri. Berikut adalah rumus pembagi tegangan :

Vout = Vin x (R1  / (R1+R2))

2.4 Transistor sebagai Penguat Arus


Transistor adalah salah satu komponen elektronika aktif yang memiliki
banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai saklar atau switch dan juga
penguat arus listrik. Prinsip dasar amplifikasi atau penguat sinyal adalah
meningkatkan amplitude sinyal yang diberikan di input yang tentunya
tanpa mengubah karakteristik dari sinyal itu sendiri.
Gambar 2.4 Transistor sebagai Penguat Arus
3. Alat dan Bahan
1. Arduino Uno 1 buah
2. Modul Motor Generator 1 buah
3. Dioda 1N4007 1 buah
4. Transistor D313 1 buah
5. Transistor 2N3095 1 buah
6. Kapasitor 220 µF 2 buah
7. Resistor 1KΩ 3 buah
8. Resistor 10KΩ 2 buah
9. LED 1 buah
10. Lampu 1 buah
11. Power Supply 1 buah
12. Protoboard 1 buah
13. Jumper Secukupnya

4. Pelaksanaan Percobaan
1. Gambar Rangkaian

Rangkaian Kendali Tegangan Generator (Vg) ON/OFF Dengan


Beban Lampu

2. Cara Kerja Rangkaian


Motor DC yang diberi input tegangan menggerakan generator DC. Pada
output keluaran generator dihubungkan ke pin Arduino, diparalel dengan
kapasitor untuk menghilangkan noise dan diparalelkan dengan beban
lampu dan switch untuk melakukan percobaan kendali keluaran
generator. Kemudian set point diatur melalui program pada MATLAB
Simulink.
Pada awal percobaan, kondisi lampu mati. Jika tegangan keluaran
generator di bawah nilai set point, maka motor DC akan berputar
sampai tegangan keluaran sama atau lebih dari set point. Jika tegangan
keluaran lebih dari nilai set point, maka motor DC akan berhenti
berputar. Motor DC akan berputar lagi ketika tegangan keluaran
generator lebih kecil dari nilai set point, dan sistem tersebut akan terus
berulang sampai waktu simulasi yang ditetapkan selesai.
Saat lampu dinyalakan dengan cara menutup switch maka akan terjadi
penurunan tegangan sehingga motor DC akan terus berputar hingga
kondisi stabil atau sama dengan set point dan setelah lampu dimatikan
kembali akan terjadi kenaikan tegangan sehingga motor berhenti sesaat
untuk menstabilkan tegangan keluaran generator. Sehingga keluaran
generator akan tetap stabil apabila diberi beban atau pun tidak diberi
beban

3. Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan komponen yang akan digunakan
2. Merangkai komponen sesuai skematik yang ada
3. Membuat program menggunakan MATLAB Simulink
4. Menghubungkan Arduino dengan rangkaian
5. Mengatur Set Point menjadi 5 Volt, mula-mula lampu mati
6. Membaca A0 kemudian mengubah ke VO1 dan Vg = 2*V01
7. Apabila Set Point > Vg maka, pin 3 = 1 (motor ON) Selain itu motor
pin 3 = 0 motor OFF
8. Setelah Vg stabil maka lampu dinyalakan. Setelah Vg stabil kembali
lampu di matikan, Setelah Vg stabil kembali matikan system (run
selesai/stop)
9. Ulangi langkah 5-8 untuk Set Point 6 Volt dan Set Point 7 Volt
10. Amati perbedaan gelombang dari set point yang berbeda.

4. Program Matlab
Gambar Program Matlab

5. Hasil Percobaan
Vsp
No Gambar Grafik
[volt]

VG
7
6
5
4
1. 5
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120

SP VG
VG
8
7
6
5
2. 6 4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120

SP VG

VG
9
8
7
6
5
3. 7
4
3
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120

SP VG

6. Pembahasan
1. Percobaan pada set point 5 volt
Jika Vg < Vsp maka motor DC akan berputar hingga Vg mencapai Vsp.
Rise time yang dibutuhkan yaitu 0.9 detik. Selanjutnya jika Vg > Vsp
maka motor DC akan berhenti berputar. Motor DC akan berputar lagi
ketika Vg < Vsp. Overshoot terjadi pada saat Vg = 5.28 volt dengan
selisih 0.28 volt dari Vsp. Pada saat ini lampu belum menyala. Kemudian
saat Vg sudah mulai stabil, lampu dinyalakan. Hal ini menyebabkan
penurunan tegangan pada Vg menjadi berkisar antara 4.62 volt sampai
5.21 volt.
2. Percobaan pada set point 6 volt
Jika Vg < Vsp maka motor DC akan berputar hingga Vg mencapai Vsp.
Rise time yang dibutuhkan yaitu 1.1 detik. Selanjutnya jika Vg > Vsp
maka motor DC akan berhenti berputar. Motor DC akan berputar lagi
ketika Vg < Vsp. Overshoot terjadi pada saat Vg = 6.41 volt dengan
selisih 0.41 volt dari Vsp. Pada saat ini lampu belum menyala. Kemudian
saat Vg sudah mulai stabil, lampu dinyalakan. Hal ini menyebabkan
penurunan tegangan pada Vg menjadi berkisar antara 5.82 volt sampai
6.54 volt.
3. Percobaan pada set point 7 volt
Jika Vg < Vsp maka motor DC akan berputar hingga Vg mencapai Vsp.
Rise time yang dibutuhkan yaitu 1.3 detik. Selanjutnya jika Vg > Vsp
maka motor DC akan berhenti berputar. Motor DC akan berputar lagi
ketika Vg < Vsp. Overshoot terjadi pada saat Vg = 7.38 volt dengan
selisih 0.38 volt dari Vsp. Pada saat ini lampu belum menyala. Kemudian
saat Vg sudah mulai stabil, lampu dinyalakan. Hal ini menyebabkan
penurunan tegangan pada Vg menjadi berkisar antara 6.93 volt sampai
7.40 volt.
4. Dari ketiga pembahasan di atas, dibandingkan dan kemudian didapat:
1. Rise time terbesar terjadi pada Vsp = 7 volt dengan waktu 1.3 detik
untuk Vg mencapai Vsp. Sedangkan rise time terkecil terjadi pada
Vsp = 5 volt dengan waktu 0.9 detik.
2. Overshoot tertinggi terjadi saat Vsp = 6 volt dengan selisih 0.41 volt
dari Vsp. Sedangkan overshoot terendah terjadi saat Vsp = 5 volt
dengan selisih 0.28 volt dari Vsp.
3. Kondisi Vg dengan fluktuasi paling mendekati Vsp terjadi pada Vsp
= 7 volt yaitu berkisar antara 6.93 volt sampai 7.40 volt.

7. Kesimpulan
1. Semakin tinggi set point, maka rise time yang dibutuhkan semakin lama.
2. Semakin tinggi set point, maka overshoot yang terjadi cenderung
mendekati set point.
Daftar Pustaka

Abdurrahman, Syaifi. (2017). Elektronika Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan

Evasari. (2017). Teknik Elektronika Dasar-dasar Listrik Dan Elektronika. Jakarta:


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Widodo, Sri, Thomas. (2002). Elektronika Dasar. Salemba Teknika

Anda mungkin juga menyukai